Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB

NY “R” USIA 29 TAHUN P2A0 DENGAN KB SUNTIK 3 BULAN


DI KLINIK RAMLAH PARJIB 2 SAMARINDA

Oleh :
Hasnia
Nim : 1816301402

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA
HUSADA SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
BimbinganNya saya dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Akseptor Kb Suntik 3 bulan Ny “ R” P2A0 Usia 29
Tahun di Klinik Ramlah Parjib 2 Samarinda.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang


sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Bapak H. Mujito Hadi, MD, MM selaku Ketua Yayasan ITKES Wiyata
Husada Samarinda
2. Bapak Ns.Edy Mulyono ,S.Pd., S.Kep. M.Kep, selaku Ketua ITKES Wiyata
Husada Samarinda
3. Ibu Chandra Sulistyorini, SST, M.Keb. selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan ITKES Wiyata Husada Samarinda. Terimakasih atas masukan dan
semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu
kebidanan.
4. Ibu Tuti Meihartati, SST., M.Kes, selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan juga kritik dan saran.
5. Ibu Ramlah Parjib selaku pembimbing Iahan telah memberikan bimbingan
dalam memberikan asuhan dan penyelesaian Laporan.
Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah
saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa emudahkan setiap langkah-
langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya
untuk kita semua. Amin

Samarinda, Januari2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................
1. Tujuan umum...........................................................................................
2. Tujuan Khusus.........................................................................................
C. Manfaat..........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana.......................................................................................
B. Sasaran Kontrasepsi.......................................................................................
C. Syarat-Syarat Kontrasepsi..............................................................................
D. Kebutuhan Asuhan Pelayanan Kontrasepsi...................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
A. S (Subyektif)..................................................................................................
B. O (Obyektif)...................................................................................................
C. A (Assesment)................................................................................................
D. P (Planning)...................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas dalam mewujudkan hak-hak reproduksi
membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah,
jarak, dan usia ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan, dan membina
ketahanan serta kesejahteraan anak (BKKBN, 2015).
Sasaran program KB diarahkan pada dua bentuk sasaran. Sasaran
langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititik beratkan
pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berusia antara 15-49
tahun. Sasaran tidak langsung adalah organisasi-organisasi, lembaga-
lembaga kemasyarakatan, instansi pemerintah maupun swasta, tokoh
masyarakat (wanita dan pemuda) yang diharapkan dapat memberikan
dukungannya (Hartanto, 2004).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
menyatakan bahwa Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah
satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan
kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu
sering melahirkan, terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan
(diatas 35 tahun). KB merupakan salah satu cara paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu, anak,
serta perempuan (BKKBN, 2015).
Berdasarkan latar belakang maka pada kesempatan ini penulis
ingin mencoba menerapkan asuhan kebidanan pada pasien secara langsung
dan mendokumentasian dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Akseptor
Kb Suntik 3 bulan Ny. R usia 29 tahun P2A0 di Praktik Mandiri Ramlah
Parjib 2 Samarinda”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB
suntik 3 bulan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data subjektif secara
lengkap pada NY. R akseptor KB suntik 3 bulan di Klinik Ramlah
Parjib 2 Samarinda.
b. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data objektif secara
lengkap pada Ny. R akseptor KB suntik 3 bulan di Klinik Ramlah
Parjib 2 Samarinda.
c. Mampu menginterpretasikan data yang meliputi diagnose kebidanan
dan masalah pada Ny. R akseptor KB suntik 3 bulan di Klinik Ramlah
Parjib 2 Samarinda.
d. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada Ny. R akseptor KB suntik 3 bulan di Klinik Ramlah Parjib 2
Samarinda.

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan kajian mengenai asuhan kebidanan secara
langsung dan komprehensif pada akseptor KB suntik 3 bulan.
2. Manfaat Praktis
Menambah pengalaman serta dapat memberikan asuhan pada Ny. R
akseptor KB 3 bulan yang sesuai dengan standar asuhan kebidanan
dengan pendekatan asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keluarga Berencana


Keluarga Berencana (family planning, planned parenthood) adalah
tindakan untuk merencanakan jumlah anak dengan mencegah kehamilan
atau menjaga jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Dalam
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga Berencana adalah
upaya mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas (Tando, 2018).
1. Sasaran Kontrasepsi
Sasaran kontrasepsi menurut Prijatni (2016) yaitu:
a. Fase Menunda Kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh
pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena usia
di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya menunda untuk
mempunyai anak dengan berbagai alasan. Kriteria kontrasepsi yang
diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang
tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini
penting karena pada masa ini pasangan belum mempunyai anak,
serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang
disarankan adalah pil KB, AKDR.
b. Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia
paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan
jarak antara kelahiran adalah 2 – 4 tahun. Kriteria kontrasepsi yang
diperlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena
pasangan masih mengharapkan punya anak lagi. Kontrasepsi dapat
dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.

c. Fase Mengakhiri Kesuburan


Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri
lebih dari 30 tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat
menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi,
karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu
jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai
anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode
kontap, AKDR, implan, suntik KB dan pil KB.
B. Syarat-syarat Kontrasepsi
Adapun syarat - syarat kontrasepsi menurut Prijatni (2016) yaitu:
1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
2. Efek samping yang merugikan tidak ada.
3. Kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
5. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol ketat selama
pemakaian.
6. Cara penggunaannya sederhana
7. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
C. Macam-macam Kontasepsi Hormonal yang Tidak
Mempengaruhi ASI
1. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Saat pemasangan AKDR sebaikanya saat haid, segera
setelah induksi haid atau abortus spontan, setelah melahirkan,
setiap saat bila yakin tidak hamil, post abortus, selama 1-5 hari
setelah senggama yang tidak dilindungi. Cara kerja AKDR
menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii,
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri,
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
(Prijatni, 2016).
2. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
AKBK sering disebut implan atau susuk kontrasepsi
merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk Panjang sekitar 4 cm
yang di dalamnya terdapat hormone progesterone, implant ini
kemudian dimasukkan kedalam kulit di bagian lengan atas.
Hormone tersebut kemudian dilepaskan secara perlahan dan
implant ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun
(Purwoastuti, 2016).
3. Mini Pil / Pil Progestin
Pil ini hanya mengandung progestin. Pil ini sering
dikatakan pil mini karena dosis gestagen yang digunakan sangat
rendah. Cara kerja pil ini beberapa diantaranya adalah menekan
sekresi gonadotropin, mempengaruhi korpus luteum, menghambat
nidasi memperlambat gerakan tuba sehingga transportasi
terganggu dan menekan produksi steroid di ovarium (Tando,
2018).
4. Suntik Progestin
Kontrasepsi suntikan progestin mencegah terjadinya
ovulasi, menurunkan penetrasi sperma karena lendir serviks
mengental, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi dan
menghambat transportasi gamet oleh tuba (Tando, 2018).
Suntikan progestin terbagi menjadi 2 jenis menurut Tando (2018)
yaitu:
1) Depo medrokdiprogesteron asetat (depoprovera) mengandung
150 mg (DMPA) yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik sercara IM di daerah bokong antara sepertiga syas dan
tulang sakrum.
2) Depo nerotisteron enantat (deponoristerat), yang mengandung
200 mg noretindron enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan
cara suntik IM.
Sejak mulai pertama penggunaan suntik progestin,
pemakaian baru ataupun pemakaian pascasalin maka sangat
disarankan penggunaan kondom untuk minggu pertama. Hal
ini dikarenakan adanya reaksi kerja suntik progestin dalam
tubuh. Sekitar 3 dari 100 orang yang menggunakan kontrasepsi
suntik dapat mengalami kehamilan pada tahun pertama
pemakaiannya (Purwoastuti, 2106).
Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi
Jenis
Keuntungan Kerugian
Kontrasepsi
AKDK a) Metode sangat efektif a) Pendarahan tak teratur
b)Kesuburan segera b)Kram menstruasi
c) Efek samping kecil c) Amenore
d)Efektif jangka panjang d)Benang hilang
AKDR a) Nyeri haid berkurang a) BB meningkat
b) Kesuburan cepat pulih b) Mempengaruhi haid
c) Metode jangka panjang c) Insersi pencabutan
Pil Progestin a) Metode jangka panjang a) Rutin minum setiap hari
b)Haid teratur b)Pusing, sakit kepala
c) Mudah dihentikan c) Mahal
d)Kesuburan cepat pulih d)Bercak, plek
e) Bisa sebagai kondar e) Mual, pusing
Suntik a) Menstruasi lebih sedikit a) BB meningkat
Progestin b)Efek samping kecil b)Mempengaruhi haid
c) Rendah resiko c) Sakit kepala, mual
d)Efektif jangka panjang d)Kesuburan lambat pulih
Sumber: Antarsih, 2018

D. Kebutuhan Asuhan Pelayanan Kontrasepsi


a. Kominikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) dalam buku Prijatni (2016) KIE/Penyuluhan
adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Tujuan
dilaksanakannya program KIE, yaitu untuk mendorong terjadinya
proses perubahan perilaku kearah yang positif, peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar
sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai
perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
b. Informed Choice (Hak Pilih Klien Terhadap Kontrasepsi)
Informed Choice berarti membuat pilihan setelah mendapatkan
penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya, pilihan
(choice) harus dibedakan dari persetujuan (concent). Persetujuan
penting dari sudut pandang bidan, karena itu berkaitan dengan aspek
hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang
dilakukan oleh bidan, sedangkan pilihan (choice) lebih penting dari
sudut pandang wanita (pasien) sebagaikonsumen penerima jasa
asuhan kebidanan (Prijatni, 2016).
c. Informed Consent (Hak Persetujuan Terhadap Tindakan Medik)
Informed consent adalah bukti tertulis tentang persetujuan
terhadap prosedur klinik suatu metode kontrasepsi yang akan
dilakukan pada klien, harus ditandatangani oleh klien sendiri atau
walinya apabila akibat kondisi tertentu klien tidak dapat melakukan
hal tersebut, persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung
risiko terhadap keselamatan klien, baik yang terduga atau tak terduga
sebelumnya (Prijatni, 2016).
d. Penapisan Klien
Menurut Prijatni (2016) penapisan yang dilakukan pada klien
yang memilih kontrasepsi metode hormonal (pil kombinasi, pil
progestin suntikan dan susuk) yaitu:
a) Apakah hari pertama haid terahir 7 hari yang lalu atau lebih
b) Apakah anda menyusui dan ≤6 minggu pasca persalinan
c) Apakah mengalami perdarahan/bercak haid setelah senggama
d) Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata
e) Apakah pernah sakit kepala hebat atau gangguan visual
f) Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai
bengkak (edema)
g) Apakah pernah tekanan darah ≥160 mmHg (sistolik) atau ≤90
mmHg (diastolic)
h) Apakah ada massa atau benjolan pada payudara
i) Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi)
BAB III
TINJAUAN KASUS

NO. REGISTER :
MASUK RS TANGGAL, JAM : 09-09-2020 / 13.00 WITA
DIRAWAT DIRUANG :VK

BIODATA Ibu Suami


Nama : Ny. R : Tn. A
Umur : 29 Tahun : 30 Tahun
Agama : Islam : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ WNI : Jawa/WNI
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : IRT : Swasta
Alamat : Jl. Cendana :-
No.telpon/hp : 0853 xxxx xxxx :-

DATA SUBJEKTIF
1. Kunjungan saat ini  Kunjungan Pertama Kunjungan Ulang
Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin melakukan suntik KB 3 bulan, ini adalah
kunjungan awal KB setelah persalinan terakhir.
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 Kali. Kawin pertama umur 23 Tahun. Dengan suami sekarang 6
Tahun
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 13 Tahun. Siklus 28 Hari. Teratur/tidak lama 6 Hari. Sifat
darah: Encer/beku. Bau Anyir Fluor albus ya/tidak. Dismenorroe ya/tidak.
Banyaknya 30 cc
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Ke Tgl Jenis Komplikasi J B Lak Kompl
UK Oleh
Lahir persalinan Ibu Bayi K B tasi ikasi
Nop
1 Aterm Spontan Dukun Ta’a Ta’a P - (+) Ta’a
2010
Juli
2 Aterm Spontan Bidan Ta’a Ta’a P 4 (+) Ta’a
2020

5. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Mulai memakai Berhenti/ganti cara
Jenis KB
Tgl Oleh Tempat Keluh Tgl Oleh Tempat Alasa
Suntik 3 Ingin
2011 Bidan BPM Ta’a Bidan BPM
bulan hamil
Suntik 3
2020 Bidan BPM Ta’a
bulan

6. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit
menular (HIV, Hepatitis), penyakit menahun (mantung), dan
menurun (diabetes, hipertensi, asma)
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah mempunyai riwayat
penyakit menular (HIV, Hepatitis), penyakit menahun (mantung),
dan menurun (diabetes, hipertensi, asma)
c. Riwayat penyakit ginekologi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginekologi
7. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi : 3 kali sehari 7 – 8 gelas sehari
Macam : Nasi, lauk, sayur hijau Air Putih
Jumlah : 1 porsi sedang 1 gelas
Keluhan : Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
8. Pola Eliminasi BAB BAK
Frekuensi : 2 kali sehari 2 – 4 kali sehari
Warna : Kuning Kecoklatan Kuning Jernih
Bau : Khas Feces Khas Urin
Konsistensi : Lembek Cair
Jumlah : Normal Normal
9. Istirahat/tidur : Tidur siang 2-3 jam dan malam 6-7 jam

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmenthis
b. Status emosional : Stabil
c. Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36 °C
d. TB : 160 cm
BB : 60 Kg
e. Kepala & Leher
Edema wajah : Tidak ada
Cloasma Gravidarum : -
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik.
Mulut : Bibir lembab tidak kering atau pecah-
pecah, lidah tampak bersih tidak
terdapat stomatitis, terdapat caries,
tidak ada pendarahan pada gusi.
Leher : Tidak ada pembesaran pada vena
jugularis, tidak ada pembesaran pada
kelenjar limfe dan pada kelenjar
tiroid.
f. Payudara
Bentuk : Tidak terkaji
Puting susu : Tidak terkaji
Colostrum : Tidak terkaji
g. Abdomen
Bentuk : Tidak terkaji
Bekas luka : Tidak terkaji
Massa / tumor : Tidak terkaji
h. Ekstermitas
Edema : Tidak ada
Varices : Tidak terkaji
Reflek Patela : Tidak terkaji
i. Genetalia Luar
Tanda Chadwich : Tidak terkaji
Kelenjar Bartholini : Tidak terkaji
Varices : Tidak terkaji
Bekas luka : Tidak terkaji
Pengeluaran : Tidak terkaji
j. Anus : Tidak terkaji
2. Pemeriksaan dalam/ginekologi
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

ASSESSMENT
1. Diagnosis kebidanan
P2A0 usia 29 Tahun dengan Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan
2. Masalah
Tidak Ada
3. Kebutuhan
Pemberian KB suntik 3 bulan
4. Diagnosis Potensial
Tidak Ada
5. Masalah potensial
Tidak Ada

PLANNING
Tanggal 09 September 2020 Jam 13.00 WITA
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam kondisi
sehat, hasil pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 80
kali per menit, frekuensi nafas 22 kali per menit, suhu 36o C. Berdasarkan
hasil pemeriksaan ibu dapat diberikan KB suntik 3 bulan.
E: Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Memberikan KIE kelebihan KB suntik 3 bulan yaitu pencegahan
kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual,
tidak memperngaruhi produksi ASI, mencegah penyakit radang panggul.
E: Ibu mengerti dan telah mengetahui kelebihan KB suntik 3 bulan
3. Memberikan KIE efek samping KB suntik 3 bulan yaitu mengalami
gangguan haid, penurunan libido, vagina kering, terkadang sakit kepala.
E: Ibu mengerti dan telah mengetahui efek samping KB suntik 3 bulan
4. Melakukan pemberian suntik KB 3 bulan disuntikkan secara IM pada
daerah sepertiga spina iliaca anterior superior dan coccyc dengan dosis
pemberian 150 mg/dL.
E: pemberian KB suntik 3 bulan telah dilakukan
5. Menganjurkan ibu untuk kembali melakukan suntik ulang KB 3 bulan
lagi pada tanggal 04 Desember 2020
E: Ibu bersedia kembali untuk melakukan suntik KB berikutnya
6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan
BAB IV
PEMBAHASAN

Ny. S datang ke Klinik pada tanggal 09 September 2020. Kemudian


dilakukan pengkajian data subyektif dengan hasil pemeriksaan ibu
mengatakan ingin melakukan suntik KB tiga bulan dan ini adalah awal
kunjungan setelah persalinan terakhir, ibu mengatakan bahwa dokter SpOG
mengatakan ibu sudah boleh menggunakan KB suntik 3 bulan. Kemudian
dilakukan pengkajian objektif dengan hasil pemeriksaan tekanan darah
110/70 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit, berat badan 60 kg.
Diberikan asuhan kebidanan tentang efek samping KB 3 bulan dan
penyebab tidak terjadinya haid selama 3 bulan menurut Antarsih (2016)
bahwasanya efek samping KB 3 bulan antara lain, mengalami gangguan
haid seperti penambahan berat badan dan sakit kepala, penurunan libido,
vagina kering. Berdasarkan data objektif diketahui hasil pemeriksaan,
keadaan ibu baik dengan kesadaran composmentis dengan hasil
pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,0ºC, frekuensi nadi 80
x/menit, berat badan 60 kg, frekuensi pernapasan 22 x/menit, tinggi badan
148 cm. Hasil pemeriksaan dalam keadaan normal, sehingga dapat
dilakukan pemberian KB suntik 3 bulan pada Ny. R, Hal ini sejalan dengan
Prijatni (2016) bahwa pemberian suntik KB 3 bulan dapat diberikan pada
akseptor dengan tekanan darah 100/80 mmHg-140/90 mmHg dengan
disuntikkan secara IM dalam pada daerah sepertiga antara spina iliaca
anterior superior dan coccyx dengan dosis 150 mg/ml.
Asuhan kebidanan lain yang diberikan kepada Ny. R di antaranya,
memberitahu ibu keuntungan KB suntik 3 bulan sesuai teori Antarsih (2016)
yaitu, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada
hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak
serius pada penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak
mempengaruhi ASI, sedikit efek samping. Kemudian menganjurkan ibu
untuk kembali kontrol pada kunjungan suntik KB berikutnya pada tanggal
04 Desember 2020, sebagaimana yang terdapat pada teori Tando (2018)
bahwasanya pemberian suntik KB diberikan setiap 88 hari atau 3 bulan.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan Ny. R. Ny. R mengatakan paham dan
dapat menjelaskan kembali penjelasan yang telah diberikan, dan bersedia
kembali pada tanggal 04 Desember 2020 untuk dilakukan kunjungan ulang
suntik KB 3 bulan.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Penulis telah melakukan asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi pada
Ny. R usia 29 tahun P2A0, hasil pemeriksaan subjektif ibu mengatakan
bahwa dokter SpOG mengatakan bahwa ibu sudah boleh menggunakan KB
suntik 3 bulan, sehingga dilakukan pemeriksaan objektif dengan hasil
pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit,
berat badan 60 kg. Dari hasil pemeriksaan ibu dapat diberikan suntik KB 3
bulan, kemudian pemberian diberikan secara IM dengan dosis 150 mg pada
sepertiga sias dan tulang sacrum. Ibu telah di beri KIE manfaat dan kerugian
suntik KB 3 bulan, meminta ibu untuk tidak melakukan hubungan dulu pada
minggu pertama setelah penyuntikan atau bisa dengan memakai pengaman.
Ibu telah di beritahu untuk kembali suntik tiga bulan lagi pada tanggal 04
Desember 2020.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman nyata dan serta dapat
menerapkan teori dan praktek dalam memberikan asuhan kebidanan pada
pasien tentang KB suntik 3 bulan.
2. Bagi Klien dan Keluarga
Klien mendapat pelayanan Asuhan Kebidanan yang sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang keluarga berencana.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi salah satu metode pengembangan pembelajaran
klinik yang berguna untuk Mahasiswa dan Dosen. Hasil laporan ini dapat
dijadikan referensi dalam proses pembelajaran dan penelitian selanjutnya.
4. Lahan Praktik
Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan menambah wawasan dan
pengetahuan sesuai dengan evidance based Kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2015. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Cetakan ke-5. Jakarta.


Pustaka Sinar Harapan
Hartanto, H., 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Prijatni, Ida. 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
Purwoastuti, Endang. 2015. Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana.
Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS
Tando, Naomy Marie. 2018. Kebidanan dan Teori Asuhan Volume 2 Keluarga
Berencana. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai