PROGRAM STUDI
SARJANA KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya yang memberikan kami kesehatan serta kelancaran
sehingga kami dapat menyelesaiakan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada nabi kita Nabi
Muhammad saw, yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang benderang.
Makalah ini kami tulis dan kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas Keluarga yang diampu oleh Bapak Biben Fikriana,
M.Kep. Pembuatan makalah ini disusun oleh kami sebagai penulis dan penyusun
agar dapat memahami dan mengkaji dalm Trend dan Issue Dalam Komunitas
Keluarga
Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kelompok sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi pengembangan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5
A. Pengertian ................................................................................................... 5
B. Tujuan ......................................................................................................... 5
C. Kerawatan Kesehatan Masyarakat ............................................................... 5
D. Tingkat Pelayanan Kesehatan ...................................................................... 5
A. Lembaga Pelayanan Kesehatan ................................................................... 7
B. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan ......................................................... 8
H. Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Keperawatan Komunitas ...................... 8
A. Konsepsi Visi Indonesia Sehat 2010........................................................... 13
B. Sistem Kesehatan Nasional ....................................................................... 13
C. Pembiayaan Kesehatan .............................................................................. 14
D. Beberapa Pemikiran .................................................................................. 15
E. Reformasi Kesehatan................................................................................. 17
BAB III.............................................................................................................. 19
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatu sistem
yang disebut dengan Sistem Kesehatan. Pada intinya sistem kesehatan merupakan
seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan,
mengembalikan dan memelihara kesehatan.
1
6. Apa saja Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan?
2
b. Masalah pembiayaan kesehatan di Indonesia
3
3. Dapat menjelaskan faktor–faktor dalam pembiayaan kesehatan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pembangunan Kesehatan Adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Kebijakan sistem pelayanan
kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan
kesehatan diantara perawat dokter atau tim kesehatan lain yang satu dengan yang
lain saling menunjang. Issue dalam pendidikan keperawatan seperti: seleksi
mahasiswa keperawatan, menjamunya STIKES tanpa standarisasi, gap antara teori
di kelas dan praktek diklinik, lack of qualified lecturer, dan fasilitas laboratorium
kurang memadai. Issue dalam pelayanan keperawatan diantaranya: masih banyak
perawat vokasional,program Pendidikan kesehatan belum adekuat, kurang mampu
dalam tim work, kolaborasi secara professional dengan dokter, dan penggunaan
teknologi modern belum maksimal. Issue umum kesehatan seperti: aborsi dan
euthanasia.
B. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.
5
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam
memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau
sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan. Tingkat pelayanan ini dapat
meliputi, kebersihan perseorangan, perbaikan sanitasi lingkungan,
pemeriksaan kesehatan berkala, penigkatan status gizi, kebiasaan hidup sehat,
layanan prenatal, layanan lansia, dan semua kegiatan yang berhubungan
dengan peningkatan status kesehatan.
2. Specific Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari
bahaya yang akan menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk
perlindungan terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang
termasuk dalam tingkat pelayanan kesehatan ini adalah pemberian imunisasi
yang digunakan untuk perlindungan pada penyakit tertentu seperti imunisasi
BCG, DPT, Hepatitis, campak dan lain-lain. Pelayanan perlindungan
keselamatan kerja dimana pelayanan kesehatan yang diberikan pada seseorang
yang bekerja di tempat risiko kecelakaan tinggi seperti kerja di bagian produksi
bahan kimia, bentuk perlindungan khusus berupa pelayanan pemakaian alat
pelindung diri dan lain sebagainya.
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (diagnosis dini dan pengobatan
segera)
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk ke dalam tingkat dimulainya
atau timbulnya gejala dari suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini dilaksanakan
dalam mencegah meluasnya penyakit yang lebih lanjut serta dampak dari
timbulnya penyakit sehingga tidak terjadi penyebaran. Bentuk tingkat
pelayanan kesehatan ini dapat berupa kegiatan dalam rangka survei pencarian
kasus baik secara individu maupun masyarakat, survei penyaringan kasus serta
pencegahan terhadap meluasnya kasus.
4. Disability Limitation (Pembatasan cacat)
Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau
masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang
ditimbulkan. Tingkat ini dilaksanakan pada kasus atau penyakit yang memiliki
6
potensi kecacatan. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa
perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut,
pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh.
Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan
sebagaimana program latihan-latihan yang diberikan pada pasien, kemudian
memberikan fasilitas agar pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah
hidup kembali ke masyarakat dan masyarakat mau menerima dengan senang
hati karena kesadaran yang dimilikinya.
7
B. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
1. Primary Health Care (Pelayanan kesehatan tingkat pertama)
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat
yang memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi
ingin mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera
sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar.
Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai
kesehatan masyarakat dan lain – lain.
2. Secondary Health Care (Pelayanan kesehatan tingkat kedua)
Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit atau rawat inap dan tidak
dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini
dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.
3. Tertiary health services (Pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
Pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi di
mana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada
tingkat pertama dan kedua. Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-
tenaga yang ahli atau subspesialis dan sebagai rujukan utuma seperti rumah
sakit yang tipe A atau B.
8
Pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi baru, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau
juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti
perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit dapat digunakan penggunaan
alat seperti laser, terapi perubahan gen dan lain-lain. Berdasarkan itu maka
pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan pelayanan
akan lebih professional dan butuh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidang
tertentu.
2. Pergeseran nilai masyarakat Berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan
juga dapat dipengaruhi oleh nilai yang ada di masyarakat sebagai pengguna
jasa pelayanan, dimana dengan beragamnya masyarakat, maka dapat
menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang berbeda.
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka akan
memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau pemanfaatan pelayanan
kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki
pengetahuan yang kurang akan memiliki kesadaran yang rendah terhadap
pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi
sistem pelayanan kesehatan.
3. Aspek legal dan etik
Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau
pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula
tuntutan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku pemberi
pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan
secara profesional dengan memperhatikan nilai-nilai hukum dan etika yang ada
di masyarakat.
4. Ekonomi
Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi di
masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan akan
lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila
tingkat ekonomi seseorang rendah, maka sangat sulit menjangkau pelayanan
9
kesehatan mengingat biaya dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan
biaya yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi
dalam sistem pelayanan kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat
berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-
kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem pelayanan.
10
Sudah saatnya kini, praktisi kesehatan di tingkat pelayanan primer maupun
dunia pendidikan kesehatan perlu segera mendorong pertumbuhan budaya ilmiah
di lingkungannya agar mereka dapat mempraktikan hasil berbagai penelitian.
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses
kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa berlangsung aktivitas
seperti biasa. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan sesungguhnya
bernilai sangat investatif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya
yang senatiasa “siap pakai” dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit.
Namun, masih banyak orang menyepelekan hal ini. Negara, pada beberapa kasus,
juga demikian.
11
tampuk kekuasaan selama beberapa dekade terakhir, pun tak kunjung membawa
angin perubahan. Apa pasal?
Untuk kasus Indonesia, belum ada grand strategy yang terarah dalam
peningkatan kualitas kesehatan individu dan masyarakat, yang dengan tegas
tercermin dari minimnya pos anggaran kesehatan dalam APBN maupun APBD.
Belum lagi jika kita ingin bertutur tentang program pengembangan kesehatan
maritim yang semestinya menjadi keunggulan komparatif negeri kita yang wilayah
perairannya dominan. Pelayanan kesehatan di tiap sentra pelayanan selalu jauh dari
memuaskan.
12
menjadi lemah akibat kebijakan desentralisasi dan akhirnya “terpental” dengan
diberlakukannya UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Kali terakhir, ini juga dapat dipandang sebagai sebuah “terobosan” baru,
pemerintah menerbitkan dokumen panduan pembangunan kesehatan yang dikenal
sebagai “Sistem Kesehatan Nasional”. Dokumen ini antara lain disusun
berdasarkan pada asumnsi bahwa pembangunan kesehatan merupakan
pembangunan manusia seutuhnya untuk mencapai derajat kesehatan yang tertinggi,
sehingga dalam penyelenggaraannya tidak bisa menafikkan peran dan kontribusi
sektor lainnya. Singkatnya, pembangunan kesehatan menjadi bagian integral dari
pembangunan bangsa.
1. Upaya kesehatan
13
2. Pembiayaan kesehatan
3. Sumber daya manusia kesehatan
4. Sumber daya obat dan perbekalan kesehatan
5. Pemberdayaan masyarakat
6. Manajemen kesehatan
C. Pembiayaan Kesehatan
Sebagai subsistem penting dalam penyelenggaraan pembanguan kesehatan,
terdapat beberapa faktor penting dalam pembiayaan kesehatan yang mesti
diperhatikan. Pertama, besaran (kuantitas) anggaran pembangunan kesehatan yang
disediakan pemerintah maupun sumbangan sektor swasta. Kedua, tingkat efektifitas
dan efisiensi penggunaan (fungsionalisasi) dari anggaran yang ada.
14
Ironisnya, kelemahan ini bukannya tertutupi dengan penggunaan anggaran
yang efektif dan efisien. Beberapa tahun yang lalu, lembaga transparansi
internasional mengumumkan tiga besar intansi pemerintah Indonesia yang paling
korup. Nomor satu adalah departemen agama, selanjutnya departemen kesehatan
dan terakhir adalah departemen pendidikan.
Pada sisi lain, untuk skala Negara sedang berkembang, Indonesia yang
masih berkutat memerangi penyakit-penyakit infeksi tropik akibat masih buruknya
pengelolaan lingkungan, seharusnya menempatkan prioritas pembangunan
kesehatan pada aspek promotif dan preventif, bukan semata di bidang kuratif dan
rehabilitatif saja. Sebagai catatan, rasio anggaran antara promotif dan preventif
dengan kuratif-rehabilitatif selama ini berkisar pada 1:3, suatu perbandingan yang
tidak cukup investatif untuk bangsa sedang berkembang seperti Indonesia.
D. Beberapa Pemikiran
Pertanyaan yang mengemuka ialah model kebijakan kesehatan seperti apa
yang layak diterapkan di negeri kita, sistem pembiayaan yang bagaimana yang
15
cocok dengan kehidupan masyarakat kita. Depkes sebagai pengemban pertama
tanggung jawab konstitusi kita ternyata dalam banyak kasus terbukti tak dapat/ tak
mau berbuat banyak.
Hal ini didukung pula oleh sifat apatis sebagian besar rakyat kita, dalam
mengkritisi kebijakan kesehatan. Pun itu diperparah dengan belum transparannya
penggunaan anggaran, dan dana yang ada lebih dialokasikan pada pos-pos yang
bukan menjadi kebutuhan mendesak masyarakat, sebagai contoh; beberapa
puskesmas di Indonesia memiliki fasilitas mobil ambulans yang lengkap namun di
puskesmas tersebut, tenaga medis yang ada hanya sebatas paramedis, tanpa tenaga
dokter, sarjana kesehatan masyarakat dan tenaga medis lainnya, jadi proses
pemenuhan dan penyediaan kebutuhan masyarakat akan kesehatan tidak berbasis
pada analisa kebutuhan tetapi lebih sebagai resultan dari tarik-menarik kepentingan
politik nasional maupun lokal.
16
E. Reformasi Kesehatan
Reformasi bidang kesehatan bukan lagi bahasa yang baru. Hanya saja
agendanya perlu dipertegas kembali sebagai landasan pembangunan selanjutnya.
Jika disederhanakan, agenda reformasi kesehatan akan lebih mengedepankan
partisipasi masyarakat dalam menyusun dan menyelenggarakan aspek
kesehatannya dengan sesedikit mungkin intervensi pemerintah. Pemberdayaan
masyarakat menjadi tolok ukur keberhasilan dan pemihakan terhadap kaum miskin
menjadi syarat penerimaan universalitasnya.
17
1. Pertama, meningkatkan anggaran bagi program-program kesehatan yang
banyak berkaitan dengan penduduk miskin. Misalnya program
pemberantasan penyakit menular, pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta
peningkatan gizi masyarakat.
2. Kedua, meningkatkan subsidi bagi sarana pelayanan kesehatan yang banyak
melayani penduduk miskin, yaitu Puskesmas dan Puskesmas Pembantu,
ruang rawat inap kelas III di rumah sakit. Untuk itu, subsidi bantuan biaya
operasional rumah sakit perlu ditingkatkan untuk menghindari praktik
eksploitasi dan ‘pemalakan’ pasien miskin atas nama biaya perawatan.
3. Ketiga, mengurangi anggaran bagi program yang secara tidak langsung
membantu masyarakat miskin mengatasi masalah kesehatannya. Contohnya
adalah pengadaan alat kedokteran canggih, program kesehatan olahraga dan
lain sebagainya.
4. Keempat, mengurangi subsidi pemerintah kepada sarana pelayanan
kesehatan yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat miskin, misalnya
pembangunan rumah sakit-rumah sakit stroke.
18
BAB III
1. Kesimpulan
Pembangunan Kesehatan Adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Tujuan pembangunan kesehatan
yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang.
Tingkat pelayanan kesehatan terbagi menjadi 5 yaitu Health Promotion,
Specific Protection, Early Diagnosis and Prompt Treatment, Disability
Limitation, dan Rehabilitation. Sedangkan untuk lembaga pelayanan kesehatan
meliputi rawat jalan, institusi, hospice, dan comunity based agency.
19
kebutuhan tetapi lebih sebagai resultan dari tarik-menarik kepentingan politik
nasional maupun lokal.
2. Saran
Dengan telah terbentuknya regulasi pendidikan keperawatan yang
tersetandarisasi, harapannya tidak ada keraguan lagi di masyarakat dalam
memandang profesi perawat yang mana terlibat dalam kehidupan dan
berkontribusi dalam pelayanan kesehatan untuk memajukan Indonesia sehat. Hal
yang harus dan terus kita lakukan adalah memperbaiki citra perawat dengan
menunjukan jati diri perawat.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/447903024/makalah-trend-dan-issu-keprofesian-
terkait-keperawatan-komunitas-docx
https://id.scribd.com/document/511953807/null
https://pdfcoffee.com/download/issue-dan-trend-dalam-pelayanan-keperawatan-
komunitas-disusun-oleh-pdf-free.html
https://www.academia.edu/37217368/Trend_Issue_Keperawatan_Komunitas
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/33182/Blok%20Keperaw
atan%20Komunitas_2019-2020-dikonversi.pdf?isAllowed=y&sequence=1
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=77315
21