Anda di halaman 1dari 7

Artikel Penelitian

Kualitas Lingkungan Kerja dan Kinerja Bidan


Puskesmas dalam Pelayanan Kesehatan Ibu

The Quality of Work Life and the Performance of Midwives in Maternal


Health Service

Sri Purnama Rezeki* Dumilah Ayuningtyas**

**Puskesmas Tanjung Uban Kabupaten Bintan Kepulauan Riau, **Departemen Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Abstrak pride to the institution (p value = 0.039) with midwives clinics performance
Peningkatan angka kematian ibu dan kesenjangan cakupan pelayanan ke- in maternal health services.
sehatan ibu antar puskesmas, diasumsikan berhubungan dengan kinerja Keywords: Maternal mortality ratio, midwives, performance, quality of work
bidan yang dipengaruhi lingkungan tempat bekerja (puskesmas). Penelitian life
dengan desain potong lintang dengan metode kuantitatif dan kualitatif ini
bertujuan mengetahui hubungan antara komponen quality of work life
(QWL) dengan kinerja bidan puskesmas pada pelayanan kesehatan ibu. Pendahuluan
Studi ini dilaksanakan di 11 puskesmas wilayah kerja Kabupaten Bintan pa- Upaya kesehatan ibu adalah upaya di bidang kese-
da bulan Februari _ Maret 2013. Data dikumpulkan dengan menggunakan hatan yang bertujuan menjaga kesehatan ibu pada masa
kuesioner pada 67 responden dan wawancara pada 10 informan. kehamilan, bersalin, dan menyusui dalam upaya menu-
Berdasarkan hasil penelitian, hanya 35,8% bidan puskesmas mempunyai runkan angka kesakitan dan kematian ibu.1 Berdasarkan
skor kinerja di atas rata-rata, beberapa puskesmas mempunyai skor kom- SDKI 2007, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
ponen QWL di bawah rata-rata. Hubungan yang signifikan ditemukan an- adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, lebih rendah
tara komponen keterlibatan karyawan (nilai p = 0,005) dan rasa bangga ter- dari sebelumnya, pada tahun 1991, sebesar 390 kemati-
hadap institusi (nilai p = 0,039) dengan kinerja bidan puskesmas dalam an per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2002 sebesar
pelayanan kesehatan ibu. 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara, target
Kata kunci: Angka kematian ibu, bidan, kinerja, quality of work life komitmen global MDGs, angka tersebut dapat turun
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
Abstract 2015. Berdasarkan profil kesehatan, AKI Kabupaten
Increasing maternal mortality ratio and also gaps of the maternal health Bintan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada
services scope among community health centers, assumed related to the tahun 2007, AKI di Kabupaten Bintan adalah 33 per
performance of midwife clinics who is affected by the environment in which 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2008 melonjak
working (community health centers). This cross sectional study with quan- hingga 69,3 per 100.000 kelahiran hidup. Terakhir, pada
titative and qualitative approaches aims to determine the relationship be- tahun 2011, AKI di Kabupaten Bintan diketahui menca-
tween Quality of Work Life (QWL) components with the midwives clinics per- pai 199,2 per 100.000 kelahiran hidup.2
formance in maternal health services. The study is implemented in 11 com- Salah satu upaya pemerintah adalah mendekatkan
munity health centers in working area Bintan Regency in February _ March pelayanan kebidanan kepada masyarakat dengan mem-
2013. Data are collected by using questionnaires with 67 respondents and perluas jangkauan terutama di fasilitas kesehatan dasar,
interview with 10 informants. Based on the study results, only 35.8% mid- dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin-
wives clinics having performance scores above average, some community
health center having component QWL scores below average. There is a re- Alamat Korespondensi: Dumilah Ayuningtyas, Departemen Administrasi dan
lationship between employee engagement (p value = 0.005) and sense of Kebijakan Kesehatan FKM Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok
16424, Hp. 08161840446, e-mail: dumilah@gmail.com

265
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 6, Januari 2014

nya.3 Tanpa sumber daya manusia yang baik, upaya kerja, penyelesaian masalah, dan komunikasi.10
penurunan angka kematian ibu dan anak sulit tercapai.4 Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja bidan
Bidan merupakan tenaga profesional dengan kinerja yang puskesmas dalam pelayanan kesehatan ibu, di Kabupaten
sangat diharapkan memperkuat jajaran kesehatan di Bintan, tahun 2013. Secara khusus, untuk mengetahui
garis depan dalam upaya penurunan angka kematian gambaran komponen quality of work life yang meliputi
ibu.5 Dengan demikian, dalam melaksanakan tugas dan keterlibatan pegawai, rasa bangga terhadap institusi, rasa
fungsi, terutama dalam pemberian pelayanan kesehatan aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja,
pada ibu hamil, bersalin, dan nifas, bidan harus meme- penyelesaian masalah dan komunikasi bidan puskesmas
nuhi standar yang dapat menjamin kualitas pelayanan di Kabupaten Bintan, tahun 2013. Selain itu, mengetahui
yang diberikan.6 hubungan antara keterlibatan pegawai, rasa bangga ter-
Kinerja bidan, dalam upaya menurunkan AKI, secara hadap institusi, rasa aman terhadap pekerjaan, kesela-
makro dapat dilihat melalui pencapaian indikator pro- matan lingkungan kerja, penyelesaian masalah, dan ko-
gram yang meliputi cakupan K4, pertolongan persalinan munikasi dengan kinerja bidan puskesmas dalam pela-
tenaga kesehatan (Linakes) dan kunjungan nifas ketiga yanan kesehatan ibu, di Kabupaten Bintan, tahun 2013.
(KF3).7 Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Bintan,
tahun 2010 dan 2011, dibandingkan dengan target Metode
cakupan pelayanan kesehatan ibu di Kabupaten Bintan, Penelitian deskriptif analitik ini menggunakan metode
maka cakupan K4, persalinan oleh tenaga kesehatan dan kuantitatif dengan desain studi potong lintang dan
KF3 sudah mencapai target. Namun, pencapaian caku- metode kualitatif. Studi ini dilakukan di wilayah kerja
pan tersebut ternyata tidak merata di 12 puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan yang mencakup 11
dalam wilayah kerja Dinas Kabupaten Bintan. Ada ke- puskesmas kecuali Puskesmas Tambelan. Sampel adalah
senjangan cakupan pelayanan kesehatan ibu antar- seluruh bidan puskesmas yang bertugas di unit pelayanan
puskesmas di Kabupaten Bintan. kebidanan di puskesmas yang berstatus pegawai negeri
Hal tersebut diasumsikan berhubungan dengan kiner- sipil maupun pegawai tidak tetap yang berjumlah 67
ja bidan puskesmas secara makro belum optimal dalam orang. Sementara itu, yang disertakan dalam penelitian
pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu yang dipengaruhi ini adalah kepala puskesmas yang berjumlah 10 orang.
oleh organisasi puskesmas yang merupakan tempat be- Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat
kerja. Oleh sebab itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap untuk melihat distribusi frekuensi kinerja bidan puskes-
kinerja bidan puskesmas secara berkesinambungan agar mas dalam pelayanan kesehatan ibu dan enam komponen
produktivitas kerja bidan puskesmas dapat meningkat QWL. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi dan re-
sesuai dengan yang diharapkan, serta menilai kualitas gresi linier sederhana. Analisis data kualitatif untuk me-
lingkungan kerja organisasi puskesmas yang merupakan lengkapi hasil penelitian dan memudahkan pembahasan
tempat bekerja yang mungkin berhubungan dengan ki- terhadap analisis univariat dan bivariat.
nerja bidan puskesmas.
Salah satu penilaian terhadap kinerja adalah mem- Hasil
bandingkan hasil kerja dan standar yang ada. Kegiatan Skor kinerja pelayanan kesehatan ibu dan komponen
penilaian kinerja ditujukan untuk mengevaluasi hasil ker- QWL yang didapat dari responden secara umum mem-
ja individu sehingga dapat menjadi umpan balik bagi punyai range yang cukup besar (Tabel 1). Meski demi-
bidan dalam memperbaiki dan meningkatkan penampil- kian, jika dilihat dari frekuensi, jumlah responden yang
an kerja mereka. Menurut Pruijt, sumber daya manusia mempunyai nilai di bawah rata-rata tidak jauh berbeda
merupakan faktor yang sangat berharga sehingga orga- dengan jumlah responden yang mempunyai nilai pada
nisasi puskesmas yang menaungi bidan bertanggung rata-rata skor secara keseluruhan (Tabel 2).
jawab memelihara kualitas lingkungan kerja dan membi- Namun, skor yang didapat tersebut tidak dapat di-
na bidan agar bersedia berkontribusi secara maksimal jadikan indikator bahwa kinerja bidan puskesmas pada
untuk mencapai tujuan organisasi puskesmas.8 Selain setiap variabel tersebut baik. Dari studi kuantitatif
itu, sumber daya manusia yang handal dan profesional dengan instrumen kuesioner, diketahui bahwa masih ada
dipengaruhi oleh suasana kerja yang baik. Kualitas bidan puskesmas yang belum melaksanakan pelayanan
lingkungan kerja/quality of work life (QWL) yang baik kesehatan ibu sesuai dengan standar. Hal tersebut terlihat
akan menciptakan sumber daya manusia produktif, dari jawaban 60 responden (89,6%) yang menyatakan
berkualitas, komitmen, dan dedikasi tinggi terhadap pe- bahwa tidak selalu menganjurkan pemeriksaan kehamil-
kerjaan.9 Komponen kualitas lingkungan kerja meliputi an secara berkala pada pasien atau ibu hamil yang ber-
partisipasi pegawai, pengembangan karier, rasa bangga kunjung ke puskesmas dan sebanyak 21 orang (31,3%)
terhadap institusi, kompensasi yang seimbang, rasa aman tidak bisa menilai secara tepat saat kala I dimulai.
terhadap pekerjaan, fasilitas yang didapat, keselamatan Selain itu, responden mempunyai persepsi yang me-

266
Rezeki & Ayuningtyas, Kualitas Lingkungan Kerja dan Kinerja Bidan

Tabel 1. Distribusi Rata-Rata Skor Kinerja dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Komponen Quality of Work Life

Variabel Mean Median SD Minimum Maksimum 95% CI

Kinerja pelayanan kesehatan ibu bidan puskesmas 13,65 14,00 1,692 7 15 13,24 – 14,06
Keterlibatan karyawan 24,88 25,00 3,462 15 31 24,04 – 25,73
Rasa bangga terhadap institusi 15,85 16,00 2,313 10 20 15,27 – 16,40
Rasa aman terhadap pekerjaan 11,89 12,00 1,478 8 16 11,53 – 12,25
Keselamatan lingkungan kerja 11,40 11,00 1,661 8 15 10,99 – 11,80
Penyelesaian masalah 14,88 15,00 2,525 6 20 14,26 – 15,49
Komunikasi 15,98 16,00 1,973 11 20 15,50 – 16,46

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Komponen Quality of
Work Life

Variabel Penelitian Kategori n %

Kinerja pelayanan kesehatan ibu bidan puskesmas Rata-rata 24 35,8


Di bawah rata-rata 43 64,2
Keterlibatan karyawan Rata-rata 36 53,7
Di bawah rata-rata 31 46,3
Rasa bangga terhadap institusi Rata-rata 38 56,7
Di bawah rata-rata 29 43,3
Rasa aman terhadap pekerjaan Rata-rata 44 65,7
Di bawah rata-rata 23 34,3
Keselamatan lingkungan kerja Rata-rata 33 49,3
Di bawah rata-rata 34 50,7
Penyelesaian masalah Rata-rata 23 34,3
Di bawah rata-rata 44 65,7
Komunikasi Rata-rata 35 52,2
Di bawah rata-rata 32 47,8

nunjukkan keterlibatan karyawan rendah. Hal tersebut tidak setuju dan sangat setuju pada “Saya bangga dengan
didapat dari jawaban tidak setuju dan sangat tidak setu- prestasi puskesmas selama ini” dari 12 responden
ju yang pada beberapa pernyataan berikut: “Saya selalu (17,9%). Persepsi bidan puskesmas tentang rasa bangga
dilibatkan dalam perencanaan dan penyusunan program terhadap institusi yang masih kurang juga didukung
kegiatan puskesmas” (sejumlah 17 responden (25,4%) melalui hasil wawancara dengan bidan puskesmas
“Saya dilibatkan dalam kegiatan di puskesmas baik berhubungan pendapat terhadap prestasi puskesmas se-
dalam kegiatan formal maupun informal” (sejumlah 14 lama ini.
responden (20,9%)). “…menurut saya, ya biasa saja, setahu saya prestasi
Persepsi bidan puskesmas tentang keterlibatan puskesmas selama ini tidak ada yang terlalu istime-
karyawan yang masih kurang juga didukung melalui hasil wa…”
wawancara dengan bidan puskesmas sehubungan keikut- Selain itu juga berhubungan dengan perasaan ter-
sertaan di puskesmas dalam penyusunan program. hadap pekerjaan yang dijalani selama ini di puskesmas.
“…tidak semua staf ya, biasanya hanya pemegang “…rasa jenuh ada, apalagi saya sudah 10 tahun di
program atau koordinator yang dipanggil dan dikum- puskesmas ini. tapi tetap dijalani saja…”
pulkan sama ibu kepala puskesmas…” Selain itu, diketahui pula persepsi responden yang
Demikian juga dalam hal pemberian bimbingan dan menunjukkan kurang rasa aman terhadap pekerjaan. Hal
arahan. tersebut dapat dilihat dari jawaban tidak setuju dan sa-
“…kalau program lama atau rutin tidak lagi, karena ngat tidak setuju dari responden pada penyataan “pim-
sudah selalu dilakukan…” pinan puskesmas sangat memperhatikan kesejahteraan
“…kepala puskesmas mengumpulkan koordinator stafnya termasuk Saya” sebanyak 11 orang (16,4%), ser-
atau pemegang program, jadi bukan dibimbing orang ta jawaban setuju dan sangat setuju pada pernyataan
perorang…” “Saya tidak mendapatkan kepastian jenjang karir di
Persepsi responden yang menunjukkan kurang rasa tempat saya bekerja sekarang ini” dari sejumlah 30
bangga terhadap institusi melalui jawaban setuju dan orang (44,8%). Persepsi bidan puskesmas tentang rasa
sangat setuju pada pernyataan “menjaga nama baik aman terhadap pekerjaan yang masih kurang juga
puskesmas bukan merupakan kewajiban dan tanggung didukung melalui hasil wawancara dengan bidan
jawab Saya” dari 11 responden (16,4%) serta menjawab puskesmas berhubungan jenjang karier.

267
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 6, Januari 2014

“…menurut Saya begini-begini saja, dalam hal naik nasi 0,117 menunjukkan persamaan garis regresi hanya
golongan pun Saya terhambat, sudah hampir 2 tahun dapat menerangkan 11,7% variasi keterlibatan karya-
tidak jelas kenaikannya…” wan. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang
“…perkembangan karir Saya sepertinya jalan ditem- signifikan antara keterlibatan karyawan dengan kinerja
pat…” bidan puskesmas dalam pelayanan kesehatan ibu (nilai
Sementara, sehubungan dengan keselamatan ling- p= 0,005). Rasa bangga terhadap institusi dan kinerja
kungan kerja, sejumlah responden juga mempunyai per- bidan puskesmas dalam pelayanan kesehatan ibu me-
sepsi yang kurang terhadap penyataan yang diajukan. nunjukkan hubungan lemah (r = 0,252) dan berpola posi-
Responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak tif. Semakin bertambah nilai rasa bangga terhadap insti-
setuju “sarana keselamatan dan kesehatan kerja yang tusi, semakin meningkat kinerja bidan puskesmas dalam
ada di tempat kerja Saya sudah sesuai dengan standar” pelayanan kesehatan ibu. Nilai koefisien dengan determi-
sebanyak 32 orang (47,8%) dan pada pernyataan nasi 0,064 berarti persamaan garis regresi yang diperoleh
“puskesmas rutin melakukan pemantauan kondisi hanya dapat menerangkan 6,4% variasi rasa bangga ter-
sarana dan prasarana di tempat kerja Saya” sebanyak 19 hadap institusi. Hasil uji statistik menemukan hubungan
orang (28,4%). Persepsi bidan puskesmas tentang kese- yang signifikan antara rasa bangga terhadap institusi de-
lamatan lingkungan kerja di puskesmas yang kurang ngan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan kese-
didukung melalui hasil wawancara dengan bidan pus- hatan ibu (nilai p = 0,039).
kesmas. Tidak ada hubungan antara rasa aman terhadap
“…sepertinya belum standar 100%, masih ada be- pekerjaan dengan kinerja bidan puskesmas dalam
berapa alat atau sarana yang kurang ataupun rusak…” pelayanan kesehatan ibu (r = 0,008). Nilai koefisien de-
Masih ada jawaban responden yang menunjukkan ngan determinasi 0,000 artinya persamaan garis regresi
komponen penyelesaian masalah yang kurang meliputi yang diperoleh tidak cukup baik menerangkan variasi
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada rasa aman terhadap pekerjaan. Dapat disimpulkan tidak
pernyataan “pimpinan puskesmas sering bertanya dan terdapat hubungan yang signifikan antara rasa aman ter-
membantu kesulitan atau masalah diluar pekerjaan” se- hadap pekerjaan dengan kinerja bidan puskesmas dalam
banyak 29 orang (43,3%). Persepsi bidan puskesmas pelayanan kesehatan ibu (nilai p = 0,946). Keselamatan
tentang penyelesaian masalah yang kurang juga didukung lingkungan kerja dengan kinerja bidan puskesmas dalam
melalui hasil wawancara dengan bidan puskesmas. pelayanan kesehatan ibu menunjukkan hubungan lemah
“…tentu tidak semua masalah staf dikeluhkan ke (r = 0,206) dan berpola positif. Artinya, semakin bertam-
ibu, apalagi kita disini banyak stafnya…” bah nilai keselamatan lingkungan kerja, semakin mening-
“…kalau masalah program rutin dibicarakan melalui kat kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan kesehatan
koordinator, bukan perorangan…” ibu. Nilai koefisien dengan determinasi 0,043 berarti per-
Ada sejumlah responden yang mempunyai persepsi samaan garis regresi yang diperoleh hanya dapat mene-
kurang baik terhadap komunikasi yang dapat dilihat dari rangkan 4,3% variasi keselamatan lingkungan kerja.
jawaban pada pernyataan tentang pertemuan rutin, se- Tidak ada hubungan yang signifikan antara keselamatan
banyak 12 responden (17,9%) menyatakan tidak setuju lingkungan kerja dengan kinerja bidan puskesmas dalam
bahkan sangat tidak setuju. pelayanan kesehatan ibu (nilai p = 0,094).
Uji korelasi dan regresi linier sederhana menemukan Ada hubungan lemah (r = 0,203) penyelesaian masa-
komponen keterlibatan karyawan dengan kinerja bidan lah dengan kinerja bidan puskesmas dan berpola positif,
puskesmas dalam pelayanan kesehatan ibu menunjukkan semakin bertambah nilai penyelesaian masalah maka se-
hubungan sedang (r = 0,342) dan berpola positif. Itu ber- makin meningkat kinerja bidan puskesmas dalam pela-
arti semakin bertambah nilai keterlibatan karyawan, yanan kesehatan ibu. Nilai koefisien dengan determinasi
semakin meningkat kinerja bidan puskesmas dalam pe- 0,041 berarti persamaan garis regresi yang diperoleh
layanan kesehatan ibu. Nilai koefisien dengan determi- hanya dapat menerangkan 4,1% variasi penyelesaian

Tabel 3. Analisis Bivariat Komponen Quality of Work Life dan Kinerja Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Kesehatan Ibu

Variabel r R Persamaan Garis Nilai p Hasil Uji Statistik

Keterlibatan karyawan (A) 0,342 0,117 Kinerja bidan = 9,49 + 0,16*A 0,005 Berhubungan
Rasa bangga pada institusi (B) 0,252 0,064 Kinerja bidan = 10,7 + 0,18*B 0,039 Berhubungan
Rasa aman pada pekerjaan (C) 0,008 0,000 Kinerja bidan = 13,7 - 0,01*C 0,946 Tidak berhubungan
Keselamatan lingkungan kerja (D) 0,206 0,043 Kinerja bidan = 11,26 + 0,21*D 0,094 Tidak berhubungan
Penyelesaian masalah (E) 0,203 0,041 Kinerja bidan = 11,63 + 0,13*E 0,100 Tidak behubungan
Komunikasi (F) 0,162 0,026 Kinerja bidan = 11,43 + 0,13*F 0,191 Tidak berhubungan

268
Rezeki & Ayuningtyas, Kualitas Lingkungan Kerja dan Kinerja Bidan

masalah. Hasil uji statistik tidak memperlihatkan hubungan batan karyawan.10 Hasil penelitian ini sesuai dengan
yang signifikan antara penyelesaian masalah dengan ki- penelitian Hendrawati,12 bahwa komponen keterlibatan
nerja bidan puskesmas dalam pelayanan kesehatan ibu karyawan berhubungan bermakna dengan kinerja pe-
(nilai p = 0,100). Komunikasi dengan kinerja bidan pus- gawai. Penelitian lain menyatakan tidak terdapat hu-
kesmas dalam pelayanan kesehatan ibu menunjukkan bungan antara keterlibatan karyawan dengan kinerja pe-
hubungan lemah (r = 0,162) dan berpola positif, berarti rawat.13,14 Pada umumnya, persepsi rasa bangga ter-
semakin bertambah nilai komunikasi, semakin me- hadap institusi bidan puskesmas kurang. Ada hubungan
ningkat kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan kese- yang bermakna antara rasa bangga terhadap institusi de-
hatan ibu. Nilai koefisien dengan determinasi 0,026 ber- ngan kinerja bidan puskesmas. Hasil penelitian ini sesuai
arti persamaan garis regresi yang diperoleh hanya dapat dengan hasil penelitian lain yang membuktikan hubu-
menerangkan 2,6% variasi komunikasi. Uji statistik ngan yang signifikan antara komponen rasa bangga ter-
memperlihatkan tidak ada hubungan yang signifikan an- hadap institusi dengan kinerja bidan puskesmas.15 Hasil
tara komunikasi dengan kinerja bidan puskesmas dalam yang berbeda juga ditemukan Hendrawati, 12 dan
pelayanan kesehatan ibu (nilai p = 0,191) (Tabel 3). Mochtar,16 yang tidak menemukan hubungan rasa bang-
ga terhadap institusi dengan kinerja pegawai. Dalam su-
Pembahasan atu organisasi, perlu dibina dan dikembangkan perasaan
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu, masih bangga karyawan terhadap organisasi tempat bekerja un-
banyak bidan puskesmas yang melakukan pelayanan tuk mendorong kepuasan kerja dan motivasi karyawan.17
tidak sesuai standar pelayanan kebidanan. Hal ini me- Dengan motivasi, seseorang berusaha menyempurnakan
nunjukkan pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu oleh dan meningkatkan proses dan hasil kerja yang telah di-
bidan puskesmas belum maksimal. Masih sedikit bidan lakukan untuk menjadi lebih baik.18
puskesmas yang pernah mengikuti pelatihan kebidanan Faktor penyebab kinerja bidan yang rendah antara
seperti asuhan persalinan normal (APN). Kinerja bidan lain kurang pembinaan, ada empat variabel yang secara
puskesmas yang masih kurang tersebut terjadi karena statistik berhubungan bermakna (nilai p < 0,05) meliputi
bidan kurang terampil menerapkan standar pelayanan variabel motivasi, pengetahuan,pembinaan, dan pemberi
dalam asuhan antenatal care dan pertolongan persalinan. layanan kebidanan lain.19 Selain itu, bidan yang melak-
Hal tersebut seharusnya ditangani dengan baik oleh in- sanakan program ASI eksklusif juga menghasilkan ke-
stitusi puskesmas dan dinas kesehatan yang menaungi. simpulan yang sama, ada hubungan antara motivasi de-
Penelitian Mulyono, 11 dkk yang menggunakan data ngan kinerja bidan puskesmas dalam pelaksanaan pro-
Survei Kesehatan Rumah Tangga tentang aktivitas bidan gram ASI Eksklusif.20 Dengan demikian, dapat disim-
di Indramayu, menemukan bidan tidak benar-benar pulkan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja
sibuk karena membantu persalinan, sekitar 70% bidan karyawan atau tenaga kesehatan.
yang membantu persalinan paling sering hanya satu kali Sebagian besar bidan puskesmas mempunyai persep-
dalam sebulan. Meski ditambah dengan tugas adminis- si baik terhadap rasa aman terhadap pekerjaan, banyak
tratif di puskesmas, pemimpin puskesmas atau penang- responden yang merasakan ketenangan dan kenyamanan
gung jawab SDM di puskesmas dan dinas kesehatan da- menyelesaikan setiap pekerjaan. Sementara, uji statistik
pat mengalokasikan waktu yang cukup bagi bidan untuk tidak memperlihatkan hubungan yang signifikan antara
mengikuti pelatihan. rasa aman terhadap pekerjaan dengan kinerja bidan
Persepsi bidan puskesmas yang merasa keterlibatan puskesmas dalam pelayanan kesehatan ibu. Hal tersebut
karyawan di puskesmas kurang disebabkan oleh merasa bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang justru
tidak dilibatkan secara langsung. Sementara, harapan memperlihatkan hubungan antara rasa aman terhadap
kepala puskesmas, bidan koordinator seharusnya berko- pekerjaan dengan kualitas lingkungan kerja.14 Penelitian
ordinasi dahulu dengan seluruh bidan puskesmas. Selain lain juga tidak menemukan hubungan yang signifikan an-
itu, beberapa bidan puskesmas mempunyai persepsi tara rasa aman terhadap pekerjaan dengan kinerja bidan
sebelum melakukan kegiatan rutin dan baru, kepala pus- puskesmas dalam penatalaksanaan antenatal care
kesmas wajib memberikan arahan terlebih dahulu. Se- (ANC).15
mentara menurut kepala puskesmas, apabila kegiatan Beberapa responden menyatakan pimpinan pus-
rutin, maka staf sudah mengetahui sehingga tidak perlu kesmas tidak pernah memikirkan kondisi kesehatan staf
diberikan arahan dan bimbingan secara khusus. serta menyatakan sarana keselamatan dan kesehatan ker-
Keterlibatan karyawan berhubungan signifikan de- ja yang ada di tempat kerja belum sesuai dengan standar.
ngan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan kese- Beberapa bidan menyatakan, kondisi sarana dan pra-
hatan ibu. Sesuai dengan teori Cascio, ada hubungan sarana kebidanan di puskesmas masih kurang dari stan-
yang kuat antara usaha perusahaan untuk memperbaiki dar. Misalnya ukuran ruang tempat pertolongan persalin-
kualitas lingkungan kerja melalui peningkatan keterli- an yang masih sempit sehingga tidak nyaman bagi pasien

269
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 6, Januari 2014

dan bidan yang menolong. Jumlah dan kondisi peralatan penyelesaian masalah berhubungan pekerjaan secara ter-
kebidanan seperti partus set, tensimeter yang di bebera- buka, jujur, dan adil yang sangat berpengaruh terhadap
pa puskesmas kurang memadai. Selain itu, pelaksanaan loyalitas/dedikasi serta motivasi kerja.11
pemantauan sarana dan prasarana yang tidak rutin oleh Tidak semua keluhan staf dapat didengarkan oleh
puskesmas dan dinas kesehatan. kepala puskesmas, mengingat jumlah staf yang sangat
Komponen keselamatan lingkungan kerja tidak ber- banyak. Sementara, kepala puskesmas menyatakan se-
hubungan bermakna dengan kinerja bidan puskesmas nantiasa mau menerima keluhan dan membantu staf yang
dalam pelayanan kesehatan ibu juga ditemukan oleh pe- mengalami masalah, serta berupaya mencarikan jalan
nelitian yang lain.13 Tujuan utama kesehatan dan kesela- keluar secara bersama. Manajemen organisasi perlu me-
matan lingkungan kerja adalah agar karyawan merasa ngelola konflik agar tidak sampai menimbulkan dampak
tenang bekerja dan dapat bekerja semaksimal mungkin negatif bagi semua pihak di dalam dan di luar organisasi.
sehingga mencapai produktivitas kerja yang setinggi- Konflik justru tetap diperlukan asal tetap terkendali se-
tingginya.21 Oleh sebab itu, di lingkungan perusahaan/ hingga dapat menjadi sumber motivasi bagi semua
organisasi perlu selalu dijaga keberlangsungan kesehatan karyawan.23
dan keselamatan lingkungan kerja sehingga tidak meng- Sebagian besar bidan menyatakan informasi kese-
ganggu karyawan melaksanakan pekerjaan.9 hatan kepada masyarakat sudah berjalan baik sehingga
Rata-rata ruangan tempat bekerja bidan puskesmas menimbulkan rasa puas dan motivasi yang positif bagi
belum memenuhi standar kesehatan dan keselamatan bidan puskesmas dalam melaksanakan pekerjaan. Selain
kerja. Namun, semua staf selalu berupaya untuk bekerja itu, hubungan komunikasi antara bidan dengan rekan
efektif dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana. kerja di puskesmas selalu berjalan baik. Ini menunjukkan
Hal serupa juga diungkapkan kepala puskesmas, bahwa keberlangsungan proses komunikasi di puskesmas sudah
sangat sulit untuk memenuhi kondisi puskesmas yang cukup baik. Uji statistik memperlihatkan tidak terdapat
benar-benar sesuai dengan standar kesehatan dan kese- hubungan yang signifikan antara komponen komunikasi
lamatan kerja, karena keterbatasan pengadaan sarana dengan kinerja bidan puskesmas yang membuktikan
dan prasarana. Namun, pihak puskesmas selalu berupaya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komu-
memanfaatkan secara efisien sehingga tidak mengganggu nikasi dengan kinerja bidan puskesmas.14,15 Penelitian
kegiatan pelayanan di puskesmas. lain menemukan hasil berbeda, ada hubungan yang ber-
Tentang penyelesaian masalah adalah banyak res- makna antara komunikasi dengan kinerja. Dalam suatu
ponden yang berpersepsi kurang. Beberapa bidan pus- organisasi peran komunikasi sangat penting, dengan ko-
kesmas menyatakan pimpinan puskesmas jarang ber- munikasi yang baik maka kegiatan di organisasi akan
tanya dan membantu kesulitan atau masalah di luar berlangsung baik.12,13
pekerjaan. Selain itu, bidan puskesmas juga menyatakan
apabila ada permasalahan yang menyangkut pelaksanaan Kesimpulan
program, tidak dibicarakan dalam pertemuan di pus- Sebagian besar bidan puskesmas mempunyai skor
kesmas. Ini menunjukkan komponen penyelesaian masa- kinerja pelayanan kesehatan ibu di bawah rata-rata.
lah masih belum berlangsung dengan baik di puskesmas. Kinerja bidan puskesmas yang kurang terlihat dari kom-
Padahal, supervisi berperan pada kepatuhan karyawan ponen teknis/prosedural seperti tidak selalu menggu-
dalam menjalankan fungsi sesuai prosedur yang berlaku. nakan kohort ibu untuk pencatatan ibu hamil, bersalin,
Penelitian yang dilakukan oleh Guspianto,22 menyim- dan nifas, tidak selalu melakukan pemeriksaan abdomi-
pulkan faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan nal pada setiap ibu hamil, tidak selalu melakukan
bidan di desa terhadap standar ANC adalah supervisi, tindakan pencegahan infeksi sebelum melaksanakan per-
pengetahuan, dan komitmen organisasi. Supervisi meru- tolongan persalinan, tidak mampu menilai secara tepat
pakan faktor yang paling dominan dan faktor penge- mulainya waktu persalinan kala 1, tidak selalu menggu-
tahuan merupakan perancu hubungan faktor supervisi nakan standar asuhan persalinan normal dalam
dan komitmen organisasi dengan tingkat kepatuhan ter- melakukan pertolongan persalinan dan tidak rutin meng-
hadap standar ANC. gunakan partograf dalam memantau kemajuan persali-
Komponen penyelesaian masalah tidak berhubungan nan. Selain itu, ada kekurangan yang lain meliputi kiner-
bermakna dengan kinerja bidan puskesmas. Hasil pene- ja manajerial, kebanggaan institusi dan motivasi,kesela-
litian ini sesuai dengan penelitian yang lain.16 Namun matan lingkungan kerja, perhatian pimpinan terhadap
berbeda dengan penelitian yang Mochtar,16 yang mene- kesulitan yang dihadapi staf dalam pekerjaan, dan ke-
mukan hubungan antara penyelesaian masalah dengan mampuan berkomunikasi. Namun, dari komponen qual-
kinerja perawat. Komponen penyelesaian masalah ber- ity of work life yang diteliti, komponen keterlibatan
pengaruh mendukung kualitas lingkungan kerja. 10 karyawan dan rasa bangga terhadap institusi berhubun-
Seharusnya setiap karyawan perlu mendapat kesempatan gan yang signifikan dengan kinerja bidan puskesmas

270
Rezeki & Ayuningtyas, Kualitas Lingkungan Kerja dan Kinerja Bidan

dalam pelayanan kesehatan ibu. Desember 2008; 11 (4): 179-84.


10. Cascio WF. Managing human resources, productivity, quality of work
Saran life, profits. New York: Mc Graw-Hill; 2013.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan menegaskan ke- 11. Mulyono N, Sudibyo S, Qomariah, Riyasa IK, Riyanto M. Sikap dan ak-
bijakan dalam evaluasi kinerja bidan puskesmas secara tivitas bidan di desa membina dukun bayi dalam menolong persalinan
rutin, merencanakan dan menganggarkan pelatihan bagi dan merawat bayi. Jurnal Kedokteran YARSI. 2005; 13 (1): 40-9.
bidan puskesmas. Mengupayakan kelengkapan sarana 12. Hendrawati, H. Kualitas kehidupan kerja/quality of work life dan
dan prasarana di puskesmas yang memenuhi standar ke- hubungannya dengan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Banten
sehatan dan keselamatan kerja, serta membuat kebijakan Tahun 2011 [Tesis]. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan
perihal pengembangan karier bagi bidan puskesmas. Bagi Masyarakat Universitas Indonesia; 2011.
puskesmas, selain melakukan evaluasi terhadap kinerja 13. Kuanto A. Hubungan komponen quality of work life dengan kinerja per-
bidan puskesmas di wilayah kerja, juga perlu mening- awat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok tahun
katkan peran bidan puskesmas dalam proses pengambil- 2010 [Tesis]. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan
an keputusan, menjalankan memberikan bimbingan dan Masyarakat Universitas Indonesia; 2010.
pengarahan secara berkelanjutan, serta memperbaiki po- 14. Rosidah D. Hubungan kualitas kehidupan kerja (quality of work life)
la komunikasi antara pihak puskesmas dengan bidan, se- dengan kinerja bidan puskesmas dalam penatalaksanaan pertolongan
hingga dapat meningkatkan rasa memiliki dan mening- persalinan di Kabupaten Bogor Tahun 2012 [Skripsi]. Jakarta: Program
katkan kinerja bidan puskesmas tersebut. Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;
2012.
Daftar Pustaka 15. Suherman. Hubungan komponen quality of work life terhadap penata-
1. Syafrudin dan Hamidah. Kebidanan komunitas. Jakarta: EGC; 2009. laksanaan antenatal care bidan puskesmas di Kota Tasikmalaya tahun
2. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Peta jalan percepatan pen- 2007 [Tesis]. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan
capaian tujuan pembangunan milenium di Indonesia. Jakarta: Bappenas; Masyarakat Universitas Indonesia; 2007.
2010. 16. Mochtar H. Hubungan komponen quality of work life dengan kinerja
3. Ambarwati, Rismintari. Asuhan kebidanan komunitas plus contoh bidan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Subroto
Askeb. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009. Jakarta tahun 2011 [Tesis]. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas
4. Trisnantoro L. Tenaga kerja kesehatan dalam usaha penurunan MDG4 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2011.
dan MDG5: sebuah potret dan harapan aksi segera. Jurnal Manajemen 17. Handoko TH. Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Edisi
Pelayanan Kesehatan. 2011; 14 (02): 61-2. ke-2. Yogyakarta: BPFE; 2008.
5. Ma’ruf, Siswanto. Pengaruh motivasi terhadap peningkatan kompeten- 18. Triguna. Budaya kerja (falsafah, tantangan, lingkungan yang kondusif
si bidan desa di Kabupaten Malang. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan kualitas dan pemecahan masalah). Jakarta: PT. Golden Trayon Press;
[serial on internet]. Januari 2010 [cited 2013 Jun 5]: 13 (1): 77–82. 2005.
Diunduh dari: ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/.../1517. 19. Husna A, Besral. Kinerja bidan desa dalam program JPKMM. Jurnal
6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pemantauan wilayah setempat ke- Kesehatan Masyarakat Nasional. 2009; 4 (1): 18-23.
sehatan ibu dan anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008. 20. Fithananti N. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan
7. Ilyas, Y. Teori, penilaian dan penelitian. Depok: Pusat Kajian Ekonomi puskesmas dalam pelaksanaan program ASI eksklusif di Kota
Kesehatan FKM UI; 2002. Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013; 2 (1).
8. Husnawati A. Analisis pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kin- 21. Notoatmodjo S. Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: Rineka
erja karyawan dengan komitmen dan kepuasan kerja sebagai interven- Cipta; 2009.
ing Variabel [Tesis]. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan 22. Guspianto. Determinan kepatihan bidan di desa terhadap standar ante-
Masyarakat Universitas Diponegoro; 2006. natal care. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2012; 7 (2).
9. Ayuningtyas D, Suherman, Riastuti KW. Hubungan kinerja bidan dalam 23. Umar H. Desain penelitian MSDM dan perilaku karyawan paradigma
penatalaksanaan antenatal care dengan quality work life di Kota positivistik dan berbasis pemecahan masalah. Jakarta: Rajawali Pers;
Tasikmalaya tahun 2007. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2008.

271

Anda mungkin juga menyukai