Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

"PERAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM SISTEM KESEHATAN, SUB


SISTEM DAN LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT, DAN APLIKASI
LAYANAN PUSKESMAS"
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Berpikir Sistem Kesehatan
Masyarakat
Dosen Pengampu: Bapak Dr. Septo Pawelas Arso, S.KM., MARS

Disusun oleh
Kelompok 3:
Khoirunnisa Mustika Sari 25000122130083
Barroro Ayyu Adzkiya’ 25000122130086
Jeffriana Schatzi Mikagawa Ds 25000122130104
Risya Dian Fadylla 25000122130111
Dinda Widya Hermawati 25000122130125
Muhammad Rizal Murjiantama 25000122130142

KELAS 4B
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan berkah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PERAN
DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM SISTEM KESEHATAN, SUB SISTEM DAN
LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT, DAN APLIKASI LAYANAN PUSKESMAS”
dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Septo
Pawelas Arso, S.KM., MARS selaku dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan dan
Berpikir Sistem Kesehatan Masyarakat yang telah membimbing kami dalam pengerjaan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok yang
saling membantu dan berkontribusi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunannya, makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami selaku penyusun makalah ini,
sangat menerima kritik dan saran membangun agar dapat memberikan hasil yang lebih baik
untuk kedepannya. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambahkan wawasan bagi diri kami sendiri dan juga bagi masyarakat Indonesia.

Semarang, 14 April 2024

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 5
2.1 Kedudukan dan Peran Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional...........................5
2.2 Tanggung Jawab Puskesmas dalam Pengembangan Kesehatan untuk
Kecamatan Sehat............................................................................................................ 7
2.3 Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas............................7
2.4 Kepemimpinan dalam Organisasi Puskesmas..............................................................10
2.5 Skill dan Kompetensi Pemimpin Puskesmas berdasarkan
Prinsip Public Health Leadership................................................................................ 11
2.6 Studi Kasus Skill dan Kompetensi Pemimpin Puskesmas........................................... 14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................16
3.2 Saran.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi
sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan juga dapat
dikatakan sebagai suatu proses seseorang yang membawa masyarakat secara
bersama-sama untuk membuat suatu perubahan. Dalam sistem kesehatan, kepemimpinan
adalah sebuah proses dimana individu atau kelompok mengambil peran utama dalam
mengarahkan, mengelola dan mempengaruhi berbagai aspek sistem kesehatan untuk
mencapai tujuan kesehatan masyarakat yang diinginkan.
Pemimpin dalam pelayanan kesehatan harus memiliki program yang baik untuk
mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Kepemimpinan kesehatan adalah kemampuan
untuk memimpin dan mengelola organisasi atau sistem kesehatan dengan tujuan
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Pemimpin
layanan kesehatan harus dapat merencanakan dan mengatur operasi perawatan kesehatan
yang efektif, memantau dan mengevaluasi kinerja, dan membuat keputusan strategis yang
tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Tanggung jawab kepemimpinan kesehatan
termasuk merancang kebijakan dan program kesehatan yang efektif, memastikan
organisasi memenuhi standar medis dan keselamatan yang ditetapkan, serta membimbing
dan mengkoordinasikan tim kesehatan. Pemimpin layanan kesehatan juga harus memiliki
keterampilan manjaerial yang kuat, kemampuan untuk memotivasi staf, membangun
hubungan pasien yang positif, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan dalam
lingkungan perawatan kesehatan yang berubah dengan cepat.
Di Indonesia, kepemimpinan dalam bidang kesehatan masih menghadapi banyak
permasalahan. Maka dari itu, diperlukan skill dan kompetensi agar pemimpin dapat
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada. Keadaan kepemimpinan SKN di
Indonesia dapat dilihat ketika masa pandemi Covid-19. Pada saat pandemi Covid-19, unit
penyedia pelayanan kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit banyak mengalami
kendala, diantaranya kurangnya tenaga kesehatan dan ruang perawatan. Selain itu, Dinas
Kesehatan kesulitan dalam memantau perkembangan Covid-19. Meskipun pada awalnya
para pemimpin kesehatan telah membatasi mobilitas masyarakat, lonjakan penyebaran
Covid-19 tetap tidak terbendung. Kepemimpinan yang efektif seharusnya mampu
menanggapi masalah kesehatan yang terjadi dengan baik. Dalam makalah ini akan

3
dibahas secara rinci mengenai gaya kepemimpinan, skill, dan kompetensi seorang
pemimpin dalam hubungannya dengan Sistem Kesehatan Nasional serta peran dan
tanggung jawab puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Sistem Kesehatan Nasional?
1.2.2. Apakah peran dan kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Nasional?
1.2.3. Apa tanggung jawab Puskesmas dalam Pengembangan Kesehatan untuk
Kecamatan Sehat ?
1.2.4. Apa saja prinsip penyelenggaraan, tugas, fungsi dan wewenang
Puskesmas?
1.2.5. Apa saja gaya kepemimpinan dalam Puskesmas?
1.2.6. Apa saja skill dan kompetensi yang harus dimiliki pemimpin Puskesmas?
1.3 Tujuan
1.31. Mengetahui pengertian dan subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional
1.3.2. Mengetahui peran dan kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Nasional
1.3.3. Mengetahui tanggung jawab Puskesmas dalam Pengembangan Kesehatan
untuk Kecamatan Sehat
1.3.4. Mengetahui Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi dan Wewenang
Puskesmas
1.3.5. Mengetahui gaya kepemimpinan dalam Puskesmas
1.3.6. Mengetahui skill dan kompetensi yang harus dimiliki pemimpin Puskesmas

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan dan Peran Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional


1) Pengertian Sistem Kesehatan Nasional
Berdasarkan Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012 Pasal 1 Angka 1,
Sistem Kesehatan Nasional adalah pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 18 Tahun
2021 tentang Kementerian Kesehatan, terdapat pembaharuan terkait subsistem
dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Beberapa subsistem tersebut
diantaranya adalah:
a) Pengelolaan upaya kesehatan
b) Penelitian dan pengembangan kesehatan
c) Pembiayaan kesehatan
d) Sumber daya manusia kesehatan
e) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
f) Manajemen informasi dan regulasi kesehatan
g) Pemberdayaan masyarakat
2) Subsistem Pengelolaan Upaya Kesehatan
Pengelolaan upaya kesehatan didefinisikan sebagai bentuk dan cara
penyelenggaraan upaya kesehatan yang paripurna, terpadu, dan berkualitas
meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan
(kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Tujuan dari pengelolaan upaya
kesehatan yakni agar terselenggarakannya upaya kesehatan yang adil, merata,
terjangkau, dan bermutu untuk menjamin pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Ruang
lingkupnya terdiri dari kesehatan fisik, mental, intelegen, dan sosial.
Upaya kesehatan meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan memiliki tingkatan, yaitu: primer,
sekunder, tersier dengan penyelenggaraan sistem rujukan. UKM merupakan
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta

5
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat, sedangkan UKP
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat
serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
3) Kedudukan dan Peran Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggara pada UKM strata
pertama dan didukung secara lintas sektor dan didirikan sekurang-kurangnya
satu di setiap kecamatan. Tiga fungsi utama puskesmas:
a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b) Pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
c) Pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar
Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan UKM strata
pertama diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri,
keluarga, sampai dengan upaya kesehatan bersama yang bersumber
masyarakat (UKBM). Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat, adalah
salah satu komponen penting dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Puskesmas sendiri bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar
yang terjangkau dan merata kepada masyarakat di tingkat desa atau kelurahan
dan kecamatan. Puskesmas juga hadir sebagai salah satu program
pembangunan di bidang kesehatan dan menjadi salah satu upaya untuk
mewujudkan visi “Indonesia Sehat”. Oleh karenanya, keberadaan puskesmas
di setiap desa/ kelurahan dan juga kecamatan sangat penting untuk
menjangkau masyarakat di seluruh pelosok negeri yang membutuhkan layanan
kesehatan.
Puskesmas juga bertindak sebagai Upaya kesehatan Perorangan (UKP)
yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan perorangan dengan
memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh. Melalui UKP puskesmas,
diharapkan masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan dan
mencegah terjadinya penyakit. UKP puskesmas dapat dilakukan melalui
beberapa cara, seperti pemeriksaan kesehatan berkala, layanan konseling
kesehatan, imunisasi, dan penyuluhan kesehatan. Selain itu, masyarakat juga
dapat memanfaatkan fasilitas yang terjadi di dalam puskesmas, seperti
laboratorium dan apotek.

6
2.2 Tanggung Jawab Puskesmas dalam Pengembangan Kesehatan untuk Kecamatan Sehat
Berdasarkan PMK RI NOMOR 75 TAHUN 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Tanggung jawab utama Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Puskesmas bertanggung jawab
untuk memastikan pembangunan kesehatan terlaksana sesuai tujuan. Pembangunan/
pengembangan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
2.3 Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, prinsip penyelenggaraan, tugas,
fungsi dan wewenang Puskesmas sebagai berikut:
1) Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
a. Paradigma sehat
Puskesmas mendorong pemangku kepentingan berpartisipasi
dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
b. Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, meliputi wilayah kerja
administratif yaitu satu kecamatan atau sebagian wilayah kecamatan.
c. Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat
diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya

7
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya,
dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,
mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
Penerapan prinsip teknologi tepat guna antara lain dengan
memanfaatkan teknologi informasi seperti telemedicine, penggunaan
rekam medis berbasis elektronik, dan digitalisasi sistem pencatatan dan
pelaporan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta
melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen
Puskesmas.
2) Tugas Puskesmas
Puskesmas bertugas untuk melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, puskesmas mengintegrasikan program yang
dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga, yaitu dengan meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan dengan cara
mendatangi keluarga.
3) Fungsi dan Wewenang Puskesmas
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam
fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
- menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis
masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang
diperlukan;
- melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
- melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
- menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

8
perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan
wilayah dan sektor lain terkait;
- melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan
pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat;
- melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
- memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
- memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya,
dan spiritual;
- melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
- memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota,
melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon
penanggulangan penyakit;
- melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
- melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui
pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam
fungsi ini, Puskesmas berwenang untuk:
- menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang
mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya
dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat dan
setara;
- menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif;

9
- menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada
individu, berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada
kelompok dan masyarakat;
- menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas,
pengunjung, dan lingkungan kerja;
- menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
- melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
- melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
- melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
- melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan Sistem Rujukan; dan
- melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.4 Kepemimpinan dalam Organisasi Puskesmas
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alami
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
Menurut Silalahi (2002), gaya kepemimpinan adalah pola perilaku spesifik
yang ditampilkan oleh pemimpin dalam upaya mempengaruhi orang lain guna
mencapai tujuan organisasi atau kelompoknya.
1) Gaya kepemimpinan otokratik
Gaya kepemimpinan dengan banyak memberikan pengarahan tetapi
sedikit memberikan dukungan.
2) Gaya kepemimpinan suportif
Gaya kepemimpinan dengan banyak memberikan pengarahan dan
dukungan, pengambilan keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan usul
dan saran staf.
3) Gaya kepemimpinan delegatif (laissez-faire, permissive)

10
Gaya kepemimpinan dengan sedikit memberikan pengarahan
dandukungan, pengambilan keputusan dilimpahkan sepenuhnya kepada
staf,tanggung jawab pelaksanaan tugas berada pada pegawai.
4) Gaya kepemimpinan partisipatif (democratic, egalitarian)
Gaya kepemimpinan dengan banyak memberikan dukungan, tetapi
sedikit memberikan pengarahan, pengambilan keputusan dilakukan
bersama-sama pegawai, aktif mencari masukan dan saran dalam menentukan
keputusan/ kebijakan, mendorong keikutsertaan pegawai dalam aktivitas untuk
pencapaian tujuan.
Ada beberapa fungsi dari kepemimpinan puskesmas, antara lain:
1) Pimpinan puskesmas bertugas dan bertanggung jawab menjabarkan dan
mengimplementasikan program puskesmas.
2) Pimpinan puskesmas mampu memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan
kepada staf puskesmas.
3) Pimpinan puskesmas berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan
mengeluarkan pendapat sehingga kreativitas dan inovasi pegawai puskesmas
dapat tumbuh dan berkembang.
4) Pimpinan puskesmas membina dan mengembangkan kerjasama dan kemitraan
yang harmonis dengan pegawai dan stakeholder puskesmas.
5) Pimpinan puskesmas mampu memecahkan masalah dalam mengambil
keputusan tugas dan program puskesmas sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
6) Pimpinan puskesmas berusaha membina dan mengembangkan kemampuan
dan kemauan pegawai puskesmas.
7) Pimpinan puskesmas melaksanakan dan mendayagunakan fungsi pengawasan,
pengendalian, dan penilaian Puskesmas.
2.5 Skill dan Kompetensi Pemimpin Puskesmas berdasarkan Prinsip Public Health
Leadership
Seorang pemimpin puskesmas sangat memerlukan skill dan kompetensi untuk
menunjang berjalannya sistem puskesmas yang baik, berikut merupakan beberapa
skill dan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin puskesmas:
1. Komunikasi
Seorang pemimpin puskesmas sangat membutuhkan skill Komunikasi
dikarenakan digunakan dalam upaya pemberdayaan untuk menyampaikan
program-program kesehatan kepada masyarakat dan dibutuhkan untuk

11
mengetahui kendala yang dihadapi dan sejauh mana target dicapai, sehingga
tanpa komunikasi berbagai kegiatan tidak akan berjalan dengan baik. Kepala
Puskesmas melakukan komunikasi dengan sasaran program dilakukan kepada
kelompok maupun perorangan disesuaikan dengan karakteristik sasaran,
bersama dengan dilakukannya pendekatan untuk menimbulkan hubungan
interpersonal. Komunikasi kepada sasaran program didukung dengan
komunikasi yang baik dengan pembina wilayah dan tokoh masyarakat
setempat, didukung dengan komunikasi lintas sektor serta dapat dilakukan
secara formal maupun nonformal. Cara melakukan komunikasi dengan
bawahan yaitu dilakukan secara dua arah. Bawahan diharuskan untuk selalu
aktif mengkomunikasikan perkembangan program dan dapat dilakukan pada
berbagai kesempatan seperti pada saat apel pagi, saat lokakarya mini ataupun
bila diperlukan dapat memanggil langsung.
2. Motivasi
Motivasi didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu di
mana individu tersebut berusaha dan berperilaku dengan cara tertentu untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Dorongan merupakan faktor yang
menguatkan atau mengarahkan usaha dan perilaku bawahan maupun sasaran
program. Jika faktor pendorong itu sangat kuat maka akan membentuk usaha
yang keras untuk mencapainya (Sulaeman, 2009).
Cara seorang pemimpin puskesmas yang baik dalam memberikan
motivasi ke sasaran program adalah dengan terlebih dahulu memberikan
pengetahuan kepada sasaran program sesuai dengan karakteristiknya, menjalin
kedekatan dengan sasaran program, selanjutnya memberikan stimulus dan
mendorong kesadaran pentingnya UKBM melalui pesan-pesan persuasif.
Motivasi ke bawahan dilakukan dengan mengingatkan tentang disiplin
pegawai, memberi reward berupa jasa Yankes, mengingatkan kembali manfaat
program dan tugas atau tanggung jawab bawahan, selalu mempertimbangkan
masukan dan aspirasi dari bawahan apabila masukan tersebut baik untuk
pelaksanaan program dan kemajuan organisasi, memberikan contoh tentang
semangat kerja, serta memberikan tugas yang bersifat strategis kepada
bawahan yang memiliki kinerja yang baik.
3. Kepemimpinan

12
Rowitz (2003) mengemukakan bahwa pemimpin di bidang kesehatan
harus fleksibel dan menggunakan beberapa gaya kepemimpinan yang
disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan dari organisasi. Pimpinan harus
menggunakan strategi yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula, satu
pendekatan kepemimpinan tidak dapat digunakan untuk setiap situasi di dalam
menjalankan organisasi. Seorang pemimpin puskesmas sangat membutuhkan
kemampuan kepemimpinan guna Memahami dan mengaplikasikan konsep
sistem dalam mengelola sistem kesehatan masyarakat di lingkup puskesmas.
4. Pengarahan
Peran pengarahan dari Kepala Puskesmas baik kepada bawahan
maupun kepada sasaran program adalah penting untuk mendukung
pengembangan UKBM. Pengarahan diperlukan agar UKBM yang ada di
masyarakat berjalan ke arah tujuan yang diharapkan. Pengarahan dibutuhkan
untuk kesinambungan UKBM dan sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitasnya dalam rangka pengembangan UKBM tersebut. Cara Kepala
Puskesmas memberikan pengarahan kepada sasaran program diberikan pada
saat pelatihan kader kesehatan maupun pada saat penyuluhan di masyarakat.
Pelatihan kader kesehatan dilaksanakan setiap tahun sebanyak satu kali oleh
setiap Puskesmas di Kabupaten Purbalingga untuk me-refresh pengetahuan
dari para kader maupun untuk regenerasi atau menjaring kader baru.
Pengarahan juga dapat dilakukan langsung pada saat supervisi UKBM dan
dapat diberikan secara terperinci maupun tidak terperinci dengan maksud agar
sasaran pengarahan dapat mengalami proses pembelajaran dari pengalaman
empiris.
5. Pengawasan
Peran pengawasan dari Kepala Puskesmas baik kepada bawahan
maupun kepada sasaran program adalah penting untuk mendukung
pengembangan UKBM. Pengawasan merupakan mekanisme yang harus
dijalankan dalam manajemen untuk mengantisipasi kemungkinan adanya
penyimpangan, baik pengawasan secara langsung maupun tidak langsung.
Pengawasan memiliki fungsi kontrol untuk mengendalikan jalannya program
dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Cara Kepala Puskesmas melakukan pengawasan kepada sasaran
program adalah dengan pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun

13
tidak langsung. Secara langsung Kepala Puskesmas dapat turun melakukan
pengawasan terhadap kegiatan UKBM di masyarakat, sedangkan secara tidak
langsung Kepala Puskesmas dapat memberikan wewenang kepada staf atau
bawahan untuk melakukan pengawasan yang hasilnya kemudian dilaporkan.
6. Supervisi
Peran supervisi dari Kepala Puskesmas dalam pelaksanaan UKBM
adalah penting untuk mendukung pengembangan UKBM. Supervisi juga
memiliki fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan program secara langsung.
Di dalam supervisi juga terdapat fungsi bimbingan atau pengarahan dan
penilaian. Kepala Puskesmas dapat mengetahui situasi dan kondisi sebenarnya
di lapangan dengan melakukan supervisi, sehingga dapat memahami berbagai
kendala yang dihadapi di lapangan. Hal tersebut akan membantu Kepala
Puskesmas dalam menentukan kebijakan yang tepat.
Supervisi yang dilakukan Kepala Puskesmas menggunakan dua cara
yaitu supervisi dengan tim dan supervisi yang dilakukan sendiri oleh Kepala
Puskesmas. Setiap Puskesmas memiliki tim supervisi yang sudah terjadwal
dan Kepala Puskesmas dapat ikut serta dengan tim tersebut. Supervisi
dilakukan sendiri oleh Kepala Puskesmas tidak dengan tim dan dengan waktu
yang tidak terjadwal dan bersifat nonformal.
2.6 Studi Kasus Skill dan Kompetensi Pemimpin Puskesmas
Kepemimpinan kepala puskesmas akan berdampak pada kinerja pegawai
puskesmas dan kesehatan wilayah kerjanya. Seperti pada studi kasus pertama yaitu:
program “centang biru” puskesmas Pademangan, Jakarta Utara berhasil menekan
angka stunting hingga 22 persen sejak 90 hari dilakukan.
Selama 90 hari, sejak Maret hingga Juni 2023 ini, kita bisa menekan angka
stunting hingga terjadi penurunan 22 persen atau meluluskan sebanyak 36 anak.
Program centang biru terdiri dari intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
Intervensi gizi spesifik terdiri dari lima program.
1) pemberian tablet tambah darah pada remaja putri (Rematri),
2) pelayanan kesehatan ibu terpadu (K1),
3) membentuk whatsapp group ibu hamil dan nifas cantik, sehat dan
pintar (Wamilfas Cetar),
4) whatsapp grup Balita yang dikemas dalam Kelas Balita Pademangan
Ibu Cerdas Anak Senang (ke Bali Berenang),

14
5) program kunjungan rumah ibu hamil berisiko melahirkan bayi berat
badan lahir rendah (BBLR) dan Balita stunting.
Inovasi Centang Biru dalam hal intervensi gizi sensitif terjadi dua, yakni:
1) peningkatan dan penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan
2) peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Kesehatan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012
Pasal 1 Angka 1, Sistem Kesehatan Nasional adalah pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggara pada UKM strata pertama
dan didukung secara lintas sektor dan didirikan sekurang-kurangnya satu di setiap
kecamatan. Puskesmas memiliki tiga fungsi utama, yaitu: pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan; pusat pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan; dan pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar.
Pembangunan/ pengembangan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang: memiliki perilaku sehat meliputi
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas terdiri dari paradigma sehat,
pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses pelayanan
kesehatan, teknologi tepat guna, serta keterpaduan dan kesinambungan. Puskesmas
bertugas untuk melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Fungsi dan wewenang Puskesmas
terdiri dari penyelenggaraan UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Gaya kepemimpinan dalam Puskesmas dapat berupa kepemimpinan otokratik,
suportif, delegatif, dan partisipatif. Adapun skill dan kompetensi yang harus dimiliki
pemimpin Puskesmas antara lain komunikasi, motivasi, kepemimpinan, pengarahan,
pengawasan, serta supervisi.
3.2 Saran
Puskesmas menjadi salah satu pelayanan kesehatan primer dalam sistem
kesehatan nasional di Indonesia. Puskesmas berperan sebagai tulang punggung sistem
kesehatan nasional dengan menyediakan layanan kesehatan dasar yang merata dan
berkelanjutan kepada masyarakat. Untuk meraih tujuan tersebut perlu peran pemimpin

16
Puskesmas untuk mengkoordinasi organisasi sehingga tujuan tersebut dapat tercapai.
Pemimpin Puskesmas dapat memainkan peran yang krusial dalam menyediakan
layanan kesehatan primer yang berkualitas dan merata kepada masyarakat, serta
memastikan bahwa Puskesmas berkontribusi secara efektif dalam sistem kesehatan
nasional.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S. etc. 2022. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: CV Mine

Aji, P. S., etc. 2022. Kepemimpinan Dan Berfikir Sistem Dalam Kesehatan Masyarakat.
Sumatra Barat: PT Global Eksekutif Teknologi

Ginanjar, A., Intiasari, A. D., & Wiyoto, A. S. B. (2016). Peran Kepala Puskesmas Dalam
Pengembangan UKBM di Kabupaten Purbalingga. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 9(1).

Juwita, C. P. (2021). Modul Sistem Kesehatan Nasional.

Permenkes RI, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

Tristanto. B (2021, Juli). Centang Biru Puskesmas Pademangan Berhasil Tekan Angka
Stunting.beritajakaratahttps://m.beritajakarta.id/read/125276/centang-biru-puskesmas-
pademangan-berhasil-tekan-angka-stunting

18

Anda mungkin juga menyukai