Oleh :
1930912310049
Pembimbing :
PENDAHULUAN
perlindungan oleh tulang, otak juga tertutup lapisan keras yang disebut meninges
fibrosa dan terdapat cairan yang disebut cerebrospinal fuild (CSF). Trauma
sekitar otak, memar pada jaringan otak, atau kerusakan hubungan antar nervus
pada otak.1
benturan langsung pada daerah daerah dasar tulang tengkorak (oksiput, mastoid,
supraorbita); transmisi energi yang berasal dari benturan pada wajah atau
mandibula; atau efek tidak langsung dari benturan pada kepala (gelombang
tekanan yang dipropagasi dari titik benturan atau perubahan bentuk tengkorak).2
Dalam beberapa studi telah terbukti fraktur basis cranii dapat disebabkan oleh
paksa dari arah lateral cranial dan dari arah kubah cranial, atau karena beban
dengan otorrhea dan memar pada mastoids (battle sign). Presentasi pasien dengan
fraktur basis cranii fossa anterior adalah dengan Rhinorrhea dan memar di sekitar
1
palpebra (raccoon eyes). Kehilangan kesadaran dan Glasgow Coma Scale dapat
bahwa airway, breathing, circulation bebas dan aman. Banyak korban cedera
kepala disertai dengan multiple trauma dan penanganan pada pasien tersebut tidak
secara menyeluruh.4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Fraktur Basis Cranii merupakan suatu patah tulang kepala yang meliputi
salah satu dari tulang dasar kepala yaitu lamina cribiformis dari os.Ethmoid, pars
orbita os. Frontal, pars Petrosus dan skuamus os. Temporalis, os. Sphenoid dan os.
Occipitalis.5
2.2 Epidemiologi
ditemukan menjadi 15,2% dari keseluruhan kasus cedera kepala. Mayoritas pasien
(80,5%) berusia di bawah 40 tahun, dengan rasio pria dan wanita 3:1. Etiologi
paling umum dari fraktur basis cranii adalah penyerangan, yang menyumbang
46% kasus. Fossa kranial media adalah kompartemen yang paling sering
mengalami fraktur, sedangkan tulang petrosa adalah tulang yang paling sering
mengalami fraktur.
2.3 Etiologi
Sebagian besar fraktur basis cranii disebabkan oleh trauma benda tumpul
motor, dan cedera pejalan kaki. Cedera tembus seperti luka tembak hanya
2.4 Patofisiologi
3
linier atau kominutif, tertutup, atau variasi gabungan secara eksternal atau
internal. Dasar tengkorak dapat dibagi menjadi fossa kranial anterior, tengah, dan
posterior. Fossa kranial anterior terdiri dari sinus paranasal, pelat cribriform, dan
atap orbital, sedangkan fossa kranial tengah terdiri dari tulang sphenoid dan tulang
temporal dan fossa kranial posterior terdiri dari clivus, kondilus, dan bagian dari
petrous temporal dan tulang oksipital. Fossa basal kranial mengandung struktur
saraf dan pembuluh darah yang halus, dan foramen dasar tengkorak yang dilewati
berbagai saraf kranial dan pembuluh darah yang terkait. Permukaan internal yang
tidak rata, tepi tulang yang tajam dan adanya lipatan dural meningkatkan
cedera. Lobus frontotemporal otak dianggap sebagai daerah yang paling rentan
terhadap cedera karena terkena benda tajam. tulang dan tepi tentorial. 8
Struktur anatomi yang terlibat dalam fraktur basis kranial anterior meliputi
dinding posterior sinus frontal, atap sel ethmoid anterior dan posterior, cribriform-
ethmoid junction, dan atap orbital. Secara klinis, fraktur basis kranial anterior
Tulang temporal adalah salah satu lokasi yang paling umum untuk fraktur
(sumbu fraktur mengacu pada petrosus ridge) atau kapsul otik yang hemat atau
(80% -90%) daripada fraktur transversal (10% -20%) dan pada 8% -10% kasus
4
mungkin mengandung kombinasi cedera Rhinorrhea CSF adalah temuan yang
temporal transversal. Fraktur tulang sphenoid dapat terjadi sendiri atau dalam
kombinasi termasuk fraktur sinus sphenoid, sella tursika, clivus atas, sayap yang
lebih besar dan / atau sayap yang lebih kecil, dan proses pterygoid. Fraktur tulang
sphenoid dapat menyebabkan rhinorrhea CSF, saraf kranial (III, IV, dan VI)
terkait saraf optik, atau kiasma optik, fraktur sellar dengan disfungsi endokrin atau
Gambar 2.1 Ilustrasi Fraktur Basis Cranii (Merah : Fraktur Basis Cranii Fossa
Pyramis Os Petrosus)5
derajat cedera otak dan saraf kranial yang terkait. Pasien mungkin datang dengan
5
perubahan status mental, mual, dan muntah. Defisit okulomotor karena cedera
saraf kranial III, IV, dan VI mungkin ada. Pasien juga dapat datang dengan wajah
terkulai karena kompresi atau cedera saraf kranial VII. Kehilangan pendengaran
Beberapa tanda klinis yang sangat prediktif dari fraktur tengkorak basilar
meliputi:
timpani sehingga tampak ungu. Ini biasanya muncul dalam beberapa jam
cincin ganda yang digambarkan ketika cairan berdarah dari telinga atau
hidung yang mengandung CSF diteteskan ke kertas atau linen. Tanda ini
terpisah ketika melakukan perjalanan melalui suatu bahan. Tanda ini tidak
spesifik untuk adanya cairan serebrospinal, karena garam, air mata, atau
cairan lain juga akan menghasilkan pola cincin saat bercampur dengan
fossa kranial anterior. Temuan ini biasanya tidak ada selama evaluasi awal
dan tertunda 1 sampai 3 hari. Jika bilateral, temuan ini sangat prediktif dari
6
sign): Darah yang terkumpul di belakang telinga di daerah mastoid
dikaitkan dengan fraktur pada fossa kranial tengah. Seperti Raccoon eyes,
Cedera telinga tengah terlihat pada hampir sepertiga pasien dan dapat muncul
dan bahkan kebocoran CSF. Gejala lain termasuk pusing, tinitus, dan nistagmus
Kehadiran tanda battle sign dan racoon eyes sangat prediktif terhadap kejadian
Battle Sign).5
2.6 Diagnosis5
A. Anamnesis
Identitas pasien
Keluhan pasien
7
Keluhan utama dan gangguan neurologis (amnesia, penurunan kesadaran,
kejang, dll)
Mekanisme trauma
B. Pemeriksaan Fisik
Evaluasi ABCD
Gambaran Khas
Clear rhinorrea
Clear Otorhea
Hemotimpanium
Pemeriksaan Neurologis
8
Lesi N.I
Lesi N.III,IV,VI
Lesi N.V
Lesi N.VII
Lesi N. VIII
Likuorea diperiksa dengan tes lakmus (basa) atau kertas saring (halo sign) untuk
C. Pemeriksaan Penunjang
tulang kalvaria dan CT-Scan kepala brain window untuk melihat lesi
3D CT-Scan Kepala
otorhea.
2.7 Tatalaksana5
(kebocoran LCS).
Kebocoran LCS dapat berhenti spontan, biasanya fraktur basis cranii tidak
fistula.
9
Bila dalam waktu 5 hari likorea/ likuor fistula tidak berhenti, diperlukan
A. Operasi
Indikasi pembedahan :
vaskular
Tension pneumocephalus
Tindakan bedah
Craniotomy
Duraplasty
Cranioplasty
Diversi LCS
B. Konservasi
Head Flat tanpa bantal dan miring kearah yang tidak bocor
10
Penggunaan acetazolamide untuk mengurani produksi LCS dan
2.8 Komplikasi
Kebocoran CSF
Meningitis
Gangguan pendengaran
Vertigo
Perdarahan intrakranial
Kematian
Fraktur basis cranii juga dapat dikaitkan dengan cedera vaskular yang
pseudoaneurisma.9
2.9 Prognosis
Instabilitas
11
Cedera terkait
Sebagian besar kebocoran CSF sembuh secara spontan dalam 5-10 hari tetapi
kurang dari 5% pasien tetapi risiko meningkat dengan durasi kebocoran CSF.
12
BAB III
PENUTUP
perlindungan oleh tulang, otak juga tertutup lapisan keras yang disebut meninges
fibrosa dan terdapat cairan yang disebut cerebrospinal fuild (CSF). Trauma
sekitar otak, memar pada jaringan otak, atau kerusakan hubungan antar nervus
pada otak.1
benturan langsung pada daerah daerah dasar tulang tengkorak (oksiput, mastoid,
supraorbita); transmisi energi yang berasal dari benturan pada wajah atau
mandibula; atau efek tidak langsung dari benturan pada kepala (gelombang
tekanan yang dipropagasi dari titik benturan atau perubahan bentuk tengkorak).2
diawali dengan memastikan bahwa airway, breathing, circulation bebas dan aman.
Banyak korban cedera kepala disertai dengan multiple trauma dan penanganan
13
DAFTAR PUSTAKA
2. Listiono L D. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara, edisi III; Cedera Kepala Bab 6.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
14
8. Agrawal, Amit & Moscote-Salazar, Luis & Padilla-Zambrano, Huber &
Satyarthee, Guru Dutta & Pal, Ranabir.2019. Skull-Base Fractures: Pearls of
Etiopathology, Approaches, Management, and Outcome.
9. Simon LV, Newton EJ. Basilar Skull Fractures. [Updated 2021 Aug 11]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470175
15