Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Keluarga Berencana


Hari / Tanggal : Kamis/ 28 Juni 2018
Tempat : Ruang Nifas Kebidanan
Waktu Acara : 30 menit
Peserta / Sasaran : Ibu Nifas di Ruang Kebidanan

1. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Keluarga Berencana diharapkan para ibu
nifas dapat mengerti apa itu Keluarga Berencana, dan macam-macam alat kontrasespsi
yang digunakan dalam program Keluarga Berencana.
B. Tujuan Khusus
a) Semua ibu nifas dapat mengerti apa manfaat melakukan Keluarga Berencana.
b) Semua ibu nifas dapat menerapkan program Keluarga Berencana dalam kehidupan
sehari-hari.

2. SUB TOPIK
a) Pengertian Keluarga Berencana.
b) Tujuan Keluarga Berencana
c) Manfaat Keluarga Berencana
d) Macam-macam Jenis Alat Kontrasepsi

1. METODA PENYAMPAIAN
Ceramah tanya jawab(CTJ) / Diskusi

2. MEDIA
a) Laptop
b) LCD / Power Point atau leafflet
c) Leafflet
1. MATRIKS KEGIATAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

1 5 menit Pembukaan:

1.      Memberi salam 1.      Menjawab salam

2.      Menjelaskan tujuan penyuluhan 2.      Mendengarkan dan


memperhatikan

2 15 menit Pelaksanaan:

1.      Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan dan menyimak


secara berurutan dan teratur pembicara

Materi:

a. Pengertian Keluarga Berencana


b. Tujuan Keluarga Berencana
c. Manfaat Keluarga Berencana
d. Macam-macam Jenis Alat
kontrasepsi

3 7 menit Evaluasi:

Meminta kepada audiens untuk Bertanya dan menjawab


mengulang kembali apa yang pertanyaan
disampaikan pembicara, meliputi:

Pengertian alat kontrasepsi


Tujuan Keluarga Berencana
Manfaat Keluarga Berencana
Macam-macam Jenis Alat
Kontrasepsi

4 3 menit Penutup:

Mengucapkan terima kasih dan salam Menjawab salam


1. EVALUASI
Seluruh ibu nifas dapat mengerti apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana dan
Dapat menerapkan Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari-hari.

SETTING TEMPAT PENYAJIAN

Infokus

Notulen

Meja Penyanyi dan


moderator
Fasilitator

Bangku Sasaran Penyuluhan


MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Keluarga Berencana


Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran
anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara digunakan kontrasepsi sedangkan
untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa dilakukan sterilisasi.

2. Tujuan Keluarga Berencana


a. Tujuan umum
1) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga
dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2) Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan
penduduk Indonesia.
b. Tujuan khusus
1) Pengaturan kelahiran
2) Pendewasaan usia perkawinan
3) Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
4) Mencegah kehamilan karena alasan pribadi
5) Menjarangkan kehamilan
6) Membatasai jumlah anak
c. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi :
1) Keluarga dengan anak ideal
2) Keluarga sehat
3) Keluarga berpendidikan
4) Keluarga sejahtera
5) Keluarga berketahanan
6) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7) Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS)
3. Manfaat Keluarga Berencana
a. Manfaat KB Bagi Ibu
1) Perbaikan kesehatan
2) Peningkatan kesehatan
3) Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4) Waktu yang cukup untuk istirahat
5) Menikmati waktu luang
6) Dapat melakukan kegiatan lain
7) Menghindari kehamilan resiko tinggi
b. Manfaat KB Bagi Anak
1) Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
2) Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
3) Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik
c. Manfaat KB Bagi Keluarga
1) Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2) Harmonisasi keluarga lebih terjaga

4. Macam-Macam Jenis Alat Kontrasepsi

Ada berbagai macam alat kontrasepsi di Indonesia. Terdiri dari KB Alamiah, Hormonal,
Non Hormonal dan kontrasepsi mantap.

a. KB yang tanpa memakai alat apapun (alamiah)


1) Coitus interuptus (senggama terputus)

Adalah suatu metode koontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi


ejakulasi intravaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia eksterna wanita. Cara kerja:
alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke
dalam vagina. Dengan demikian tidak ada pertemuan antara apermatozoa dengan
ovum sehingga kehamilan dapat dicegah.

Keuntungan:

a) Efektif bila dilaksanakan dengan benar


b) Tidakk mengganggu produsi ASI
c) Dapat digunakan sebagai pendukung metoda KB lainnya
d) Tidak ada efek samping
e) Tidak memerlukan alat

2) Kalender (Pantang Berkala)

Metode Kalender dengan tidak melakukan sanggama pada masa subur,


effektivitasnya 75%-80%, pengertian antar pasangan harus ditekankan, faktor
kegagalan karena salah menghitung masa subur dan siklus haid yg tidak teratur Masa
subur siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus terpendek dikurangi 18. Metode
kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang
dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:

a) Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.


b) Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
d) Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e) Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko
kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f) Tidak memerlukan biaya.
g) Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan

a) Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.


b) Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
c) Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
d) Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
e) Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
f) Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
g) Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Efektifitas

Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar.
Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui
masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu,
diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini
juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain.
Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender
akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka
kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

3) MAL (Metode Amenorrea Laktasi)

Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif.


MAL dapat dipakai sebagai kontraseepsi bila: menyusui secara penuh, lebih efektif
jika pemberian belum haid, usia bayi kurang dari 6 bulan. Efektifitasnya sampai 6
bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya. Cara
kerjanya yaitu menunda atau menekan ovulasi.

Keuntungannnya:

Efektifitas tinggi (98%) pada 6 bulan pertama setelah melahirkan, segera efektif,
tidak mengganggu senggama, tidak ada efek samping secara sistemik, tidak perlu
perawatan medis, tidak perlu obat atau alat dan tanpa biaya.

Keterbatasannya:

a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pasca persalinan
b) Mungkin sulit dilakukan karena kondisi social
c) Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
d) Tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual, termasuk hepatitis B (HBV)
dan HIV/AIDS.
e) Yang dapat menggunakan MAL adalah ibu yang menyusui secara eksklusif,
bayinya berusia kurang dari 6 bulandan belum mendapat haid setelah melahirkan.

b. KB Hormonal
1) Kontrasepsi Oral (Pil KB)
Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin dengan
estrogen atau progestin saja. Pil KB mencegah kehamilan dengan cara menghentikan
ovulasi (pelepasan sel telur oleh ovarium) dan menjaga kekentalan lendir servikal
sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.

Kelebihan pil oral kombinasi, yaitu:

a) Memiliki efektifitas yang tinggi


b) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
c) Tidak mengganggu hubungan seksual
d) Siklus haid teratur, tidak terjadi nyeri haid
e) Dapat digunakan jangka panjang selama wanita itu ingin menggunakannya
f) Mudah diberhentikan setiap saat dan kesuburan akan kembali setelah
diberhentikan
g) Untuk kontrasepsi darurat

Kekurangan pil oral kombinasi, yaitu:


a) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
b) Mual, terutama pada 3 bulan pertama
c) Perdarahan bercak/spotting terutama 3 bulan pertama
d) Nyeri payudara, BB mengalami kenaikan, tidak untuk wanita menyusui
e) Meningkatkan TD

Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:

a) Resiko kanker jenis tertentu


b) Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
c) Ketegangan premenstruasi
d) Perdarahan tidak teratur
e) Anemia
f) Kista payudara
g) Kista ovarium
h) Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
i) Infeksi tuba falopii.

Mini Pil

Berisi 1 hormon yaitu progestin. Kelebihannya tidak mengganggu ASI, cocok untuk
ibu menyusui. Kekurangannya, dapat terjadi gangguan haid (siklus haid memendek/
Memanjang, tidak haid, perdarahan bercak).

2) Suntikan
Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik. Obat
suntik yang berisi progesteron yang disuntikkan setiap 2 atau 3 bulan, atau hormon
estrogen dan progesteron yang disuntikkan setiap 1 bulan (suntikan kombinasi) pada
otot panggul atau lengan atas.
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI.
Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

Cara Kerja KB Suntik

a) Menghalangi ovulasi (masa subur)


b) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
d) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
e) Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

Efek Samping

a) Siklus haid kacau


b) Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama.
c) Jarang terjadi perdarahan yang banyak.
d) Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan.
e) Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit kepala, nyeri
pada payudara, "moodiness", timbul jerawat dan berkurangnya libido seksual.

 Suntik progestin

Merupakan metoda kontrasepsi yang efektif, aman, dapat dipakai oleh


semua WUS, kembalinya ke kesuburan lebih lambat (4 bulan), cocok untuk
masa laktasi karena tidak mempengaruhi ASI.

o Jenis-jenis suntik progestin


 DMPA mengandung 150 mg DMPAyang diberikan setiap 3 bulan
dengan cara disuntikkan IM
 Depo Noristerat yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat
dengan cara disuntikan IM dalam
o Kelebihan suntik progestin, yaitu:
 Sangat efektif untuk pencegahan kehamilan jangka Panjang
 Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak pada penyakit
jantung
 Tidak berpengaruh terhadap ASI
o Kekurangan suntik progestin, yaitu:
 Sering ditemukan gangguan haid seperti spotting, siklus memanjang
dan memendek
 Klien bergantuung pelayanan kesehatan dan tidak dapat dihentikan
sewaktu-waktu
 Peningkatan BB dan terlambanya kembali ke kesuburan setelah
penghentian pemakaian
 Suntik kombinasi

Merupakan jenis suntikan yang terdiri atas 25 mg Depo


Medroksiprogesteron Asetat 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi
IM 1 bulan sekali

o Kelebihan suntik kombinasi, yaitu:


 Resiko terhadap kesehatan kecil, tidak mempengaruhi hubungan suami
istri
 Tidak diperlukan pemeriksaan dalam dan metode jangka panjang
 Efek samping yang kecil
 Klien tidak perlu menyimpann obat suntik
o Kekurangan suntik kombinasi, yaitu:
 Terjadi perubahan pola haid, apotting, perdarahan sela sampai 10 hari
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan
 Ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan
 Peningkatan BB dan terlambat kembali kesuburannya

3) Susuk / Implan
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut
sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada lengan kiri
atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik
berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk yang ditanam dibawah
kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk
tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan
cara menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon).
Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.
Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa terganggunya
menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami menstruasi sama sekali.
Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan payudara dan liang vagina
terasa kering. Timbul infeksi pada pencabutan susuk yang disebabkan susuk sulit
untuk dikeluarkan karena pemasangan susuk yang terlalau dalam.

Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :

a) Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.


b) Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
c) Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d) Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e) Perempuan pasca persalinan.
f) Perempuan pasca keguguran.
g) Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
h) Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
i) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.

Keuntungan kontrasepsi Susuk/Implan yaitu :

a) Daya guna tinggi


b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e) Bebas dari pengaruh estrogen.
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g) Tidak mengganggu ASI.
h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
c. KB Non Hormonal
1) Kondom
Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk
ke dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan
hingga 90 %. Bahkan penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan
semakin efektif apabila disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun
jarang sekali ditemukan pasangan suami istri yang menggunakan spermisida. Namun
kemungkinan terjadinya kehamilan masih dapat terjadi dari survei yang dilakukan
dari 100 pasangan suami-istri yang menggunakan alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang
wanita yang terjadi kehamilan.
Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat
digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin
seksual.

2) Alat Kontasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)


IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke
dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah
spiral.
Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan dengan mencegah sel telur
yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim. AKDR atau IUD dapat bertahan di
dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat dikeluarkan kembali apabila ada keinginan
untuk hamil kembali.
Cara Kerja:
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi
Keuntungan:

a) Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1


kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
b) Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
c) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman
karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
e) Tidak ada efek samping hormonal
f) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui –
tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
g) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus.
h) Dapat digunakan sampai menopause
i) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j) Membantu mencegah kehamilan ektopik
k) Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Kerugian :
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian
perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan
setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu
keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan
masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat
pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan
rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
a) Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual,
pusing, muntah-muntah.
b) Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
c) Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat,
mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
d) Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi
kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.
d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun
dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah anak
yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau
memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu pula dengan wanita
memutuskan atau memotong saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga
tidak akan terjadi kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan.

Manfaat:

1) Sangat efektif, karena merupakan metode kontrasepsi permanen.


2) Tidak mempengaruhi proses pemberian ASI
3) Tidak bergantung pada faktor senggama
4) Akan lebih bermanfaat bagi anda yang memiliki riwayat kehamilan beresiko karena
akan terhindar dari keadaan tersebut
5) Dilakukan dengan pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang, serta
7) Tidak mempengaruhi keadaan fungsi seksual karena tidak ada efek pada produksi
hormone ovarium.

Keterbatasan:

1) Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak dapat dipulihkan
kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
2) Anda mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih metode ini. Ini bisa
terjadi jika anda belum memiliki keyakinan yang benar-benar mantap memilih
metode ini.
3) Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek setelah dilakukan
pembedahan
4) Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum
5) Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah jika yang
dilakukan adalah proses laparoskopi
6) Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
DAFTAR HADIR PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA
5 MOMEN HAND HYGIENE (5 SAAT CUCI TANGAN)

Rumah sakit/Puskesmas Sobat akan akreditasi? Pasti Sobat sudah diberi pelatihan

NO NAMA ALAMAT NO.HP TTD

tentang hand hygiene atau 5 momen cuci tangan dari WHO. Sebagai salah satu syarat wajib
akreditasi semua karyawan RS/Puskesmas harus bisa/hafal dengan 5 momen ini, selain syarat
wajib lainnya seperti pelatihan APAR, Komunikasi efektif, BHD atau Bantuan Hidup Dasar.

Untuk saat ini akan coba saya bagi pengetahuan tentang Hand hygiene dulu. SPO-nya
program hand hygiene ini di bawah kendali tim/komite PPI yaitu Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi agar program bisa berjalan lebih efektif.
Mencuci tangan atau higiene tangan sangat sederhana, tidak memakan waktu yang
banyak namun bisa membantu mencegah infeksi yang berbahaya jika dilakukan dengan tepat.
Bayangkan, jangan sampai kita menemui pasien, malah memberikannya lebih banyak penyakit,
atau meninggalkan pasien membawa kuman penyakit yang bisa dibawa hingga pulang ke rumah
– dan menular pada keluarga di rumah.
Higiene tangan baik dilakukan dalam 5 momen/saat:
1. Sebelum kontak dengan pasien,
2. Sebelum tindakan aseptik,
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien,
4. Setelah kontak dengan pasien,
5. Setelah kontak dengan linkungan di sekitar pasien
Semua petugas di rumah sakit dan pengunjung pasien harus memahami 5 saat mencuci
tangan ini, sehingga salah satu prinsip pencegahan dan kontrol infeksi dapat berjalan dengan
baik.

5 Momen Guna
1.      Sebelum kontak dengan pasien           Melindungi pasien dari kuman yang anda bawa
          Juga untuk melindungi pasien
2.      Sebelum tindakan aseptik
          Melindungi anda dan lingkungan dari kuman
3.      Setelah terkena cairan tubuh pasien
          Melindungi anda dan lingkungan dari kuman
4.      Setelah Kontak dengan pasien
          Melindungi anda dan lingkungan dari kuman
5.      Setelah kontak dengan lingkungan
sekitar pasien
6 LANGKAH CUCI TANGAN MENURUT STANDART WHO

Setelah sebelumnya membahas 5 momen cuci tangan sekarang coba kita bahas tentang
bagaimana cuci tangan dengan antiseptik (handrub) yang benar menurut WHO. Hal ini juga
wajib diketahui dan dilakukan untuk semua karyawan RS/Puskesmas/Klinik yang akan
menghadapi akreditasi.
Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :
1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik (handrub) atau
dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash). Rumah sakit akan menyediakan
kedua ini di sekitar ruangan pelayanan pasien secara merata.
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash.

6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :


1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut dengan arah memutar.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih


4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan


Atau pada poster yang lebih ringkas pada gambar berikut ini :

Cara mencuci tangan dengan menggosokkan saja menggunakan larutan antiseptik


berbasis alkohol, atau dengan mencuci menggunakan air dan sabun antiseptik.
Bagi petugas kesehatan di rumah sakit yang berperan dalam hal ini, umumnya tim PPI dan pokja
SKP, harus melakukan sosialisasi dan evaluasi berkenaan dengan ketaatan cuci tangan ini,
terutama di kalangan petugas rumah sakit sendiri.

Anda mungkin juga menyukai