Anda di halaman 1dari 66

PWS - KIA

• Adalah alat manajemen untuk melakukan


program KIA di suatu wilayah kerja secara
terus menerus, agar dapat dilakukan
tindak lanjut yang cepat dan tepat
• Program KIA yang dimaksud meliputi
pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan,
keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi
baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan
balita.
Pelaksanaan PWS KIA akan lebih bermakna
bila :
• ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan
dalam pelaksanaan pelayanan KIA,
• intensifikasi manajemen program,
penggerakan sasaran dan sumber daya
yang diperlukan dalam rangka
meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan KIA.
• Hasil analisis PWS KIA di tingkat
puskesmas dan kabupaten/kota dapat
digunakan untuk menentukan puskesmas
dan desa/kelurahan yang rawan. Demikian
pula hasil analisis PWS KIA di tingkat
propinsi dapat digunakan untuk
menentukan kabupaten/kota yang rawan.
Kegiatan PWS - KIA
1. Pengumpulan
2. Penyuluhan
3. Analisis
4. Interpretasi data
5. Penyebarluasan Informasi
Penyajian PWS – KIA dipakai sebagai :
-- Alat Advokasi
-- Alat Komunikasi dan informasi :
khususnya aparat setempat yang
berperan dalam pendataan dan
penggerakan sasaran.
Dengan demikian PWS KIA dapat
digunakan untuk memecahkan masalah
teknis dan non teknis
Tujuan Umum :
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara
terus menerus di setiap wilayah kerja

Tujuan Khusus :
1.Memantau pelayanan KIA secara individu secara
kohort
2.Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan
indikator KIA secara teratur (bulanan) dan terus menerus

PWS 3.Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar


pelayanan KIA
4.Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA
terhadap target yang ditetapkan
5. Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas
yang akan ditangani secara intensif berdasarkan
besarnya kesenjangan
6. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia dan yang potensial untuk
digunakan
7. Meningkatkan peran aparat setempat dalam
penggerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya
8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat
untuk memanfaatkan pelayanan KIA
KONSEP WILAYAH
• Tidak memandang siapa yang
memberi pelayanan sesuai standart
(petugas pusk, pustu, polindes, BPS,
RS) asal penduduk wilayah setempet
maka akan dipantau dan dilaporkan
sebagai indikator SPM yang termuat
pada lap PWS-KIA
BAB II
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM
KIA
Pengelolaan program KIA bertujuan
memantapkan dan meningkatkan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien.
Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini
diutamakan pada kegiatan pokok sebagai
berikut :

1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai


standar bagi seluruh ibu hamil di semua
fasilitas kesehatan.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke
fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu
nifas sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh
neonatus sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan
komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penanganan komplikasi
kebidanan dan neonatus secara adekuat
dan pengamatan secara terus-menerus
oleh tenaga kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi
seluruh bayi sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi
seluruh anak balita sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai
standar.
BAB II
INDIKATOR PEMANTAUAN
MDGs

Meningkatkan kesehatan ibu

AKI 102/100.000 KH PD TH 2015


Indikator kesehatan ibu
PWS KIA SPM TARGET ( %)2013
K1 100
K4 K4 94
DRT MASY 10
DRT NAKES 20
PK PK 80
PN PN 94
PN FASKES NIFAS 94
NIFAS 95
CAKUPAN K1
Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal
oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x
100 %

Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

• Jumlah sasaran bumil dalam 1 tahun dapat diperoleh malalui proyeksi


dengan rumus :
1,10 x angka kelahian kasar (CBR) x jumlah penduduk
• CBR (Angka Kelahiran Kasar) diperoleh dari BPS (dapat dilihat di lamp. Buku
PWS KIA 2011)
• K1 murni : kunjungan pertama pd trim 1, K1 Akses kunj 1 diatas trim 1
• Indikator digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat
• Target 2012 : 100%
CAKUPAN K4
Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal K4 minimal 4 kali
sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu x 100 %

Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun


• Ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar paling sedikit 4 kali, 1x T1, 1x T2 , 2x T3
• Pelayanan antenatal sesuai standar ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan 10 T : Timbang BB dan ukur TB,Ukur ekanan darah, Nilai status Gizi
(Lila), Ukur TFU, Tentukan presentasi janin dan DJJ,Skrining status imunisasi
Tetanus dan berikan TT bila diperlukan, Berikan TTD 90 tablet, Test
Laboratorium (rutin dan Khusus), tata laksana kasus,Temu wicara (konseling)
termasuk Perencanaan persalinan dan pencegahan Komplikasi(P4K) dan KB
pasca salin
• Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi
ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan
antenatal
• Target 2012 : 94%
CAKUPAN DETEKSI RISIKO TINGGI
OLEH MASYARKAT
Jumlah ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh
kader, dukun atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100 %

Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

• Deteksi faktor risiko dengan menggunakan KSPR


• Masyarakat bisa keluarga atau ibu hamil, bersalin atau nifas itu sendiri
• Faktor risiko I, II dan III
• Iarget 2013 : 10 %

YA
CAKUPAN DETEKSI RISIKO TINGGI
OLEH TENAGA KESEHATAN
Jumlah ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh
tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100 %

Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

• Deteksi faktor risiko dengan menggunakan KSPR


• Faktor risiko I, II dan III
• Iarget 2013 : 20 %
CAKUPAN komplikasi kebidanan ditangani (PK)
Jumlah Komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
20% x jumlah sasaran hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

• Penghitungan jml ibu hamil dg komlikasi kebidanan di satu wil.krj dihitung berdasarkan
angka estimasi 20% dari total Ibu Hamil di satu wil.dlm wkt yg sama
• Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalindan ibu nifas yang
dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi
• Komplikasi dlm kehamilan : Hyperemesis gravidarum,perdarahan per vaginam;
Antepartum (keguguran, plasenta previa, solusio plasenta), Hipertensi dlm kehamilan
(preeklmpsi/eklmapsi),ketuban pecah dini
• Komplikasi dalam persalinan : Kelainan letak/presentasi janin,partus macet /
distocia,preeklampsi/aklampsi,perdarahan Intra partum (Robekan jalan lahir),infeksi
berat/sepsiskontraksi dini/persalinan prematur,kehamilan ganda Perdarahan Post Partum
(Atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata,kelainan pembekuan darah)
• Komplikasi masa nifas : sub involusi uteri),infeksi nifas, pre eklampsi/eklampsi
• Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
• Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin
nifas) dengan komplikasi.
CAKUPAN persalinan oleh tenaga kesehatan
(PN)
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
di satu wilayah kerjapada kurun waktu tertentu
x 100
%
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam 1 tahun

• Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan


yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten yaitu : SpOG, dr.
umumdan bidan
• Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar
• Pertolongan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan
• Jumlah ibu bersalin dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,05 x CBR x
Jumlah penduduk
• TARGET 2013 : 94%
CAKUPAN pelayanan nifas oleh tenaga
kesehatan (KF3)
Jumlah ibu nifas yg telah memperoleh 3 kali oleh tenaga kesehatan
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100
%
Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di satu wilayah kerja dalam 1 tahun

• Nifas adalah periode 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan


• Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya
3 kali pada masa 6 jam s.d 3 hari, hari ke – 4 s.d ke – 28, hari ke – 29 s.d hari
ke – 42 setelah persalinan termasuk pemberian Vitamin A 2 kali seta
persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca persalinan.
• Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelengarakan pelayanan nifas
• TARGET 2012 : 95%
PEMAHAMAN DO
(DEFINISI OPERASIONAL)
(Terkait dukungan pada data SPM
kesehatan anak)
• DEFINISI, ARTIAN,PENGERTIAN
• OPERASIONAL, PELAKSANAAN,
PELAYANAN KESEHATAN
CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM KES. ANAK
TAHUN 2013

Indikator Target Cakupan Mencapai / belum

KN 1 99 97,60 Belum

KN Lengkap 95 95,25 Mencapai

Neonatal Komplikasi 77 82,83 Mencapai


ditangani

Bayi 97 95,64 Belum

Akbal 88 87,92 Belum


Cakupan Pelayanan
NeonatAL Pertama (Kn1)
Murni
Jumlah Neonatus Yang Mendapat Pelayanan 6-48 jam setelah lahir
X 100 %
Jumlah Bayi Dalam 1 Tahun

Neonatal adalah masa periode bayi berumur


6 jam-28 hari.
Pelayanan kesehatan neonatal adalah
pelayanan kesehatan neonatal dasar (IMD,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata,
tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila
tidak diberikan pada saat lahir, pemberian
imunisasi hepatitis B1 (bila tidak diberikan
pada saat lahir), manajemen terpadu bayi
muda.
Dengan indikator ini dapat di ketahui akses /
Jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
neonatal
Target 2014 : 99 %
Cakupan Pelayanan Neonatal
(Kn lengkap)
Jumlah Neonatus Yang Mendapat Pelayanan 6-28 hari setelah lahir
X 100 %
Jumlah Bayi Dalam 1 Tahun

 Neonatal adalah masa periodebayi berumur 6 jam-28 hari.


 Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan
neonatal dasar (IMD, pencegahan infeksi berupa perawatan mata,
tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada
saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 (bila tidak diberikan
pada saat lahir), manajemen terpadu bayi muda.
 Dengan frekuensi kunjungan minimal 3 kali, pada 6 jam s/d 48
jam setelah lahir, pada hari ke 3 s/d 7, dan hari ke 8 s/d 28 hari.
 Dengan indikator ini dapat di ketahui akses / Jangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan neonatal
 Target 2014 : 95 %
Cak. Neonatus dg Komplikasi yg ditangani
( Indikator SPM )
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Jumlah neonatus dengan faktor resiko 15 % dari seluruh bayi X 100 %
dalam 1 tahun

Neonatus adalah bayi berumur 0 -28 hari


Neonatus yg ditangani secara definitif (tind. Akhir pd kasus
komplikasi) oleh nakes kompetenpd tk. Pely. Dasar dan
rujukan di suatu wil. Pd kurun waktu tertentu. Pelaporan
dihitung satu kali pada masa neonatal
Indikator ini menunjukkan kemampuan Sarana pelayanan
kesehatan dalam menangani kasus kegawat daruratan
Neonatal, yang kemudian ditindak lanjuti sesuai dengan
kewenangannya atau di rujuk Ke tingkat pelayanan yang
lebih tinggi
Target 2014: 77%
Cakupan Kunjungan Bayi (Kby)
( Indikator SPM )
Jumlah bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar
X 100 %
Jumlah bayi dalam 1 tahun

 Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan


minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2
bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada
umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan,
dg syarat lulus KN lengkap
 Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi
pemberian pely. Neonatus lengkap, Vitamin A 1
kali, imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-
4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini
tumbuh kembang (SDIDTK) bayi, manajemen
MTBS dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi
 Indikator ini mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi bayi sehingga
kesehatannya terjamin melalui penyediaan
pelayanan kesehatan.
 Target 2014: 97 %
Cakupan pelayanan anak balita
( Indikator SPM )
Jml anak balita yg memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
standart X 100 %
Jumlah anak Balita dalam 1 tahun

• Setiap anak umur 12 - 59 bulan


memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan
(penimbangan), minimal 8 x dalam
setahun
• pemantauan SDIDTK setiap anak usia
12-59 bulan dilaksanakan minimal 2 kali
pertahun (setiap 6 bulan)
• Suplementasi Vitamin A dosis tinggi
(200.000 IU) diberikan pada anak umur
12-59 bulan 2 kali pertahun (bulan
Februari dan Agustus).
Cakupan pelayanan
anak Prasekolah
Jml anak prasekolah yg memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
standart X 100 %
Jumlah anak Prasekolah dalam 1 tahun

 Setiap anak umur 60 - 83 bulan memperoleh


pelayanan pemantauan pertumbuhan
(penimbangan) setiap bulan, minimal 8 x dalam
setahun
 pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
(SDIDTK) setiap anak usia 60 - 83 bulan
dilaksanakan minimal 2 kali pertahun (setiap 6
bulan)
 Indikator ini mengukur kemampuan
manajemen program KIA dalam melindungi
anak balita sehingga kesehatannya terjamin
melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
 Target 2014 : 88 %
Cakupan pelayanan
balita sakit yg di MTBS
Jumlah kunjungan balita sakit yang memperoleh pelayanan MTBS
X 100 %
Jumlah kunjungan balita sakit

• Setiap balita sakit mendapat pelayanan


kesehatan oleh tenaga kesehatan sesuai
standar
• Indikator ini mengukur kemampuan
manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
secara profesional kepada balita sakit.
• Target : 80 %
ALUR LAPORAN

Pustu Puskesmas DINKES


-DW KAB/KOTA
Polindes -LW

RS
BPS
-Pemerintah
DPS
-Swasta
RB
KB
&
KESPRO

KIB & KB
KESGA DINKES MAGETAN
TH 2012
• Program KB merupakan salah satu upaya
yang memiliki daya ungkit yang tinggi
dalam percepatan penurunan Angka
kematian ibu dan Angka kematian bayi
melalui Perlindungan kontrasepsi .
• Disamping itu Program KB secara tidak
langsung berkontribusi dalam
pengendalian jumlah penduduk
FILOSOFI

CPR NAIK

TFR
TURUN

JML IBU
HAMIL
TURUN

JML JML
AKI AKB
TURUN TURUN
Cakupan Peserta KB Aktif
CPR Contraceptive Prevalence Rate
Cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat (alokon) X 100 %
Jumlah PUS di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu

• PUS 17% dari jumlah penduduk


• Target : 70 %
BAB IV
• PENGUMPULAN, PENCATATAN DAN
PENGOLAHAN DATA KIA
• CARA MEMBUAT PWS KIA
1. PENGUMPULAN DATA
A. JENIS DATA
• Data Sasaran • Data Pelayanan
Data bumil K1, K4, PN, Kf, Pk
Data bulin/bufas KN 1, Kn L, Balita
Data Bayi Sakit, Neo kompl,
Data Balita Kby, anbal,
Data Apras CPR
Data PUS
B. SUMBER DATA
Data sasaran berasal dari
perkiraan jumlah sasaran • Data pelayanan pada
(proyeksi) yang dihitung umumnya berasal
berdasarkan rumus yang dari :
diuraikan dalam BAB III. • Register kohort ibu
Berdasarkan data
tersebut, Bidan di Desa • Register kohort bayi
bersama dukun • Register kohort anak
bersalin/bayi dan kader balita, APRAS
melakukan pendataan
dan pencatatan sasaran • Register kohort KB
di wilayah kerjanya.
2. PENCATATAN DATA
• Data Sasaran • Data Pelayanan
• Data sasaran diperoleh sejak • Bidan di desa/kelurahan
saat Bidan memulai pekerjaan mencatat semua detail
di desa/kelurahan. Seorang pelayanan KIA di dalam kartu
Bidan di desa/kelurahan ibu, kohort Ibu, kartu bayi,
dibantu para kader dan dukun kohort bayi, kohort anak balita,
bersalin/bayi, membuat peta kohort KB, dan buku KIA.
wilayah kerjanya yang Pencatatan harus dilakukan
mencakup denah jalan, rumah segera setelah bidan
serta setiap waktu melakukan pelayanan.
memperbaiki peta tersebut
dengan data baru tentang
adanya ibu yang hamil,
neonatus dan anak balita.
C. PENGOLAHAN DATA
• Langkah pengolahan data adalah :
Pembersihan data, Validasi dan
Pengelompokan.
• Pembersihan data : melihat kelengkapan dan
kebenaran pengisian formulir yang tersedia.
• Validasi : melihat kebenaran dan ketepatan
data.
• Pengelompokan : sesuai dengan kebutuhan
data yang harus dilaporkan.
• Pembersihan data : Melakukan koreksi
terhadap laporan yang masuk dari Bidan di
desa/kelurahan mengenai duplikasi nama,
duplikasi alamat, catatan ibu langsung di K4
tanpa melewati K1.
• Validasi : Mecocokkan apabila ternyata K4 & K1
lebih besar daripada jumlah ibu hamil, jumlah
ibu bersalin lebih besar daripada ibu hamil.
• Pengelompokan : Mengelompokkan ibu hamil
anemi berdasarkan desa/kelurahan untuk
persiapan intervensi, ibu hamil dengan KEK
untuk persiapan intervensi.
• Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk
: Narasi, Tabulasi, Grafik dan Peta.
• Narasi : dipergunakan untuk menyusun laporan atau
profil suatu wilayah kerja, misalnya dalam Laporan PWS
KIA yang diserahkan kepada instansi terkait.
• Tabulasi: dipergunakan untuk menjelaskan narasi
dalam bentuk lampiran.
• Grafik: dipergunakan untuk presentasi dalam
membandingkan keadaan antar waktu, antar tempat
dan pelayanan. Sebagian besar hasil PWS disajikan
dalam bentuk grafik.
• Peta: dipergunakan untuk menggambarkan kejadian
berdasarkan gambaran geografis.
4. PEMBUATAN GRAFIK PWS KIA
• Langkah – langkah yang dilakukan dalam
menggambarkan grafik PWS KIA (dengan menggunakan
contoh indikator cakupan K1) adalah sebagai berikut :
– Menentukan target rata – rata per bulan untuk
menggambarkan skala pada garis vertikal (sumbu Y).
• Misalnya : target cakupan ibu hamil baru (cakupan K1)
dalam 1 tahun ditentukan 90 % (garis a), maka sasaran
rata – rata setiap bulan adalah
• 90 %
12
Dengan demikian, maka sasaran pencapaian kumulatif
sampai dengan bulan Juni adalah (6 x 7,5 %) = 45,0%
(garis b).
C. Gambaran PWS KIA :
Langkah – langkah :
1. Menenentukan target rata-rata
perbulan untk mengambarkan skala pd
garis vertikal
2. Masukkan hasil perhitungan komulatif
cakupan baru sampai dg bulan yg
ditentukan
3. Isilah nama-nama desa bersangkutan
pd lajur desa sesuai peringkat
4. Masukkan hasil pencapaian bulan ini
dan pencapaian bulan lalu untuk masing-
masing desa.
BAB V
ANALISIS, PENELUSURAN DATA
KOHORT DAN RENCANA TINDAK
LANJUT
ANALISIS

• Analisis adalah suatu pemeriksaan dan


evaluasi dari suatu informasi yang sesuai dan
relevant dalam menyeleksi suatu tindakan yang
terbaik dari berbagai macam alternatif variasi.
Analisis yang dapat dilakukan mulai dari yang
sederhana hingga analisis lanjut sesuai dengan
tingkatan penggunaannya. Data yang di analisis
adalah data register kohort ibu, bayi dan anak
balita serta cakupan.
Analisis Sederhana

• Analisis ini membandingkan cakupan hasil


kegiatan antar wilayah terhadap target dan
kecenderungan dari waktu ke waktu.
Analisis sederhana ini bermanfaat untuk
mengetahui desa/kelurahan mana yang
paling memerlukan perhatian dan tindak
lanjut yang harus dilakukan.
Cakupan Terhadap Terhadap Cakupan Bulan
Desa/ Target Lalu Status Des
Kelurahan Keluraha
Diatas Dibawah Naik Turun Tetap

A + + Baik
B + + Baik
C + + Kurang
D + + Cukup

E + + Jelek
5. Lajur trend diisi dg gambar anak
panah.

- bila % capaian bl ini > bl lalu :


- bila % capaian bl ini < bl lalu :
- bila % capaian bl ini = bl lalu :
Kesimpulan 4 status cakupan desa

A. Status baik :
- adalah desa dg cakupan komulatif
diatas target, dan cakupan bulan ini
meningkat jika dibandingkan dg
cakupan bl lalu.
- adalah desa dg cakupan komulatif
diatas target, dari cakupan bulan ini
dibandingkan dg cakupan bl lalu tetap.
B. Status kurang :
- adalah desa dg cakupan komulatif diatas
target, namun cakupan bulan ini menurun
dari cakupan bulan lalu.
C. Status Cukup :
- adalah desa dg cakupan komulatif dibawah
target, namun cakupan bulan ini naik dari
cakupan bulan lalu.
D. Status Jelek :
- adalah desa dg cakupan komulatif dibawah
target, namun cakupan bulan ini lebih kecil
dibanding dg cakupan bulan lalu.
Lanjut (Tabulasi
Analisis
Silang/Cross Tabulation)
• Analisis ini dilakukan dengan cara
membandingkan variabel tertentu dengan
variabel terkait lainnya untuk mengetahui
hubungan sebab akibat antar variabel
yang dimaksud.
Contoh analisis indicator kesehatan ibu :
• K1 dibandingkan dengan K4
• K1 dibandingkan dengan Pn
• Pn dibandingkan dengan KF dan KN
• Jumlah Ibu Hamil Anemia dibandingkan dengan K1 dan
K4
CONTOH ANALISA INDIKATOR
IBU HAMIL

• Apabila Drop Out (DO) K1 - K4 lebih dari 10%


berarti wilayah tersebut bermasalah dan perlu
penelusuran dan intervensi lebih lanjut. Drop
Out tersebut dapat disebabkan karena ibu yang
kontak pertama (K1) dengan tenaga kesehatan,
kehamilannya sudah berumur lebih dari 3 bulan.
Sehingga diperlukan intervensi peningkatan
pendataan ibu hamil yang lebih intensif.
Contoh analisis indicator bayi
• Pn dibandingkan dengan Kn
• Kn 1 dibandingkan dengan Imunisasi HB 0
• Kn lengkap dibandingkan dengan Nk
• KBy dibandingkan dengan imunisasi
campak dan Vit A 6-11bulan
• Dll
Vit A
Desa/ Neonatus Imunisasi HB Imunisasi
Pn Kn 1 Kn lengkap KBy 6-11 Ket
kelurahan komplikasi 0 lengkap
bulan

A 75% 80% 60% 25% 60% 80% 55% 65%  DO Kn


lengkap
 Inefektifit
as Kn 1,
Kn
lengkap
 KBy tidak
mencapai
target

Pencapaian Kn 1 melebihi Pn mengindikasikan kinerja


yang baik karena semua bayi yang lahir ditolong tenaga
kesehatan telah dicakup ditambah bayi yang lahir tidak
ditolong tenaga kesehatan, dalam hal ini bidan telah
melaksanakan penelusuran sasaran. Tetapi pelaksanaan
Kn 1 masih belum memenuhi standar karena cakupan
imunisasi HB 0 lebih rendah sehingga perlu ditelusuri
kendalanya apakah karena kealpaan bidan atau karena
manajemen logistik.
RENCANA TINDAK LANJUT
• Bagi kepentingan program, analisis PWS
KIA ditujukan untuk menghasilkan suatu
keputusan tindak lanjut teknis dan non-
teknis bagi puskesmas.
Rencana Tindak Lanjut
A. Desa dg status baik / cukup :
- pola penyelenggaraannya perlu
dilanjutkan dg beberapa penyesuaian
tertentu sesuai kebutuhan perbaikan
mutu pelayanan.
B. Desa dg status kurang utamanya jelek :
- perlu diprioritaskan untk pembinaan
selanjutnya, melalui analisa lbh
mendalam serta mencari penyebab
rendahnya shg dpt diupayakan cara
pemecahan masalah tsbt.
C. Intervensi dan kegiatan yg bersifat
tehnis hrs dibicarakan dlm mini
lokakarya puskesmas
D. Intervensi dan kegiatan yg bersifat non
tehnis ( untuk motivasi & penggerakan
sasaran ) hrs dibicarakan pada rapat
koordinasi kecamatan.
Dalam upaya pelembagaan PWS KIA
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

• Penunjukkan petugas pengolahan data


di tiap tingkatan, untuk menjaga
kelancaran pengumpulan data.
• Pemanfaatan pertemuan lintas program
• Pemantauan PWS KIA untuk
meyakinkan lintas sektoral
• Pemanfaatan PWS KIA sebagai bahan
Musrenbang desa dan kabupaten/kota
Pemanfaatan Indikator
Pemantauan
• Dalam upaya melibatkan lintas sektor
terkait, khususnya para aparat setempat,
dipergunakan indikator indikator yang
terpilih untuk menggambarkan wilayahnya
yaitu :
• Cakupan K4, yang menggambarkan
kualitas pelayanan KIA
• Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
(PN), yang menggambarkan tingkat
keamanan persalinan.dst
Pembinaan melalui supervisi
• Supervisi yang terarah dan berkelanjutan
merupakan sistem pembinaan yang efektif
bagi pelembagaan PWS. Dalam
pelaksanaannya supervisi dilaksanakan
dengan pengisian checklist yang akan
digunakan dalam supervisi ditingkat
puskesmas dan kabupaten, untuk
kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti.

Anda mungkin juga menyukai