Anda di halaman 1dari 13

LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN MORAL ETIKA

Dosen Pengampu :

Dian Milasari SE., MM

Disusun Oleh:

1. Naya Novia Putri (0122078221)


2. Tiara Armykirani (0122078261)
3. Lailatul Eka Sari (0122078291)

4. Nuzula Prasetyani (0122078321)


5. Wafa Khansa Fadhilah (0122077921)

6. Laela Nabila (0122077061)


7. Nur Rima Nafa’ana (0122077071)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Langkah-langkah
membangun moral etika" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis. Selain itu,
makalah ini bertujuan memberitahu tentang bagaimana membangun moral etika
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekalongan, 14 Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB 1 ................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB 2 ................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
2.1 Hubungan Antara Etika dan Moral.............................................................. 6
2.2. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Etika dan Moral ............ 7
2.3. Langkah-langkah Membangun Moral dan Etika ....................................... 10
BAB 3 ............................................................................................................... 12
PENUTUP ......................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 12
3.2. Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Etika merupakan norma dan aturan yang turut mengatur perilaku seseorang
dalam bertindak dan memainkan perannya sesuai dengan aturan main yang ada di
masyarakat agar dapat dikatakan tindakan tersebut bermoral dan tidak menyalahi
aturan yang ada sesuai dengan moralitas dan perilaku masyarakat setempat.
Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama
Indonesia, telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat.
Globalisasi dapat diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya
yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun
elektronik. Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga
menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian
cepat dan mudah saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain.
Termasuk budaya hidup barat yang liberal dan bebas merasuki budaya ketimuran
yang lebih cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan
yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan
sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di
contohkan dengan mahasiswa yang membolos pada jam pelajaran, sampai dengan
tidak mengerjakan tugas. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang
setiap hari biasa kita lihat. Hal ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan
sedang melanda bangsa ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa hubungan antara etika dan moral?
2. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan etika dan moral?
3. Bagaimana cara membangun etika dan moral yang baik dalam kehidupan
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan antara etika dan moral
2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan etika dan
moral
3. Untuk mengetahui cara membangun etika dan moral yang baik dalam kehidupan
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Antara Etika dan Moral


Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya berarti
"kebiasaan". Oleh karena itu, etika mengacu pada nilai-nilai, cara hidup yang
baik,aturan hidup yang baik dan semua kebiasaan yang diturunkan dari orang ke
orang atau dari generasi ke generasi. Kebiasaan ini dimanifestasikan sebagai pola
perilaku yang diulang-ulang sebagaikebiasaan.
Etika sama persis dengan konsep moralitas. Moralitas berasal dari kata latin
mos, yang dalam bentuk jamaknya berarti "Adat istiadat" atau "kebiasaan" .Jadi
secara harafiah, etika dan moralitas sama-sama berarti sistem nilai tentang
bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah
diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud
dalam pola perilaku yang terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana
layaknya sebuah kebiasaan.
Etika bisnis juga merupakan studi profesional tentang moral yang benar dan
salah. Penelitian ini berfokus pada standar moral yang berlaku untuk perilaku
politik, kelembagaan, danbisnis. Etika bisnis terdiri dari standar formal dan
bagaimana standar tersebut diterapkan pada sistem dan organisasi yang digunakan
masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa, dan
bagaimana standar tersebut diterapkan pada orang-orang di dalam organisasi
tersebut.
Etika bisnis lebih inklusif daripada peraturan hukum dan lebih tinggi dari
standar minimum peraturan hukum, karena ketika berbisnis, Anda sering
menemukan area abu-abu yang tidak diatur oleh peraturan hukum.
Bertens (2000) mengungkapkan bahwa Etika Bisnis adalah pemikiran
refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Sedangkan
Velasquez (2005) mengungkapkan bahwa etika Bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip
etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang
kompleks.Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya
berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis
menyoroti segi-segi moral perilaku manusia dan peraturan-peraturan yang
mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis
dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip
etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia.
Moral dan etika ini memang tidak dapat dipisahkan , karena dari artinya
sendiri memiliki pengertian yang sama, yaitu adat kebiasaan. Pada dasarnya moral
ini ditentukan oleh etika. Moral merupakan pengertian tentang mana hal yang baik
dan mana hal yang tidak baik. Sedangkan etika itu sendiri adalah tingkah laku yang
dilakukan oleh manusia berdasarkan hal-hal yang sesuai dengan moral tadi. Etika
juga diartikan sebagai filsafat bidang moral yang mengatur bagaimana manusia
harus bertindak. Etika dan moral ini memberi petunjuk tentang bagaimana cara
hidup dengan baik di mana petunjuk ini biasanya bersumber dari agama dan
kebudayaan tertentu.

2.2. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Etika dan Moral


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Perubaha Moral dan
Etika, yaitu:
1. Longgarnya pegangan terhadap agama
Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat
dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak,
kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan
Tuhan tidak diindahkan lagi.Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran
agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya.Dengan
demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah
masyarakat dengan hukum dan peraturanya.

Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari


dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang
luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka
dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan
hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang
melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman tadi
tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.
Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan
agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat,
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar
hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan.Sebaliknya dengan semakin
jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam
masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak
pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.

2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumahtangga,


kampus maupun masyarakat.

Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan
menurut semsetinya atau yang sebiasanya.Pembinaan moral dirumah tangga
misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan
dan umurnya.Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana uang benar dan mana
yang salah, dan belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku
dalam lingkungannya..

3. Dasarnya harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.

Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar
tentang mahasiswa yang ditemukan oleh dosennya atau polisi mengantongi obat-
obat, gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi dan benda-banda tajam. Semua
alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral.
Namun, gejala penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata
mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan nilai-
nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari derasnya arus
budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang disalurkan melalui tulisan-
tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, pertunjukan-prtunjukan dan
sebagainya. Penyaluran arus budaya yang demikian itu didukung oleh para
penyandang modal yang semata-mata mengeruk keuntungan material dan
memanfaatkan kecenderungan para generasi muda, tanpa memperhatikan
dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang demikian diduga
termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para
generasi muda umumnya.

4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.

Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi,


sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan
yang sungguh-sunguh untuk melakuka pembinaan moral bangsa.Hal yang
demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang
semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan cara-
cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum
adanya tanda-tanda untuk hilang.
Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan
cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi
kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa
yang disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah
kehiangan daya efektifitasnya.
Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah
moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan.Kekuasaan, uang, teknologi dan
sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan
konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan
berkesinambungan.

Beberapa faktor lain yang menyebabkan menurunnya moral dan etika


generasi muda saat ini adalah :
a. Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan
untuk melakukan hal yang baik.
b. Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan
anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu
keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
c. Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin
terlihat keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba
merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks
bebas.
d. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian

2.3. Langkah-langkah Membangun Moral dan Etika


Ada beberapa Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membangun moral
dan etika pada generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah
1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih
teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika,
moral dan kepribadian seseorang.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang,
terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari
orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya
perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk
menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.
Dewasa ini, orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan
kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan,
merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif
maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi
dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal
pembinaan moral dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak
mudah terjerumus dipengaruhi hal yang negatif lagi.
5. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan
beramal soleha
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu
perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni,
serta olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang
anak terjun kedalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya sia-sia, semua jenis
kegiatan rutin, selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga
untuk mengukir prestasi.
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan
kepribadian seseorang. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi
dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya. Pembinaan moral dan
etika yang baik dan kuat dengan tujuan agar tidak mudah terjerumus dipengaruhi
hal yang negatif.

3.2. Saran
Adapun saran yang akan kami sampaikan adalah Kita harus bisa
membentengi diri kita dengan keimanan dan ketaqwaan agar modernisasi dan
globalisasi tidak mempengaruhi etika, moral dan akhlak kita tetapi kita yang
mengendalikan modernisasi dan globalisasi yang harus kita peroleh dan pelajari
dengan akhlak, etika, moral,dan dalil yg kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA

Nuralisah, Siti. “Etika Dan Akhlak UIN Banten.” OSF Preprints, 30 Jan. 2022.
Web.
Daud, Nur a. “Pengertian Akhlak, Etika, DAN Moral.” OSF Preprints, 2 Dec. 2021.
Web.
Kasanah, Uswatun Siti, Rosyadi, Zainal, Nurngaini, Imam, Wafa, Khoirul. 2022.
“Pergeseran Nilai-nilai Etika, Moral, dan Akhlak Masyarakat di Era Digital.”
Educational Sciences. Vol.2. (No.1 April 2022).

Anda mungkin juga menyukai