Anda di halaman 1dari 11

Menggali Kompleksitas Antara Budaya dan Etika dalam

Kepemimpinan

Dosen Pengampu:
Hartanto, S.T, M.T, M.Adm SDA

Oleh:
Dhika Ariesta Viana Mukti (102023010)

PROGRAM STUDI D-III MANAJEMEN SUMBER DAYA


MANUSIA

POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Dampak Budaya dan Etika terhadap Kepemimpinan Perusahaan Enron......3
2.2 Tantangan dalam Mengintegrasikan Budaya dan Etika................................5
2.3 Peran Kepemimpinan dalam Menjaga Hubungan Antara Budaya dan Etika
di Organisasi.........................................................................................................5
2.4 Strategi Membangun Budaya yang Mendukung Kepemimpinan Etis
dan Keberagaman.................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................7
PENUTUP................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan....................................................................................................7
3.2 Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan adalah konsep yang kompleks dan multigengsi yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, yang termasuk budaya dan etika. Budaya merujuk pada nilai,
keyakinan, dan praktik yang dibagikan oleh kelompok orang, sedangkan etika merujuk
pada prinsip dan nilai-nilai yang menjadi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan
perilaku. Dalam dunia globalisasi, pemimpin seringkali bekerja dengan tim yang
beragam dan dalam lingkungan multikultural, membuatnya essensial bagi mereka untuk
memahami kompleksitas isu-isu budaya dan etika dalam kepemimpinan.
Budaya dan etika saling terkait dan dapat memiliki dampak signifikan terhadap
kepemimpinan. Misalnya, norma dan nilai budaya dapat bentuk perilaku yang dianggap
etis, dan pemikiran etis dapat memengaruhi cara pemimpin mengatasi perbedaan
budaya. Pemimpin yang dapat mengelola kompleksitas ini dan efektif menggabungkan
pikiran budaya dan etika lebih mungkin akan berhasil dalam peranannya dan
membangun tim yang inklusif dan tingkat produktivitas tinggi.
Namun, isu-isu budaya dan etika dalam kepemimpinan tidak selalu mudah dan dapat
mengganggu. Pemimpin mungkin menghadapi norma budaya yang bertentangan,
dilema etis, dan dinamika kuasa yang dapat mempengaruhi keputusan dan perilaku
mereka. Memahami kompleksitas ini dan membangun kemampuan untuk efektif
mengatasi mereka adalah vital bagi pemimpin di dunia yang kompleks dan cepat
berubah ini.
Enron adalah perusahaan energi yang mengalami skandal keuangan besar pada
tahun 2001. Skandal ini disebabkan oleh pemimpin perusahaan yang tidak etis, yang
memanipulasi laporan keuangan untuk menutupi kerugian perusahaan. Budaya
perusahaan yang menghargai keuntungan dan kekuasaan juga mempengaruhi tindakan
pemimpin dalam skandal ini. Skandal ini menyebabkan kehilangan dari ratusan miliar
dolar untuk investor, kebankrapnya perusahaan, dan hukuman yang signifikan untuk
pemimpin-pemimpin perusahaan. Skandal ini menjadi pelajaran penting bagi
perusahaan dan pemimpin lainnya untuk memperhatikan pentingnya etika dan budaya
yang mendukung kepemimpinan etis.
Pada paper ini akan membahas mengenai menggali kompleksitas antara isu-isu
budaya dan etika dalam kepemimpinan, meninjau cara budaya dan etika bertentangan
dan memengaruhi kepemimpinan, serta menyediakan strategi praktis bagi pemimpin
untuk mengatasi kompleksitas ini dan membangun tim inklusif dan etis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana budaya dan etika memengaruhi kepemimpinan di Perusahaan Enron?
2. Mengapa budaya dan etika saling terkait dan dapat memiliki dampak signifikan
terhadap kepemiminan?
3. Bagaimana pemimpin dapat mengelola kompleksitas antara budaya dan etika?

1
4. Apa peranan kepemiminan dalam mengatur hubungan antara budaya dan etika?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengevaluasi dampak budaya dan etika terhadap kepemiminan di Perusahaan
Enron.
2. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kompleksitas antara budaya dan
etika dalam kepemiminan.
3. Menawarkan strategi bagi pemimpin dalam mengatasi tantangan integrasi
budaya dan etika.
4. Menjelaskan peranan kepemiminan dalam mengatur hubungan antara budaya
dan etika di lingkungan organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Dampak Budaya dan Etika terhadap Kepemimpinan Perusahaan Enron
Budaya dan etika adalah dua konsep yang saling terkait dan mempengaruhi
kepemimpinan. Budaya dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai, norma, dan kepercayaan
yang dianut oleh suatu kelompok atau masyarakat. Sementara itu, etika adalah
seperangkat prinsip moral yang mengatur perilaku individu atau kelompok dalam suatu
masyarakat. Kedua konsep ini memainkan peran penting dalam membentuk
kepemimpinan yang efektif.
Budaya merupakan suatu pola atau sistem nilai, tatapan, dan perilaku yang
diterima dan diperdagangkan oleh anggota suatu kelompok atau masyarakat. Budaya
dapat mempengaruhi cara orang berpikir, berperilaku, dan mengambil keputusan.
Budaya dapat didefinisikan sebagai “pola-pola yang stabil dan berulang yang diterima
secara umum oleh anggota suatu masyarakat” (Hofstede, 1980).
Etika merupakan prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang menjadi dasar atau
pegangan dalam mengambil keputusan atau melakukan tindakan. Etika dapat
didefinisikan sebagai “prinsip-prinsip moral yang mengatur hubungan antara individu
dan masyarakat, serta antara individu dan dirinya sendiri” (Beauchamp & Bowie, 2004).
Budaya dan etika merupakan dua konsep yang erat kait terhadap kepemimpinan.
Budaya menentukan nilai-nilai dan tatapan yang diterima dan diperdagangkan oleh
anggota suatu organisasi, sementara etika menentukan prinsip-prinsip moral yang
mengatur hubungan antara individu dan masyarakat, serta antara individu dan dirinya
sendiri. Pemahaman terhadap budaya dan etika dapat membantu pemimpin
memaksimalkan potensi karyawan, mengurangi konflik, dan memaksimalkan efisiensi
organisasi.
Budaya dan etika mempengaruhi kepemimpinan dalam beberapa cara. Pertama,
budaya dan etika dapat membentuk nilai-nilai dan prinsip moral yang dianut oleh
pemimpin. Sebagai contoh, dalam budaya yang menghargai kerja keras dan kejujuran,
seorang pemimpin mungkin akan menunjukkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan dan
keputusan yang diambilnya.
Kedua, budaya dan etika dapat mempengaruhi cara seorang pemimpin
berinteraksi dengan bawahan dan rekan kerjanya. Sebagai contoh, dalam budaya yang
menghargai kerjasama dan kebersamaan, seorang pemimpin mungkin akan lebih
cenderung untuk membangun hubungan yang baik dengan bawahan dan rekan kerjanya.
Ketiga, budaya dan etika dapat mempengaruhi cara seorang pemimpin membuat
keputusan. Sebagai contoh, dalam budaya yang menghargai keadilan dan kesetaraan,
seorang pemimpin mungkin akan lebih cenderung untuk membuat keputusan yang adil
dan merata bagi semua pihak yang terlibat.
Budaya dan etika dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan
dan tindakan seorang pemimpin. Sebagai contoh, dalam budaya yang menghargai
kejujuran dan integritas, seorang pemimpin mungkin akan lebih cenderung untuk
mengambil tindakan yang jujur dan terbuka dalam menghadapi masalah atau konflik.

3
Sebaliknya, dalam budaya yang menghargai kekuasaan dan otoritas, seorang
pemimpin mungkin akan lebih cenderung untuk mengambil keputusan yang
memperkuat posisinya sebagai pemimpin, bahkan jika keputusan tersebut tidak selalu
adil atau tepat.
Budaya dan etika merupakan dua konsep yang erat kait terhadap kepemimpinan.
Budaya menentukan nilai-nilai dan tatapan yang diterima dan diperdagangkan oleh
anggota suatu organisasi, sementara etika menentukan prinsip-prinsip moral yang
mengatur hubungan antara individu dan masyarakat, serta antara individu dan dirinya
sendiri. Pemahaman terhadap budaya dan etika dapat membantu pemimpin
memaksimalkan potensi karyawan, mengurangi konflik, dan memaksimalkan efisiensi
organisasi.
Budaya dan etika memiliki peran yang penting dalam membentuk gaya
kepemimpinan. Sebagai contoh, dalam budaya yang ketat dan hierarkis, pemimpin
mungkin lebih fokus pada pemangkuatkan posisi dirinya sendiri dan
mengimplementasikan aturan yang ketat. Sementara itu, dalam budaya yang lebih
kolaboratif dan inklusif, pemimpin mungkin lebih fokus pada pengambilan keputusan
bersama dan mengintegrasikan ide-ide dari semua anggota tim.
Dalam hal etika, pemimpin wajib memiliki konsistensi etis yang tinggi dalam
melakukan tindakan dan mengambil keputusan. Pemimpin yang tidak memiliki
konsistensi etis dapat merusak reputasi organisasi dan kepercayaan dari karyawan dan
stakeholder. Sebagai contoh, dalam studi yang dilakukan oleh Cooper, Scandura, dan
Schriesheim (2024), diketahui bahwa transformational leadership dan ethical behavior
memiliki hubungan yang erat. Transformational leadership adalah gaya kepemimpinan
yang memfokuskan pada motivasi, inspirasi, dan pengembangan karyawan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa transformational leadership dapat mempengaruhi ethical
behavior dari karyawan. Dalam hal ini, pemimpin yang memiliki gaya transformational
leadership dapat mempengaruhi karyawan untuk memaksimalkan potensi mereka dan
mengambil tindakan yang etis.
Contoh nyata yang menunjukkan dampak budaya dan etika terhadap
kepemimpinan adalah kasus skandal keuangan Enron pada tahun 2001. Skandal ini
terjadi karena tindakan pemimpin yang tidak etis, yang memanipulasi laporan keuangan
untuk menutupi kerugian perusahaan. Selain itu, budaya perusahaan yang menghargai
keuntungan dan kekuasaan juga mempengaruhi tindakan pemimpin dalam skandal ini.
Pemimpin Enron, termasuk CEO Kenneth Lay dan CFO Andrew Fastow, memanipulasi
laporan keuangan untuk menunjukkan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan yang
pesat, sementara sebenarnya perusahaan mengalami kerugian besar. Tindakan ini
dilakukan untuk mempertahankan harga saham perusahaan dan memperkaya diri
sendiri. Selain itu, budaya perusahaan yang menghargai keuntungan dan kekuasaan juga
mempengaruhi tindakan pemimpin dalam skandal ini. Budaya perusahaan yang sangat
kompetitif dan menghargai keuntungan di atas segalanya, membuat pemimpin Enron
merasa terdorong untuk melakukan tindakan yang tidak etis demi mencapai tujuan
mereka. Skandal Enron menjadi pelajaran penting bagi organisasi dan pemimpin untuk
memperhatikan pentingnya etika dan budaya yang mendukung kepemimpinan etis.
(Li, 2010)

4
2.2 Tantangan dalam Mengintegrasikan Budaya dan Etika
Meskipun budaya dan etika saling terkait dan mempengaruhi kepemimpinan,
keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Budaya lebih berkaitan dengan nilai-
nilai, norma, dan kepercayaan yang dianut oleh suatu kelompok atau masyarakat,
sedangkan etika lebih berkaitan dengan prinsip moral yang mengatur perilaku individu
atau kelompok dalam suatu masyarakat. Perbedaan ini dapat menyulitkan upaya untuk
mengintegrasikan budaya dan etika dalam kepemimpinan.
Tantangan utama dalam mengintegrasikan budaya dan etika dalam
kepemimpinan adalah perbedaan budaya dan etika yang ada di antara anggota
organisasi. Sebagai contoh, dalam organisasi yang memiliki anggota dari berbagai
budaya dan latar belakang etnis, nilai-nilai dan prinsip moral yang dianut oleh setiap
individu mungkin berbeda-beda. Hal ini dapat menyulitkan upaya untuk menciptakan
budaya dan etika yang konsisten dan terintegrasi dalam organisasi.
Selain itu, tantangan lainnya adalah perbedaan dalam interpretasi nilai dan
prinsip moral yang dianut oleh setiap individu. Sebagai contoh, nilai seperti kejujuran
dan integritas mungkin diinterpretasikan secara berbeda oleh setiap individu, tergantung
pada latar belakang budaya dan pengalaman hidup masing-masing.
Untuk mengatasi tantangan dalam mengintegrasikan budaya dan etika dalam
kepemimpinan, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan. Pertama, organisasi dapat
menciptakan nilai-nilai dan prinsip moral yang jelas dan terdefinisi dengan baik, yang
dapat dianut oleh seluruh anggota organisasi. Hal ini dapat membantu menciptakan
budaya dan etika yang konsisten dan terintegrasi dalam organisasi.
Kedua, organisasi dapat memberikan pelatihan dan pendidikan kepada seluruh
anggota organisasi tentang nilai-nilai dan prinsip moral yang dianut oleh organisasi. Hal
ini dapat membantu mengurangi perbedaan interpretasi nilai dan prinsip moral yang ada
di antara anggota organisasi.
Ketiga, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan
menghargai keberagaman budaya dan latar belakang etnis. Hal ini dapat membantu
menciptakan budaya dan etika yang inklusif dan terintegrasi dalam organisasi.

2.3 Peran Kepemimpinan dalam Menjaga Hubungan Antara Budaya dan Etika di
Organisasi
Pemimpin memiliki tugas dan peran yang penting dalam mengatur hubungan
antara budaya dan etika di lingkungan organisasi. Pemimpin harus mampu memahami
nilai-nilai budaya dan prinsip moral yang dianut oleh anggota organisasi, serta mampu
mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam keputusan dan tindakan kepemimpinan.
Selain itu, pemimpin juga bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung budaya dan etika yang diinginkan dalam organisasi.
Beberapa praktik terbaik dalam mengatur hubungan antara budaya dan etika di
lingkungan organisasi meliputi:
1. Komunikasi yang terbuka dan jujur: Pemimpin harus memastikan komunikasi
yang terbuka dan jujur dengan seluruh anggota organisasi mengenai nilai-nilai
budaya dan prinsip moral yang dijunjung tinggi.

5
2. Contoh teladan: Pemimpin harus menjadi teladan dalam menunjukkan nilai-nilai
budaya dan etika yang diinginkan, sehingga anggota organisasi dapat mengikuti
jejaknya.
3. Pelatihan dan pengembangan: Pemimpin dapat memberikan pelatihan dan
pengembangan kepada anggota organisasi mengenai nilai-nilai budaya dan
prinsip moral yang dianut oleh organisasi.
4. Pengakuan dan penghargaan: Pemimpin dapat memberikan pengakuan dan
penghargaan kepada anggota organisasi yang menunjukkan komitmen terhadap
budaya dan etika organisasi.
Organisasi juga memiliki peran penting dalam mengatur hubungan antara budaya
dan etika di lingkungan kerja. Organisasi harus menciptakan kebijakan, prosedur, dan
sistem yang mendukung budaya dan etika yang diinginkan. Selain itu, organisasi juga
bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, aman, dan
mendukung pertumbuhan nilai-nilai budaya dan prinsip moral yang dijunjung tinggi.

2.4 Strategi Membangun Budaya yang Mendukung Kepemimpinan Etis


dan Keberagaman
Untuk membangun budaya yang mendukung kepemimpinan etis dan menghargai
keberagaman, penting untuk membangun kecerdasan budaya dan kesadaran etis di
antara anggota organisasi. Kecerdasan budaya dapat membantu anggota organisasi
memahami perbedaan budaya dan latar belakang etnis di antara mereka, sehingga dapat
mengurangi konflik dan meningkatkan kerjasama. Sementara itu, kesadaran etis dapat
membantu anggota organisasi memahami nilai-nilai dan prinsip moral yang dijunjung
tinggi oleh organisasi, sehingga dapat mengurangi pelanggaran etika dan meningkatkan
integritas organisasi.
Untuk membangun budaya yang mendorong perilaku etis dan menghargai
keberagaman, penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan
mendukung. Beberapa strategi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Menciptakan kebijakan dan prosedur yang mendukung budaya dan etika yang
diinginkan.
2. Memberikan pelatihan dan pengembangan kepada anggota organisasi mengenai
nilai-nilai budaya dan prinsip moral yang dianut oleh organisasi.
3. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada anggota organisasi yang
menunjukkan komitmen terhadap budaya dan etika organisasi.
4. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan mendukung keberagaman budaya
dan latar belakang etnis.
Untuk mengurangi dampak negatif dari kegagalan mengatasi masalah budaya dan
etika dalam kepemimpinan, penting untuk menciptakan sistem pengawasan dan
akuntabilitas yang kuat. Sistem ini dapat membantu mengidentifikasi dan menangani
masalah budaya dan etika sejak dini, sehingga dapat mengurangi dampak negatifnya.
Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung
pengungkapan masalah dan konflik, sehingga anggota organisasi dapat merasa aman
untuk melaporkan masalah yang terjadi.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa
kompleksitas antara budaya dan etika dalam kepemimpinan memegang peranan penting
dalam membentuk nilai-nilai, norma, dan prinsip moral yang dianut oleh organisasi.
Peran pemimpin dalam mengatur hubungan antara budaya dan etika sangat signifikan,
dengan tantangan yang harus diatasi dan strategi yang perlu diterapkan untuk
membangun budaya yang mendukung kepemimpinan etis serta menghargai
keberagaman.
Kasus skandal keuangan Enron pada tahun 2001 menunjukkan dampak besar
dari budaya dan etika terhadap kepemimpinan. Skandal ini disebabkan oleh tindakan
pemimpin yang tidak etis, yaitu manipulasi laporan keuangan untuk menutupi kerugian
perusahaan. Selain itu, budaya perusahaan yang menghargai keuntungan dan kekuasaan
juga mempengaruhi tindakan pemimpin dalam skandal ini. Pemimpin-pemimpin Enron,
termasuk CEO Kenneth Lay dan CFO Andrew Fastow, memanipulasi laporan keuangan
untuk menunjukkan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan yang pesat, sementara
sebenarnya perusahaan mengalami kerugian besar. Tindakan ini dilakukan untuk
mempertahankan harga saham perusahaan dan memperkaya diri sendiri. Skandal ini
menjadi pelajaran penting bagi organisasi dan pemimpin untuk memperhatikan
pentingnya etika dan budaya yang mendukung kepemimpinan etis.

3.2 Saran
Saran untuk praktisi kepemimpinan bisa dimulai dengan menciptakan
pembangunan kecerdasan budaya, menciptakan lingkungan kerja inklusif, menyusun
kebijakan yang mendukung budaya dan etika, memberikan pelatihan kepada anggota
organisasi, serta membangun sistem pengawasan yang kuat untuk mengurangi dampak
negatif dari masalah budaya dan etika.
Dalam kasus Enron pada tahun 2001, terdapat beberapa saran yang dapat
diambil oleh organisasi dan pemimpin untuk mencegah skandal keuangan yang dialami
oleh Enron.
1. Penetapan kepemimpinan yang etis: Pemimpin perusahaan harus memahami dan
mengimplementasikan prinsip-prinsip kepemimpinan etis. Hal ini akan
membantu menciptakan budaya yang mendukung kepemimpinan etis dan
menghindari tindakan yang tidak etis.
2. Pengawasan dan kontrol internil: Perusahaan harus memiliki sistem pengawasan
dan kontrol internal yang kuat, yang dapat mendeteksi tindakan tidak etis
sebelum terjadi. Hal ini akan membantu mencegah skandal keuangan dan
melindungi aset perusahaan.
3. Transparansi dan accountability: Perusahaan harus memakmurkan budaya
transparansi dan accountability, yang memungkinkan para pekerja dan
pemangku kepentingan untuk memantau tindakan perusahaan dan pemimpin.
Hal ini akan membantu mengurangi resiko dari skandal keuangan dan
meningkatkan kepercayaan publik.

7
4. Pemantauan keberagaman: Perusahaan harus memakmurkan budaya
keberagaman dan memperhatikan pentingnya keberagaman di lingkungan
organisasi. Hal ini akan membantu mengurangi resiko dari skandal keuangan
dan meningkatkan inovasi dan kinerja perusahaan.
5. Pengambilan keputusan berdasarkan etis: Pemimpin perusahaan harus
memaksimalkan pengambilan keputusan berdasarkan prinsip-prinsip etis, yang
akan membantu mengurangi resiko dari skandal keuangan dan memakmurkan
hubungan dengan para pemangku kepentingan.
Dalam hal ini, skandal Enron menjadi pelajaran penting bagi perusahaan dan
pemimpin lainnya untuk memperhatikan pentingnya etika dan budaya yang mendukung
kepemimpinan etis, serta mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah skandal
keuangan di masa depan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Hofstede, G. (2020). Culture's Consequences: Comparing Values, Behaviors,
Institutions, and Organizations Across Nations. Sage Publications.
Trevino, L. K., & Nelson, K. A. (2021). Managing Business Ethics: Straight Talk About
How to Do It Right. John Wiley & Sons.
Hofstede, G. (1980). Culture’s consequences: International differences in work-related
values. Sage publications.
Beauchamp, T. L., & Bowie, N. E. (2004). Ethical theory and business. Prentice Hall.
Cooper, C. L., Scandura, T. A., & Schriesheim, C. A. (2024). Transformational
leadership and ethical behavior: A meta-analytic review. The Leadership
Quarterly, 35(1), 101508. https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2023.101508
Li, Y. (2010). The Case Analysis of the Scandal of Enron. In International Journal of Business and
Management (Vol. 5, Issue 10). www.ccsenet.org/ijbm
Hooijberg, R., Hunt, J. G., & Doh, J. P. (2022). The cultural context of leadership: A
review and future directions. The Leadership Quarterly, 33(1), 101367.
https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2021.101367
Petriglieri, G., & Petriglieri, J. L. (2021). Leadership and identity. Annual Review of
Organizational Psychology and Organizational Behavior, 8, 419-440.
https://doi.org/10.1146/annurev-orgpsych-030419-044421
Schilling, J. (2020). The role of culture in leadership and organizational behavior.
Organizational Dynamics, 49(4), 100823.
<https://doi.org/10.1016/j.orgdyn.2020.100823
Trompenaars, F., & Hampden-Turner, C. (2020). Riding the Waves of Culture:
Understanding Diversity in Global Business. Nicholas Brealey Publishing.
Brown, M. E., Trevino, L. K., & Harrison, D. A. (2022). Ethical leadership: A social
learning perspective for construct development and testing. Organizational
Behavior and Human Decision Processes.
Schein, E. H. (2023). Organizational Culture and Leadership. John Wiley & Sons.
Gelfand, M. J., & Jackson, J. C. (2021). The Handbook of Negotiation and Culture.
Stanford University Press.
Weaver, G. R., Treviño, L. K., & Cochran, P. L. (2022). Corporate Ethics and
Governance: A Handbook for Leading Ethical Organizations. Routledge.

Anda mungkin juga menyukai