Anda di halaman 1dari 16

Tugas Individu

Mata kuliah Leadership

KEPEMIMPINAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT


KEPEMIMPINAN DI PUSKESMAS

OLEH:
Nur Afifah
K11113307
Kelas C

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Leadership Kepemimpinan dalam Kesehatan
Masyarakat.
Dalam pembuatan tugas ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing mata kuliah Leadership.
2. Teristimewa kedua orangtua penulis yang selalu memberi dukungan baik
moril maupun materil dan doa tulus kepada penulis.
3. Teman - teman yang memberikan saran dan semangatnya juga kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan
baru kepada para pembaca serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini banyak memiliki
kekurangan dan kelemahan baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penyajian
materi yang di paparkan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna untuk memperbaiki kualitas makalah ini.
Makassar,

Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Definisi Kepemimpinan kesehatan Masyarakat.....................................................
B. Prinsip Prinsip Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat......................................
C. Teori Kepemimpinan..............................................................................................
D. Etiologi dan Tugas Kepemimpinan Puskesmas.....................................................
E. Fungsi Kepemimpinan Puskesmas........................................................................
F. Langkah Langkah Meraih Kepemimpinana........................................................
G. Study Kasus...........................................................................................................
PENUTUP......................................................................................................................
3.1 Simpulan...............................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah kreativitas dalam tindakan atau kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru (creativity in action) (Rowitz, 2009)
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk melihat masa saat ini yang
berhubungan dengan masa depan, namun tetap menghargai masa lalu.
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai ilmu dan seni terhadap pencegahan
penyakit, memperpanjang hidup dan mempromosikan kesehatan fisik dan
effisien melalui upaya masyarakat yang terorganisir (Winslow). Puskesmas
adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991).
Pemimpin kesehatan masyarakat sangat di yakini akan mempengaruhi
tatanan kesehatan masyarakat. Pemimpin kesehatan masyarakat memperoleh
instrumen dan keterampilan dari memonitoring kesehatan masyarakat yang
efektif. Pemimpin dalam kesehatan masyarakat tidak hanya berfungsi dalam
organisasi kesehatan masyarakat, mereka juga berfungsi antar organisasi.
Keterampilan antar organisasi sangat penting. Selain itu, pemimpin kesehatan
masyarakat mempraktikkan kepemimpinan mereka dala tatanan komunis.
Pengembangan kepemimpinan juga merupakan cara untuk menghubungkan
akademik kesehatan masyarakat dengan praktik kesehatan masyarakat karena
informasi mengintegrasikan pengetahuan riset dengan realitas praktik
kesehatan masyarakat.
Kepemimpinan kesehatan masyarakat mencakup komitmen terhadap
masyarakat dan nilai yang melingkupinya. Kepemimpinan kesehatan
masyrakat juga mencakup komitmen terhadap keadilan sosial, namun,
pemimpin kesehatan masyarakat tidak boleh membiarkan komitmen tersebut
mengurangi kemampuan mereka untuk menjalani agenda kesehatan
masyarakat yang telah disusun dengan baik. Selain itu, pemimpin dalam

kesehatan masyarakat harus bekerja dalam paradigma yang mengatur


kesehatan masyarakat, namun hal tersebut bukan berarti bahwa mereka tidak
dapat mengubah paradigma tersebut. Pemimpin mengusulkan paradigma
baru ketika paradigma lama kehilangan keefektifannya. Dari uraian di atas
akan dibahas lebih lanjut mengenai kepemimpinan dalam puskesmas.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut, yaitu:
1) Apa definisi kepemimpinan kesehatan masyarfakat?
2) Apa prinsip prinsip kepemimpinan kesehatan masyarakat?
3) Bagaimana teori kepemimpinan?
4) Bagaimana etiologi dan tugas kepemimpinan puskesmas?
5) Apa fungsi kepemimpinan puskesmas?
6) Bagaimana langkah langkah untuk meraih kepemimpinan?
7) Bagaimana study kasus dan komentar anda?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1) Untuk mengetahui definisi kepemimpinan kesehatan masyarfakat
2) Untuk mengetahui prinsip prinsip kepemimpinan kesehatan masyaraka
3) Untuk mengetahui teori kepemimpinan.
4) untuk mengetahui etiologi dan tugas kepemimpinan puskesmas
5) Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan puskesmas.
6) Untuk mengetahui langkah langkah meraih kepemimpinan.
7) Untuk mengetahui study kasus yang berhubungan dengan kepemimpinan
di puskesmas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat

Kepemimpinan adalah kreativitas dalam tindakan atau kemampuan untuk


menciptakan sesuatu yang baru (creativity in action) (Rowitz, 2009).
Kepemimpinan

adalah

mempengaruhi

kelompok

sebagai

sebuah

individu

untuk

proses

di

mana

individu

mencapai

tujuan

bersama

(Northouse, 2004).
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai ilmu dan seni terhadap
pencegahan penyakit, memperpanjang hidup dan mempromosikan kesehatan
fisik dan effisien melalui upaya masyarakat yang terorganisir (Winslow).
Berdasarkan definisi kepemimpinan dan kesehatan masyarakat yang telah
diuraikan di atas dapat didefinisikan secara sederhana bahwa kepemimpinan
kesehatan masyarakat adalah penerapan teori kepemimpinan (mempengaruhi,
menginsipirasi orang lain untuk mencapai tujuan) melalui upaya masyarakat
yang terorganisir dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat.
B. Prinsip Prinsip Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat
Kepemimpina kesehatan masyarakat berbeda dengan kepemimpinan
dalam sektor bisnis. Terdapat 16 prinsip kepemimpinan kesehatan
masyarakat, yaitu:
1. Infastruktur kesehatan masyarakat harus diperkuat oleh penggunaan
fungsi inti dan layanan esensial kesehatan masyarakat sebagai pedoman
untuk perubahan yang harus terjadi. Pemimpin kesehtan masyarakat
harus mengevaluasi status kesehatan masyarakat, mengevaluasi kapasitas
masyarakat

untuk

memenuhi

prioritas

kesehatannya,

dan

mengimplementasikan tindakan preventif untuk mengurangi dampak atau


bahkan menghindari krisis kesehatan masyarakat.
2. Tujuan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan status kesehatan
setiap individu dalam masyarakat. Pemimpin kesehatan masyarakat
sangat percaya bahwa promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dapat
dilakukan. Berkaitan dengan hal ini, kesehatan masyarakat berbeda
dengan sistem layanan medis, yang menekankan pada pengobatan dan
rehabilitasi. Setiap individu harus mempelajari manfaat kesehatan
masyarakat dan bagaiman kualitas hidup dapat ditingkatkan secara
optimal jika aturan tertentu di ikuti.

3. Koalisi masyarakat harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan kesehatan


masyarakat dalam komunis. Kesehatan masyarakat merupakan tanggung
jawab komunis dan aktivitasnya berbasis populasi. Ini berarti bahwa misi
kesehatan masyarakat adalah bekerja dengan semua kelompok dalam
komunitas untuk meningkatkan kesehatan seluruh anggotanya.
4. Pemimpin kesehatan masyarakat lokal dan negara bagian harus
bekerjasama untuk melindungi kesehatan setiap individu tanpa
menghiraukan status gender, ras, etnik, atau sosial ekonomi.pemimpin
kesehtan masyarakat benar-benar percaya pada prinsip bahwa semua
manusia diciptakan sama.
5. Perencanaan kesehatan masyarakat

yang

rasional

membutuhkan

kolaborasi antara pemimpin lembaga kesehatan masyarakat, dewan


kesehatan lokal (jika dewan tersebut ada), serta dewan lokal, dan daerah
yang lain.
6. Pemimpin kesehatan masyarakat yang baru harus mempelajari tehknik
dan praktik kepemimpinan dari pemimpin kesehatan masyarakat yang
berpengalaman.
7. Pemimpin kesehatan

masyarakat

harus

harus

mengembangkan

keterampilan kepemimpinan mereka secara kontinue. Pemimpin tidak


pernah berhenti belajar.
8. Pemimpin tidak hanya harus berkomitmen pada pembelajaran sepanjang
hidup, namun juga pada perkembangan dirinya.harga diri merupakan
faktor utama dalam pengembangan diri dan penting untuk konpentesi
personal yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan kehidupan.
9. Infastruktur kesehatan masyarakat harus berdasarkan pondasi proteksi
kesehatan untuk semua, nilai dan prinsip demokrasi, serta penghargaan
terhadap struktur sosial masyarakat.
10. Pemimpin kesehatan masyarakat harus berpikir secara lokal namun
bertindak secara lokal.
11. Pemimpin kesehatan masyarakat harus menjadi manajer yang baik.
12. Pemimpin harus berhubungan dengan manajer dan staf lain dalam
organisasi, pemimpin harus menjadi pengarah dan motivator kegiatan
dalam organisasi, pemimpin harus mempengaruhi semua fase kerja
dalam organisasi, dan pemimpin harus mengantisipasi masa depan dan

mengembangkan organisasi dengan cara mempertimbangkan masa depan


tersebut.
13. Pemimpin kesehatan masyarakat harus proktif dan tidak reaktif.
14. Setiap tingkat sistem kesehatan masyarakat membutuhkan pemimpin.
Faktanya, pemimpin tidak harus memiliki posisi resmi untuk menjadi
pemimpin dan sepertinya kekuatan menjadi semakin tinggi.
15. Pemimpin kesehatan masyarakat mempraktikkan keahlian mereka pada
tingkat komunitas dan harus memahami apa yang di maksud dengan
komunitas.
16. Pemimpin kesehatan masyarakat harus mempraktikkan apa yang mereka
ajarkan.
C. Teori Kepemimpinan
Umumnya disepakati ada 3 (tiga) teori utama dalam studi kepemimpinan
yaitu :
1. Teori sifat-sifat kepemimpinan karakter pemimpin (traits theory).
Teori sifat kepemimpinan berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan
bukan diciptakan (leader are born, not built), artinya seseorang telah
membawa bakat kepemimpinan sejak dilahirkan bukan dididik atau
dilatih. Pemimpin yang dilahirkan tanpa pendidikan dan latihan sudah
dapat menjadi pemimpin yang efektif. Pelatihan kepemimpinan hanya
bermanfaat bagi mereka yang memang telah memiliki sifat-sifat
kepemimpinan.
2. Teori perilaku atau gaya kepemimpinan (behavior theory).
Teori gaya kepemimpinan berasumsi bahwa kemampuan untuk
memimpin dan kemauan untuk mengikuti didasarkan atas perilaku
pemimpin atau gaya kepemimpinan. Menurut Silalahi (2002), gaya
kepemimpinan adalah pola perilaku spesifik yang ditampilkan oleh
pemimpin dalam upaya mempengaruhi orang lain guna mencapai tujuan
organisasi atau kelompoknya. Beberapa gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Gaya kepemimpinan otokratik (autocratic, directive, autoritarian,
restrictive) yaitu gaya kepemimpinan dengan banyak memberikan
2.

pengarahan tetapi sedikit memberikan dukungan.


Gaya kepemimpinan suportif yaitu gaya kepemimpinan dengan
banyak memberikan pengarahan dan dukungan, pengambilan

keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan usul dan saran staf.


Gaya kepemimpinan suportif digunakan bila dukungan sumber daya
organisasi memadai, efektif digunakan untuk tingkat kematangan
staf rendah ke sedang dimana pegawai tidak mampu tetapi mau
memikul tugas dan tanggung jawab.
3. Gaya kepemimpinan delegatif (laissez-faire, permissive) yaitu gaya
kepemimpinan

dengan

sedikit

memberikan

pengarahan

dan

dukungan, pengambilan keputusan dilimpahkan sepenuhnya kepada


staf, tanggung jawab pelaksanaan tugas berada pada pegawai.
4. Gaya kepemimpinan partisipatif (democratic, egalitarian) yaitu gaya
kepemimpinan dengan banyak memberikan dukungan, tetapi sedikit
memberikan

pengarahan,

pengambilan

keputusan

dilakukan

bersama-sama pegawai, aktif mencari masukan dan saran dalam


menentukan

keputusan/

kebijakan,

mendorong

keikutsertaan

pegawai dalam aktivitas untuk pencapaian tujuan.


3. Teori situasional (contingency theory).
Adapun teori kepemimpinan situasional berasumsi

bahwa

kepemimpinan yang efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya


kepemimpinan dengan situasi yang dihadapi seperti situasi, atasan,
pegawai, tugas, organisasi, dan variabel-variabel lingkungan lainnya,
serta

gaya

kepemimpinan

adalah

contingent/dependent

dalam

karakteristik situasional yang sesuai.


D. Etiologi dan Tugas Kepemimpinan Puskesmas
Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia dimulai dari
didirikannya berbagai institusi dan sarana kesehatan. Pada pertemuan
Bandung

Plan

(1951),

dicetuskan

pertama

kali

pemikiran

untuk

mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya kesehatan tersebut di bawah


satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien. Adanya konsep pelayanan
kesehatan yang terintegrasi lebih berkembang dengan pembentukan Team
Work dan Team Approach dalam pelayanan kesehatan tahun 1956.
Tugas Dan Peran Pemimpin Pukesmas, yaitu:
1. Membuat perencanaan puskesmas.
2. Mengatur pelayanan puskesmas.
3. Menggerakkan pegawai puskesmas.
4. Mengevaluasi kinerja puskesmas.

5. Menggalang kerjasama pelayanan puskesmas


E. Fungsi Kepemimpinan Puskesmas
Secara operasional fungsi kepemimpinan puskesmas meliputi 5 (lima)
fungsi pokok kepemimpinan yaitu :
1. Fungsi instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pimpinan Puskesmas sebagai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, dan
dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan tugas dan program
Puskesmas dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang
efektif memerlukan kemampuan untuk memotivasi dan menggerakan
pegawai puskesmas agar mau dan mampu melaksanakan tugas dan
program puskesmas.
2. Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Dalam usaha menetapkan
keputusan, pimpinan puskesmas memerlukan bahan pertimbangan yang
mengharuskannya berkomunikasi dengan staf puskesmas yang dinilai
mempunyai informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.
3. Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pimpinan puskesmas berusaha
mengaktifkan dan mengikutsertakan staf puskesmas dalam mengambil
keputusan tugas dan program Puskesmas serta dalam pelaksanaannya.
4. Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab kepada staf puskesmas dalam pengambilan dan penetapan
keputusan tugas dan program puskesmas, baik melalui persetujuan
maupun tanpa persetujuan dari pimpinan Puskesmas. Fungsi delegasi
5.

pada dasarnya dilandasi kepercayaan.


Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian bertujuan agar pimpinan puskesmas mampu
mengatur aktivitas pegawai puskesmas secara terarah dan terkoordinasi,
sehingga memungkinkan pelaksanaan tugas dan program puskesmas
terselenggara secara efektif dan efesien. Fungsi pengendalian dapat
diwujudkan

melalui

kegiatan

pembimbingan,

pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.

pengarahan,

Seluruh fungsi kepemimpinan puskesmas tersebut diselenggarakan dalam


aktivitas kepemimpinan secara terpadu. Adapun fungsi kepemimpinan
puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Pimpinan puskesmas bertugas dan bertanggung jawab menjabarkan dan
mengimplementasikan program puskesmas.
b. Pimpinan puskesmas mampu memberikan petunjuk, arahan, dan
bimbingan kepada staf puskesmas.
c. Pimpinan puskesmas berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan
mengeluarkan pendapat sehingga kreativitas dan inovasi pegawai
puskesmas dapat tumbuh dan berkembang.
d. Pimpinan puskesmas membina dan mengembangkan kerjasama dan
kemitraan yang harmonis dengan pegawai dan stakeholder puskesmas.
e. Pimpinan puskesmas mampu memecahkan masalah dam mengambil
keputusan tugas dan program puskesmas sesuai tugas dan tanggung
jawabnya.
f. Pimpinan puskesmas

berusaha

membina

dan

mengembangkan

kemampuan dan kemauan pegawai puskesmas.


g. Pimpinan puskesmas melaksanakan dan mendayagunakan fungsi
pengawasan, pengendalian, dan penilaian Puskesmas.
Kepemimpinan Puskesmas hendaknya diselenggarakan

melalui

kepemimpinan kolektif dan integratif (kemanunggalan) antara kepala


puskesmas dengan para penanggung jawab program Puskesmas serta
menciptakan kebersamaan dengan semua pegawai puskesmas.
F. Langkah Langkah Meraih Kepemimpinan
Langkah-langkah meraih kepemimpinan yang sukses menurut OConnor
(2003) dilakukan melalui 7 (tujuh) yakni :
1. Membangun kesadaran pada diri sendiri
Para pimpinan harus menyediakan waktu untuk memikirkan kekuatan dan
kelemahan diri sendiri. Hal ini memberikan dasar untuk memperbaiki
prestasi kinerjanya sebaik meningkatnya rasa percaya diri maupun
pemahaman terhadap orang lain.
2. Memahami orang lain
Hal ini menekankan pentingnya mengenali perbedaan individu pegawai
dalam semangat, cita-cita, dan ambisinya.
3. Memusatkan perhatian untuk memahamimasalah
wewenang

kekuasaan

dan

Ketika seseorang menerima tanggung jawab kepemimpinan, mereka


menghadapi tantangan untuk mengelola kekuasaan secara bijak demi
kepentingan organisasi.
4. Komunikasi
Dimana semua pekerjaan dan perubahan sosial sangat bergantung pada
komunikasi. Komunikasi merupakan alat untuk berbagi pemikiran,
perasaan, dan sumber daya. Apabila komunikasi terputus yang akan
segera terjadi hanyalah ketidaksepakatan dan kesalahpahaman.
5. Pengambilan keputusan
Baik melakukannya sendiri maupun bersama stafnya, yang terpenting
adalah pimpinan melakukannya dengan percaya diri. Setelah diskusi
pengambilan keputusan selesai, pimpinan kemudian melakukan tindakan.
6. Menciptakan visi.
G. Study kasus
Puskesmas X terletak di wilayah yang sedikit terpencil. Tidak terdapat
kendaran umum yang dengan mudah digunakan untuk mencapai area
tersebut. Bila ada frekuensinya sangat sedikit. Staf Pusekesmas banyak
bertempat tinggal jauh dari Puskesmas berada dan hanya mengantungkan
kendaran umum yang sesekali melewatinya. Hal inilah yang mengakibatkan
staf Puskesmas tidak tempat waktu untuk ke tempat kerja bahkan sering tidak
masuk kerja. Akibatnya layanan kesehatan tidak optimal untuk melayani
masyarakat.
Pimpinan Puskesmas sebagai manajer kurang memperhatikan hal
tersebut. Tata kelola Puskesmas juga tidak memperhatikan permaslahan lokal
yang terjadi. Dengan jumlah staf Puskesmas yang terbatas memperparah
layanan kesehatan yang diberikan. Sering kali layanan kesehatan luar gedung
juga tidak memperhatikan jam kerja dari masyarakat. Sehingga bila dilakukan
layanan kurang mencapai target cakupan yang diinginkan.
Seperti yang telah diuraikan, sebagai seorang pemimpin
puskesmas

seharusnya

mampu

mengatur

pelayanan

puskesmas dan mampu membuat perencanaan agar masalah


masalah yang ada di puskesmas dapat diselesaikan
sehingga pelayanan puskesmas dapat berjalan dengan baik.

Gaya kepemimpinan yang baik untuk diterakan pada


kasus ini yakni gaya kepemimpinan demokratis, karena
dengan menerapkan gaya ini seorang pemimpin dalam
pengambilan keputusan harus membicarakannya terlebih
dahulu dari beberapa pihak. Pada kasus ini sebaiknya
pemimpin puskesmas harus mampu menjalin hubungan lebih
erat dengan stafnyada lebih memperhatikan masalah
masala

yang

ada.

desa/kabupaten/kota

Serta
di

berkumpul

mana

dengan

puskesmas

berada

kepala
agar

mampu mengambil solusi yang tepat mengenai masalah ini.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh


setiap pemimpin organisasi. Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh
kepiawaiannya

mempengaruhi

dan

mengarahkan

para

anggotanya.

kepemimpinan kesehatan masyarakat adalah penerapan teori kepemimpinan


(mempengaruhi, menginsipirasi orang lain untuk mencapai tujuan) melalui
upaya masyarakat yang terorganisir dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Tugas dan Peran Pemimpin Pukesmas, yaitu:
1. Membuat perencanaan puskesmas.
2. Mengatur pelayanan puskesmas.
3. Menggerakkan pegawai puskesmas.
4. Mengevaluasi kinerja puskesmas.
5. Menggalang kerjasama pelayanan puskesmas
Pemimpin kesehatan masyarakat sangat percaya bahwa promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit dapat dilakukan. Berkaitan dengan hal ini, kesehatan
masyarakat berbeda dengan sistem layanan medis, yang menekankan pada
pengobatan dan rehabilitasi. Setiap individu harus mempelajari manfaat
kesehatan masyarakat dan bagaiman kualitas hidup dapat ditingkatkan secara
optimal jika aturan tertentu di ikuti.
B. Saran
Pemimpin kesehatan masyarakat yang baik harus mempelajari teknik dan
praktik

kepemimpinan

dari

pemimpin

kesehatan

masyarakat

yang

berpengalaman dan pemimpin kesehatan masyarakat harus mengembangkan


keterampilan kepemimpinan mereka secara kontinue serta seorang pemimpin
itu tidak pernah berhenti belajar. Pemimpin kesehatan masyarakat memiliki
juga tanggung jawab penting terhadap staf lembaga. Jadi, para pemimpin
harus memantau dan mengevaluasi kinerja serta kepuasan kerja staf. Evaluasi
kinerja ini harus dilakukan dengan baik dan kontinue, agar staf dapat
mempelajari tanggung jawab kerja sepenuhnya dan memahami tanggung
jawab tersebut dengan lebih efektif. Dan seorang pemimpin harus mengetahui
masalah apa saja yang telah terjadi baik internal maupun eksternal sehingga
sesegera mungkin dapat mengambil keputusan dan tindakan.

DAFTAR PUSTAKA
Palutturi, Sukri. 2013. Public Health Leadership. Buku. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
Sulaeman, endang. MANAJEMEN KESEHATAN_Teori Dan Praktik Di
Puskesmas.
Competency Development in Public Health Leadership Tahun 2000. Jurnal.
Core Principles in Public Health Leadership. Jurnal

Studi

Kasus

Puskesmas

Di

Kabupaten

Jayapura.

Puskesmas.Pdf. Diakses tanggal 8 Maret 2015

Kasuskabjayapura-

Anda mungkin juga menyukai