Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Cebongan
Kota Salatiga
Disusun Oleh:
dr. Sheila Rahmi Ismi Faizah
0
HALAMAN PENGESAHAN
Topik:
PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA
Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internsip sekaligus sebagai
bagian dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Cebongan Kota Salatiga
Mengetahui,
Dokter Internship, Dokter Pendamping
1
A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga Berencana adlah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,
perlindungan, serta bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas. Keluarga Berencana (KB) adalah suatu usaha/program yang dilakukan
pemerintah untuk merencanakan jumlah anak serta jarak kehamilan dengan menggunakan
alat kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan yaitu pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.
A. Tujuan KB:
1. Mengatur kelahiran yang diinginkan
2. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
3. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, serta konseling
Keluarga Berencana
4. Meningkatkan partisipasi dan kesertaaan pasangan suami-istri dalam praktek
Keluarga Berencana
B. Manfaat KB:
1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan sehingga dapat
memutuskan apabila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak
2. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi
3. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan
mengurangi aborsi.
Program Keluarga Berencana saat ini masih terus digalakkan dan diupayakan secara
efektif pada seluruh lapisan masyarakat, yaitu dengan penjelasan mengenai cara
melakukan KB yaitu dengan penggunaan alat kontrasepsi. Namun, saat ini masih banyak
masyarakat terutama pasangan usia subur yang masih belum paham mengenai tujuan dan
manfaat kontrasepsi oleh karena takut terhadap efek samping dan juga tindakan
kontrasepsi yang dilakukan. Selain itu, masih banyak terdapat stigma pada masyarakat
mengenai jenis jenis kontrasepsi dan kerugiannya, sehingga diperlukan adanya
penyuluhan mengenai kontrasepsi dan jenis-jenisnya sehingga masyarakat mengetahui
jenis-jenis dari masing masing kontrasepsi serta efektivitas, keuntungan dan kerugiannya
masing masing.
2
serta manfaat dan kerugian dari masing-masing kontrasepsi sehingga dapat melakukan
pemilihan alat kontrasepsi dengan baik. Setelah penyuluhan direncanakanakan dilakukan
diskusi terbuka.
C. PELAKSANAAN
Penyuluhan dilakukan oleh para dokter dan tenaga kesehatan dari Puskesmas
Cebongan yang dilaksanakan di Aula Puskesmas Cebongan pada hari Senin, 03
Desember 2018.
Penyuluhan mengenai Keluarga Berencana dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB dan
berakhir pada pukul 11.00 WIB. Penyuluhan dibuka oleh kepala Puskesmas Cebongan.
Selanjutnya dilakukan penyuluhan tentang Keluarga Berencana, meliputi :
1. Pengertian Keluarga Berencana
2. Tujuan dilakukan Keluarga Berencana
3. Jenis-jenis dan metode kontrasepsi sebagai upaya Keluarga Berencana
4. Cara kerja kontrasepsi
5. Keuntungan dan kerugian tiap tiap metode kontrasepsi
6. Efek samping kontrasepsi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat
mengeluarkan alat kelaminnya sebelum ejakulasi terjadi.
3) Metode Kalender (KB Alamiah)
KBA adalah metode kontrasepsi dengan cara menghindari senggama pada
masa subur ibu. Metode ini baru efektif bila dilakukan secara tertib dan ibu
mengetahui kapan masa suburnya berlangsung.
4) Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal.
Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu:
1) Kondom
Kondom bekerja menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur dengan cara
menahan sprema diujung selubung karet sehingga tidak mengarak ke dalam
saluran reproduksi wanita
2) Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel yang akan menutup mulut rahim bila
dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat
kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai
efektivitas 80%.
3) Spermisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu
vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama.
Efektivitasnya 70%.
5
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Terdapat dua jenis
kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang
diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di daerah
pantat).
b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg
3) Kontrasepsi Implant
Implan merupakan alat kontrasepsi yang efektif, nyaman, dapat dipakai oleh
semua ibu dalam usia reproduksi. Efek samping utama berupa perdarahan
tidak teratur, perdarahan bercak, dan amenorea. Kontrasepsi ini juga aman
dipakai pada masa laktasi.
Jenis kontrasepsi Implant yaitu:
a) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6mg levonorgestrel dan
lama kerjanya 5 tahun.
b) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun.
c) Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg.
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Keuntungan kontrasepsi Implant yaitu:
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang
c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama
f) Tidak mengganggu ASI
g) Klien hanya kembali jika ada keluhan
h) Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan
i) Mengurangi nyeri haid
j) Mengurangi jumlah darah haid
n) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
o) Menurunkan kejadian endometriosis.
Keterbatasan kontrasepsi Implant yaitu:
Pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah
haid, serta amenorhea.
c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR merupakan kontrasepsi yang diinsersikan ke dalam uterus. Cara kerja
AKDR yaitu tidak mencegah konsepsi, tapi mencegah implantasi blastokista ke
endometrium dengan efek kombinasi yang mengubah kondisi biokimia
6
endometrium sehingga tidak dapat menerima nidasi. Selain itu, IUD merangsang
pengeluaran prostaglandin yang biologis sehingga menyebabkan efek
antifertilitas. Prostaglandin inhibitor menekan usaha-usaha tersebut sehingga
menyebabkan tingginya angka kegagalan.
Kelebihan:
1) Praktis dan ekonomis
2) Kesuburan segera kembali jika dibuka
3) Tdk hrs mengingat seperti Pil
4) Tdk menganggu pemberian ASI
Kerugian:
Dpt keluar sendiri apabila ukuran IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai
Kontraindikasi IUD
1) Utama
a) Infeksi pelvic akut dan resiko tinggi PID
b) Diduga adanya keganasan pada seviks atau uterus
c) Kehamilan
2) Relative
a) Kelainan uterus seperti kelainan congenital, mioma yang merubah bentuk
uterus
b) Hypermenore
c) Dysmenorrhea
7
a) Pembedahan sederhana memerlukan anstesi local dilakukan oleh dokter
yang terlatih (diperlukan dokter spesialis ginekologi atau spesialis bedah
untuk laparoskopi)
b) Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HIV dan HBV
c) Tuba dapat bergabung dan menjadi fertile kembali (jarang terjadi)
2) Vasektomi
Vasektomi adalah oklusi vasa deferens sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Keuntungan:
a) Sangat efektif dan permanen
b) Tidak ada efek samping jangka panjang
c) Tindakan lebih aman dan sederhana
Keterbatasan
a) Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian khusus untuk
vasektomi diantaranya adalah: infeksi kulit daerah operasi, infeksi
sistemik, hidrokel atau varikokel besar, hernia inguinalis, filariasis,
undensensus testikularis, masa intraskrotalis, anemia berat, gangguan
pembekuan darah hebat atau sedang menggunakan antikoagulansia.
b) Efektif setelah 2 bulan paska operasi atau 15-20 kali ejakulasi (tes semen
negative)
8
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN (2015). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan ke-5. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
BKKBN (2014). Buku saku bagi petugas lapangan program KB Nasional materi konseling.
Jakarta:BKKBN
Cunningham FG, Gant NF (2006). William’s Obstetri Edisi ke 21. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Everett, S(2008). Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta:EGC
Saifuddin AB (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi Kedua.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
LAMPIRAN
9
10