Anda di halaman 1dari 2

KEHAMILAN LEWAT WAKTU

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:

PROSEDUR TETAP Tanggal terbit: Disahkan Oleh


Direktur RSU Aisena

dr. Antiono
1. Batasan Adalah kehamilan yang berlangsung selama 294 hari (42 minggu) atau lebih
dihitung dari hari pertama haid terakhir pada siklus 28 hari atai 280 hari (40
minggu) dari terjadinya konsepsi.
Saat ini dipercaya bahwa hasil persalinan yang buruk sudah meningkat pada
usia kehamilan 41 mingg.
Penentuan usia kehamilan yang akurat sangat penting. Keadaan ini akan
menghindarkan intervensi yang tidak diperlukan atau bahkan berbahaya
apabila kehamilan yang benar lewat waktu.
Anamnesis ulang, evaluasi status dan pemeriksaan USG pada minggu 16-20
minggu dapat membantu akurasi diagnosis.
2. Pemeriksaan dan a. Penentuan usia kehamilan
Diagnosis b. Penilaian janian
1. Pemeriksaan USG
 Pemeriksaan biometri
 Diagnosis PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
2. Pemeriksaan KTG dimulai dari umur kehamilan 41 minggu
a. Uji Kontraksi (NST)
Bila uji NST tidak reaktif memerlukan pemeriksaan lebih lanjut,
seperti uji dengan kontraksi (OCT) atau profil biofisik
b. Uji dengan kontraksi (CST)
 Dilakukan apabila hasil NST non-reaktif
 Hasil uji positif merupakan indikasi untuk melahirkan janin
 Apabila hasil tidak memuaskan atau mencurigakan, uji diulang
24 jam kemudian.
c. Menilai kematangan serviks
Menilai derajat kematangan serviks dengan menggunakan Skor
Bishop. Serviks belum matang apabila skor Bishop < 6.
3. Penatalaksanaan Pengelolaan kehamilan lewat waktu dimulai dari umur kehamilan 41 minggu
A. Pengelolaan Antepartum
1. Bila sudah dipastikan umur kehamilan 41 minggu, pengelolaan
tergantung dari derajat kematangan serviks
a. Bila serviks matang (skor bishop ≥ 6)
1) Dilakukan induksi persalinan (Bila tidak ada kontra indikasi)
2) Seksio caesarea hendaknya diputuskan bila berat janin ditaksir
≥ 4000 gram.
b. Pada serviks belum matang (skor bishop < 6), kita perlu menilai
keadaan janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak akan diakhiri.
2. Pasien kehamilan lewat waktu dengan komplikais seperti diabetes
mellitus, preeklampsi, PJT, kehamilannya harus diakhiri tanpa
memandang keadaan serviks
a. Pemeriksaan profil biofisik.
Bila profil biofisik 0-2 atau ditemukan oligohidramnion (< 2cm pada
kantong terbesar atau cairan amnion < 5) atau dijumpai deselarasi
variable pada (NST), maka dilakukan induksi persalinan dengan
pemantauan KTG kontinyu.
b. Bila voluce cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, uji dengan
CST harus dilakukan. Bila hasil CST positif, janin perlu dilahirkan.
Bila hasil negatif, kehamilan dibiarkan berlangsung dan penilaian
janin dilakukan 3 hari kemudian.
c. Keadaan serviks (skor Bishop) harus dinilai ulang setiap kunjungan
pasien, dan kehamilan harus diakhiri bila serviks matang.
d. Semua pasien harus diakhiri kehamilannya bila telah mencapai 308
hari (44 minggu) tanpa melihat keadaan serviks
B. Pengelolaan Intrapartum
1. Pasien tidur miring ke sebelah kiri
2. Pemantauan KTG kontinyu
3. Bila perlu, lakukan resusitasi intrauterine
4. Pemantauan intrapartum dengan menggunakan KTG dan kehadiran
dokter spesialis anak mutlak diperlukan
5. Segera setelah lahir, anak harus diperiksa akan kemungkinan
hipoglikemia, hipotermi dan polisitermi
Mencegah aspirasi meconium
Apabila ditemukan cairan ketuban yang terwarnai meconium harus segera
dilakukan resusitasi

Anda mungkin juga menyukai