Anda di halaman 1dari 57

Per 5 November 2021

Bahan Belajar Kuis drg. Herawati


KIA
(Imunisasi mulai hal. 28)

1. Apa itu KIA?


● Kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, bayi, balita, anak prasekolah (6 tahun), wanita usia
subur (kan judulnya “kesehatan IBU dan anak”), dan calon pengantin.
● Catatan tambahan: pelayanan KIA selalu terdiri dari cakupan dan kualitas
dari: pelayanan ANC, persalinan, dan PNC

2. Apa tujuan program KIA? Sebutkan berbagai kegiatan yang merupakan


indikator yang dapat menurunkan tingkat kematian ibu maternal dan bayi
baru lahir (tujuan khusus program KIA)!
● Tujuan umum program KIA adalah ibu hamil mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pertolongan persalinan yang sehat dan aman sehingga
menghasilkan bayi yang sehat. Sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu maternal, bayi dan balita → derajat kesehatan
ibu maternal, bayi dan balita bisa meningkat.
● Tujuan khusus program KIA: (katanya harus urut)
1. Pelayanan antenatal bagi seluruh ibu hamil sesuai standar
2. Pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil
3. Pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar
4. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat
5. Penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat
6. Pelayanan kesehatan neonatus sesuai standar
7. Pelayanan kesehatan bayi sesuai standar
8. Pelayanan kesehatan anak balita sesuai standar
9. Pelayanan KB berkualitas sesuai standar
● Kalau tujuan program KIA menurut pedoman puskesmas ada tiga:
1. Tercapainya kemampuan hidup sehat ibu dan anak melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal
2. Asuhan kebidanan bagi ibu dan anak menuju kehamilan sehat
yang menghasilkan ibu dan bayi sehat, dan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)

1
Per 5 November 2021

3. Jaminan kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak yang


optimal sebagai landasan bagi peningkatan kualitas hidup manusia
seutuhnya.

3. Apa hal yang penting dari pelayanan KIA?


● Untuk ibu: meningkatkan cakupan dan kualitas kesehatan ibu dan anak
serta mengurangi AKI dan AKB, ibu hamil mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pertolongan persalinan yang sehat dan aman sehingga
menghasilkan bayi yang sehat.
● Untuk nakes adalah tenaga kesehatannya harus terampil dan berkualitas
● Untuk masyarakat adalah pengetahuannya harus ditingkatkan supaya ibu
selamat selama hamil, melahirkan, dan masa nifas. Selain itu juga harus
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dengan penggunaan KB,
sehingga bisa menghindari abortus kriminalis yang berisiko meningkatkan
AKI

4. Apa saja komponen program KIA (kegiatan pokok)?


● Pelayanan antenatal bagi seluruh ibu hamil sesuai standar
● Pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil
● Pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai standar
● Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat
● Penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat
● Pelayanan kesehatan neonatus sesuai standar
● Pelayanan kesehatan bayi sesuai standar
● Pelayanan kesehatan anak balita sesuai standar
● Pelayanan KB berkualitas sesuai standar

5. Siapa yang menjadi sasaran program KIA?


● Neonatus
● Bayi dan balita
● Ibu maternal yaitu ibu hamil, bersalin, dan nifas
● Pasangan usia subur (ibu maternal masuk di sini)

6. Apa saja indikator KIA?


Ibu hamil
● Jumlah K1
● Jumlah K4
Ibu bersalin
● Jumlah persalinan yang ditolong nakes

2
Per 5 November 2021

● Jumlah ibu berisiko tinggi yang dideteksi


● Jumlah ibu berisiko tinggi yang ditangani
Ibu nifas
● Jumlah ibu pasca persalinan (atau pasca keguguran) yang menjadi
peserta aktif KB (akseptor)

7. Mengapa program KIA dijadikan prioritas?


Program KIA dianggap efisien karena biayanya murah dan mudah dilaksanakan,
serta efektif karena dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB).

8. Apa yang dimaksud dengan pemantauan wilayah setempat KIA (PWS KIA)?
Alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA secara terus
menerus di suatu wilayah kerja agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat
dan tepat

9. Apa tujuan PWS KIA?


Tujuan umum: terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus
menerus di setiap wilayah kerja.
Jawaban tambahan: dengan PWS dapat diketahui apakah programnya ada
masalah atau tidak, sehingga kalau ada masalah bisa diberikan intervensi sedini
mungkin, supaya programnya tidak melenceng dari perencanaan awal.

Tujuan khusus:
● Memantau pelayanan KIA secara individu melalui kohort
● Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara
teratur (bulanan) dan terus menerus
● Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA.
Maksudnya menilai apakah ada kesenjangan antara pelayanan dengan
SOP yang berlaku, apakah pelayanan KIA sudah sesuai SOP atau belum.
● Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target
yang ditetapkan
● Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan ditangani
secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan
● Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia dan yang potensial untuk digunakan
● Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan sasaran dan
mobilisasi sumber daya
● Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan KIA

3
Per 5 November 2021

10. Apa manfaat/harapan dari PWS KIA?


● Meningkatkan cakupan pelayanan KIA dengan menjangkau seluruh target
di wilayah kerja tersebut
● Sebagai sarana advokasi, informasi, dan komunikasi. Advokasi adalah
suatu bentuk rangkaian komunikasi strategis yang dirancang secara
sistematis dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu baik oleh individu
ataupun kelompok dengan maksud agar pembuat keputusan membuat,
merubah atau memperbaiki suatu kebijakan publik sehingga
menguntungkan bagi kelompok masyarakat banyak dan masyarakat
marjinal.
● KIE adalah kegiatan komunikasi untuk meningkatkan pengetahuan serta
memperbaiki sikap dan perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk
dalam Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

11. Apa saja kegiatan PWS KIA?


Pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data, serta penyebarluasan
informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut

12. Apa saja yang diawasi oleh PWS KIA?


● Pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu dengan komplikasi
kebidanan
● KB
● Bayi baru lahir dengan atau tanpa komplikasi
● Bayi dan balita

13. Apa saja indikator PWS KIA?


● Akses pelayanan antenatal (cakupan K1). Cakupan K1 adalah cakupan
ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga
kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K1
untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan
program dalam menggerakkan masyarakat
● Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4). Cakupan K4 adalah
cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali
pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester
ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di
samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun
kelangsungan program KIA

4
Per 5 November 2021

● Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn). Cakupan Pn adalah


cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu. Cakupan Pn digunakan untuk memperkirakan
proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini
menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam
pertolongan persalinan sesuai standar
● Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3). Cakupan KF3
adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan
42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan
distribusi waktu 6 jam s/d hari ke-3 (KF1), hari ke-4 s/d hari ke-28 (KF2)
dan hari ke-29 s/d hari ke-42 (KF3) setelah bersalin di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Cakupan KF3 dapat menggambarkan
jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, KB di samping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan
program KIA
● Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1), yakni pada 6-48 jam
setelah lahir. Cakupan KN1 adalah cakupan neonatus yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan cakupan KN1 dapat diketahui
akses/jangkauan pelayanan kesehatan neonatal
● Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN lengkap).
Cakupan KN lengkap adalah cakupan neonatus yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1
kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke 3 - hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke
8 - hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Dengan cakupan KN lengkap dapat diketahui efektivitas dan
kualitas pelayanan kesehatan neonatal.
● Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat. Cakupan ini
meninjau cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat yang dirujuk ke
tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Masyarakat disini, bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu
sendiri. Indikator ini menggambarkan peran serta dan keterlibatan
masyarakat dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas
● Cakupan penanganan komplikasi obstetri (PK). Cakupan PK adalah
cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan

5
Per 5 November 2021

rujukan. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan


terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi
kebidanan. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional
kepada ibu hamil bersalin dan nifas dengan komplikasi
● Cakupan penanganan komplikasi neonatus. Cakupan ini adalah
cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh
tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitif
adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus
yang pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal. Kasus komplikasi
yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat
hasilnya hidup atau mati. Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana
pelayanan kesehatan dalam menangani kasus kasus kegawatdaruratan
neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya,
atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
● Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari – 12 bulan (kunjungan
bayi). Cakupan ini adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan
paripurna minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari 2 bulan, satu
kali pada umur 3-5 bulan, dan satu kali pada umur 6-8 bulan dan satu kali
pada umur 9-11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektivitas, continuum
of care dan kualitas pelayanan kesehatan bayi.
● Cakupan pelayanan anak balita (12 bulan – 59 bulan). Cakupan ini
adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan
sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2x setahun, pemberian vitamin A 2x
setahun
● Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani
dengan MTBS. Cakupan ini adalah cakupan anak balita (umur 12-59
bulan) yang berobat ke puskesmas dan mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar (MTBS) di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
● Cakupan peserta KB aktif. Cakupan ini adalah cakupan dari peserta KB
yang baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat
kontrasepsi (alokon) dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini menunjukkan
jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus
menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau
yang mengakhiri kesuburan.

6
Per 5 November 2021

14. Apa indikator upaya penurunan AKI?


● Indikator dampak: MMR, IMR, dan lifetime risk (selama wanita berada
dalam usia subur)
● Indikator Proses:
○ Cakupan asuhan/pelayanan antenatal (K1 dan K4)
○ Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terampil (Pn)
○ Cakupan pelayanan komprehensif kesehatan obstetrik dan
neonatal yang berkualitas, termasuk pelayanan pasca keguguran
○ Ketersediaan puskesmas mampu PONED
○ Ketersediaan PONEK selama 24 jam di tiap RS kab/kota
○ Cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran

15. Masalah apa saja yang dijumpai dalam program KIA?


1) Masalah input
● Sarana dan prasarana kurang memadai dan kualitasnya rendah
(sarana RS yang terbatas, belum memiliki bank darah, fasilitas
deteksi terhadap HIV dan Hepatitis B, alat sterilisasi)
○ Apa saja sarana dan prasarana penunjang KB? Obgyn-bed,
IUD kit, implant removal kit, VTP-kit (vasektomi tanpa pisau),
KIE kit, media informasi, pedoman klinis, dan pedoman
manajemen.
● Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan
● Kesenjangan pembiayaan pelayanan kesehatan
● Kurangnya penyampaian informasi kesehatan akibat kurangnya
akses informasi kesehatan
● Ketidakberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan
sementara peran suami dan mertua sangat dominan
2) Masalah proses
● Rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan
● Kurangnya motivasi tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan
● Pemanfaatan sistem rujukan yang belum optimal akibat rendahnya
pengetahuan ibu hamil dan keluarga dalam mengenali tanda
bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas (pemberdayaan
perempuan yang kurang)
● Kurangnya pengaturan sistem transportasi rujukan
3) Masalah output
Cakupan K1, K4, pemberian tablet besi, drop out ANC

7
Per 5 November 2021

16. Faktor apa saja yang menyebabkan pemanfaatan KIA rendah/strategi


program tidak efektif?
● Akses dan tenaga terlatihnya kurang memadai
● Tingkat pengetahuan ibu yang rendah
● Masih banyak persalinan yang ditolong tenaga tradisional di daerah
pedalaman
● Pemerintah belum mampu menyediakan sarana prasarana sampai ke
pelosok
● Pemerintah belum mampu memobilisasi ibu maternal untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan dan kelompok masyarakat tertentu
yang menolak imunisasi bagi anak
● Kurangnya informasi kesehatan.

17. Apa saja yang termasuk pelayanan neonatus dasar?


IMD, ASI eksklusif, vitamin K1, salep mata, perawatan tali pusat untuk mencegah
infeksi tetanus (diberikan betadine)

18. Siapa saja yang disebut ibu maternal?


Ibu hamil, bersalin, dalam masa nifas (ibu yang sedang dalam proses
reproduksi)

19. Tiga kelompok usia berisiko pada bayi / 3 periode pada bayi?
● Perinatal: 0-7 hari
● Neonatus: 7-28 hari
● Post-neonatal: 28 hari-1 tahun
*>1 tahun = infant
*Balita → bawah 5 tahun

20. Siapa saja yang termasuk dalam kelompok rentan?


● Bayi
● Balita
● Ibu Maternal
● Lansia

21. Meskipun ada 4 kelompok rentan, kenapa cuman ibu maternal dan bayi
yang jadi prioritas program?
Karena mereka yang paling rentan dari 4 kelompok itu

8
Per 5 November 2021

22. Mengapa ibu maternal penting untuk bangsa? Karena masih masuk ke dalam
kelompok rentan dan karena angka kematian ibu maternal dan bayi (MMR dan
IMR) menjadi tolak ukur kesehatan suatu bangsa.

23. Kenapa MMR dan IMR jadi tolak ukur kesejahteraan suatu negara?
● Bayi, balita, dan ibu maternal adalah kelompok rentan terkena suatu
penyakit (paling rentan)
● Kalau MMR dan IMR tinggi maka tingkat kesehatan suatu negara bisa
dianggap rendah.
● Tingkat kesehatan negara berbanding lurus dengan kesejahteraan suatu
negara.

24. Apa itu IMR?


Jumlah kematian bayi usia 0-1 tahun per 1.000 kelahiran hidup dalam 1 tahun.

25. Jelaskan pembilang dan penyebut IMR (infant mortality rate)!


● Pembilang: jumlah kematian bayi usia 0-1 tahun
● Penyebut: adalah bayi yg memiliki risiko meninggal yaitu lahir mati + lahir
hidup → tapi penyebut diganti jadi jumlah bayi yang lahir hidup karena gak
semua persalinan di faskes, jadi gak tercatat kalo meninggal (tidak akurat
jadinya) → IMRatio

26. Apa bedanya lahir mati dan lahir hidup?


Lahir mati sudah pasti 100% mati. Lahir hidup tidak tahu pasti risiko kematiannya

27. Apa bedanya lahir mati dan kematian? Lahir mati = saat lahir sudah
meninggal, kalau kematian saat lahir masih sempat hidup lalu meninggal.

28. Ap itu MMR (maternal mortality rate)?


Angka kematian ibu maternal (ibu yang meninggal karena proses reproduksi
yang mencakup kehamilan, persalinan dan nifas) per 1.000 kelahiran hidup
dalam 1 tahun.

29. Jelaskan pembilang dan penyebut MMR!


● Pembilang: kematian ibu maternal karena proses reproduksi.
● Penyebut: (dulu) jumlah seluruh ibu maternal yang berisiko meninggal
akibat proses reproduksi, tp sekarang diganti jadi 1.000 kelahiran hidup
(MMRatio)

9
Per 5 November 2021

30. Mengapa penyebut IMR dan MMR diganti jadi angka kelahiran hidup?
Mengapa rate berubah menjadi ratio pada MMR dan IMR?
Karena data lebih mudah dilihat dari akte kelahiran hidup. Data ibu maternal
yang berisiko meninggal akibat proses reproduksi tidak akurat karena yang
melaporkan kematian ibu maternal hanya instansi kesehatan saja (Puskesmas,
RS, Klinik Bersalin) dan tidak semua ibu maternal datang ke pelayanan
kesehatan. Sama hal nya dengan persalinan, ada bayi yang meninggal (lahir
mati) di luar faskes sehingga tidak tercatat datanya.

31. Mengapa lahir hidup dapat menggantikan penyebut MMR?


Karena dianggap 1 bayi lahir hidup dianggap berasal dari 1 ibu maternal

32. Di mana dapat menelusuri data akte kelahiran hidup? Kantor Catatan sipil

33. Berapa MMR di Indonesia? 3-4 per mille


Kenapa 3-4 per mille disebut tinggi? Karena dibandingkan negara lain di ASEAN,
Indonesia termasuk tinggi
Kesimpulan? Angka kesehatan bangsa Indonesia masih rendah. Kalau MMR
dan IMR tinggi maka tingkat kesehatan suatu negara bisa dianggap rendah →
Tingkat kesehatan negara berbanding lurus dengan kesejahteraan suatu negara.

34. Berapa IMR di Indonesia? 24 per mile


IMR mencapai 24/1000 (24 per mille) kelahiran hidup menurut SKDI 2017.
Kenapa tinggi? Karena jika dibandingkan negara tetangga ASEAN termasuk
tinggi (target nilai IMR <20 → artinya tingkat kesehatan bangsa kita masih
rendah)

35. Berapa target MDGs 2015 untuk MMR dan IMR?


● MMR targetnya 102 per 100.000 kelahiran hidup
● IMR targetnya 23 per 1.000 kelahiran hidup.

36. Kenapa angka IMR dan MMR di Indonesia masih tinggi?


● Masalah utama: pelayanan kesehatan ibu maternal di Indo masih sangat
buruk. Ibu sudah mengerti dan sudah tau risikonya tapi saat datang ke
faskes, ibu tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang adekuat dan
fasilitasnya tidak memadai sehingga dirujuk2 terus
● COVID-19: banyak faskes yang tolak ibu yang akan melahirkan karena
tidak ada peralatan-peralatan yang memadai dan cukup (dr. obs, dr anak,
perlengkapan dan peralatannya, blm lagi kl ada komplikasi)

10
Per 5 November 2021

● Karena akses ke pelayanan kesehatan masih susah di Indonesia karena


Indonesia merupakan negara kepulauan dimana ada daerah pedalaman
sehingga akses ke pelayanan masih sulit butuh transportasi khusus,
sarana prasarana masih tidak merata dan kurang jumlahnya (kuantitas
kurang), faskes dan nakes sedikit, tidak merata dan kurang berkualitas
(tidak kompeten), koordinasi di lapangan tidak ada akibatnya pengawasan
kurang, faskes yang ada tidak dimanfaatkan oleh masyarakat (apalagi di
daerah)
● Sarana dan prasarana kurang memadai
● Kualitasnya rendah (sarana RS yang terbatas belum memiliki bank darah,
fasilitas deteksi terhadap HIV dan Hepatitis B, alat sterilisasi)
● Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan
● Kesenjangan pembiayaan pelayanan kesehatan
● Kurangnya penyampaian informasi kesehatan akibat kurangnya akses
informasi kesehatan
● Ketidakberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan sementara
peran suami dan mertua sangat dominan → paternalis masih kuat
○ Terus menanyakan harus dilakukan apa? women empowerment

37. Apa upaya pemerintah untuk menurunkan MMR dan IMR?


Dengan menjadikan program imunisasi dan KIA sebagai program prioritas.
Alasannya:
Segi Efektivitas:
a. Imunisasi memberikan dampak yang cepat dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian bayi dan balita
b. Memiliki cakupan yang luas karena dalam waktu singkat (1 kegiatan) bisa
ada banyak orang yang bisa disuntik
c. Tidak membutuhkan tenaga profesional (bisa merekrut jurim)
d. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan pemberian suntikan atau
obat oral
saja.

Segi Efisiensi:
a. Mudah untuk dilakukan
b. Alat yang digunakan sederhana
c. Tidak butuh tenaga profesional
d. Pencegahan

38. Apa maksudnya prioritas dalam program imunisasi?


Harus sampai ke pelosok

11
Per 5 November 2021

39. Definisi lintas program?


Kerjasama dengan program lain di puskesmas (Contoh: program KB, imunisasi,
gizi, bisa juga dengan program penyakit menular mis. TBC dan penyakit yg tidak
menular misal penyakit kronis), dan promosi kesehatan untuk memotivasi ibu-ibu
untuk memeriksakan kehamilannya.

40. Lintas program untuk imunisasi?


● Keterpaduan Imunisasi – KIA. Petugas KIA memberi pelayanan imunisasi
TT kepada ibu hamil saat ANC dan imunisasi dasar lengkap untuk bayi.
● Keterpaduan Imunisasi – Surveilans → PD3I. Unit surveilans
menyediakan informasi tentang kasus tetanus neonatorum dan
poliomyelitis akut serta daerah kantong (daerah dengan cakupan
imunisasi rendah). Unit surveilans bertanggung jawab untuk
menghilangkan daerah kantong (daerah dengan cakupan imunisasi
rendah). Penyakit yang berhubungan dengan imunisasi
● Keterpaduan Imunisasi -- MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) . Kalo
balitanya sakit, tanyakan imunisasinya sudah lengkap atau belum
● Keterpaduan imunisasi - gizi

# UKS bukan lintas program → tapi lintas sektor (dengan menteri pendidikan dan
kebudayaan)
# JADI lintas program untuk imunisasi = KIA, Surveilans PD31, MTBS, Gizi
(jangan jawab KB)

41. Bagaimana kerja sama program KB dan imunisasi (Lintas program KB dan
imunisasi)
Keterpaduan KB – Kesehatan/Balai Pengobatan (BP) [Imunisasi, Gizi, Diare,
KIA, PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), KB]. Tanya pasien sudah imunisasi
belum, lengkap atau tidak. Kalau belum diimunisasi / belum lengkap, disarankan
untuk datang imunisasi saat sudah sehat

42. Apa itu kerja sama lintas sektoral dan contohnya? Kerjasama dengan sektor
lain di luar sektor kesehatan
● Kerja sama Imunisasi – Kementerian Agama. Contohnya pasangan yang
mau menikah di KUA harus imunisasi TT dulu untuk membantu
meningkatkan cakupan TT pada ibu hamil yang masih rendah.
● Kerja sama Imunisasi – Kementerian Dalam Negeri. Contohnya koordinasi
dengan camat lurah untuk izin lapangan. Imunisasi posyandu oleh ibu
PKK, istri RW, RT >> penggerak di lapangan.

12
Per 5 November 2021

● Kerja sama Imunisasi – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Contohnya: koordinasi dengan pihak sekolah supaya memberikan
pelayanan imunisasi dan menanyakan status imunisasi dari calon murid
SD kelas 1-3 yang mau masuk sekolah. Contoh lain adalah kerjasama
dalam bentuk UKS imunisasi.
● Kerja sama Imunisasi – Organisasi [IDI, IDAI, POGI, IBI (Ikatan Bidan
Indonesia), PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), dll. Contohnya
dengan melibatkan organisasi profesi melalui pertemuan konsultasi atau
berita aktual dari program, membuat kesepakatan tentang sasaran,
jadwal, dan juga kontraindikasi imunisasi, serta kerja sama dalam bentuk
pencatatan dan pelaporan cakupan imunisasi.
● Peran bantu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), LSM. Contohnya
dengan memotivasi sasaran untuk mendapatkan imunisasi,
menggerakkan sasaran ke tempat imunisasi, dan membantu mencatat
sasaran dalam format F2 PKK (?), sebagai role model yang memberikan
motivasi buat ibu-ibu maternal untuk datang ke pelayanan kesehatan
● Badan Internasional [WHO, UNICEF (UN Children’s Fund), GAVI (aliansi
vaksin; kerjasama pemerintah-swasta), USAID (US Agency for
International Development), AusAID (Australian Agency for International
Development), PATH, JICA, CIDA]

43. Apa saja yang bisa dilakukan di posyandu?


● Imunisasi
● KIA (pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet 3 x 8 jam)
● KB (pemberian pil KB)
● Pemantauan gizi (pengukuran BB TB ibu dan bayi; dicatat di kartu menuju
sehat / KMS (=catatan grafik perkembangan anak yang diukur
berdasarkan umur, BB, dan jenis kelamin) KMS dicek tiap bulan kalo
mengalami penurunan hrs diberi perhatian khusus jgn sampe masuk ke
gizi buruk.
● Gizi buruk adalah gangguan organ fungsional seperti gangguan
metabolisme sehingga rentan kena infeksi, gangguan ke otak sehingga
kemampuan semuanya (otot, cara berpikir, IQ juga) terganggu dan
ireversibel (= tidak bisa kembali ke keadaan normal) sehingga jangan
sampai terjadi ibu hamil dengan BBLR
● Pencegahan dan penanggulangan diare (pemberian oralit)

44. Apa itu KB berkualitas?

13
Per 5 November 2021

KB yang bisa menurunkan angka fertilitas dengan alat kontrasepsi yang


dianjurkan pemerintah, yaitu pil, IUD, implan, suntik, sterilisasi (kontap /
kontrasepsi mantap mis. vasektomi dan tubektomi), yang digunakan secara
teratur.
● Berarti ibu pasca persalinan harus menjadi? Peserta KB aktif (disebut
akseptor)
● Apa pengertiannya? Peserta KB baru dan lama yang sampai saat ini
masih aktif menggunakan alat atau obat kontrasepsi (current user)
○ Peserta KB lama = sebelum periode yang ditentukan dan sampai
sekarang masih menjadi akseptor.
○ Peserta KB baru = baru menjadi akseptor pada periode sekarang.

45. Jelaskan secara singkat macam-macam KB?


● Pil KB: isi hormon. Ada dua macam: yang dengan plasebo atau tanpa
plasebo
● IUD: alat KB yang dipasang di dalam rahim
● Implan: alat KB yang berbentuk seperti tabung plastik elastis berukuran
kecil (seperti batang korek api) yang dimasukkan ke jaringan lemak di
lengan atas wanita.
● Suntik: ada dua jenis tergantung durasinya yaitu 1 bulan dan 3 bulan
● Metode operasi (kontrasepsi mantap / kontap): MOW (metode operasi
wanita, yaitu tubektomi), MOP (metode operasi pria, yaitu vasektomi).

46. Jenis KB apa yang diutamakan pemerintah?


KB jangka panjang, yaitu IUD dan implant

47. Siapa yang dianjurkan menjadi akseptor KB?


Pasangan Usia Subur (PUS), ibu pasca keguguran, ibu nifas / pasca persalinan

48. Siapa saja yang termasuk sebagai peserta KB aktif? Siapa saja yang
termasuk sebagai pasangan usia subur (PUS)?
Peserta KB aktif adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan/obat kontrasepsi (ALOKON). Pasangan usia subur
adalah pasangan dengan istri yang berusia 15-49 tahun atau >49 tahun tapi
masih mengalami menstruasi.

49. Untuk menentukan status kesehatan ibu maternal dan neonatus/bayi, kita
perlu informasi apa?
● Data kematian dan kesakitan ibu maternal dan bayi

14
Per 5 November 2021

● Ibu gizi buruk, ibu infeksi dan penyakit kronis (TB, malaria), status gizi
(rentan anemia), komplikasi obstetri dan neonatus (PPH), bayi (BBLR)
● Kematian: data IMR, MMR, lahir mati
● Lahir hidup

50. Data kematian dibutuhkan data apa saja?


● MMR, IMR lahir mati
● Kalo ditanya lahir hidup perlu ga? Perlu

51. Data apa yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
ibu dan bayi baru lahir?
Diperlukan data sasaran dan data pelayanan.
Data sasaran mencakup:
● Ibu hamil, bersalin, nifas
● Bayi
● Balita
● PUS
Data pelayanan mencakup:
● Jumlah K1
● Jumlah K4
● Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
● Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali (KF3) oleh tenaga kesehatan
● Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 6 –
48 jam
● Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap (KN
lengkap)
● Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan faktor risiko/komplikasi yang
dideteksi oleh masyarakat
● Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani
● Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
● Jumlah bayi 29 hari – 12 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
min 4 kali
● Jumlah anak balita (12 – 59 bulan) yang mendapatkan pelayanan
kesehatan min 8 kali
● Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
● Jumlah peserta KB aktif.

52. Pelayanan ANC ada 10T. Apa saja?


1. (Timbang) BB dan ukur TB

15
Per 5 November 2021

2. Ukur (Tekanan) darah. Normal <130/80


3. Nilai status gizi (LLA). Status gizi ibu hamil dinilai dengan mengukur LLA.
Normal >23.5 cm. Kalau <23.5 cm itu harus diedukasi makanan tinggi
kalori dan tinggi protein (yang murah dan gampang didapat seperti tempe,
tahu, telur, ikan)
4. Ukur (Tinggi) fundus uteri
5. (Tentukan) presentasi janin dan DJJ
6. Skrining status imunisasi (Tetanus) dan berikan imunisasi TT
7. Pemberian (Tablet) besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. (Test) laboratorium - rutin dan khusus
● Tes urin untuk memastikan kehamilan
● Tes darah rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit)
● Tes khusus untuk IMS. Sifilis cek VDRL dari darah (antibodi
terhadap cardilipin-lecithin-cholesterol). TPHA juga bisa: antibodi
terhadap antigen treponemal (hemagglutinin assay)
● Pemeriksaan HIV dan HBsAg kalau ada indikasi saja
9. (Tatalaksana) kasus
10. (Temu) wicara/konseling termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan

Sebagai nice to know, 14T itu 10T dengan tambahan:


● Pemeriksaan protein urin atas indikasi
● Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi
● Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
● Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

53. Mengapa ibu hamil perlu ANC (Tujuan ANC)?


Memastikan ibu memiliki kehamilan yang sehat, mendeteksi risiko tinggi sedini
mungkin dan intervensi sedini mungkin, hingga akhirnya dapat bersalin dengan
sehat dan aman, dan melahirkan bayi yang juga sehat dan baik dan mencegah
komplikasi

54. Indikator ANC?


● Cakupan K1 dan K4. K1 untuk skrining, K4 untuk persiapan persalinan
supaya lancar dan aman. FYI: kalau datang ANC pertama kali di minggu
ke-20, dihitungnya tetap K1 walau bukan di trimester I, tapi sebenarnya ini
tidak ideal. Kalau sudah demikian, maka tidak sesuai jadwal, dan tidak
bisa tercapainya (perlu tanya ke bidan kenapa banyak yang tidak K4).
● Imunisasi TT1 dan TT2 (FYI: TT1 diberikan di K1 dan TT2 1 bulan
setelahnya

16
Per 5 November 2021

● Pemberian tablet besi (Fe1 dan Fe3)


● Ibu hamil risiko tinggi atau dengan komplikasi yang dideteksi oleh nakes

55. Berapa kali ibu melakukan ANC? 4x


● 1x pada T1 (sblm minggu 16) → Untuk mengetahui ada tidaknya faktor
risiko selama kehamilan dan skrining kesehatan
● 1x pada T2 (antara minggu 24-28) → untuk melakukan tindakan kalau
hasil skrining kesehatannya jelek
● 2x pada T3 (antara minggu 30-32 dan antara minggu 36-38) → K3 untuk
melakukan tindakan, K4 untuk persiapan persalinan supaya lancar dan
aman
Ibu hamil high risk minimal 8 kali, yaitu hampir tiap bulan datang ANC untuk
mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.

56. Apa yang dimaksud dengan drop out ANC?


Ibu hamil yang tidak mendapatkan ANC ke-4. Drop out ANC bisa disebabkan ibu
yang kontak pertama (K1) dengan tenaga kesehatan kehamilannya sudah
berumur lebih dari 3 bulan, sehingga perlu intervensi peningkatan pendataan ibu
hamil yang lebih intensif. Batas tertinggi untuk DO K1 – K4 adalah 10%. Apabila
DO K1 – K4 >10%, maka perlu adanya penelusuran dan intervensi lebih lanjut.

57. Mengapa ibu hamil harus ANC sesuai jadwal? Skrining kesehatan dan faktor
risiko, agar dapat segera mendeteksi dini komplikasi dan ditangani sedini
mungkin

58. Apa tujuan K4? Mempersiapkan persalinan yang aman

59. K1 dan K4 sesuai standar bagaimana?


Sesuai jadwal / tepat waktu. K1 di trimester 1. K4 di trimester 3.

60. K1 dan K4 lebih penting mana?


Sama-sama penting sebenarnya. K1 harus untuk tepat waktu sehingga bisa
lanjut ke K4. K1 untuk skrining kesehatan ibu.

61. K1 dan K4 jelek, pilih mana yang lebih diutamakan?


● Non pandemi → K1 untuk skrining faktor risiko kehamilan ibunya
● Cara meningkatkan K1 → kader turun ke lapangan dan cari ibu hamil
yang belum K1 (case finding), tapi tidak feasible di masa pandemi, jadi
susah

17
Per 5 November 2021

● Pandemi → ada pembatasan sosial atau PPKM. Kader susah


keluar-keluar rumah, ibu hamil juga belum tentu mau menerima kader di
rumahnya.
● Pilih K4 kenapa? Ibu hamil sudah terdaftar, sudah diregistrasi, kalo gak
dateng tinggal di telepon kenapa tidak datang K4.

62. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan pelayanan K1 dan K4 belum


merata!
● Tingkat pendidikan → kurang mendapat informasi kesehatan
● Kemiskinan → tidak punya uang untuk transport ke layanan kesehatan
sehingga segala persalinan diurus ke dukun
● Pembangunan sosial → sarana dan prasarana kesehatan yang kurang
memadai apalagi di pelosok
● Geografis → akses yang sulit ke fasilitas kesehatan
● Kurangnya keterampilan tenaga kesehatan
● Kualitas pelayanan masih rendah → ibu tidak ditangani secara adekuat
jadi dirujuk-rujuk akhirnya mati dijalan (yang dikeluhkan oleh MenKes)

63. Trias klasik penyebab kematian ibu?


● Perdarahan: dicegah dengan pemberian tablet besi
● Eklampsia dan preeklampsia: dicegah dengan ANC, cek tekanan darah
dan lab rutin
● Infeksi: dicegah dengan mengusahakan semua persalinan dilakukan di
faskes

64. Apa penyebab tingginya AKI di Indonesia?


● Penyebab langsungnya:
○ Perdarahan (28%): dapat terjadi pada saat masa nifas (retensio
plasenta dan atonia uteri) yang menunjukkan kurang baiknya
manajemen tahap 3 proses kelahiran dan pelayanan emergensi
obstetri dan perawatan neonatal tepat waktu
○ Eklampsia (13%)
○ Aborsi yang tidak aman (11%): kematian ini sebenarnya dapat
dicegah jika perempuan mempunyai akses terhadap informasi dan
pelayanan kontrasepsi serta perawatan terhadap komplikasi aborsi
○ Infeksi/sepsis (10%): terjadi karena kebersihan yang buruk pada
saat persalinan atau karena penyakit menular akibat hubungan
seks yang tidak terobati
○ Partus lama (9%): sering disebabkan oleh CPD, kelainan letak dan
gangguan kontraksi uterus.

18
Per 5 November 2021

● Penyebab tidak langsungnya:


○ Anemia dan penyakit menular (malaria, TB, hepatitis, HIV-AIDS).
Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko keguguran,
kelahiran prematur, bayi BBLR, serta kematian ibu dan bayi yang
baru lahir
○ Kekurangan energi kronik (KEK)
○ Tingkat sosial ekonomi, pendidikan faktor budaya dan akses
terhadap sarana kesehatan dan transportasi.

65. Apa yang dilakukan jika ibu hamil risiko tinggi? ANC 8x

66. Tujuan ANC 8x? Agar komplikasi tidak berkelanjutan

67. Ibu hamil risiko tinggi itu siapa saja?


Ibu dengan:
● Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas dengan komplikasi
● Kelainan jumlah, besar, dan letak janin
● Tinggi badan <145 cm atau kelainan bentuk panggul/tulang belakang
● Anemia
● Hipertensi (>130/80 mmHg)
● TB
● Kelainan jantung, ginjal, dan hati
● DM
● Keganasan
● Riwayat keluarga (DM, hipertensi, cacat kongenital)

68. Apa saja komplikasi ibu hamil?


Faktor ibu (tanda-tanda yang dianggap biasa saja/wajar oleh ibu hamilnya,
padahal berbahaya):
● Pusing terus menerus→ risiko hipertensi
● Kaki bengkak → menandakan hipertensi (normalnya <130/80 mmHg)
sehingga berisiko preeklampsia dan eklampsia
● Mual muntah terus menerus→ risiko malnutrisi
● Pandangan kabur → risiko anemia (bisa terjadi perdarahan hebat saat
melahirkan)

69. Mual dan muntah risiko malnutrisi, kalo malnutrisi ibu dan anaknya jadi
kenapa?

19
Per 5 November 2021

Anak jadi BBLR, ibu jadi anemia, perdarahan, rentan infeksi (karena sistem imun
turun). Ibu rentan mengalami komplikasi saat bersalin misalnya perdarahan. Bila
parah dapat berujung ke kematian.

70. Supaya status gizi ibu baik, bagaimana cara mengontrolnya?


Memeriksakan lingkar lengan atas (LLA) → normal >23,5cm.
Kalau <23.5 cm itu harus diedukasi makanan tinggi kalori dan tinggi protein
(yang murah dan gampang didapat seperti tempe, tahu, telur, ikan)

71. Apa risiko ibu yang mengalami anemia? Perdarahan hebat dan risiko
meninggal

72. Hb ibu hamil berapa harusnya? Hb > 11

73. Tatalaksana ibu hamil dengan anemia?


● Edukasi makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti ati ayam,
sayur-sayur yang mengandung besi (bayam), tahu, telur (murah katanya,
ikutin aja maunya dr hera)
● Diberikan tablet besi / Fe pada ibu. Pada kunjungan pertama kita berikan
30 tablet (3x sehari tiap 8 jam), dan selama kehamilan minimal kita
berikan 90 tablet besi.
● Di Jakarta utara kita anjurkan berikan ikan, karena ikan banyak tersedia di
Jakarta Utara dan tinggi zat gizi.

74. Efek samping tablet besi / Fe?


Mual, muntah, BAB keras, nyeri perut, rasa tidak enak (rasa besi)

75. Kalo ibu ga mau minum tablet besi?


Ganti tablet besi sangobion, diedukasi untuk konsumsi makanan tinggi zat besi
seperti ati ayam, sayur-sayur yang mengandung besi (bayam), tahu, telur
(murah), dan ikan

76. Apa itu 5 Terlambat? (hal yang menyebabkan tingginya kematian ibu)
● Terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan berisiko tinggi: mual
muntah terus-menerus (risiko malnutrisi & dehidrasi), sakit kepala terus
menerus (risiko hipertensi), pandangan kabur (risiko anemia), kedua kaki
bengkak (menandakan hipertensi sehingga berisiko pre-eklampsia dan
eclampsia)
● Terlambat dalam memutuskan karena kompromi keluarga untuk ke
fasilitas kesehatan

20
Per 5 November 2021

● Terlambat merujuk
● Terlambat mencapai fasilitas kesehatan (tidak ada transportasi dan akses
jauh)
● Terlambat memperoleh pertolongan di fasilitas kesehatan.

77. Apa itu 4T atau 4 terlalu?


● Terlalu tua untuk hamil (> 35 tahun)
● Terlalu muda/dini untuk hamil (< 20 tahun)
● Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4)
● Terlalu dekat/sering (jarak antar kelahiran < 2 tahun)

78. Jelaskan faktor sosial-budaya yang mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi
baru lahir!
● Kebiasaan melarang/pantang jenis makanan tertentu selama masa
kehamilan dan menyusui (laktasi). Seperti jangan makan ikan (agar
anaknya tidak amis kayak ikan), kepiting (supaya anaknya tidak nakal
tangannya)
● Makanan pendamping ASI (MPASI) yang seharusnya diberikan setelah 6
bulan, sudah diberikan pada usia < 6 bulan (bisa menyebabkan obstruksi
usus)
● Anggapan bahwa komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas
sebagai kejadian normal
● Kurangnya pengetahuan ibu, suami dan keluarga tentang pentingnya
pelayanan antenatal, kehamilan berisiko, persiapan persalinan dan
kegawatdaruratan, dan pertolongan/penanganan persalinan oleh tenaga
kesehatan terampil.
● Kolostrum sering dibuang karena warnanya keruh padahal memiliki
kandungan gizi yang tinggi.

79. Apa pengertian safe motherhood? Upaya yang dilakukan untuk


menyelamatkan ibu agar kehamilan dan persalinannya aman dan sehat
sehingga menghasilkan bayi yang sehat.

80. Apa tujuan dari safe motherhood?


Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maternal dan
angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir.

81. 4 pilar safe motherhood?


● KB. Ibu nifas diharapkan menggunakan alat atau obat kontrasepsi untuk
menjarangkan kehamilan, menunda kehamilan, dan mencegah kehamilan

21
Per 5 November 2021

yang tidak diinginkan, sehingga diharapkan dapat menghindari kehamilan


dengan risiko tinggi akan komplikasi.
● Asuhan antenatal. Sasarannya ibu hamil, jadi ibu hamil diharapkan
mendapatkan pemeriksaan berkala selama kehamilannya hingga saat
akan bersalin. Tujuannya adalah memastikan ibu memiliki kehamilan yang
sehat, mendeteksi risiko tinggi sedini mungkin dan intervensi sedini
mungkin, hingga akhirnya dapat bersalin dengan sehat dan aman, dan
melahirkan bayi yang juga sehat dan baik dan mencegah komplikasi
● Pelayanan obstetrik esensial. Ibu hamil dengan risiko tinggi dan
komplikasi obstetri diberikan pertolongan untuk mencegah kematian ibu
(yang dimaksud adalah fasilitas PONED dan PONEK). Meliputi
kemampuan fasilitas kesehatan untuk menangani komplikasi risiko tinggi
kehamilan dan persalinan baik bagi ibu dan bayi.
● Persalinan yang bersih dan aman. Ini mengacu ke prinsip penolong
harus memberikan pertolongan kepada ibu bersalin dengan prinsip
sterilitas, supaya mencegah terjadinya infeksi.

82. Prinsip persalinan yang bersih dan aman?


● HARUS STERIL
● Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten (Sp. OG, dokter umum,
bidan)
● Pencegahan infeksi (prosedur aman dan bersih)
● Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
● Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi
● Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
● Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
● Ibu diajari tentang ASI eksklusif dan cara pemberian ASI dengan benar.

83. Apa saja intervensi pemerintah untuk menurunkan kematian ibu dalam
jangka pendek?
● Menyediakan fasilitas khusus untuk membantu menangani komplikasi
obstetri pada ibu hamil di puskesmas dan rumah sakit, yaitu PONED.
Puskesmas yang punya PONED adalah puskesmas kecamatan. Rumah
sakit yang ada PONEK adalah RSUD atau RS tipe B.
● Setiap kabupaten atau kota diwajibkan memiliki minimal empat
puskesmas kecamatan mampu PONED (pelayanan obstetri neonatal
emergensi darurat). PONED hanya ada di puskesmas kecamatan.

22
Per 5 November 2021

● Setiap kabupaten atau kota diwajibkan memiliki minimal satu rumah sakit
kabupaten/kota atau rumah sakit swasta tipe B atau C dengan fasilitas
PONEK. PONEK hanya ada di RS kab/kota atau RS swasta tipe B dan C
● Pencegahan hipotermia, asfiksia, dan resusitasi bayi di puskesmas
dengan fasilitas khusus (fasilitas PONED). Kalau tidak bisa baru dirujuk ke
RS

84. Apa itu PONED? = Pelayanan obstetrik neonatal emergensi darurat)


Intinya PONED itu pelayanan obstetri dan neonatus yang dapat:
● Memberikan oksitosin, antibiotik, sedasi parenteral
● Membantu persalinan pervaginam dengan ekstraksi forseps dan vakum
● Melakukan kuretase pada abortus inkomplit
● Untuk neonatus bisa resusitasi, mengatasi asfiksia, dan hipotermia
PONED hanya ada di puskesmas kecamatan

85. Puskesmas yang mampu memberikan PONED meliputi…


Pelayanan obstetri
● Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas
● Pencegahan dan penanganan HT dalam kehamilan (pre-eklampsia dan
eklampsia)
● Pencegahan dan penanganan infeksi
● Penanganan partus lama/macet
● Penanganan abortus
● Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan.
Pelayanan neonatus
● Pencegahan dan penanganan asfiksia
● Pencegahan dan penanganan hipotermia
● Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR)
● Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus
ringan sedang
● Pencegahan dan penanganan gangguan minum
● Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan transportasi rujukan

86. Apa itu PONEK? (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif)
dan apa yang bisa dilakukan di PONEK?
Intinya RS yang mempunyai fasilitas PONEK itu pelayanan obstetri dan
neonatus yang dapat:
● Semua yang puskesmas dengan fasilitas PONED bisa lakukan
● Bisa melakukan bedah SC
● Bisa transfusi darah

23
Per 5 November 2021

PONEK bertugas menangani rujukan dari PONED puskesmas. PONEK hanya


ada di RS kab/kota dan RS swasta tipe B dan C.

87. Komplikasi obstetri dirujuk kemana?


Dirujuk ke faskes yang punya fasilitas adekuat. Rujuk ke Puskesmas yang
memiliki PONED → RS swasta tipe B/C yang memiliki fasilitas PONEK.

88. Apa saja intervensi pemerintah untuk menurunkan kematian ibu dalam
jangka menengah?
● Meningkatkan gizi ibu hamil untuk memperkecil risiko ibu meninggal kalau
mengalami komplikasi
● Meningkatkan pendidikan ibu hamil untuk meningkatkan kesadaran ibu
dalam mendeteksi/mengenali gejala dan tanda komplikasi secara dini,
serta supaya mencari pertolongan tenaga kesehatan untuk menurunkan
risiko kematian

89. Apa saja intervensi pemerintah untuk menurunkan kematian ibu dalam
jangka panjang?
Kegiatan pemberdayaan perempuan dan kemitraan laki-laki-perempuan
(keluarga) agar perempuan bisa mengambil keputusan sendiri dalam
merencanakan kehamilan, persalinan, dan pasca-salin (KB).
Namanya apa? Women empowerment

90. Apa itu women empowerment?


Usaha pemberdayaan wanita agar wanita dapat mengambil keputusan untuk
dirinya sendiri dan kepentingan dirinya sendiri. Contohnya untuk menentukan
ingin memiliki anak berapa, metode persalinannya apa, merencanakan
kehamilannya, mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dll.

91. Apa itu Making Pregnancy Safer (MPS)?


Usaha untuk membuat kehamilan aman supaya tidak terjadi komplikasi dan
persalinan yang bersih supaya tidak terjadi infeksi. Tujuannya supaya ibu dan
anak sehat, tidak terinfeksi.

92. Apa strategi pemerintah dalam making pregnancy safer (MPS)?


Ada empat strategi nasional MPS di Indonesia:
● Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir yang berkualitas, cost effective dan berdasarkan bukti-bukti
● Membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program,
lintas sektor dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna

24
Per 5 November 2021

memaksimalkan sumber daya yang tersedia serta meningkatkan


koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS
● Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui peningkatan
pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir
● Mendorong partisipasi masyarakat dalam menjamin penyediaan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

93. Apa 3 pesan kunci MPS?


● Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil (dibantu BPJS)
● Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat. Ini yang diharapkan dengan adanya fasilitas PONED dan
PONEK.
● Setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

94. SOP masing-masing ibu maternal?


● SOP pelayanan ibu hamil? 10T
● SOP pelayanan ibu bersalin? Prinsip sterilitas
● SOP pelayanan ibu nifas? Post natal care

95. Apa itu pelayanan nifas atau postnatal care (PNC)?


PNC adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar mulai 6 jam s.d.
42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Minimal kunjungan sebanyak 3
kali dengan rincian:
● Pertama pada 6 jam – 3 hari setelah persalinan
● Kedua pada hari ke-4 – hari ke-28 setelah persalinan
● Ketiga pada hari ke-29 – hari ke-42 setelah persalinan
PNC terdiri dari:
● Pemeriksaan TTV (TD, nadi, RR, suhu)
● Pemeriksaan TFU (involusi uterus)
● Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya
● Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan
● Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali:
○ Pertama: segera setelah melahirkan
○ Kedua: 23 jam setelah pemberian kapsul vitamin A pertama
● Pelayanan KB pasca salin, yaitu pelayanan yang diberikan kepada ibu
yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan
(sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan).

25
Per 5 November 2021

96. Apa itu rujukan medis dan rujukan teknis?


● Rujukan medis adalah rujukan pelayanan bagi pasien/spesimen yang
meliputi upaya kuratif atau rehabilitatif ke pelayanan kesehatan lain yang
lebih tinggi tingkatannya (vertikal) atau sama tingkatannya (horizontal).
● Rujukan teknis adalah rujukan bagi tenaga kesehatan yang berupa
pengetahuan dan keterampilan untuk menangani instrumen-instrumen
yang ke pelayanan kesehatan lain yang fasilitasnya lebih memadai seperti
RSUD.
● (FYI) Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan bagi pasien yang
umumnya berkaitan dengan upaya promosi kesehatan (promotif) dan
pencegahan (preventif).

97. Apa itu desa siaga?


Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa
yang dimaksud di sini adalah kelurahan. Ciri-ciri desa siaga:
● Minimal memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan
dasar (dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik
bangunan, perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke
puskesmas)
● Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
● Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
● Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

98. Apa itu total fertility rate (TFR)?


TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa
usia suburnya. TFR sebesar 2.35 berarti wanita (usia 15-49 tahun) secara
rata-rata memiliki 2-3 anak selama masa usia suburnya

99. Apa indikator untuk kematian lansia?


Indeks Swaroop. Indeks ini menilai proporsi kematian yang berusia 50 tahun ke
atas. Semakin tinggi nilai indeks Swaroop maka semakin tinggi jumlah orang
yang meninggal setelah usia 50 tahun. Dengan kata lain, banyak orang yang
bisa mencapai usia tua (>50 tahun) sebelum meninggal (at least orangnya gak
mati di bawah 50 tahun gitu mungkin ya istilahnya?)

100. Pemantauan pelayanan individu bisa melalui apa?


Kohort, yaitu dari orang ke orang dipantau secara terus menerus, pelayanan apa
saja yang sudah diberikan.

26
Per 5 November 2021

101. Kenapa pelayanan kesehatan Indonesia dianggap buruk / jelek?


● Jumlah fasilitas kesehatan sarana prasarana, faskes, alat tidak mencapai
pelosok
● Kurangnya nakes yang terampil
● Aksesnya masih buruk, tidak bisa menjangkau daerah pedalaman/pelosok
● Kurangnya pemanfaatan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada
● Koordinasi di lapangan masih buruk

27
Per 5 November 2021

Bahan Belajar Kuis drg. Herawati


Imunisasi

1. Sebutkan definisi imunisasi!


○ Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit (sampai batas optimal), sehingga bila suatu
saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan
○ Definisi lain imunisasi adalah peningkatan titer antibodi untuk mencegah
terjadinya penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi dan
kematian.

2. Apa saja tujuan dari imunisasi?


Meningkatkan titer antibodi seseorang untuk mencegah penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC, polio, difteri, pertussis, tetanus,
hep B, haemophilus influenza B dan campak. (ngurut sesuai urutan vaksin bayi)

3. Sebutkan tujuan PROGRAM imunisasi (lengkap)!


Ada tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum program imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian (outcome) akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I/penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi).
PD3I mencakup penyakit-penyakit yang ada di jadwal imunisasi: TBC,
difteri, pertussis, tetanus, Hep B, polio, campak, Haemophilus influenza B
(HiB). (DPT-Hb-Hib dianggap sudah “tidak ada” di Indonesia. Campak dan
HiB sifatnya sangat menular dan bisa menyebabkan kematian)
2. Tujuan khusus program imunisasi:
a. Tercapainya target UCI/universal child immunization: cakupan
imunisasi kontak lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di
seluruh desa/kelurahan pada tahun 2014
b. Tervalidasinya “Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal”, yaitu
insiden < 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun pada tahun
2013
c. Tercapainya “Eradikasi Polio Global” pada tahun 2018
d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian
rubella pada tahun 2020
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman dan
pengelolaan limbah medis yang baik (safety injection practice dan
waste disposal management)

28
Per 5 November 2021

4. Apa target yang ditentukan dalam program imunisasi di Indonesia?


Target imunisasi yang ditetapkan dalam program Imunisasi Indonesia adalah
Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal
80% secara merata pada bayi di desa/kelurahan pada tahun 2014.

5. Apa yang dimaksud dengan target Universal Child Immunization (UCI)?


Setiap bayi usia 0 – 12 bulan mendapatkan cakupan imunisasi kontak pertama
(BCG, Polio 1, DPT-HB-HiB 1) sebanyak 90% dan imunisasi dasar lengkap
(sampai campak) sebanyak 80% dengan drop out masing-masing sebesar
maksimal ≤ 10%

6. Imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan adalah?


Imunisasi dasar adalah imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas
ambang perlindungan yang diberikan pada bayi sebelum berusia satu tahun.
Imunisasi dasar terdiri atas:
● Bacillus Calmette Guerin (BCG)
● Diphtheria Pertussis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria
Pertussis Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus influenza type B
(DPT-HB-Hib)
● Hepatitis B pada bayi baru lahir
● Polio
● Campak.
Imunisasi lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan yang diberikan pada
anak usia bawah tiga tahun (batita), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia
subur.

7. Siapa sasaran program imunisasi?


Bayi, balita, anak SD kelas 1-3, ibu hamil, dan PUS yang akan menikah di KUA

8. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi?


TBC, polio, difteri, pertussis, tetanus, hep B, haemophilus influenza B dan
campak (ngurut sesuai urutan vaksin bayi)

9. Mengapa imunisasi lengkap harus diberikan sebelum usia 1 tahun?


Imunisasi lengkap diberikan sebelum usia 1 tahun untuk menekan angka
kematian bayi (AKB) atau infant mortality rate (IMR). IMR adalah salah satu tolak
ukur tingkat kesehatan suatu negara.

29
Per 5 November 2021

10. Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) adalah:


BIAS adalah suatu bentuk operasional dari imunisasi lanjutan yang diberikan
untuk anak sekolah; BIAS dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya
dengan sasaran semua anak kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia.

11. Suntikan imunisasi ada apa aja?


- Intramuskular (90°), subkutan (45°), dan intrakutan (15°)
- Kalo IM asal bisa fiksasi ga sulit.
- Contoh imunisasi IM/subkutan dalam: DPT-HB-Hib
- IK paling susah karena hrs 15° dan tepat dibawah kulit dan ga boleh
nembus otot apalagi bayi kulitnya lembut. Contoh: BCG.
- Tanda keberhasilan suntik intrakutan → muncul gelembung. Kalau ga
terbentuk berarti masuk otot

12. Spuit biasa berapa cc 1 garisnya? 0,1 cc

13. Kalau suntikan BCG masuk ke dalam otot?


Tidak terbentuk gelembung = imunisasi gagal.

14. Jadwal vaksinasi sesuai umur?


- Usia 0 bulan → HB0 → program faskes (bukan vaksin pemerintah, jadi
gak usah disebut), BCG 0,05cc intrakutan diberi di lengan atas
- Usia 1 bulan → Polio 1 → 0,1 cc 2 tetes (polio diberikan 4x, interval 1
bulan)
- Usia 2 bulan → DPT, HiB, Hep B (intramuskular / subkutan, 3x, interval 1
bulan, 0,5 cc)
- Usia 9 bulan → campak dosis 0,5 cc subkutan lengan kiri atas

Tabel Jadwal vaksinasi sesuai umur menurut ajaran drg. Hera


Usia Jenis Vaksin Dosis Cara Selang Tempat
Pemberian Pemberian

Bayi dan Balita

0 bulan HB0 0,5 mL IM Paha

1 bulan BCG 0,05 cc IK Lengan kanan


atas

Polio 1 0,1 cc (2 PO 1 bulan Mulut


tetes)

30
Per 5 November 2021

2 bulan DPT-HB-HiB 0.5 cc IM/SK dalam 1 bulan Bayi di paha


1 Batita di lengan
kanan atas

Polio 2 0.1 cc (2 PO 1 bulan Mulut


tetes)

3 bulan DPT-HB-HiB 0.5 cc IM/SK dalam 1 bulan Bayi di paha


2 Batita di lengan
kanan atas

Polio 3 0.1 cc (2 PO 1 bulan Mulut


tetes)

4 bulan DPT-HB-HiB 0.5 cc IM/SK dalam Bayi di paha


3 Batita di lengan
kanan atas

Polio 4 OPV 0.1 cc PO Mulut


(2 tetes) + Paha
IPV 0.5 cc

9 bulan Campak 0,5 cc SK Lengan kiri atas

18 bulan (T3) DPT-HB-HiB 0,5 cc IM/SK dalam Bayi di paha.


Batita di lengan
kanan atas.

24 bulan Campak 0,5 cc SK Lengan kiri atas

Anak Usia SD

Kelas 1 SD Campak 0,5 cc SK Lengan kiri atas

DT 0,5 cc IM Lengan kiri atas

Kelas 2 SD Td 0,5 cc IM Lengan kiri atas

Kelas 3 SD Td 0,5 cc IM Lengan kiri atas

Ibu Hamil

K1 TT1 0,5 cc IM/SK dalam

K2 TT2 0,5 cc IM/SK dalam 1 bulan / 4 Perlindungan 3


minggu tahun
setelah TT1

TT3 0,5 cc IM/SK dalam 6 bulan Perlindungan 5

31
Per 5 November 2021

setelah TT2 tahun

TT4 0,5 cc IM/SK dalam 1 tahun Perlindungan


setelah TT3 10 tahun

TT5 0,5 cc IM/SK dalam 1 tahun Perlindungan


setelah TT4 25 tahun
*PUS yang mau nikah di KUA kasih TT 1 kali saja, sebagai persiapan, untuk mencegah
tetanus maternal dan neonatus.
*Polio dan DPT-HB-HiB diberikan setiap 1 bulan (bukan 4 minggu, menurut drg. Hera).
Itu alasannya posyandu diadakan setiap 1 bulan sekali.
*IM/SK dalam itu beda sudut saja menurut drg. Hera

15. Apa yang dimaksud vaksin “belum lengkap” dan “tidak lengkap”?
○ Belum lengkap adalah kalau bayi masih <12 bulan dan belum mendapat
imunisasi dasar lengkap.
○ Tidak lengkap adalah kalau bayi sudah >12 bulan dan belum mendapat
imunisasi dasar lengkap.

16. Antigen imunisasi dasar lengkap?


BCG, polio, DPT-HB-HiB, dan campak.

17. Apakah imunisasi dasar lengkap di Indonesia sama dengan negara lain?
Tidak, karena kebijakan pemerintah mengenai imunisasi dasar lengkap
didasarkan pada angka kesakitan dan kematian penyakit (prevalensi) dari bayi,
balita dan ibu maternal (sebagai kelompok yang paling rentan) yang
berbeda-beda di tiap negara

18. Kenapa dari sekian banyak penyakit, hanya antigen-antigen tersebut yang
dijadikan program imunisasi dasar lengkap di Indonesia?
● BCG: di Indonesia prevalensinya tinggi. TBC tidak bersifat fatal (tidak
langsung mati; masih bisa hidup bertahun-tahun). Dengan kata lain, TBC
bukan bersifat akut, tapi kronis
● Polio: kecacatan permanen
● DPT-HB-HiB: penyebaran dan penularannya mudah, tingkat
keganasannya tinggi, dan cepat mati (case fatality rate tinggi). Hep B
karena penyakitnya bisa merusak hepar → fatal. Penyakit dengan fatality
rate tinggi = penyakit akut
● Campak: penularannya cepat dan tingkat kematiannya tinggi

19. Antigen yang diberikan pada bayi?

32
Per 5 November 2021

BCG, polio, DPT-HB-HiB, dan campak.

20. Antigen yang diberikan berulang pada bayi?


Polio (4x) dan DPT-HB-HiB (3x)

21. Mengapa diberikan imunisasi ke-4 polio walaupun 3x sudah optimal?


Untuk eradikasi polio. Diberikan 1x tambahan tanpa memandang status
imunisasi anaknya sudah lengkap secara teori → serentak diberikan 1x lebih
banyak.

22. Kenapa DPT-HB-HiB cukup 3 kali?


Karena sudah mencapai titer antibodi optimal.

23. Apa antigen imunisasi yang bisa drop out?


Yang dilakukan penyuntikan berulang (DPT, Hb, Hib, dan POLIO)

24. Vaksin BCG apakah bisa drop out?


Tidak bisa, karena hanya 1 kali suntik. Kalau vaksin berulang, bisa drop out

25. BCG kenapa hanya 1x?


Karena dengan 1x sudah mencapai titer antibodi optimal

26. Apakah HBO perlu diberikan saat lahir?


Tidak, harusnya BCG yang diberikan segera setelah lahir.

27. Kenapa gak diberikan BCG segera setelah lahir?


Berdasarkan PMK BCG diberikan segera setelah bayi lahir. Pada praktik di
lapangan BCG diberikan di usia 1 bulan, bukan setelah bayi lahir (sebagai
kebijakan rumah sakit).
- Karena 1 flacon BCG tidak mencukupi jumlah bayi yang lahir. (Dosis 0,05
mL, 1 flacon bisa untuk 20 bayi) → jangan sebut mubazir!
- BCG bentuk bubuk sehingga harus dilarutkan dengan pelarut yg
dimasukkan ke kulkas karena saat dicampurkan akan mempengaruhi
suhu vaksinnya kalau suhu pelarutnya tinggi maka vaksinnya bisa rusak.
- Karena kebijakan tersebut, pihak RS biasanya memberikan vaksin
Hepatitis B untuk bayi baru lahir sebelum pulang dari RS sehingga ibu dan
keluarga tidak bertanya-tanya mengapa anaknya tidak mendapatkan
suntikan apa-apa (kata drg. Hera: “buat nyenengin ibunya aja bayinya
disuntik gitu”)

33
Per 5 November 2021

28. Siapa sasaran suntikan BCG?


Bayi baru lahir.

29. Mengapa BCG harus diberikan sejak usia bayi?


Karena angka kejadian (prevalensi) TB yang masih tinggi di Indonesia.

30. Kenapa BCG diberikan segera setelah lahir (menurut PMK)?


Karena penularan TB di lingkungan sangat gampang → rumah kumuh tidak ada
ventilasi jd bayi sebagai kelompok rentan gampang kena.

31. Bagaimana cara memberikan imunisasi polio sekarang? Tetes (per oral).
Tapi sekarang sudah IPV. Meskipun IPV baru dipakai di beberapa puskes
kecamatan, puskesmas kelurahan masih pake OPV.

32. Mengapa OPV diganti menjadi IPV? Kalau oral nanti bisa keluar melalui feses
dan justru tersebar karena masih banyak orang yang suka BAB sembarangan
(misal di sungai, tanah kosong).

33. Vaksin pentavalent apa saja?


DPT, HB, HiB → pentavalent (soalnya total ada 5 antigen)
3 kali sudah cukup secara teori imunisasi DPT, HB, HiB & Polio.

34. Bagaimana cara pemberian DPT Hep B Hib?


Diberikan intramuskular / subkutan pada kelas 1, 2, 3 SD
- Kelas 1 → campak & DT 0,5 cc
- Kelas 2 → Td 0,5cc
- Kelas 3 → Td 0,5cc

35. Kenapa diberikan imunisasi berulang?


Untuk mencapai titer antibodi yang optimal

36. Apa komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat suntikan imunisasi?


KIPI. Demam, nyeri di lokasi suntikan, myalgia / nyeri otot, warna kulit jadi
merah, infeksi sekunder

37. Apa yang harus dilakukan jika ada KIPI? Pengobatan simtomatik
- Kalau demam → obat demam (paracetamol)
- Bengkak → kompres air dingin

38. Apa saja yang harus dijelaskan kepada orangtua saat imunisasi?
○ Definisi imunisasi

34
Per 5 November 2021

○ Tujuan imunisasi
○ Manfaat (keuntungan) imunisasi
○ Akibat (kerugian) bila tidak imunisasi
○ Jadwal imunisasi
○ Tempat imunisasi (posyandu, puskesmas)
○ Ibu tak perlu tahu kontraindikasi, cukup dokter yang tahu kontraindikasi
dan komplikasi supaya bisa menangani???

39. Apa pengertian optimal?


○ Cukup untuk memberikan pertahanan terhadap virusnya
○ Level antibodinya cukup untuk membeikan pertahanan terhadap virusnya
~ vaksin diberikan berulang → meningkatkan titer Ab hingga batas
optimal, mencegah penurunan antibodi, dan memperpanjang masa
perlindungan

40. Perbedaan optimal dan maksimal?


- Optimal : bisa memberi perlindungan
- Maksimal : sudah sampai puncak dan tidak bisa tinggi lagi.

41. Apakah ada antibodi yang maksimal?


Tidak ada. Tidak bisa maksimal terus-menerus.

42. Berapa lama interval suntikan ulangan? 1 bulan

43. Kenapa harus 1 bulan interval suntikan ulangannya? (= Mengapa ibu harus
mengikuti SOP untuk imunisasi?)
- Tujuan diberikan booster setelah 1 bulan adalah karena setelah 1 bulan, kurva
titer antibodi mulai turun sehingga diberikan booster agar kurva MENINGKAT.
Titer antibodi mencapai puncaknya dalam 1 bulan, setelah itu akan turun
perlahan, sehingga suntikan kedua harus diberikan pada puncak titer antibodi
sebelum titernya turun.
- Titer hasil suntikan kedua yang tepat waktu tidak ngulang dari awal tapi dari
puncak titer yang pertama.
- Suntik → kurva antibodi akan meningkat sampai puncak, tapi tetap bisa turun.
Maka dalam 1 bulan harus disuntik ulang. Jarak puncaknya 1 bulan.

44. Kalau diberikan suntikan ulangan dengan jarak 1 bulan, berapa kurva yang
terbentuk? 1 kurva, kenaikan titer antibodinya lanjut naik dari puncak kurva
sebelumnya.

35
Per 5 November 2021

45. Bagaimana bila ibunya datang semau dia buat vaksinasi anaknya?
(jadwalnya ga teratur)
Kurva kenaikan antibodi nya jadi sama tinggi → terbentuk 3 buah kurva yang
sama tinggi, dan itu bukan menjadi tujuan dari pemberian ulang.

46. Apa kontraindikasi imunisasi anak?


- Demam >37,5℃
- Riwayat kejang
- Penyakit kulit yang luas sehingga tidak ada lokasi penyuntikkan yang
ideal. Menurut drg. Hera jangan terlalu kaku; kalau nunggu daerah
penyuntikkan yang ideal, anaknya malah jadi disuruh pulang terus dan
tidak diimunisasi (missed opportunity???)
- Diare + dehidrasi
- ISPA + batuk + ronchi + sesak napas. Kalau cuma batuk-pilek, tanpa
demam, tanpa ronkhi, tanpa sesak, suntik saja. Jangan melebih-lebihkan
kontraindikasi.
- Gizi kurang (malnutrisi).

47. Kontraindikasi yang dilebih-lebihkan?


- ISPA ringan (batuk pilek tanpa ronki dan sesak) dan diare tanpa dehidrasi
yang tidak boleh imunisasi
- Stok vaksin habis, tenaga kesehatan tidak ada (jarang terjadi di wilayah
yang banyak Fakultas Kedokterannya), jadwal imunisasi yang
berubah-ubah. Cakupan tahun lalu pasti tidak tercapai karena adanya
pandemi

48. ISPA ringan boleh disuntik? Boleh. Diare juga boleh karena diare penyakit
umum. Asal tidak ada dehidrasi.

49. Anak dengan diare seperti apa yang tidak boleh divaksinasi?
Dengan tanda dehidrasi → anaknya rewel, mata cekung, turgor kulit menurun,
kulit kasar

50. Apa yang terjadi kalau anak gizi kurang diimunisasi?


Titer antibodi yang terbentuk tidak optimal.

51. Apa itu missed opportunity?


Ibu datang membawa anaknya untuk diimunisasi pada jadwal yang telah
ditetapkan namun tidak mendapat imunisasi yang dapat disebabkan seperti stok
vaksin habis, petugas tidak datang atau kontraindikasi yang dilebih-lebihkan.

36
Per 5 November 2021

52. Akibat dari missed opportunity yang tinggi? Cakupan imunisasi jadi kurang

53. Apa itu drop out?


ibu tidak datang membawa anaknya kembali untuk menerima vaksin selanjutnya
setelah kontak pertama karena tidak mengetahui manfaat imunisasi dan akibat
bila imunisasi tidak dilakukan.

54. Mengapa titer antibodi tidak meningkat padahal sudah disuntik?


● Vaksin rusak atau kadaluarsa
● Cold chain terganggu → merusak vaksin
● Status gizi → mempengaruhi respon imun
● Dosis dan interval vaksin yang tidak tepat (cara pemberian, tepat dosis,
tepat interval 1 bulan agar terbentuk antibodi optimal dan kurva tidak
turun)
● Salah cara pemberian
● Pasien imunodefisiensi
● Kelainan herediter (tubuh tidak bisa membentuk antibodi)
● Penyakit metabolik terkontrol (masih boleh divaksin)

55. Kalau cara penyuntikan vaksin sudah benar, interval sudah benar, dosis
sudah benar, kenapa masih bisa sakit?
Karena tergantung kondisi kesehatan anaknya juga. Khususnya pada yang
menderita penyakit kronis seperti malnutrisi, TB, ISPA. Sehingga tidak terbentuk
reaksi antigen antibodi karena terhambat oleh penyakit tersebut

56. Bagaimana cara menyimpan vaksin yang benar agar memiliki efektivitas
yang tinggi?
● Disimpan dalam lemari es di suhu 2-8℃ dengan termometer dan
termostat untuk mengukur suhu tempat penyimpanan. Termometer
diletakkan di antara tumpukan vaksin
● Dihindari dari sinar matahari langsung
● Catat suhu penyimpanan 2x/hari
● Tidak membuka tutup lemari es penyimpanan vaksin >2x/hari karena
berisiko menyebabkan perubahan suhu di lemari es dan menyebabkan
potensi vaksin turun (merusak vaksin). Hal yang sepele tapi berakibat fatal
● Tidak menyimpan makanan dan minuman di lemari es penyimpanan
vaksin → karena berisiko meningkatkan frekuensi buka tutup lemari es.
● Vaksin tidak boleh diletakkan di rak pintu lemari es; vaksin disimpan di
bagian dalam sehingga mencegah paparan dunia luar. Ketika pintu lemari

37
Per 5 November 2021

es dibuka, bagian pintu itu adalah yang paling dahulu terpapar hawa
panas lingkungan luar.
● Vaksin yang sudah digunakan (ga boleh bilang yang sudah dibuka
soalnya vaksin ditusuk, ga dibuka) tidak boleh disimpan lagi karena 1.)
potensinya berkurang, 2.) dengan membuka lemari es lagi, kita akan
merusak vaksin di dalamnya
● Vaksin campak, polio, BCG boleh ditaruh di freezer < 2℃. Campak dan
BCG boleh karena bentuknya bubuk jadi tidak akan beku. Polio tidak beku
juga kalau di freezer. Karena BCG bentuknya bubuk, vaksinnya harus
dilarutkan dengan pelarut yg dimasukkan ke kulkas juga karena bila tidak,
suhu pelarutnya akan tinggi dan dapat mempengaruhi suhu vaksinnya
saat dicampurkan
● Pelarut vaksin bubuk (NaCl atau aquades) dimasukin ke lemari es juga
karena kalau tidak, bisa memengaruhi perubahan suhu saat dicampur
dengan vaksin.
● Cek apakah vaksin sudah rusak atau belum (Normalnya ada granul halus
yang kasat mata, tapi kalau rusak, granul semakin besar dan timbul
endapan)
● Bila ingin dibawa keluar harus menggunakan vaccination kit
● Kalau mau dibawa keluar, bisa juga di coolbox: kotak yang dilapisi cool
pack di dindingnya. (Hanya dalam keadaan darurat!) → Cool pack:
bantalan yang berisi cairan yang dapat membeku menjadi es dan
ditempatkan pada bagian freeze. Jangan jawab ini, kecuali ditanya
gimana kalo vaksinnya mau dibawa keluar.

57. Apakah vaksin polio boleh disimpan di freezer?


Boleh kalau belum akan digunakan dalam jangka waktu lama. Kalau akan
digunakan dalam jangka waktu pendek, sebaiknya jangan disimpan di freezer

58. Kenapa vaksin bisa rusak?


Karena sistem cold chain terganggu. Suhu antara 2-8 ℃ tidak terjaga sehingga
vaksin bisa rusak → tidak terbentuk antibodi

59. Cold Chain berfungsi maksudnya apa?


Pengelolaan distribusi vaksin dari pabrik sampai ke sasaran vaksin sesuai
prosedur untuk menjaga vaksin tersimpan pada suhu 2-8°C dan kondisi yang
telah ditetapkan tanpa terganggu

60. Apa akibat cold chain yang tidak berfungsi? Vaksin rusak. (titik)

38
Per 5 November 2021

61. Apa akibatnya kalau vaksin rusak? Tidak terbentuk antibodinya, lalu angka
kematian dan angka kesakitan tinggi

62. Kenapa vaksin harus dibuang jika sudah rusak? Karena sudah tidak efektif.

63. Faktor apa yang merusak vaksin selain suhu di luar 2-8℃? Vaksin terpapar
sinar matahari langsung

64. Berapa suhu ruangan di Jakarta? >25℃, sementara untuk simpan vaksin
butuh suhu 2-8℃

65. Vaksin yang dilarutkan bisa tahan berapa lama? 4-6 jam, tergantung suhu.
Harus cepat dihabiskan, sisanya tidak boleh dimasukkan lagi ke lemari es /
kulkas.

66. Kalau setelah selesai kegiatan imunisasi di lapangan masih ada sisa
vaksin, mau diapain vaksinnya? Buang.

67. Kenapa vaksin yang sudah dikeluarkan dari lemari es dan sudah digunakan
tidak boleh dimasukan ke lemari es / kulkas lagi?
● Karena potensinya menurun setelah dipakai di lapangan. Kalo sisa
harusnya dibuang, tapi sebenarnya sayang dibuang karena mahal
● Menambah frekuensi buka tutup lemari es / kulkas → jadi merusak vaksin
lainnya yang disimpan di dalam lemari es

68. Target vaksin pemerintah?


127 juta, belum termasuk anak di bawah 16 tahun

69. Angka imunisasi 90% sudah bagus atau belum? Sudah.


Artinya apa? Sudah mendapatkan herd immunity.

70. Apa yang diharapkan dari penduduk yang sudah divaksin? Herd immunity

71. Untuk apa melakukan vaksinasi massal? Tercapainya herd immunity

72. Apa itu herd immunity?


Suatu kekebalan kelompok yang didapatkan karena sebagian besar orang (70%
populasi menurut target pemerintah) telah mendapatkan kekebalan melalui
imunisasi sehingga tidak terjadi penularan penyakit. Ibaratnya yang tidak
diimunisasi ikutan mendapat “kekebalan”.

39
Per 5 November 2021

Bagaimana dengan yang tidak disuntik? Ikut mendapatkan “kekebalan.”

73. Apa artinya herd immunity yang terjadi karena vaksinasi?


Kekebalan didapatkan karena vaksinasi, jenisnya aktif buatan.

74. Herd immunity dapat terjadi alamiah tanpa melalui vaksin. Apa
pengertiannya?
○ Banyak yang terkena penyakit dan penyintasnya tetap hidup / sembuh
dari penyakit (gak mati akibat penyakit tsb).
○ Pada penyakit yang mortalitasnya tinggi, tidak terjadi herd immunity. Itulah
alasan pada COVID-19 tidak diharapkan timbul herd immunity secara
alamiah karena tingkat mortalitasnya tinggi.
○ Herd immunity alamiah tanpa vaksin ini menimbulkan kekebalan yang
bersifat alamiah aktif

75. Untuk COVID-19 mungkin terjadi herd immunity secara alamiah gak? Tidak,
karena angka kematian COVID-19 tinggi jadi tidak bisa alamiah.

76. Apakah herd immunity karena COVID-19 sudah terjadi di Indonesia? Belum,
masih jauh (baru sekitar 30-40%) karena geografisnya susah. Ada ribuan pulau.
Bukan melalui vaksinasi saja tapi alamiah juga dari penyintas yang berhasil
sembuh.

77. Mengapa angka COVID-19 di Indonesia bisa turun padahal belum terjadi
herd immunity?
Karena banyak penyintas COVID-19 yang selamat sehingga sudah terbentuk
kekebalan alamiah (kekebalan aktif).

*Jujur jawaban drg. Hera ini agak kontradiktif sama pernyataan “angka kematian
COVID-19 tinggi jadi tidak terbentuk herd immunity secara alamiah.” Tapi
yaudahlah)

78. Seharusnya bila sudah terbentuk herd immunity masyarakatnya akan


kebal, tapi kenapa masih bisa terjadi KLB?
● Vaksin rusak (bisa karena cold chain terganggu karena Indonesia adalah
negara tropis atau vaksinnya kadaluarsa)
● Dosis tidak tepat (harusnya pentabio 0.5cc)
● Gizi buruk
● Interval pemberian tidak tepat (selang 1 bulan 1 bulan)

40
Per 5 November 2021

● Pemberian tidak lengkap (seharusnya sampai tiga kali, tapi tidak sampai
tiga kali)
● Imunodefisiensi / imunokompromais / imunosupresi (gangguan imun)
● Penyakit kronis yang menyebabkan penurunan imun (jangan sebut stigma
masyarakat)

79. Kejadian Luar Biasa (KLB) itu apa?


KLB adalah timbul/meningkatnya kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dan dalam kurun waktu tertentu.
Kriteria KLB:
○ Timbul penyakit tertentu yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal (JAWAB
INI DULU GENGS)
○ Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu
○ Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
sebelumnya
○ Jumlah penderita baru meningkat dua kali atau lebih dalam satu bulan
dibandingkan dengan rerata bulan sebelumnya
○ Rata rata jumlah kesakitan perbulan meningkat dua kali atau lebih dalam
satu tahun dibandingkan dengan rata rata perbulan dalam satu tahun
sebelumnya
○ Case fatality rate dalam satu kurun waktu mengalami kenaikan ≥ 50%
dibanding periode sebelumnya
○ Proportional rate penderita baru pada satu periode mengalami kenaikan
dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya.

80. Siapa yang berhak menentukan KLB? Kemenkes

81. Siapa yang menentukan pandemi? WHO

82. Apa Polio termasuk KLB? Tidak

83. Kenapa COVID-19 disebut KLB pada awalnya?


Karena timbul penyakit tertentu yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal.

84. Bedanya efektif dan efisien?


○ Efektif menitikberatkan pada hasil → “tepat guna”. Tujuan pekerjaan
efektif adalah hasil memuaskan sesuai harapan

41
Per 5 November 2021

○ Efisien menekankan pada “proses”. Tujuan pekerjaan akan efisien jika


dilakukan dengan menghemat tenaga, biaya, dan waktu demi mencapai
hasil maksimal

85. Eradikasi, Eliminasi, Reduksi itu apa?


○ Eradikasi: menghilangkan kasusnya hingga 0 kasus → Polio
○ Eliminasi: membatasi penyakit dengan batas jumlah tertentu → Tetanus (1
kematian dari 1000 kelahiran hidup)
○ Reduksi: pengurangan kejadian suatu penyakit setiap tahunnya dari tahun
ke tahun; tidak ada batas tertentu harus berkurang sampai berapa, tapi
dari tahun ke tahun harus berkurang → campak

86. Apa yang dimaksud dengan eradikasi polio?


Keadaan dimana tidak ditemukan kasus polio dalam 3 tahun berturut-turut
setelah program PIN terakhir

87. Apakah Indonesia sudah bebas polio?


Sudah, tahun 2014.

88. Kenapa kita tidak perlu melakukan eradikasi difteri padahal mematikan?
Karena transmisi yang mudah (airborne), pencegahan dengan suntikan yang
lebih susah dibanding tetes shg butuh orang dengan kemampuan khusus,
penyakit bersifat akut shg sukar dicegah

89. Apa itu eliminasi tetanus neonatorum?


Usaha yang dilakukan dengan harapan kematian akibat tetanus neonatorum
mencapai ≤1 dari 1000 kelahiran bayi (MAKSIMAL 1 kematian dari 1.000
kelahiran hidup). Intinya, upaya untuk menurunkan penyakit tetanus pada ibu
maternal dan bayi. Usaha yang dilakukan:
● Meningkatkan pengetahuan ibu hamil untuk mendapatkan imunisasi TT di
pelayanan kesehatan
● Melakukan imunisasi TT ibu hamil
● Bekerja sama dengan menteri agama untuk memvaksin calon pengantin
yang mau menikah di KUA (kerja sama lintas sektoral?)
● Meningkatkan kinerja pelayanan imunisasi

90. Kenapa tetanus lebih banyak dulu dibanding sekarang?


Dulu orang lahiran lebih banyak dengan dukun beranak yang alat-alatnya tidak
steril.

42
Per 5 November 2021

91. Apa itu endemi dan pandemi?


○ Endemi adalah penyakit yang muncul di suatu daerah secara terus
menerus dan menjadi karakteristik wilayah tertentu. Contoh endemi
adalah malaria di Papua dan gondok di dataran tinggi atau pegunungan.
Pada epidemi, angka kesakitan dan kematian menetap di daerah tertentu
○ Pandemi adalah penyakit yang menyebar ke berbagai benua dan negara
di seluruh dunia.

92. Mengapa pandemi akan berubah jadi endemi? Karena tidak lagi terjadi di
seluruh dunia dan HANYA ada di wilayah tertentu yang terjadi secara terus
menerus. Contoh di Indo → malaria

93. Contoh penyakit endemi? Malaria di NTT dan Papua

94. Apa tujuan PWS imunisasi?


○ PWS imunisasi memantau kegiatan imunisasi selama kegiatan dan
mengidentifikasi masalah yang timbul di lapangan guna meningkatkan
efisiensi (sumber daya seperti vaksin, dana, tenaga, dll) dan efektivitas
(dampak) program imunisasi secara terus menerus.
○ Jawaban tambahan: diintervensi kalau ada masalah supaya program tidak
melenceng dari perencanaan awal

95. Apa prinsip PWS imunisasi?


Sumbernya dari Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
● Memanfaatkan data yang ada: dari cakupan/laporan cakupan imunisasi
● Menggunakan indikator sederhana dan tidak terlalu banyak; Indikator
PWS imunisasi, untuk masing-masing antigen:
○ BCG: jangkauan/aksesibilitas pelayanan
○ Polio 1,2,3,4: tingkat perlindungan (efektivitas program)
○ Hepatitis B 0-7 hari: jangkauan/aksesibilitas pelayanan
○ DPT-HB 1: jangkauan/aksesibilitas pelayanan
○ Campak: tingkat perlindungan (efektivitas program)
○ Drop out DPT-HB 1-Campak: efisiensi/manajemen program.
● Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat
● Teratur dan tepat waktu (setiap bulan)
● Teratur untuk menghindari hilangnya informasi penting
● Tepat waktu agar tidak terlambat dalam mengambil keputusan
● Lebih dimanfaatkan sendiri atau sebagai umpan balik untuk dapat
mengambil tindakan daripada hanya dikirimkan sebagai laporan;

43
Per 5 November 2021

● Membuat grafik dan menganalisa data dengan menggunakan software


PWS dalam program microsoft excel.

96. Apa saja yang dipantau pada PWS imunisasi?


1) cakupan imunisasi dan dropout
2) stok vaksin
3) sistem cold chain
4) feedback masyarakat untuk mengetahui kepuasan masyarakat
5) evaluasi pelaksanaan sesuai dengan rencana kegiatan.
Setelah itu baru tambahan-tambahannya:
Input:
● Sarana dan prasarana: stok vaksinnya, alat suntiknya, tempat membuang
vaksin
● Tenaga kesehatan
● Sistem cold chain
Proses:
● Semua yang dijalankan sesuai rencana
● (jawaban tambahan opsional) akses terhadap wilayah sasaran
● Evaluasi pelaksanaan sesuai dengan rencana kegiatan
Output:
● Cakupan imunisasi dan drop out
● Umpan balik masyarakat
● Pencatatan dan pelaporan program YANG AKURAT (jangan bilang yang
rutin atau yang baik, soalnya pasti memang rutin dilakukan, tapi harus
akurat)
Outcome:
● Angka kesakitan dan kematian akibat PD3I

97. Bagaimana cara merencanakan jumlah / stok vaksin yang diperlukan? Data
apa yang diperlukan?
Hal yang dibutuhkan untuk menghitung perencanaan kebutuhan vaksin:
● Jumlah sasaran
● Jumlah pemberian
● Target cakupan
● Indeks pemakaian (IP) vaksin
● Dengan memperhitungkan sisa vaksin (stok) sebelumnya

98. Apa itu Indeks pemakaian vaksin?


Pemakaian rata–rata setiap kemasan vaksin. Cara menghitung IP adalah
dengan membagi jumlah cakupan dengan jumlah vaksin yang dipakai.

44
Per 5 November 2021

99. Apa itu surveillance ?


Surveillance kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap suatu penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit
atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien.

100. Contoh penyakit yang butuh surveillance/dipantau terus menerus di


Indonesia? DBD

101. Apa itu PWS?


Pemantauan wilayah setempat. Alat manajemen untuk melakukan pemantauan
suatu program secara terus menerus di suatu wilayah kerja agar dapat dilakukan
tindak lanjut yang cepat dan tepat.
Tujuannya untuk mengidentifikasi masalah agar bisa diberikan intervensi sedini
mungkin, supaya programnya tidak melenceng dari perencanaan awal.

102. Apa perbedaan PWS dengan surveillance?


Sama sama merupakan pemantauan yang terus menerus tapi yang berbeda
adalah apa yang diawasi. Yang diawasi surveilans adalah peningkatan frekuensi
suatu penyakit secara terus menerus. Kalau meningkat harus ada pencegahan
supaya KLB tidak terjadi dan agar angka kematian penyakitnya tidak semakin
tinggi. Pada PWS yang dipantau adalah bagaimana jalannya program.

103. Apa bedanya PWS dan evaluasi? Evaluasi saat akhir program, PWS
dilakukan terus-menerus.

104. Apa yang dimaksud dengan monitoring dan evaluasi?


- Monitoring: pemantauan secara bertahap selama program berlangsung
- Evaluasi: MENILAI yang dikerjakan puskesmas pada suatu program.

105. Apa tujuan pemantauan/monitoring terus-menerus? Untuk mencari


masalah dan mencari solusi, apakah masalah tersebut dapat diperbaiki / tidak.

45
Per 5 November 2021

106. Untuk dapat menilai harus tau masalahnya apa, masalah harus
ditentukan terlebih dahulu, kalau masalah yang didapatkan karena cakupan
rendah akibat pandemi, itu salah puskesmas bukan?
Tidak, karena tidak bisa memaksa orang untuk datang ke puskesmas saat
sedang pandemi.

107. Apa itu cakupan dan target?


○ Target adalah harapan yang ingin dicapai. Jumlah anak yang diharapkan
mendapatkan imunisasi.
○ Cakupan adalah realisasinya di lapangan. Realisasi itu maksudnya apa,
yang lebih sederhananya? Jumlah anak yang SUDAH diimunisasi.

108. Apa perbedaan cakupan dan target?


○ Cakupan → realisasinya di lapangan. Jumlah anak yang SUDAH
diimunisasi.
○ Target → harapan yang ingin dicapai. Jumlah anak yang diharapkan
mendapatkan imunisasi

109. Kenapa target dibandingkan dengan cakupan?


Untuk melihat apakah program berhasil atau tidak. Jadi keberhasilan program
bisa dilihat dengan membandingkan cakupan dengan target

110. Data apa yang dibutuhkan untuk menentukan target yang benar?
● Peta wilayah dengan jumlah penduduk/sasaran
● Data wilayah, jumlah tenaga, jumlah peralatan imunisasi, berapa banyak
unit pelayanan yang ada disekitar faskes yang mau dibangun / pas mau
buka post imunisasi (kalo banyak jangan kasih target terlalu tinggi, kalau
unitnya banyak soalnya lebih kesebar, ga laku)
● Data kesakitan dan kematian
● Hasil analisis pemantauan wilayah setempat dan hasil evaluasi

111. Apakah cakupan hasilnya sama dengan target? Tidak selalu

112. Apa akibat/artinya bila cakupan tidak mencapai target?


Programnya gagal.

113. Bagaimana cara menghitung cakupan program imunisasi?


Perbandingan antara jumlah anak usia 1-2 tahun yang telah mendapat imunisasi
lengkap dengan jumlah anak usia 1-2 tahun, dan biasanya dinyatakan dalam

46
Per 5 November 2021

persen. Cakupan imunisasi memberikan gambaran tingkat pelayanan kesehatan


terhadap anak usia 1-2 tahun. Cakupan yang baik minimal 80 persen.

114. Apa saja kebijakan dan strategi pemerintah dalam meningkatkan


cakupan imunisasi?
○ Memantau cakupan imunisasi secara terus menerus (apakah terjadi
peningkatan/penurunan drastis)
○ Kerjasama lintas sektor (dalam departemen), program (dalam faskes
sendiri), swasta
○ Jika terjadi KLB, harus segera ditangani.
○ Pelaksanaan PWS secara teratur.
○ Pemberdayaan masyarakat.
○ Pembinaan & pelatihan petugas kesehatan.
○ Kualitas pelayanan harus dijaga mutunya.
○ Semua kegiatan harus merata sampai ke pelosok.
○ Semua peralatan, vaksin, cold chain tersedia → pemerintah menjamin
vaksin tetap ada.
○ Pelaksanaan sesuai SOP.
○ Mengikuti perkembangan metode & teknologi terbaru

115. Kalau sudah tau jumlah sasaran, kita dapat menghitung? Target dan
cakupan

116. Kenapa perlu tahu ada berapa jumlah unit pelayanan imunisasi? Supaya
ga pasang target terlalu tinggi

117. Faktor apa saja yang membuat cakupan imunisasi tidak mencapai
target?
○ Pandemi COVID-19 → orang takut keluar rumah (DIA MAU KITA JAWAB
INI)
○ Stok vaksin habis
○ Missed opportunity tinggi
○ Drop out tinggi (untuk vaksin yang berulang)
○ Promosi kesehatan tidak jalan sehingga edukasi masyarakat kurang (tidak
paham akan pentingnya imunisasi)
○ Jadwal imunisasi yang berubah-ubah
○ Pencatatan dan pelaporan program masih belum benar (masih banyak
yang asal isi)
○ Target yang terlalu tinggi pada daerah dengan mobilitas tinggi

47
Per 5 November 2021

Pada daerah mobilitas tinggi sulit menentukan jumlah penduduk


sebenarnya jadi sulit mendata target karena keluar masuk terus (yg
ngitung jumlah penduduk keluar masuk dihitung oleh pemerintah bukan
puskesmas) → karena sulit menentukan target jadi jangan buat target
terlalu TINGGI
○ Daerah terpencil → akses ke fasilitas kesehatan susah
○ Adanya bencana (misal banjir)

118. Apa saja kegagalan utama imunisasi / vaksin gagal?


○ Kegagalan utama: vaksin rusak (DPT, HB, HIB, DT, TT harus 2-8℃) krn
cold chain terganggu yaitu suhu tidak terjaga pada 2-8℃, sudah
kadaluarsa, dan terkena sinar matahari langsung
○ Input
i. Sarana prasarana kurang/tidak memenuhi standar → tempat
penyimpanan vaksin, *vaksin tidak boleh terkena matahari, akses
sulit. (JANGAN SEBUT PRASARANA SARANA, SEBUT AJA
TEMPAT PENYIMPANAN VAKSIN)
ii. Stok dan distribusi vaksin yang tidak memadai (kurang transportasi
untuk akses ke daerah pedalaman)
iii. Stok vaksin yang kadaluarsa
iv. Jumlah disposable spuit steril yang terbatas (≠ tidak memenuhi
syarat)
v. Tenaga kesehatan yang kurang terampil dalam hal menyuntik
vi. Sistem cold chain yang buruk.
○ Proses
i. Kurangnya motivasi tenaga kesehatan
ii. Jadwal imunisasi yang berubah-ubah
iii. Vaksin yang rusak
iv. Pelaksanaan tidak sesuai SOP imunisasi
○ Output
i. Cakupan imunisasi rendah
ii. Pencatatan dan pelaporan program imunisasi yang belum baik
iii. Drop out dan missed opportunity yang masih tinggi
○ Outcome
i. Angka kesakitan dan kematian akibat PD3I tinggi

119. Apa indikator keberhasilan imunisasi?


Dilihat dari jumlah orang yang diimunisasi (cakupan imunisasi) di suatu wilayah
untuk SETIAP ANTIGENNYA (kata senior itu penting bagian terakhirnya).

48
Per 5 November 2021

Misalnya, indikator 98%, cakupan 95% → target belum tercapai, tapi program
sudah bagus. Inget ada DO 10% jadi kalau cakupan > 90% sudah sangat bagus

120. Kegagalan utama dari vaksinasi? Vaksin rusak karena cold chain
terganggu yaitu suhu tidak terjaga pada 2-8℃ & sudah kadaluarsa

121. Apa saja SOP imunisasi?


○ Imunisasi diberikan oleh tenaga terlatih
○ Diberikan sesuai jadwal, dengan interval yang tepat
○ Dosis tepat, cara pemberian yang tepat
○ Pencatatan dengan benar
○ Vaksin disimpan pada suhu 2-8C
○ Vaksin tidak terpapar sinar matahari langsung

122. Cara baca VVM (vial vaccine monitor)?

123. Dalam statistik ada tahapan apa saja?


Pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian, dan interpretasi data.

124. Apa itu indikator? Variabel untuk melihat keberhasilan program (sebagai
acuan/tolak ukur untuk berhasil atau tidak berhasil), untuk program imunisasi
yang dihitung itu cakupan tiap antigen.

125. Apa arti evaluasi? MENILAI

126. Apa saja 4 komponen program? Input, proses, output, dan outcome.

127. Kalau mau evaluasi mulai dari komponen apa? Output

49
Per 5 November 2021

Output adalah jumlah cakupan.

128. Kenapa kita tidak melakukan evaluasi outcome?


Karena membutuhkan waktu yang lama

129. Output program imunisasi apa saja?


Jumlah cakupan imunisasi dari setiap antigen (cakupan BCG, cakupan
DPT-HiB-Hep B 1-3, cakupan polio 1-4, cakupan campak) → harus ngomong
kata “cakupan” sebelum sebut nama antigennya dan sebut 1 2 3 nya.

130. Outcome program imunisasi apa saja ?


Outcome adalah dampak jangka panjang misalnya angka kesakitan dan
kematian akibat PD3I.

131. Cara menghitung drop out (DO)?

132. Drop out maksimal? 10%

133. Kenapa pakai DPT HB HiB? Karena kontak pertama.


Kenapa pakai campak? Dianggap sebagai kontak terakhir di imunisasi dasar
lengkap.

134. Vaksin pertama cakupannya 50, yg kedua cakupannya 30. DO nya


berapa?
= 20/50 x 100% = 40%

135. Cakupan yang diperoleh selanjutnya diapain? Dievaluasi, dibandingkan


dengan target.

136. Apa yang harus dilakukan puskesmas jika cakupan turun terus? Harus
dicari masalahnya terlebih dahulu → tujuan pemantauan → udah ketemu
masalah, baru cari cara mengatasinya, baru cari solusinya

137. Mengapa cakupan campak dianggap paling jelek?


Karena campak merupakan imunisasi yang diberikan paling terakhir setelah
DPT-HB-HiB 3 (di bulan ke-4) jadi ibunya sering tidak bawa anaknya. Lanjut lagi
bulan ke-9 untuk campak, jadi keburu lupa. Dan campak tidak akan diberikan jika
imunisasi sebelumnya tidak lengkap.

50
Per 5 November 2021

138. Cakupan campak rendah, efeknya jadi gimana?


Drop out tinggi dan cakupannya jadi rendah (karena ketarik gara-gara
campaknya jelek). Kelengkapan imunisasi dasar juga jadi jelek.

139. Lalu apa yang akan kamu lakukan pada saat pandemi?
Follow-up keluarga, mengingatkan via telepon + minta bantuan kader untuk
mengingatkan yang belum vaksin. (feasible saat area pandemi)
Bila cakupan campak naik, maka drop out jadi rendah → imunisasi lengkap akan
meningkat.

Masalahnya: CAKUPAN CAMPAK! Jika cakupan campak diperbaiki maka semua


akan membaik. BUKAN DO TINGGI YANG JADI POKOK MASALAH karena DPT
HB HIB biasanya udah baik, tinggal campaknya

140. Imunisasi ibu hamil? TT. Sebanyak 2x interval 1 bulan. Yang pertama saat
K1 dan yang kedua satu bulan setelahnya.

141. Mengapa ibu hamil perlu disuntik TT?


Untuk mencegah tetanus maternal dan tetanus neonatorum

142. Kenapa dilakukan vaksin di KUA?


- Karena cakupan imunisasi TT di puskesmas masih rendah, sehingga
pemerintah melakukan kerja sama lintas sektoral dengan departemen
agama yaitu calon pengantin yang mau menikah di KUA harus vaksin TT
satu kali.
- Karena Indonesia mayoritas Muslim, sehingga nikah banyak di KUA,
cakupannya bakal lebih banyak di KUA dibanding kalau kerja samanya
dilakukan di kantor catatan sipil.
- Untuk non Islam, bisa juga kerja sama dengan kantor catatan sipil atau
gereja. Petugas nanti merujuk pengantin wanita ke puskesmas untuk
imunisasi TT.
- Sebelum mencapai akad nikah, calon pengantin perempuan dianjurkan
untuk melengkapi dosis kedua TT

143. Emang sekarang vaksin harus oleh tenaga kesehatan?


Tidak, ada jurim (juru imunisasi).
Syarat yang perlu dipenuhi jurim untuk bisa memberikan vaksin:
● Tenaga yang terlatih (mendapatkan pelatihan imunisasi)
● Bisa membaca label vaksin

51
Per 5 November 2021

● Bisa menulis untuk mencatat pelaporan


● Bisa menyuntikan vaksin

144. Apakah seluruh penduduk disuntik vaksin? Tidak, hanya penduduk


sasaran saja

145. Apa yang dimaksud dengan GAIN?


GAIN atau Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional diadakan dengan tujuan
untuk mencapai UCI. GAIN terdiri dari:
● Penguatan PWS
● Menyiapkan dan memanfaatkan berbagai sumber daya
● Pemberdayaan masyarakat
● Pemerataan jangkauan

146. Apa strategi pemerintah dalam GAIN?


Sumbernya Permenkes RI Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
● Penguatan PWS dengan memetakan wilayah berdasarkan cakupan dan
analisa masalah untuk menyusun kegiatan dalam rangka mengatasi
permasalahan setempat
● Menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan termasuk tenaga, logistik
(vaksin, alat suntik dan safety box), biaya, dan sarana pelayanan.
● Pemberdayaan masyarakat melalui TOGA, TOMA, aparat desa dan kader.
Contoh TOGA adalah ustad, contoh TOMA adalah ibu PKK, RT, RW, dll
● Pemerataan jangkauan terhadap semua desa/kelurahan yang sulit atau
tidak terjangkau pelayanan.
● Membangun kemitraan dengan lintas sektor (dengan masyarakat) dan
lintas program (misal dengan program malaria, gizi dan KIA) dalam
meningkatkan cakupan dan jangkauan
● Advokasi, sosialisasi dan pembinaan

147. Setiap program sebelum dimulai harus ada kebijakan dan strategi. Apa
yang perlu dilakukan?
○ Dilakukan pemeriksaan ketersediaan vaksin yang sampai seluruh
indonesia, peralatan, dan cold chain harus sampai di semua pelosok
Indonesia
○ Tenaga kesehatan harus terlatih (pemerintah mengadakan pelatihan
secara berkala dan kontinu karena jurim bisa ganti-ganti terus)
○ Kerjasama dengan lintas sektor (misal TOGA, TOMA diikutsertakan
sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam program), swasta, LSM,

52
Per 5 November 2021

WHO / Lintas program: dengan program yang ada di puskesmas / instansi


kesehatan lainnya c/ KIA x imunisasi
i. TOMA: ibu RT RW
ii. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyediaan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Contohnya dengan RW siaga menolong untuk membantu bumil jika
transportasi tidak ada ke faskes. Apa yang dimaksud dengan RW
siaga? Masyarakat RW yang siap sedia kalo ibu hamil butuh
bantuan Æ gotong royong untuk bantu ibu hamil, sehingga jika
tidak ada yang mau anter ibu maka ada warga lain yang mau anter
ke instansi kesehatan, selain itu juga bantu motivasi ibu untuk
datang ke fasilitas kesehatan
iii. TOGA: tokoh agama (ustad)
iv. Tugas TOMA/TOGA → memotivasi masyarakat untuk datang ke
faskes untuk mengikuti semua kegiatan KIA

148. Apa itu kinerja? Kinerja itu asalnya dari kata kerja, artinya “apa yang
diKERJAkan oleh puskesmas”

149. 3 hal yang dinilai dari pohon masalah yang dievaluasi puskesmas?
Promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, partisipasi masyarakat

150. Apa itu data primer, data sekunder, dan data tersier?
○ Data primer adalah data yang diperoleh, dikumpulkan, diolah, dianalisis,
dan diinterpretasi OLEH PENELITI SENDIRI. Contohnya peneliti
mengambil data mentah yang harus diolah. Peneliti harus memilah-milah
kembali datanya sesuai dengan apa yang dibutuhkan/diinginkan (misal
data pada kategori umur tertentu). Sumber data primer:
i. Data puskesmas: data laporan bulanan/tahunan → masih data
mentah
ii. KARTU STATUS (maksudnya rekam medis tapi beliau bilangnya
kartu wkwkwk)
iii. Lihat data tahun lalu punya sebagai perbandingan supaya tau
program nya lebih baik/buruk
○ Data sekunder adalah data yang sudah diolah oleh orang atau instansi
lain (misal: data kependudukan sudah ditabulasikan oleh kelurahan
kemudian diolah instansi kesehatan; peneliti tinggal ambil hasil
pengolahan datanya). Peneliti tidak memilah milah lagi karena sudah
ditabulasi

53
Per 5 November 2021

○ Data tersier adalah data yang dari laporan penelitian atau publikasi jurnal
yang sudah diringkas.

151. Apa saja kekebalan yang kamu tau?


● Kekebalan aktif alami → perlindungan yang dihasilkan oleh sistem
kekebalan tubuh seseorang setelah menderita suatu penyakit.
● Kekebalan aktif dibuat → kekebalan yang diperoleh seseorang setelah
mendapatkan imunisasi dasar dan lanjutan. Contoh: anak yang mendapat
vaksin.
● Kekebalan pasif alami → perlindungan yang diberikan oleh zat antibodi
yang diberikan ibunya saat masih berada dalam kandungan ataupun di
luar kandungan melalui ASI. Contoh: antibodi bayi terhadap tetanus dari
ibu yang sudah mendapat vaksin TT.
● Kekebalan pasif dibuat → kekebalan tubuh yang diperoleh karena
suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu. Contoh: anti tetanus
serum.

152. Kenapa COVID-19 di Indonesia paling tinggi dibanding negara lain?


Karena pelayanan kesehatan di Indonesia masih buruk

153. Kenapa pasien banyak mati di RS?


Karena faskes terbatas, dan pasien seringkali datang saat sudah kritis

154. Kenapa vaksin COVID-19 di Indonesia belum optimal?


Vaksin COVID-19 cold-chain nya buruk. Sinovac harus 2-8℃, pfizer harus -70℃,
moderna harus -20℃

155. Mengapa penularan COVID-19 masih tinggi pada tenaga kesehatan /


nakes?
● Vaksin rusak akibat cold chain yang buruk (Sinovac harus 2-8℃,, pfizer
harus - 70℃, moderna harus -20℃,)
● Ada penyakit komorbid yang tidak terdeteksi sehingga efektivitas vaksin
terhalangi → menghambat reaksi antigen antibodi
● Tiap jenis vaksin masih berbeda efektivitasnya dan masih dalam tahap
penelitian, sehingga interval pemberiannya masih belum sempurna.
● Dosis vaksin COVID-19 kurang (0,5mL harusnya respon imun tubuh
setiap orang berbeda → sehingga antibodi yang terbentuk juga tidak sama
(ada yang lama, ada yang cepat)
● Varian baru virus → vaksin tidak bisa cover varian baru
● Tingginya paparan terhadap virus COVID-19

54
Per 5 November 2021

● Pemakaian APD kurang benar

156. Kenapa orang dewasa tidak perlu diimunisasi lagi? (sebenarnya perlu
sih WKWK)
Karena reaksi antigen antibodi sudah lebih baik dibanding sistem imun bayi dan
anak-anak

157. Bagaimana caranya kalau yang perlu vaksin cuma 1-2 orang? Misal
kecelakaan dan pemberian vaksinnya tidak dapat ditunda lagi.
Cari vaksin dengan flacon yang kecil/single dose 0,5cc (ga perlu yang 1 flacon
20 orang).

158. Apa tatalaksana syok anafilaksis? Adrenalin dan antihistamin

159. Kalau kecelakaan disuntik apa? ATS (anti tetanus serum). Tapi mahal dan
antibodinya tidak bertahan lama.

160. Kenapa luka pasien kecelakaan dikasihnya serum bukan toksoid?


Karena serum lebih cepat terbentuk kekebalannya (mengandung antibodi
langsung terhadap toksoid tetanus)

161. Selain tetanus, contoh serum untuk membentuk antibodi apalagi?


Plasma konvalesen dari penyintas COVID-19

162. Pada imunisasi TT, jika sebelumnya beruntut, apakah perlu suntik lagi?
Ya, tapi cuma 1 kali, dan diharapkan bersalin di fasilitas kesehatan

163. Apa yang dimaksud dengan insidensi dan prevalensi? Apa perbedaan
insidensi dan prevalensi?
○ Insidensi adalah angka kejadian yang sakit sekarang pada periode
tertentu.
○ Prevalensi adalah frekuensi penyakit yang ada pada populasi tertentu dari
sebelum periode yang ditentukan + periode yang sekarang (terutama
pada penyakit kronis mis. TBC)
○ Perbedaan insidensi dan prevalensi adalah bahwa prevalensi
menunjukkan “proporsi individu yang sakit dari populasi berisiko pada
waktu tertentu” sedangkan insidensi menunjukkan “proporsi kasus baru
pada populasi berisiko pada waktu tertentu”

164. Jelaskan definisi rate, ratio, dan proporsi!

55
Per 5 November 2021

○ Rate: frekuensi kemungkinan munculnya suatu kejadian pada


sekelompok masyarakat. Perbandingan jumlah suatu penyakit dengan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit yang dimaksud pada
waktu yang sama.
○ Ratio: perbandingan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang tidak
berhubungan.
○ Proporsi: perbandingan antara pembilang dengan penyebut dimana
pembilang merupakan bagian atau termasuk dari penyebut dengan
satuan persen.

165. Apa itu crash program?


Kegiatan yang ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat
untuk mencegah terjadinya KLB. Kriteria pemilihan daerah untuk dilakukan crash
program adalah:
● Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi
● Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang
● Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai UCI
Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis imunisasi, misalnya
campak atau campak terpadu dengan polio.

166. Pekan imunisasi nasional (PIN) adalah:


○ Kegiatan imunisasi yang dilaksanakan serentak di suatu negara dalam
waktu singkat. Tujuan PIN adalah untuk memutus mata rantai penyebaran
suatu penyakit (misalnya polio). Imunisasi yang diberikan pada PIN
diberikan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
○ (terkait polio) PIN merupakan upaya untuk mempercepat pemutusan
siklus kehidupan virus polio importasi dengan cara memberikan vaksin
polio kepada setiap balita termasuk bayi baru lahir tanpa
mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Pemberian imunisasi
dilakukan dua kali; masing-masing dua tetes dengan selang waktu satu
bulan. Pemberian imunisasi polio pada waktu PIN di samping untuk
memutus rantai penularan, juga berguna sebagai booster atau imunisasi
ulangan polio.

167. Jelaskan segitiga agen, pejamu, dan lingkungan pada COVID-19 (??)
○ Agen: virulensi/varian virus, viral load, lama paparan
○ Pejamu: komorbid, respon imun yang berbeda pada setiap orang
○ Lingkungan: ruangan tertutup, ventilasi

168. Apa komponen dari protokol kesehatan 6M?

56
Per 5 November 2021

○ Memakai masker
○ Menjaga jarak
○ Mencuci tangan
○ Membatasi mobilitas
○ Menghindari kerumunan
○ Menghindari ruangan tertutup

169. Apa indikator program gizi?


“SKDN”
● S: jumlah balita di daerah tersebut
● K: jumlah balita yang memiliki KMS
● D: jumlah balita yang ditimbang berat badannya
● N: jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badannya
● Jumlah balita yang ditimbang dan tidak naik berat badannya

170. Di Jakarta ada berapa suku dinas? 5 → Jakarta Utara, Timur, Selatan,
Barat, Pusat

171. Promkes dapat diberikan dengan berapa cara?


Dengan penyuluhan (daring dan tatap muka)

172. Bahan yang harus dikemukakan dalam penyuluhan? Bisa juga dengan
media kan?
Sosial media, pamflet, poster, brosur, banner, video, gambar, internet

173. Luring itu apa?


Tatap muka, berupa penyuluhan bersama atau perorangan

174. Mengapa penyuluhan perorangan tidak digunakan walaupun lebih


efektif?
Karena memakan waktu yang banyak, tidak efisien

57

Anda mungkin juga menyukai