Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN WAWANCARA

KEPEMIMPINAN DAN BERPIKIR SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu :
Hubaybah, S.K.M., M.K.M.

Disusun Oleh : Kelompok 2

Wini Melianza (N1A118008)

Brian Habib Maulana (N1A118011)

Lacok (N1A118013)

Dian Meisafitri (N1A118022)

Meillin Prayiska S. (N1A118023)

Refina Aulia Fauzana (N1A118028)

Syifa Putri Natasya (N1A118031)

Kelas 4A

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas “laporan wawancara” mata kuliah Kepemimpinan Dan Berpikir
Sistem Kesehatan Masyarakat.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan.Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun
guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Serta kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jambi.

Jambi, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II TUJUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Kepemimpinan .................................................................... 3
2.2 Teori-teori Yang Berkaitan Dengan Kepemimpinan ........................ 5
2.3 Tipe Dan Gaya Kepemimpinan ......................................................... 6
2.4 Model Gaya Pemimpin ...................................................................... 7
2.5 Tipe-tipe Kepemimpinan ................................................................. 10
2.6 Syarat-syarat Menjadi Pemimpin Yang Baik .................................. 12
2.7 Masalah Dalam Hal Kepemimpinan ............................................... 15
BAB III ANALISIS KEPEMIMPINAN
3.1 Profil .......................................................................................... 18
3.2 Personal Mastery ............................................................................. 19
3.3 Shared Visiom ................................................................................. 19
3.4 Team Learning ................................................................................ 20
3.5 Mental Model .................................................................................. 21
3.6 Tipe Kepemimpinan ........................................................................ 21
3.7 System Thingking............................................................................ 22
3.8 Analisis Anggota ............................................................................. 22
3.8.1 Visi Bersama ........................................................................... 24
3.8.2 Pandangan Anggota Terhadap Pemimpin ............................... 24
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 25
4.2 Saran .......................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh
oleh pemimpin kepada para pengikutnya dalam upaya untuk mencapai
tujuan organisasi.Cara alami untuk belajar kepemimpinan “melakukan suatu
pekerjaan” dengan praktik yang dibutuhkan dalam berorganisasi dengan
tujuan memenuhi visi dan misi pada organisasi itu sendiri, pengrajin,
terampil seniman.Dalam hubungan ini, para ahli diharapkan sebagai bagian
dari peranya memberikan pengajaran /instruksi.
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri
seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian
(personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability).
Kepemimpinan juga sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang
tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku
pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau
interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi (Wahjosumidjo 1987:11).
Untuk mengetahui bagaimana realita atau kebenaran yang terjadi
dilapangan mengenai gaya kepemimpinan seseorang, maka dilakukkan
penelitian lansung dengan cara wawancara secara online untuk mengtahui
contoh nyata bagaimana cara seseorang untuk memimpin dalam usaha
mencapai tujuan bersama.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
kepemimpinan ini adalah antara lain sebagai berikut :
1. Bagaiman profil dari pemimpin yang diwawancarai ?
2. Bagaimana deskripsi suatu yang dipimpin ?
3. Apa saja pertanyaan yang diajukan kepada pemimpin ?
4. Bagaimana analisis jawaban pemimpin ?
5. Bagaimana tipe pemimpin yang akan diwawancarai ?

1
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan laporan penelitian
kepemimpinan ini adalah antara lain sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui contoh dari seorang pemimpin
2. Dapat mengetahui bagaimana gambaran dari suatu yang dipimpin
3. Mampu memiliki wawasan mengenai seorang pemimpin
4. Untuk bias menarik kesimpulan tentang bagaimana cara seseorang
untuk memimpin
5. Untuk bisa menggolongkan tipe pemimpin seperti pemimpin tersebut

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang akan kita dapat setelah melakukan wawancara
kepemimpinan ini adalah dapat meningkatkan kesejahteraan/ pengembangan
diri, menajamkan kesadaran diri dalam suatu kepemimpinan, memperluas
pikiran, dapat mensejajarkan perilaku dengan nilai-nilai berkepemimpinan,
serta dapat mendekatkan diri atau memperkuat kepemimpinan yang sedang
berlaku.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu
pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek.Kata pimpin mengandung
pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan
ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik
maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di
dalam menjalankan ke-pemimpinannya.

Menurut para ahli pengertian kepempinan yaitu:

a. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
b. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
c. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
d. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang
diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
e. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah
kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
f. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan)
pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai
tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:


1) Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu
dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaikorang
diluar organisasi.

3
2) Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu
dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik
orang diluar organisasi.
3) Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
4) Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas
dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus
dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus
dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
5) Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan
lain.
6) Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
7) Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai
seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
8) Seorang Pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Dalam melakukan tugasnya setiap pemimpin akan memilih gaya atau corak
kepemimpinan untuk maksud penggunaannya agar menghasilkan efektivitas sebagai
seorang pemimpin. Penerapan gaya kepemimpinan yang tepat dalam suatu perusahaan
akan membawa kontribusi positif bagi perusahaan. Selain mampu meningkatkan atau
memotivasi karyawan dalam bekerja, gaya kepemimpinan juga memberikan kontribusi
pada meningkatnya produktivitas kerja karyawan.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :


a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin
yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
b. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
c. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan,
sumber alokasi, dan negosiator.

4
2.2 Teori-teori Yang Berkaitan Dengan Kepemimpinan

Saat ini masih banyak penelitian dan diskusi yang dilakukan untuk mencari
penjelasan atas esensi dari kepemimpinan. Awalnya, teori-teori kepemimpinan berfokus
pada kualitas apa yang membedakan antara pemimpin dan pengikut.

Dalam suatu kepemimpinan, tentu di pada dasarnya dada teori yang menjadi
dasar terbentuknya kepemimpinan. Berikut ini, merupakan 4 teori kepemimpinan :

a. Teori Great Man dan Teori Big Bang


Dalam teori Great Man dan Big Bang, suatu kepemimpinan merupakan
bakat atau bawaan yang sudah muncul sejak seseorang dilahirkan ke
dunia.Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin
bukan diciptakan, tetapi melainkan dilahirkan. Kekuasaan berada pada sejumlah
orang tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin
atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai
pemimpin. Seperti istilah “Asal Raja Menjadi Raja”.
Suatu peristiwa besar bisa menciptakan seseorang menjadi
pemimpin.Seorag pemimpin mampu mengintegrasikan antara situasi dan
pengikut.Dan situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi,
kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll.Dalam hal ini, pengikut
adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.
b. Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian / Trait Theories
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki
sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin.Dan titik tolak teori ini
menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat
kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin
ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber
dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar. Tetapi, di dalam Teori Sifat,
terdapat kelemahan sebagai berikut : tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat
yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan, situasi dan kondisi
tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain.
c. Teori Perilaku (Behavior Theories)

5
Disebutkan di dalam teori ini, bahwa keberhasilan seorang pemimpin
sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpina. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan
pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas,
cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan
mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur
dan memberikan sanksi. Berikut ini merupakan bagian dari Teori Perilaku :
• Teori X dan Y
• Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
• Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
• Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
• Managerial Grid
• Empat Sistem Manajemen Likert
d. Teori Kontingensi atau Teori Situasional
Teori Kontingensi atau Teori Situasional ini menyebutkan bahwa
resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan asas-asas
umum untuk semua situasi.Teori ini berpendapat bhw tidak ada satu jalan
(kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi.

2.3 Tipe dan Gaya Kepemimpinan

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, watak dan kepribadian sendiri yang
khas. Sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dengan orang
lain. Gaya pasti akan selalu mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Para tokoh
sarjana membagi tipe kepemimpinan menjadi 8 yaitu :

1) Tipe kharismatik
2) Tipe paternalistic
3) Tipe militeristis
4) Tipe otokratis
5) Tipe Lousser Faire
6) Tipe Populistis
7) Tipe Administratif

6
8) Tipe Demokratis

W.J. Raddin dalam artikelnya what kind of manager menentukan watak dan tipe
pemimpin atau tiga pola dasar, yaitu :

• Berorientasikan tugas ( task orientation )


• Berorientasikan hubungan kerja ( relationship orientation )
• Berorientasikan hasil yang efektif ( effectives orientation )

Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan 8 tipe


kepemimpinan dan memiliki sifat-sifat tersendiri, yaitu :

1) Tipe deserter (pembelot)


2) Tipe birokrat
3) Tipe misionaris
4) Tipe developer (pembangun)
5) Tipe otokrat
6) Benevolent autocrat (otokrat yang bijak)
7) Tipe compromiser (kompromis)
8) Tipe eksekusi.

2.4 Model Gaya Kepemimpinan

Menurt Ratnaningsih (2009:126) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku


yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain seperti yang ia inginkan. Burn (1978) seperti yang dikutip oleh
Ratnaningsih (2009:126) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan
ke dalam dua tipe yang berbeda yaitu gaya kepempinan transformasional dan gaya
kepemimpinan transaksional. Kedua gaya kepemimpinan tersebut merupakan dua hal
yang berbeda (saling bertentangan) namun sangat penting dan dibutuhkan setiap
organisasi.

a. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Seorang Sosilog Jerman Max Weber (Donnelly et al, 1998:358, Stoner et al,
1993:489) memperkenalkan konsep kharisma dalam kepemimpinan. Pandangannya

7
bahwa pemimpin yang penuh kharisma memiliki pengaruh yang sangat berarti bagi
para bawahannya. Sedangkan Burns (1978) seperti yang dikutip oleh Ratnaningsih
(2009:129) lebih senang membicarakann tentang “heroic leadership” daripada
sebuah kharisma dan sebuah konsep tentang transformational leadership.

Burn (1978) mendeskripsikan bahwa transformational leadership adalah “a


process in which leaders and followers raise one another to higher levels of morality
and motivation”. Yaitu merupakan sebuah proses dimana pemimpin dan bawahan
mengembangkan satu sama lain tingkat moralitas dan motivasi yang tinggi.
Mengembangkan satu sama lain tingkat moralitas dan motivasi yang tinggi,

Bernard M. Bass (1999) kemudian mengembangkan pandangan Burns dan


menandai bahwa seorang pemimpin yang transformational adalah “a person who
displays or creates charismatic leadership, inspirational leadership, intelectual
stimulation, and a feeling that each individual follorer counts”. Dapat diartikan
bahwa seorang pemimpin tranformasional adalah seseorang yang menciptakan
kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan yang penuh inspirasi, stimulasi
intelektual dan perasaan bahwa semua bawahan harus diperhitungkan.

Bass (1999) juga menjelaskan bahwa pemimpin akan mampu mendorong


semangat, menggunakan nilai-nilai, kepercayaan dan dapat memenuhi kebutuhan
para bawahannya. Pemimpin yang melakukan hal itu dalam situasi yang cepat
berubah atau dalam situasi yang krisis disebut dengan pempimpin transformasional.

Ada empat keahlian yang digunakan oleh para pemimpin transformasional


(Donnely, 1998:359), yaitu:

1) Pemimpin memiliki visi bahwa ia mampu mengutarakan pikirannya dengan


jelas. Visinya bisa berupa tujuan, sebuah rencana atau serangkian prioritas.
2) Pemimpin dapat mengkomunikasikan dengan jelas visi mereka. Pemimpin
juga mampu menunjukkan citra yang menguntungkan sebagai hasil apabila
visinya dapat terwujud.
3) Pemimpin harus dapat membangun kepercayaan dengan tindakan yang adil,
tegas, dan konsisten. Kegigihannya, bahkan terhadap rintangan dan kesulitan
sudah dapat terbukti.

8
4) Pemimpin transformational memiliki pandangan positif tentang dirinya. Ia
akan bekerja untuk pengembangan keahliannya sehingga kesuksesan dapat
tercapai.

b. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Transaksional berasal dari kata transaksi, dimana dalam KBBI transaksi berarti
persetujuan jual beli dalam perdagangan antara dua pihak yaitu penjual dan pembeli.

Secara umum transaksional merupakan huungan yang terjadi antara dua pihak
baik itu penjual dan pembeli atau seseorang dengan seseorang dlam melakukan
proses perdagangan baik melakukan pertukaran, perserikatan usaha, pinjam
meminjam maupun jual beli. Apabila transaksional dikaitkan dengan organisasi
maka kedua pihak yang dimaksud adalah atasan dan bawahan dalam organisasi.

Menurut Burns (1978) pada kepemimpinan transaksional, hubungan antara


pemimpin dengan bawahan didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar menawar
antar keduanya. Karakteristik kepemimpinan transaksional adalah contingent reward
dan management by-exception. Pada contingent reward dapat berupa penghargaan
dari pimpinan karena tugas telah dilaksanakan, berupa bonus atau bertambahnya
penghasilan atau fasilitas.

Menurut Bycio kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana


seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara
pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran
tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja,
penugasan kerja, dan penghargaan.

Dari pengertian tersebut secara sederhana Kepemimpinan Transaksional dapat


diartikan sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan
anggotanya dengan menawarkan imbalan/akibat terhadap setiap kontribusi yang
diberikan oleh anggota kepada organisasi.

Ciri-Ciri Kepemimpinan Transaksionalsangat memperhatikan nilai moral seperti


kejujuran, keadilan, kesetiaan dan dan tanggung. Kepemimpinan ini membantu

9
orang ke dalam kesepakatan yang jelas, tulus hati, dan memperhitungkan hak-hak
serta kebutuhan orang lain. Inilah kepemimpinan kepala sekolah dengan
mendengarkan keluhan dan perhatian berbagai partisipan, memutuskan perdebatan
dengan adil, membuat orang bertanggungjawab atas target kerja mereka,
menyediakan sumberdaya yang diperlukan demi pencapaian tujuan.

Bass mengemukakan bahwa hubungan pemimpin transaksional dengan


karyawan tercermin dari tiga hal yakni:

• Pemimpin mengetahui apa yang diinginkan karyawan dan menjelasakan apa


yang akan mereka dapatkan apabila kerjanya sesuai dengan harapan;
• Pemimpin menukar usaha-usaha yang dilakukan oleh karyawan dengan
imbalan; dan
• Pemimpin responsif terhadap kepentingan pribadi karyawan selama
kepentingan tersebut sebanding dengan nilai pekerjaan yang telah dilakukan
karyawan.

Karakteristik kepemimpinan transaksional ditunjukkan dengan prilaku


atasan sebagai berikut:

1) Penghargaan bersyarat: menjalankan pertukaran kontraktual antara


penghargaan dan usaha, menjanjikan penghargaan untuk kinerja yang
bagus, dan mengakui pencapaian yang diperoleh.
2) Manajemen dengan pengecualian (aktif): mengamati dan mencari
penyimpangan dari aturan-aturan dan standar, serta melakukan tindakan
perbaikan.
3) Manajemen dengan pengecualian (pasif): dilakukan hanya jika standar tidak
tercapai. Laissez-Faire: melepaskan tanggung jawab dan menghindari
pengambilan keputusan.

2.5 Tipe-Tipe Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain, baik bawahan maupun


kelompok untuk bekerja sama dalam rangka pencapaian tujuan, ada beberapa tipe gaya
kepemimpinan antara lain :

10
1) Tipe Otoriter (Otokratis, Dominator):

Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya.Cenderung


melakukan pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya.Disini kewajiban dari
bawahan adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah.Tak boleh ada saran dan
bantahan dari bawahan.Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak kepada
pemimpinnya. Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah)

2) Tipe Demokratis

Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter.Disini


pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya.Hubungan yang
tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan seperti
saudara sendiri.Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya dan
mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam mengerjakan tugas.Pemimpin
juga mau menerima masukan dan saran dari bawahannya.

3) Tipe Kharismatik

Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa
untuk dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila memiliki
pengikut atau masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah
karunia dari tuhan. Pemimpin kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara,
berjalan maupun bertindak.

4) Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa


bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan
sesuatu.Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik
memiliki sifat maha tahu yang besar sehingga jarang memberikan kesempatan pada
bawahan untuk mengambil keputusan

5) Tipe Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin


tinggi dan biasanya menyukai hal-hal yang formal.Menerapkan sistem komando

11
dalam menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah.Menggunakan pangkat
dan jabatan dalam mempengaruhi bawahan untuk bertindak.

6) Tipe Laissez-Faire

Dalam tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka
membiarkan bawahannya untuk berbuat sekehendaknya.Tak ada kontrol dan
koreksi.Tentu saja dalam kepemimpinan inisangatlah mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan.Pemimpin tak menjalankan perannya dengan baik.

2.6 Syarat-syarat Menjadi Pemimpin Yang Baik

Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya,


maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang
dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin
berbedabeda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan
bahkan juga latar belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan
yang luas berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang
diajukan oleh beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi
masyarakat tertentu.

Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan


dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :

• Kelebihan dalam bidang ratio


Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan
dan asas organisasi yang dipimpinnya.Memiliki pengetahuan tentang caracara
untuk menjalankan organisasi secara efisien.Dan dapat memberikan keyakinan
kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.
• Kelebihan dalam bidang rohaniah
Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan
keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.

12
• Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah
Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin
akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari-hari yang
baik kepada orang-orang yang dipimpin.

Terry menyebutkan adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang
pemimpin yang baik, yaitu memiliki :

➢ Kekuatan atau energy

Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga


mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi.

➢ Penguasaan Emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah
dan putus asa.
➢ Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan
bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam
setiap kesulitan yang dihadapinya.
➢ Motivasi Dan Dorongan
Pribadi akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam
bekerja.
➢ Kecakapan berkomunikasi
Kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada
orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
➢ Kecakapan Mengajar
Pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan
teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas
serta memperbaiki yang salah.

13
➢ Kecakapan Bergaul
Dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan
mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga
bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.
➢ Kemampuan teknis kepemimpinan
Mengetahui azas dan tujuan organisasi.Mampu merencanakan, mengorganisasi,
mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk
tercapainya tujuan.Seorang pemimpin harusmenguasai baik kemampuan managerial
maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.
Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan falsafah Panca
Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin :

• Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh.
• Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan yang baik di hadapan anak
buah.
• Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah semangat di
tengahtengah masyarakat (anak buah).
• Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari
belakang kepada anak buah.
• Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah.
• Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.
• Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
• Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari bawahan
terhadap atasan dan juga ke samping.
• Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan
pengeluaran segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.
• Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk
mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
• Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya
menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi muda
guna diteruskannya.

14
2.7 Masalah Dalam Hal Kepemimpinan

Menjadi seorang pemimpin berarti Anda harus siap dengan banyak tanggung
jawab, termasuk menjadi seorang influencer di lingkungan kerja.Tidak hanya mereka
yang merupakan seorang pemimpin baru, namun seseorang yang sudah lama menjabat
sebagai pemimpin di perusahaan tetap memerlukan pengetahuan baru untuk bisa terus
berkembang.

Memiliki kemampuan memimpin sangat diperlukan seorang atasan, manajer dan


tentu saja pemilik perusahaan.Hal ini juga lah yang membuat Anda sebagai pemimpin
harus bijaksana menyadari semua kesalahan dan mau memperbaikinya.

Pasalnya tidak jarang terjadi kesalahan kepemimpinan yang terjadi, untuk itu
berikut ini 5 kesalahan kepemimpinan dan manajemen yang umum terjadi.

1. Kurang Rendah Hati

Seseorang memiliki egonya masing-masing terlebih jika ia memegang posisi


atau jabatan tertentu. Jangan biarkan kekuatan Anda menciptakan rasa aman yang
salah. Pastikan bahwa setiap karyawan tahu bahwa jabatan dan kekuasaan Anda
tidak akan mempengaruhi sikap profesional Anda sebagai pemimpin yang bijaksana.
Seorang pemimpin tidak perlu takut mengakui kelemahannya sendiri karena secara
manusiawi semua orang punya kelemahan masing-masing.Belajar dari kesalahan
dan kelemahan Anda untuk menjadikan Anda seorang pemimpin yang lebih kuat.
Pimpin bawahan Anda dengan memberikan contoh yang baik termasuk sikap
transparansi dengan tim.

2. Berpikir Secara Emosional

Memutuskan sesuatu berdasarkan perasaan adalah hal yang wajar, namun tidak
tepat jika dilakukan pada hal yang terkait dengan bisnis dan pekerjaan.Tim atau
bawahan Anda harus melihat sesuatu berdasarkan fakta dan logika jika Anda ingin
mendapat kepercayaan mereka. Ketika Anda memutuskan sesuatu berdasarkan
perasaan, maka tim tidak akan mengerti alasan rasional di balik keputusan Anda
tersebut. Hal itu akan membuat mereka bingung, tidak yakin akan rencana dan
keputusan Anda di masa depan dan bahkan meragukan Anda. Jangan membuat

15
keputusan hanya karena Anda merasa itu harus dilakukan, melainkan diskusikan
dulu dengan semua pihak terkait yang memang berpengalaman.

3. Menghindari Konflik

Salah satu tugas terberat menjadi seorang pemimpin adalah untuk mengatasi
masalah yang terjadi di dalam tim. Sayangnya sering kali seorang pemimpin malah
lari dari masalah yang terjadi karena ingin menghindari konflik berkelanjutan.

Konflik yang dibiarkan akan semakin membesar sehingga mempengaruhi


kinerja atau produktivitas tim. Sebaiknya segera menyelesaikan masalah sebelum
situasinya bertambah buruk.

Tidak sedikit Manajer yang berasumsi bahwa sebuah masalah adalah akibat
ketidakmampuan atau kinerja karyawan yang buruk.Namun sebenarnya ada banyak
sumber permasalahan lainnya seperti kesalahpahaman mengenai sesuatu.

Pemimpin yang baik tidak seharusnya menghindari konflik atau tidak peduli
terhadap apa yang dialami tim dan bawahannya. Seorang pemimpin yang baik harus
bisa peduli dan bersikap adil dalam mengatasi semua konflik.

4. Mengerjakan Hal yang Tidak Penting

Para pemimpin umumnya dipilih karena dipercaya dan dianggap tahu bagaimana
cara menyelesaikan sesuatu dengan baik, namun tak jarang ada pemimpin yang
perfeksionis. Memimpin tim dengan memaksakan mereka agar bekerja sesuai
dengan cara Anda bukanlah hal yang baik. Tidak hanya membuat lelah diri sendiri
dan bawahan, namun sikap ini juga menghalangi anggota tim untuk mencapai
potensi mereka yang sesungguhnya.

Pemimpin yang pada akhirnya mengerjakan tugas sendiri karena tidak percaya
atau puas dengan hasil kerja tim, bisa merugikan tim itu sendiri. Menurut penelitian,
kebiasaan ini hanya akan menghasilkan 75% tugas yang dikerjakan oleh tim dan
sisanya oleh si pemimpin.

Seorang pemimpin yang baik harus percaya dan mendorong anggota timnya
untuk bekerja dengan menyenangkan, profesional dan dapat mencapai tujuan

16
bersama. Tantang tim Anda untuk bekerja secara maksimal, serta ikut bekerja sama
dengan memfasilitasi prosesnya. Beri mereka arahan dan parameter yang jelas untuk
menyelesaikan pekerjaan.

5. Tidak Percaya Diri dengan Kemampuan Sendiri

Tidak percaya akan diri sendiri dan kemampuan yang Anda miliki bisa
menyebabkan orang lain ikut percaya hal itu dan meragukan kemampuan Anda
sebagai pemimpin. Jika tak mau hal ini terjadi, maka jangan takut untuk
menunjukkan apa yang Anda bisa jika Anda yakin.

17
BAB III
ANALISA KEPEMIMPINAN

3.1 Profil

Nama :Abdullah Sholahuddin Al-Ayyubi


Alamat :Jl. Tubagus Ismail Raya no.9, Coblong, Bandung.

a. Experience
1) Rohis SMK Dewi Sartika 2013 - Ketua
2) Keluarga Islam Seni Rupa ITB 2014 - Ketua Rohis Kelas TPB
3) Keluarga Islam Seni Rupa ITB 2015 - Kadiv Syiar
4) Reklamasa ITB 2016 – 2018 - Founder & Ketua
5) Keluarga Mahasiswa Islam ITB (GAMAIS ITB) 2017 - Kepala Sektor Syiar
Pelayanan dan Dinamisasi Kampus
6) Rumah Sahabat Salman ITB 2018 - Kepala Media
7) Reklamasa ITB 2019 - Ketua MPO
b. Education
Institut Teknologi Bandung
2014
Seni Rupa
c. Projects
• Panitia Penyelenggara Program Idul Adha Masjid Salman ITB 1436 H -
Kabid Kreatif
• Panitia Penyelenggara Program Ramadhan Masjid Salman ITB 1437 H -
Kabid Kreatif
• Simfoni GAMAIS ITB 2016 - Kabid Kreatif

18
• Tanpa Batas - Director of Videography
• Lomba Video Pendek Bukalapak - Director
• Dishub Bandung Video Marketing : Bandros, Bus Sekolah, TMB – Director

3.2 Personal Mastery


Dikarenakan konteksnya reklamasa dan pada saat itu masih lembaga baru
sehingga butuh pengukuhan sistem. Dan awal mula reklamsa terbentuk dari bidang
kreatifnya P3R yang mana isinya semua orang-orang FSRD Sehingga beliau langsung
terpilih untuk menjadi ketua karena beliau yang yang menggagas, memiliki visi, misi
ide atau gambaran kedepan dan secara otomatis beliau langsung menjadi ketua selama
tiga periode. Tahun pertama mencari budaya untuk menyatukan kemistri, kemudian di
tahun kedua mulai membentuk system dan pada tahun ketiga melakukan visasi untuk
melihat apakah sudah berhasil atau tidak kemudian apa saja yang kurang dana hal yang
perlu dievaluasi serta mulai melibatkan yang lainnya guna membentuk kaderisasi yang
baik.
Akhirnya menjadi ketua SPDK karena beliau memiliki kapabilitas untuk
mengarahkan orang-orang dan sedikit memahami manjemen serta karekter pemimpin
yang dimiliki yakni leading untuk merangkul orang-orang untuk bergerak.

3.3 Shared Vision


Visi di reklamasa untuk mengubah syiar kreatif dakwah ITB menjadi lebih baik
lagi dan compatible lebih masuk dan diterima mahasiswa karena waktu pertama kali
menapaki kaki di kegiatan SALMAN kekecewaan melihat bentukan syiarnya beliau
melihat banyak kesenjangan dimanan SDM dan orang yang membutuhkan ada gap
besar padahal di ITB ada FSRD(Fakultas Seni Rupa dan Design) dimana orang-orang
kreatif banyak dari hal itulah beliau akhirnya memiliki visi untuk memperbaiki itu
semua dimulai dari aspek kreatifnya harus nyambung terlebih dahulu kemudian baru
managing dan strategisnya.
Dari situlah beliau berpikir bahwa butuh sebuah wadah berupa reklamasa,
dimana pertemuan antara orang-orang kreatif dengan orang-orang ahli di bidang
strategis dengan harapan pengaruh orang-orang ini menyebar ke yang lainnya di ITB
sehingga dapat mencetak kader yang tidak kaku, keahlian penuh pada bidang dakwah

19
khususnya ITB pada saat itu. Sampai pada akhirnya bertemu dengan orang-orang
tersebut sehingga menambah pengetahuan tentang hal-hal strategis leading, dan
managing sampai akhirnya mencoba menjembatani pembentukan reklamasa ini.
Visi berawal dari diri sendiri, mengajak orang-orang lain dengan kegelisahan
pribadi dengan cara mengungkapkan ide bahwa kita butuh sebuah wadah dan akhirnya
dilakukan musyawarah untuk menentukan satu pikiran bagaimana visi baiknya guna
mencapainya secara bersama-sama. Visi menurut seorang Ayyub haruslah abstrak yang
orang lain melihat sulit untuk digapai tapi bisa digapai karena dilapangan nantinya
bukan ideal visi yang dicanangkan tetapi setidaknya tidak jauh-jauh dari hal tersebut.
Pada intinya visi tersebut sebagai acuan untuk membentuk misi-misi lainnya guna
mencapai visi tersebut kemudian barulah dibentuk yang namanya program kerja
dengan dimulai dari sentuhan ke teknisnya dan manajemennya.
Visi nya terdiri dari ADRT merupakan visi utama kemudian turun visi lembaga,
visi kepengurusan. Visi kepengurusan beliau kala itu lebih kearah steeling system agar
organisasi tidak mati
Visi besarnya sendiri yakni berpikir bagaimana reklamasa membentuk atmosfer dakwah
kreatif di ITB secara umum.

3.4 Team Learning


Hambatan ketika menjadi ketua kala itu adalah terletak di manusia dan
sistemnya karena leadership, organisasi menurut beliau adalah seni menyentuh hati
manusia karena orang-orang yang ada di dalam organisasi pasti memiliki karakter yang
berbeda-beda sehingga perlu analisis dan memahami setiap karakrter orang-orang di
dalam organisasi tersebut dan apabila ada masalah dapat diselesaikan dengan cepat
kemudian agar tetap mau bergerak dan nyaman di organisasi sehingga dapat
meningkatkan produktivitas dan menjalankan sistem yang kita buat. Selain itu cara
untuk mengatasi hambatan yang ada juga perlu melakukan perbaikan secara terus
menerus dan melibatkan orang lain dalam menyelesaikan masalah guna memintai
pendapat setiap orang yang terlibat atau sederhanannya kita merangkul anggota yang
lainnya. Dan hal terpenting adalah leader seharusnya tidak pernah ngomong kata “saya”
tetapi kata “kita” karena memiliki visi yang sama untuk menggapainya secara bersama-
sama.

20
Harapannya adalah organisasi reklamasa tetap berkembang kedepannya tetap sesuai
nilai yang dibuat yakni nilai Islam berupa dakwah, kedua nilai karya dan ketiga asyik
yang menjadi karakter dari Reklamasa.Dan harus diakui perkembangan kedepannya ada
kalanya naik turun merupakan hal yang dimaklumi tetapi harus diatasi. Sehingga perlu
juga masukan dari alumni sebagai advicer
Program kerja dilakukan secara musyawarah yang mengacu pada misi dengan
menentukan indikator keberhasilannya apa saja yang menandakan visi tersebut tercapai
kemudian rencana implementasinya bagaimana dilaksanakan untuk menggapai target
tersebut dari apa saja yang perlu dilakukan dirangkum dalam sebuah program kerja. Jadi
pada intinya bertahap dimulai dari mengetahui tujuannya, indikator tujuan, dan
mengetahui teknisi mencapai tujuan.
Dalam pembuatan proposal biasanya ada kesalahan dan segera diperbaiki saja karena
masalah yang tidak terlalu besar dan yang terlibat dalam pembuatan proposal yakni
stakeholder, kepala divisi, orang-orang yang memegang strategis di organisasi.

3.5 Mental Model


Dan apabila ketua melakukan kesalahan harus mengakui kesalahan tersebut dan
berusaha memperbaikinya dan anggota berusaha memahami serta memberikan kritikan
yang sifatnya membangun.
Cara mengajarkan bawahan yakni dengan cara tidak mencoba menggurui dan merasa
paling tahu. Jika ada terdapat kekeliruan diberi tahu secara halus dan baik-baik, tidak
merendahkan tetapi mencoba membangun agar mau menerima apa yang kita nasihati,
sederhananya adalah kita mencoba memberi masukan dan arahan kepada bawahan.
Untuk menjadi pemimpin harus mempunyai jejaring karena untuk menunjukkan
kapabilitas kita harus dikenal orang lain terlebih dahulu sehingga mendapat kepercayaan
untuk menduduki posisi atau jabatan.

3.6 Tipe Kepemimpinan


Dalam menyatukan karakter kita adalah dari kita sendiri sebagai pemimpin
sehingga pentingnya memahami karakter masing-masing anggota sehingga merasa
aman dan nyaman dengan kita

21
3.7 System Thingking
Cara menyelesaikan masalah yakni analisis masalah dengan mencari akar
masalah atau penyebabnya dan mencoba membicarakannya ke orang lain serta tetap
fokus pada tujuan awal.
Pemimpin yang baik yang terpenting adalah punya keyakinan, mampu
menerjemahkan visi, punya tujuan jelas, tau cara melangkah atau mencapai tujuan dan
tentunya mau mendengarkan ataupun masukan dari orang lain. Dan tentunya pemimpin
harus siap menderita dan siap berkorban.

3.8 Anilisa Anggota


Profil

Nama :Fikha Adelia


TTL :Jakarta, 09 Juni 1998

Tahun 2016
1. The Street Store Indonesia
• Creative Director
2. UFF "Ganesha Touchdown" ITB
• Manajer

Tahun 2017
1. Marching Band Waditra Ganesha ITB
• Staf Divisi Medik, Dokumentasi dan Drill Panitia Kader MBWG 2017
• Ketua Divisi Konsumsi Panitia Pelantikan Kader MBWG 2017

22
• Staf Divisi Pengembangan Sumber Daya Anggota BP MBWG 2017/2018
2. UFF "Ganesha Touchdown" ITB
• Manajer
• Bendahara BP UFF "GT" 2017/2018
3. Visual Art Student Aggregate (VASA) Himpunan Mahasiswa Program Studi Seni
Rupa ITB
• Divisi Media, Komunikasi dan Informasi Kabinet VASA 2017/2018AIESEC
Bandung
• Organizing Committee Program, Social Entrepreneurship 1st Wave, 2017
Winter Project in Lembang

Tahun 2018
1. UFF "Ganesha Touchdown" ITB
• Manajer
• Sekretaris BP UFF "GT" 2018/2019
2. Visual Art Student Aggregate (VASA) Himpunan Mahasiswa Program Studi Seni
Rupa ITB
• Menteri Akademik dan Keprofesian Kabinet VASA 2018/2019
• Keluarga Islam Seni Rupa (KISR) ITB
• Kepala Divisi Syiar BP KISR 2018/2019

Tahun 2019
1. Visual Art Student Aggregate (VASA) ITB
➢ Ketua Studio KAJI Kabinet VASA 2019/2020
2. Keluarga Islam Seni Rupa (KISR) ITB
➢ Kepala Divisi Syiar BP KISR 2019/2020
3. Unit Videografi Salman "Reklamasa" ITB
➢ Kepala Divisi Produksi BP 2019/2020
4. Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB
➢ Wakil Kepala Departemen Research & Development (Syuro Syiar) Pengurus
Gamais 2019/2020

23
5. Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB
➢ Menteri Komunikasi Strategis KM ITB 2019/2020

Tahun 2020
Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB
➢ Menteri Koordinator Komunikasi dan Informasi KM ITB 2020/2021

3.8.1 Visi Bersama


Visi bersamanya itu adalah “To establish a sustainable Reklamasa” dan badan
pengurus melakukan misi sesuai dengan hal-hal apa yang mau dibuat dan jaga supaya
sustain. Setelah hal-hal di uraikanm kemudian dibagi ke dalam bentuk Organogram.
Setiap orang di organogram memilki fungsi masing-masing dalam memenuhi misi

3.8.2 Pandangan Anggota Terhadap Pemimpin


Beliau Wawasannya luas, tidak hoby meninggikan diri, tau kelebihan-kelebihan
yang dia miliki, tipe pemimpin yang tidak suka konflik dan ingin mengharmonisasikan
diri dengan teman dan bawahannya.Kalau dikritik mau minta maaf dan mengakui
kesalahan.Dan kekurangan lainnya membuat beliau tampak memang seperti manusia
lainnya.

24
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
➢ Pemimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,
menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu
tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam
menjalankan ke-pemimpinannya.
➢ Secara umum tipe kepemimpinan itu ada enam, yakni tipe otoriter (otokratis,
dominator), tipe demokratis, tipe kharismatik, tipe paternalistik, tipe militeristik
dan tipe laissez-faire.
➢ Terdapat beberapa kesalahan umum dalam kepemimpinan dan manajemen yang
umum terjadi seperti kurang rendah hati, berpikir secara emosional, menghindari
konflik, mengerjakan hal yang tidak penting, dan tidak percaya diri dengan
kemampuan sendiri.
➢ Terry menyebutkan terdapat syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin
yang baik, yaitu memiliki; kekuatan atau energy, penguasaan emosional,
pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan, motivasi dan dorongan,
kecakapan berkomunikasi ,kecakapan mengajar, kecakapan bergaul, dan
kemampuan teknis kepemimpinan

4.2 Saran
Dalam melaksanakan kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin harus
mampu merangkul setiap anggota ataupun bawahannya dan tidak boleh terlihat
otoriter harus mau menerima masukan dan kritikan dari setiap anggotanya. Apabila
melakukan kesalahan maka harus mengakuinya serta memperbaikinya karena
pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu
tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam
menjalankan kepemimpinannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Bima, R.S. 2018. Peran Kepemimpinan IT dan Pengaruh Ekonomi Kreatif Dalam
Menciptakan Keunggulan Kompetitif. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas
Amikom. Yogyakarta.

Raha, S. Analisa Kepemimpinan. Diakses pada 2 April 2020 Pukul 19.00 WIB.URL
http://www.academia.edu/6194398/makalah_analisa_kepemimpinan.

Rahmawati, G. 2016. Kepemimpinan Transaksional. Diakses pada 2 April 2020 Pukul


20.00 WIB.

Diunduh di URL http://gitarahmawati59.blogspot.com/2016/04/kepemimpinan-


transaksional.html?m=1.

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Diakses


pada 3 April 2020 Pukul 19.00 WIB

Diunduh di URLhttps://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kepemimpinan-
menurut-para-ahli/.

26

Anda mungkin juga menyukai