Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PROGRAM KIA

DI PUSKESMAS GIANYAR II

Poin-Poin Program Kesehatan Ibu Anak

Mahasiswa: Pembimbing:
Ketut Gede Wiradharma DR. Luh Seriani
Andin Naryanto dr. Pande Pt Irma Yustini
Anthony
Pemegang Program:
Ni Luh Wayan Sri Rejeki,A,Md,keb

Tujuan Umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju NKKBS
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan
kualitas manusia seutuhnya.

Tujuan Khusus:
1. Menurunkan angka kematian ibu maternal di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010
2. Menurunkan angka kematian bayi di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010
3. Menurunkan angka kematian balita di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010

1. Indikator untuk masalah kematian ibu adalah MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu), yaitu jumlah kematian ibu
karena komplikasi kehamilan dan persalinan dalam suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan waktu
yang sama dikali konstanta tertentu (1000 atau 100.000). MMR = X x k
Y
Keterangan :
X = Jumlah kematian ibu waktu hamil, bersalin, dan masa nifas pada suatu wilayah tertentu selama 1 tahun
Y = Jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan waktu yang sama
K = Konstanta (1000 atau 100.000)
Angka kematian ibu di Puskesmas Gianyar II bulan Mei 2010: 0

Indikator untuk masalah kematian anak adalah IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi), yaitu jumlah kematian bayi
berumur < 13 bulan dalam suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah bayi yang lahir hidup dalam tahun yang sama dikali konstanta
tertentu (1.000 atau 100.000). IMR = X x k
Y

Keterangan:
X = Jumlah bayi berumur < 13 bulan yang meninggal pada suatu wilayah suatu wilayah tertentu selama 1 tahun.
Y = Jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan waktu yang sama.
k = Konstanta (1.000 atau 100.000).

Angka kematian bayi di Puskesmas Gianyar II tahun 2009 : 5 / 414 x 1.000 = 12 per 1.000 kelahiran hidup.

2. Penyebab kematian ibu saat hamil, saat/pasca melahirkan dan masa nifas adalah:
• Saat hamil
Perdarahan semisal karena abortus provokatus dan infeksi.
• Saat/pasca melahirkan
Perdarahan post partum, eklampsia, ruptur dan atonia uteri.
• Masa nifas
Infeksi.

Penyebab kematian anak adalah: BBLR, asfiksia, tetanus neonatorum, ISPA, diare, dll. Penyebab kematian anak di Puskesmas Gianyar II
pada tahun 2009 adalah: BBLR sebanyak 3 orang, asfiksia 1 orang, infeksi 1 orang
3. Penduduk sasaran dari Program KIA adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, dan anak pra sekolah.
Cara menentukan sasaran adalah:
- Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk di wilayah
tersebut.
CBR (Crude Birth Rate) atau angka kelahiran kasar didapatkan dari data Kantor Statistik Kabupaten/Kota atau CBR
propinsi.
CBR = jml kelahiran dalam setahun x 1000
jml penduduk pertengahan tahun

Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 3% x
jumlah penduduk
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu hamil : 3% x 29204 = 876 jiwa

- Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x 1,05 x jumlah penduduk setempat.
Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 2,8% x
jumlah penduduk
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu bersalin : 2,8% x 29204 = 818 jiwa

- Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk di wilayah tersebut.
Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 2,7% x
jumlah penduduk
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran bayi : 2,7% x 29204 = 789 jiwa

- Perkiraan jumlah ibu nifas dalam 1 tahun disamakan dengan ibu bersalin.
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu nifas : 818 jiwa

- Jumlah sasaran balita dalam 1 tahun = 13,1 % x Jumlah penduduk di wilayah tersebut.
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran balita : 13,1% x 29204 = 3.826 jiwa

4. Kegiatan program KIA yang seharusnya dan yang dilaksanakan di Puskesmas Gianyar II
No Level of Prevention Kegiatan Program Pelaksanaan Program
1. Pencegahan primer
a. Health promotion • Memberi penyuluhan & nasehat kepada • Penyuluhan diberikan saat ibu memeriksakan
perorangan, keluarga dan masyarakat mengenai diri ke puskesmas mengenai hal-hal yang
segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, berkaitan dengan kehamilan.
termasuk kesehatan umum, gizi, KB, ASI dan • Penyuluhan mengenai pemberian ASI
kesiapan dalam menghadapi kehamilan eksklusif dan tumbuh kembang anak diberikan
• Penyuluhan secara individu dan kelompok di puskesmas atau saat posyandu atau
mengenai tumbuh kembang anak dan ASI. imunisasi.

b. Specific protection • Imunisasi TT 2 kali pada semua ibu hamil. • Imunisasi TT pada bumil sudah dilakukan
• Memberi tablet atau sirup zat besi pada integrasi dengan program imunisasi puskesmas
semua bumil. • Pemberian tablet zat besi pada semua bumil
• Pemberian vit A sebanyak 2x dalam sudah dilakukan.
setahun • Pemberian vit A sudah dilakukan
• Pertolongan persalinan oleh tenaga • Puskesmas tidak menyediakan layanan
kesehatan. pertolongan persalinan karena tidak ada
• Pelayanan imunisasi yaitu BCG, hepatitis fasilitas rawat inap
B, DPT, Polio dan Campak bagi bayi • Pelayanan imunisasi bagi bayi sudah dilakukan.
• Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap • Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap anak
anak usia sekolah usia sekolah sudah dilakukan dan merupakan
kegiatan lintas program dengan UKS dan
Imunisasi pada bulan September
2. Pencegahan sekunder
a. Early detection • Memberikan perawatan antenatal (ANC) • ANC sudah dilakukan di puskesmas dan di
terhadap ibu hamil termasuk pelayanan 7T dokter atau bidan praktek swasta.
untuk menilai apakah perkembangan • Deteksi bumi resiko tinggi sudah dilakukan.
berlangsung normal. • Pemantauan dengan partograf dan intaruterine
• Deteksi ibu hamil resiko tinggi. Pencatatan growth chart tidak dilakukan karena puskesmas
ibu hamil, evaluasi riwayat kehamilan dan tidak menyediakan layanan pertolongan
persalinan terdahulu, dan evaluasi penyakit persalinan
yang diderita ibu. • Penimbangan bayi secara teratur di posyandu
• Melakukan pemantauan secara intensif selama sudah dilakukan
proses persalinan untuk mendeteksi jika ada • Deteksi dini tumbuh kembang anak hanya
penyulit dalam persalinan (salah satunya dilakukan pada balita yang datang ke posyandu
dengan partograf). dan puskesmas.
• Pelayanan kesehatan neonatus dilakukan • Pelayanan kesehatan neonatus hanya dilakukan
sebanyak 3x sampai KN 2
• Penimbangan bayi secara teratur di posyandu.
• Deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang
anak.

b. Prompt treatment • Penanganan komplikasi kebidanan melalui • Di Puskesmas tidak melakukan PONED karena
PONED (Program Obstetri dan Neonatal tidak ada fasilitas rawat inap.
Emergensi Dasar). • MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit). Pada
• Melaksanakan MTBS (Manajemen Terpadu bayi sakit umur 2 bulan-5 tahun yang datang ke
Bayi Sakit) di puskesmas dan posyandu. puskesmas dilayani oleh poli umum

3. Pencegahan tersier
a. Disability limitation • Melakukan rujukan sesuai indikasi. • Sudah dilakukan.
b. Rehabilitation - -

5. Indikator keberhasilan program


Cakupan K1 (100%)
Rumus K1 = Jumlah bumil ANC pertama kali x 100
Jumlah sasaran bumil

Pelayanan ANC meliputi :


Timbang BB dan ukur tinggi badan
Ukur tekanan darah
Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
Ukur tinggi fundus uteri
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Screening status imunisasi TT
Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama hamil
Tes laboratorium (rutin dan khusus) seperti Hb, urine (khususnya HB, HIV, sifilis dan malaria)
Tata laksana kasus
Temu wicara (konseling) termasuk P4K dan KB pasca salin

Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada Ibu hamil adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan
dan perawat

Cakupan K4 (98%)
Cakupan K4 = Jumlah bumil mendapat pelayanan minimal 4 kali sesuai standar oleh nakes x 100
Jumlah sasaran ibu hamil dalam setahun

Pertolongan Persalinan (Pn) (100%)


Pn = Jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan x 100
Jumlah sasaran ibu bersalin dalam setahun

Prinsip pertolongan persalinan :


Pencegahan infeksi
APN (pertolongan persalinan sesuai standar)
Rujukan kasus yang tepat
IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
Pemberian Vit. K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir

Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan persalinan adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan

Cakupan KF 1 (100%)
Cakupan KF 1 = Jumlah bufas yang pertama kali mendapat pelayanan sesuai standar x 100
Jumlah sasaran bufas dalam setahun

Pelayanan yang diberikan pada kunjungan nifas :


Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
Pemeriksaan tekanan fundus uteri (involusi uterus)
Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya
Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan
Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2x, pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian pertama
Pelayanan KB pasca salin

Cakupan KF 3 (98%)
Cakupan KF 3 = Jumlah bufas yang mendapat 3x pelayanan sesuai standar x 100
Jumlah sasaran bufas dalam setahun

Kunjungan nifas minimal 3x :


Pertama pada masa 6 jam- 3 hari post partum
Kedua pada 2 minggu post partum (8-14 hari)
Ketiga pada 6 minggu post partum (36-42 hari)
Cakupan Deteksi Faktor Resti Bumil oleh Nakes dan Masyarakat (40% & 60%)
Oleh nakes  Deteksi faktor resti bumil = Jumlah bumil beresiko yang ditemukan nakes x 100
20% x Jumlah sasaran bumil 1 tahun

Oleh masyarakat  Deteksi faktor resti bumil = Jumlah bumil beresiko yang ditemukan kader/masyarakat x 100
20% x Jumlah sasaran bumil 1 tahun

Faktor risiko pada ibu hamil adalah :


1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa
kehamilan.
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin
(Diabetes
Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan
cacat
kongenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksivakum/ forseps.
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
Penambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah 9 – 12 kg selama masa kehamilan

Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (100%)


Cakupan KN 1 = Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir x 100
Jumlah sasaran bayi dalam setahun

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :


KN 1 pada 6-48 jam setelah lahir
KN 2 pada hari ke 3-7 setelah lahir
KN 3 pada hari ke 8-28 setelah lahir

Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan
pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang
meliputi :

Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir


• Perawatan Tali pusat
• Melaksanakan ASI Eksklusif
• Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1
• Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik
• Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0

Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM


• Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI.
• Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu perawatan bayi baru lahir
• Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi
baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku KIA.
• Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KNL) (98%)
Cakupan KNL = Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3x kunjungan neonatal sesuai standar x 100
Jumlah sasaran bayi dalam setahun

Penanganan Komplikasi Neonatal (NK) (80%)


NK = Jumlah neonatus dengan komplikasi mendapat penanganan definitif x 100
15% x sasaran bayi dalam setahun

NK adalah cakupan penanganan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh nakes kompeten pada tingkat pelayanan
dasar dan rujukan
Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi yang pelaporannya dihitung 1 kali tanpa melhat hasilnya
hidup atau mati

Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat Kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
4. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit
5. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustul Kulit
9. Nanah banyak di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.

Komplikasi pada neonatus antara lain :


1. Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)
2. Asfiksia
3. Infeksi Bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermia
8. Tetanus neonatorum
9. Masalah pemberian ASI
Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll

Cakupan Kunjungan Bayi (KBy) (90%)


KBy = Jumlah bayi yang telah mendapat 4x pelayanan kesehatan x 100
Jumlah seluruh sasaran bayi dalam setahun

KBy adalah cakupan bayi yang mendapat pelayanan paripurna minimal 4x :


Umur 29 hari – 2 bulan
Umur 3-5 bulan
Umur 6- 8 bulan
Umur 9-11 bulan

Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :


Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun.
Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK).
Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 - 11 bulan).
Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda – tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan
Buku KIA.
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

Cakupan Pelayanan Anak Balita (K Bal) (90%)


K Bal = Jumlah anak balita yang mendapat pelayanan sesuai standar x 100
Jumlah seluruh anak balita dalam setahun

K Bal adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar yang meliputi :
Pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun
Pemantauan perkembangan minimal 2x setahun
Pemberian vitamin A 2x setahun

Cakupan Pelayanan Anak Balita Sakit (BS) (80%)


BS = Jumlah anak balita sakit yang mendapat pelayanan sesuai tata laksanan MTBS x 100
Jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke puskesmas dalam setahun

Input Proses Output Outcome Dampak


Man • Semua ibu hamil mendapatkan • Cakupan K1 dan K4 • Jumlah • Angka
Tersedia tenaga kesehatan yang pelayanan antenatal. meningkat. kematian harapan
terlatih yang mampu memberikan • Petugas kesehatan dan • Cakupan pertolongan ibu hidup ibu
pelayanan KIA. Di puskesmas masyarakat dapat mendeteksi persalinan oleh tenaga menurun. meningkat.
ada 4 bidan dibantu oleh bidan- secara dini ibu hamil yang kesehatan meningkat. • Jumlah • Angka
bidan di pustu berisiko. • Cakupan deteksi ibu kematian harapan
Money • Bayi baru lahir mendapatkan hamil resiko tinggi bayi hidup bayi
Anggaran dana dari Dinkes pelayanan kesehatan pada masa oleh tenaga kesehatan menurun. meningkat.
Material neonatal. dan masyarakat
Tensimeter, timbangan dewasa • Ibu nifas mendapatkan meningkat.
dan bayi, ukuran tinggi badan, pelayanan kesehatan selama • Cakupan kunjungan
KMS ibu hamil dan anak, vaksin masa nifas. neonatus meningkat.
TT, BCG, DPT, Polio, Campak • Balita mendapatkan deteksi dini • Cakupan kunjungan
dan Hepatitis B tumbuh kembang. ibu nifas meningkat.
Minute • Cakupan penjaringan
Pelayanan di poliklinik KIA dini tumbuh kembang
dilakukan tiap hari kerja. pada balita meningkat.
Pelayanan imunisasi dilakukan
setiap hari Kamis tiap minggunya
sedangkan posyandu dilakukan
tiap bulan
Method
ANC, KF, KN, deteksi dini resti
Market
Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu menyusui, bayi, balita

6. Target dan pencapaian program KIA tahun 2009

Target Pencapaian
No. Indikator
(%) (%)
1 K1 100 91,3
2 K4 98 75,4
3 Persalinan oleh tenaga kesehatan 100 85,7
4 Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan 40 79,2
5 Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh masyarakat 60 61,4
6 KN 1 100 71,9
7 KNL 98 -
8 KF 1 100 82,1
9 KF 3 98 83,3
10 Penanganan komplikasi obstetri 80 51,5
11 Penanganan komplikasi neonatal 80 65,1
12 Pelayanan bayi (KBy) 90 -
13 Pelayanan anak balita 90 -
14 Pelayanan anak balita sakit 80 -
7. Kegiatan-kegiatan KIA di wilayah kerja Puskesmas Gianyar II dilaksanakan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu di
banjar-banjar, dan tempat dokter atau bidan praktek swasta

8. Tidak ada persalinan yang dibantu oleh dukun bersalin. Menurut pemegang program puskesmas sebelumnya juga tidak pernah
melakukan pelatihan dukun bersalin.

9. Faktor-faktor penyebab perbedaan antara yang seharusnya dan kenyataannya serta alternatif pemecahan masalah.

Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan Alternatif Pemecahan

• MTBS tidak bisa dilaksanakan pada semua anak karena • Menjelaskan kepada ibu pentingnya dilakukan MTBS untuk
memerlukan waktu yang lama dan ibu si anak cenderung deteksi dini penyakit-penyakit yang mungkin dialami oleh
merasa bosan anak yang tidak disadari oleh ibu.
• Pemantauan dengan partograf dan intaruterine growth chart • Perlu dilakukan pelatihan PONED pada SDM Puskesmas
tidak dilakukan karena puskesmas tidak menyediakan • Segera melakukan perujukan untuk bumil yang mengalami
layanan pertolongan persalinan kejadian post partum yang tidak diinginkan
• Pelayanan kesehatan neonatus hanya dilakukan sampai KN
• Puskesmas punya data untuk mengetahui bumil yang sudah
2 karena penting untuk mengetahui kemungkinan efek
melakukan K1 agar untuk kunjungan selanjutnya diinatkan
samping lain yang diakibatkan oleh partus
dengan media hubungan seperti telepon ataupun kabar demi
• Di Puskesmas tidak melakukan PONED karena tidak
kesehatan
tersedia fasilitas rawat inap
• Cakupan K1 mencapai 91,3%, namun cakupan K4 hanya • Segera merujuk ke rumah sakit apabila ad kejadian” post
75,4%, padahal pemeriksaan ANC pada trisemester III pertum yg tidak diinginkan
amatlah penting. Hal ini mungkin disebabkan karena
sebagian bumil lebih memilih melakukan ANC selanjutnya • Saat bumil melakukan K1, bumil diberi KIE secara intensi
di tempat lain supaya para ibu yang hamil mengetahui dengan baik
pentingnya pemeriksaan kehamilannya dan rutin

Anda mungkin juga menyukai