Anda di halaman 1dari 23

PENGELOLAAN PROGRAM KIA / KB

DI WILAYAH KERJA SECARA


PARTISIPATIS YANG
BERPERSPEKTIF GENDER DAN HAM

Riri Nafita Sari


Rizki Aulia Fitri
Utari Marja
Pengumpulan Data dan PWS

A. Pengertian PWA KIA / KB


Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan
pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus
menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan
tepat
 Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga
berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi,
dan balita
 Dengan PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat
ditingkatkan dengan menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah
kerja
Tujuan
Tujuan umum Menentukan sasaran individu
Terpantaunya cakupan dan mutu dan wilayah prioritas yang akan
pelayanan KIA secara terus- ditangani secara intensif
menerus di setiap wilayah kerja. berdasarkan besarnya
Tujuan khusus kesenjangan.
Memantau pelayanan KIA secara Merencanakan tindak lanjut
Individu melalui Kohort dengan menggunakan sumber
Memantau kemajuan pelayanan daya yang tersedia dan yang
KIA dan cakupan indikator KIA potensial untuk digunakan.
secara teratur (bulanan) dan terus Meningkatkan peran aparat
menerus.
setempat dalam penggerakan
Menilai kesenjangan pelayanan KIA
sasaran dan mobilisasi sumber
terhadap standar pelayanan KIA.
daya.
Menilai kesenjangan pencapaian
Meningkatkan peran serta dan
cakupan indikator KIA terhadap
target yang ditetapkan. kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan KIA.
Prinsip Pengelolaan Program KIA

Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal sesuai


Pelayanan antenatal adalah standar meliputi
pelayanan kesehatan yang anamnesis, pemeriksaan
diberikan oleh tenaga fisik (umum dan
kesehatan untuk ibu selama kebidanan), pemeriksaan
masa kehamilannya, laboratorium rutin dan
dilaksanakan sesuai dengan khusus, serta intervensi
standar pelayanan antenatal umum dan khusus (sesuai
yang ditetapkan dalam risiko yang ditemukan
Standar Pelayanan dalam pemeriksaan)
Kebidanan (SPK). Dalam penerapannya
terdiri atas 10 T
Pertolongan Persalinan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pertolongan persalinan Pelayanan kesehatan ibu nifas
oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatan
adalah pelayanan sesuai standar pada ibu mulai
persalinan yang aman 6 jam sampai 42 hari pasca
bersalin oleh tenaga kesehatan
yang dilakukan oleh
Untuk deteksi dini komplikasi
tenaga kesehatan yang
pada ibu nifas diperlukan
kompeten pemantauan pemeriksaan
Tenaga kesehatan yang terhadap ibu nifas dan
berkompeten meningkatkan cakupan KB
memberikan pelayanan Pasca Persalinan dengan
pertolongan persalinan melakukan kunjungan nifas
adalah : dokter spesialis minimal sebanyak 3 kali
kebidanan, dokter dan
bidan
Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan


sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama
periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di
fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses
neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui
sedini mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan
pada neonatus
Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam
pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama
kehidupannya
Deteksi dini faktor risiko dan Penanganan Komplikasi Kebidanan
komplikasi kebidanan dan
neonatus oleh tenaga Penanganan komplikasi kebidanan
kesehatan maupun adalah pelayanan kepada ibu
masyarakat dengan komplikasi kebidanan untuk
mendapat penanganan definitive
sesuai standar oleh tenaga kesehatan
Deteksi dini kehamilan dengan
kompeten pada tingkat pelayanan
faktor risiko adalah kegiatan yang dasar dan rujukan
dilakukan untuk menemukan ibu
Untuk meningkatkan cakupan dan
hamil yang mempunyai faktor
kualitas penanganan komplikasi
risiko dan komplikasi kebidanan
kebidanan maka diperlukan adanya
Oleh karenanya deteksi dini oleh
fasilitas pelayanan kesehatan yang
tenaga kesehatan dan masyarakat mampu memberikan pelayanan
tentang adanya faktor risiko dan obstetri dan neonatal emergensi
komplikasi, serta penanganan yang secara berjenjang mulai dari
adekuat sedini mungkin, merupakan polindes/poskesdes, puskesmas
kunci keberhasilan dalam mampu PONED sampai rumah
penurunan angka kematian ibu dan sakit PONEK 24 jam
bayi yang dilahirkannya.
Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan anak
Pelayanan kesehatan bayi adalah balita
pelayanan kesehatan sesuai standar Bentuk pelaksanaan tumbuh
yang diberikan oleh tenaga kesehatan kembang anak di lapangan
kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama dilakukan dengan mengacu pada
periode 29 hari sampai dengan 11 pedoman Stimulasi, Deteksi dan
bulan setelah lahir Intervensi Tumbuh Kembang Anak
Kunjungan bayi bertujuan untuk (SDIDTK) yang dilaksanakan oleh
meningkatkan akses bayi terhadap tenaga kesehatan di puskesmas dan
pelayanan kesehatan dasar, jajarannya
mengetahui sedini mungkin bila Penyebab kematian bayi dan balita
terdapat kelainan pada bayi sehingga dapat dicegah dengan teknologi
cepat mendapat pertolongan, sederhana di tingkat pelayanan
pemeliharaan kesehatan dan kesehatan dasar, salah satunya
pencegahan penyakit melalui adalah dengan menerapkan
pemantauan pertumbuhan, imunisasi, Manajemen Terpadu Balita
serta peningkatan kualitas hidup bayi Sakit (MTBS), di tingkat
dengan stimulasi tumbuh kembang pelayanan kesehatan dasar
Pelayanan KB Berkualitas

Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai


standar dengan menghormati hak individu dalam
merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat
berkontribusi dalam menurunkan angka kematian Ibu
dan menurunkan tingkat fertilitas (kesuburan) bagi
pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak
lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan
yang ingin mempunyai anak
KB bertujuan untuk menunda (merencanakan)
kehamilan
B. Pengumpulan Data

Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan


kegiatan pokok dari PWS KIA. Data yang di catat per
desa/ kelurahan dan kemudian dikumpul kan di tingkat
puskesmas akan dilaporkan sesuai jenjang
administrasi. Data yang di perlukan dalam PWS KIA
adalah Data Sasaran dan Data Pelayanan. Proses
pengumpulan data sasaran sebagai berikut :
1. Jenis Data
Data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS
KIA adalah
a. Data sasaran :
Jumlah seluruh ibu hamil
Jumlah seluruh ibu bersalin
Jumlah ibu nifas
Jumlah seluruh bayi
Jumlah seluruh anak balita
Jumlah seluruh PUS
b. Data pelayanan :
Jumlah K1
Jumlah K4
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali (KF 3) oleh tenaga
kesehatan
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan
pada umur 6 – 48 jam
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan
lengkap pada umur 0-28 hari (KN 1, KN 2, KN 3)
Juml ah ibu hamil, ber sali n dan nifas dengan factor ri
siko/ komplikasi yang dideteksi ol eh masyarakat
Lanjutan…

Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani


Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
pada umur 29 hari – 11 bulan sedikitnya 4 kali
Jumlah anak balita (12–59 bulan) yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sedikitnya 8 kali
Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Jumlah peserta KB aktif
 
2. Sumber Data
Data sasaran berasal dari perkiraan jumlah sasaran
(proyeksi) yang dihitung
berdasarkan rumus yang diuraikan dalam BAB III.
Berdasarkan data tersebut, Bidan di Desa bersama dukun
bersalin/bayi dan kader melakukan pendataan dan
pencatatan
sasaran di wilayah kerjanya.
Data pelayanan pada umumnya berasal dari :
Register kohort ibu
Register kohort bayi
Register kohort anak balita
Register kohort KB
Pencatatan Data
1. Data Sasaran
Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan memulai pekerjaan di
desa/kelurahan. Seorang Bidan di desa/kelurahan dibantu para
kader dan dukun bersalin/bayi, membuat peta wilayah kerjanya
yang mencakup denah jalan, rumah serta setiap waktu memperbaiki
peta tersebut dengan data baru tentang adanya ibu yang hamil,
neonatus dan anak balita. 
Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari para kader dan
dukun bayi yang melakukan pendataan ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir, bayi dan anak balita dimana sasaran tersebut
diberikan buku KIA dan bagi ibu hamil dipasang stiker P4K di
depan rumahnya. Selain itu data sasaran juga dapat diperoleh
dengan mengumpulkan data sasaran yang berasal dari lintas
program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah kerjanya.
2. Data Pelayanan
Bidan di desa/kelurahan mencatat semua detail pelayanan
KIA di dalam kartu ibu, kohort Ibu, formulir MTBM,
formulir MTBS, kartu bayi, kohort bayi, kohort anak balita,
kohort KB, dan buku KIA. Pencatatan harus dilakukan segera
setelah bidan melakukan pelayanan. Pencatatan tersebut
diperlukan untuk memantau secara intensif dan terus
menerus kondisi dan permasalahan yang ditemukan pada
para ibu, bayi dan anak di desa/kelurahan tersebut, antara lain
nama dan alamat ibu yang tidak dating memeriksakan dirinya
pada jadwal yang seharusnya, imunisasi yang belum diterima
para ibu, penimbangan anak dan lain lain. Selain hal tersebut
bidan di desa juga mengumpulkan data pelayanan yang
berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang
ada di wilayah kerjanya.
Pengolahan Data
Setiap bulan Bidan di desa Langkah pengolahan data
mengolah data yang 1. Pembersihan data : melihat
tercantum dalam buku kohort kelengkapan dan kebenaran
dan dijadikan sebagai bahan pengisian formulir yang
laporan bulanan KIA. Bidan
tersedia.
Koordinator di Puskesmas
menerima laporan bulanan 2. Validasi : melihat
tersebut dari semua BdD dan kebenaran dan ketepatan
mengolahnya menjadi laporan data.
dan informasi kemajuan 3. Pengelompokan : sesuai
pelayanan KIA bulanan yang
disebut PWS KIA. Informasi
dengan kebutuhan data yang
per desa/kelurahan dan per harus dilaporkan.
kecamatan tersebut disajikan Hasil pengolahan data dapat
dalam bentuk grafik PWS disajikan dalam bentuk :
KIA yang harus dibuat oleh Narasi, Tabulasi, Grafik dan
tiap Bidan Koordinator. Peta.
Analisis Situasi Melibatkan Masyarakat

1. Analisis Sederhana


Analisis ini membandingkan cakupan hasil kegiatan
antar wilayah terhadap target dan kecenderungan dari
waktu ke waktu. Analisis sederhana ini bermanfaat untuk
mengetahui desa/kelurahan mana yang paling
memerlukan perhatian dan tindak lanjut yang harus
dilakukan.
Analisis sederhana terdapat 4 macam status kesehatan :
status baik, status kurang, status cukup, dan status
jelek
Analisis Perilaku Kesehatan
Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu
paradigma sakit dan paradigma sehat. Paradigma sakit
adalah paradigma yang beranggapan bahwa rumah sakit,
puskesmas atau klnik kesehatan adalah tempatnya orang
sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar ke rumah
sakit. Sedangkan paradigma sehat menitik beratkan pada
aspek promotif dan preventif, berpandangan bahwa
tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih murah
dibandingkan pengobatan.
Analisis Lingkungan Kesehatan
Aspek lingkungan dalah faktor yang memiliki pengaruh
yang paling besar terhadap derajat kesehtan. Secara
spesifik aspek lingkungan yang berhubungan dengan
kesehatan dapat digolonkan menjadi 3, yaitu aspek
lingkungan fisik, biologis dan lingkungan sosial
Analisis Faktor Hereditas dan Kependudukan
Analisis hereditas digunakan data ukuran demografis untuk
menganalisis faktor kependudukan. Manfaat analisis dari data
demografis tersebut adalah :
Dapat digunakan sebagai denominator masalah kesehatan
Sebagai prediksi beban upaya atau program kesehatan
Sebagai prediksi masalah kesehatan yang akan di hadapi.
Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Analisis ini
menghasilkan data atau informasi tentang input, proses, out
put dan dampak dari pelayanan kesehatan.
Analisis peran serta masyarkat
Contoh analisis peran serta masyarakat ini adalah tingkat
partisispasi masyarakat dalam mengikuti posyandu, rasio
kader kesehatan yang aktif
Analisis kebijakan pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari
pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya

Anda mungkin juga menyukai