Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Permasalahan Moral Etika Dalam Pelayanan Masyarakat Dan San


ksi Pelanggaran Etika

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 (F2):

Desi Indah 210605435


Erma Yuliana 210605024
Kartiwi 210605041
Siti Hartika 210605077
Siti Rohmahwati 210605085
Rahma Pajriani 210605117
Anisah 210605554
Eka Damayanti 210605443

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN AHLI JENJANG

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Ra
hmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Permas
alahan Moral Etika Dalam Pelayanan Masyarakat Dan Sanksi Pelanggaran Etika” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen ibu DR.
Maryati Sutarno, Spd, SST, MARS. Pada mata kuliah Hukum Kesehatan. Selain itu makalah ini j
uga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Permasalahan Moral Etika Dalam Pelayanan
Masyarakat Dan Sanksi Pelanggaran Etika bagi para pembaca dan bagi kami penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu DR. Maryati Sutarno, Spd, SST, MARS. se
bagai dosen mata kuliah Hukum Kesehatan, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat me
nambah wawasan sesuai dengan bidang studi yg kami tekuni.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian peng
etahuannya sehingga kita dapat sama-sama menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yg kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena it
u, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang,5 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. 3

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………… 5

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………………5

1.2 . Rumusan Masalah………………………………………………………………. 6

1.2. Tujuan………………………………………………………………………….. 6

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………… Error:


Reference source not found

2.1. Pengertian moral dan etika dalam pelayanan masyarakat

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi moral dan etika

2.3. Dampak permasalahan moral etika dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat dan sanksi pel
anggaran etika

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………. Error:


Reference source not found

3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………. Error:


Reference source not found

3.2. Saran…………………………………………………………………………….. Error:


Reference source not found
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… Error:
Reference source not found
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Etika dan moral merupakan jenis kata yang sering kali ditemukan dan dikatakan da
lam kehidupan sehari-hari. Kedua kata ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan sik
ap atau tindakan yang berhubungan dengan nilai baik dan buruk.
Secara umum, perbedaan etika dan moral terletak pada standar nilai baik dan buruk
nya berasal. Dalam hal ini, nilai baik dan buruk pada etika berasal dari standar masyarak
at yang menjadi aturan tersendiri dalam kehidupan di masyarakat. Sedangkan standar nil
ai baik dan buruk dalam moral lebih cenderung mengacu pada prinsip individu untuk me
nilai hal yang benar dan salah.
Dari penjelasan singkat tersebut dapat dipahami bahwa etika lebih berlaku secara l
uas untuk menilai baik dan buruknya suatu hal. Sedangkan moral digunakan secara perso
nal untuk mengetahui sesuatu hal termasuk benar atau salah. Selain itu, masih terdapat pe
rbedaan etika dan moral lain yang perlu diketahui.Sementara itu, moral lebih dipahami se
bagai suatu prinsip atau kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku benar atau salah. P
rinsip ini terdapat dalam diri pribadi manusia, sehingga setiap orang bisa memiliki penila
ian moral yang berbeda-beda.
Etika dapat diartikan sebagai aturan perilaku yang diakui berkaitan dengan kelas te
rtentu dari tindakan manusia, atau kelompok, maupun budaya tertentu yang ada di masya
rakat.
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” kebiasaan adat, perasaan, sikap, ka
rakter, watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus bahasa Indonesia, ada 3 (tiga) arti yang
dapat dipakai untuk kata Etika, antara lain Etika sebagai system nilai atau sebagai nilai-ni
lai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok untuk
bersikap dan bertindak. Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan azas atau nilai yang b
erkenan dengan akhlak atau norma.
Dari pengertian keduanya, dapat dipahami bahwa etika lebih bersifat dan berlaku u
mum di masyarakat karena berkaitan dengan kelompok atau budaya tertentu yang menga
kuinya. Sedangkan moral lebih bersifat personal, di mana setiap orang bisa memiliki prin
sip moral tentang benar dan salah yang berbeda-beda. Sehingga moral tidak dapat digene
ralisir dari kepercayaan orang satu ke orang yang lain.Kode etik profesi adalah suatu tunt
utan, bimbingan atau pedoman moral atau kesusilaan untuk suatu profesi tertentu atau m
erupakan daftar kewajiban dalam menjalankan suatu profesi yang disusun oleh para angg
ota profesi itu sendiri dan mengikat mereka dalam praktek. kode etik profesi berisi nilai-
nilai etis yang ditetapkan sebagai sarana pembimbing dan pengendali bagaimana seharus
nya atau seyogyanya pemegang profesi bertindak atau berperilaku atau berbuat dalam me
njalankan profesinya.

1.2. Rumusan Masalah


Kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diuraikan dalam latar belakang di atas
mengantar kelompok untuk menemukan masalah-masalah yang dapat dirumuskan sebaga
i berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan moral etika dalam pelayanan masyarakat?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi moral etika dalam pelayanan masyarakat?
3. Apa saja dampak dari pelanggaran moral etika dalam masyarakat?
4. Bagaimana sanksi pelanggaran etika dalam pelayanan masyarakat?

1.3. Tujuan

Ada pun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah hukum kesehatan
2. Untuk menambah wawasan tentang moral dan etika dalam pelayanan masyarakat
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi moral dan etika dalam p
elayanan masyarakat
4. Untuk mengetahui dampak permasalahan moral etika dalam pelayanan masyarakat da
n sanksi pelanggaran etika
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Moral Dan Etika Dalam Pelayanan Masyarakat

Pengertian moral adalah suatu pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi


pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan
dan kelakuan. Moralisasi yaitu uraian (pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta
kelakuan yang baik. Demoralisasi, yaitu kerusakan moral.

Moral adalah nilai-nilai kebaikan dasar yang ada di dalam diri seseorang, dan di
konkretkan melalui tindakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu etika. Dan hukum
mengaturnya agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat membuat ketidakstabilan
ditengah-tengah masyarakat

Menurut asal-usul katanya “moral” berasal dari kata mores dari bahasa Latin, lalu
kemudian diartikan atau di terjemahkan jadi “aturan kesusilaan” ataupun suatu istilah
yang digunakan untuk menentukan sebuah batas-batas dari sifat peran lain, kehendak,
pendapat atau batasan perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik
maupun buruk.

Pengertian etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya


menentukan perbuatan-perbuatan yang di lakukan oleh manusia untuk dikatakan baik
atau buruk, dengan kata lain aturan ataupun pola-pola dari tingkah laku yang di hasilkan
oleh akal manusia. Karena adanya etika pergaulan dalam masyarakat/bermasyarakat
akan terlihat baik & buruknya.

Etika itu bersifat relatif yaitu dapat berubah-ubah sesuai dengan kemajuan zaman.
Etika juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan & keburukan dalam hidup
manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak serta didasari
pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan.

Etika, moral dan hukum saling berhubungan yaitu bahwa pelanggaran etika dan
moral
bisa saja menyentuh wilayah hukum dan akan mendapatkan sanksi hukum. Namun pada
kondisi lain, bisa saja pelanggaran etika hanya mendapat sanksi sosial dari masyarakat
karena
pelanggaran tersebut tidak menyentuh wilayah hukum positif yang berlaku.

Macam atau Jenis-Jenis Etika

Karena sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam-macam jenis dan juga
ragamnya diantaranya :

A. Etika Deskriptif

Memberikan gambaran & ilustrasi tentang tingkah laku manusia ditinjau dari nilai-
nilai baik dan juga buruk serta hal-hal yang mana yang boleh dilakukan sesuai dengan
norma etis, yang dianut oleh masyarakat.

B. Etika Normative

Membahas & mengkaji ukuran baik, buruknya tindakan manusia, yang biasanya
dikelompokkan menjadi, sebagai berikut ini:

1. Etika Umum
Membahas berbagai macam berhubungan dengan kondisi manusia untuk berti
ndak etis dalam mengambil berbagai macam kebijakan berdasarkan teori-teori dan
juga prinsip-prinsip moral.

2. Etika khusus

Etika yang terdiri dari etika sosial, etika individu & etika terapan, pengertiannya
yaitu:

 Etika sosial adalah yang menekankan tanggung jawab sosial & hubungan antar s
esama manusia dalam aktivitas yang dilakukannya.
 Etika individu adalah lebih menekankan kepada kewajiban manusia sebagai prib
adi.
 Etika terapan adalah etika-etika yang diterapkan pada sebuah profesi.
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Moral Dan Etika Dalam Pelayanan Masyaraka
t
Meski Etika dan Moral sama artinya tetapi pemakaiannya dalam sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral digunakan untuk perbuatan individu yang sedang di nilai, sedangkan et
ika digunakan untuk sistem nilai yang ada.

Faktor-faktor yang mempengaruhi moral dan etika, yaitu :

 Moral terbentuknya dipengaruhi keluarga dan masa lalu seseorang, sedangkan etika te
rbentuk dari berbagai hal bisa budaya, agama, kelompok, dan sebagainya.
 Moral sifatnya lebih ke individual, sedangkan etika sifatnya berlaku dalam kelompok.
 Moral sifarnya bisa berubaha dengan cepat, sedangkan etika dapat berubah saat dalam
kelompok terjadi perubahan.

2.3 Dampak Permasalahan Moral Etika Dalam Pelayanan Masyarakat Dan Sanksi Pel
anggaran Etika
Akhir-akhir ini karena maraknya kasus dugaan malpraktik medik atau kelalaian m
edik di Indonesia ditambah “ keberanian “ pasien yang menjadi korban untuk menuntut h
ak -hak nya, para dokter seakan baru mulai sibuk berbenah diri. Terutama dalam mengha
dapi kasus malpraktik. Kesibukan ini terjadi sejalan dengan makin baiknya tingkat Pendi
dikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
Malpraktek pada dasarnya adalah Tindakan tenaga professional (profesi) yang ber
tentangan dengan standar oprating procedure (SOP), Kode etik profesi serta undang-und
ang yang berlaku baik disengaja maupun akibat kelalaian. Kelalaian dari seseorang dokte
r atau perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dan men
gobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang ter
luka menurut ukuran dilingkungan yang sama “ ( Valentin v , La Society de Bienfaisance
Mutelle de Los Angelos, Clifornia, 1956).
Contoh kasus :
“ Mal Praktik Kesehatan Prita Mulyasari VS RS. Omni Internasional “

 7 Agustus 2008, Pukul 20:30 Wib


Prita Mulyasari dating ke RS Omni Internasional dengan keluhan panas tinggi da
n pusing kepala. Hasil pemeriksaaan laboratorium : Trombosit 27,000 (normal 20
0,000) suhu : 39 0c malam itu langsung rawat inap, diinpus dan diberikan suntikan
dengan diagnose postif demam berdarah.
 8 Agustus 2008

Ada revisi hasil lab semalam, trombosit bukan 27,000 tapi 181,000. Mulai menda
pat banyak suntikan obat, tangan kiri tetap diinfus, tangan kiri mulai membengka
k prita minta dihentikan infus dan suntikan. Suhu badan naik lagi ke 39 0c

 9 Agustus 2008

Kembali mendapatkan suntikan obat. Dokter menjelaskan dia terkena virus udara.
Infus dipindahkan ketangan kanan dan suntikan obat tetap dilakukan. Malamnya
Prita terserang sesak nafas selama 15 menit dan diberi oksigen. Karena tangan ka
nan juga bengkak, dia memaksa agar infus diberhentikan dan menolak disuntik la
gi .

 10 Agustus 2008
Terjadi dialog antara keluarga prita dengan dokter. Dokter menyalahkan bagian le
b terkait revisi trombosit. Prita mengalami pembengkakan pada leher kiri dan mat
a kiri
 11 Agustus 2008

Terjadi pembengkakan pada leher kanan, panas Kembali 390c, prita memutuskan
untuk keluar dari rumah sakit dan mendapatkan data data medis yang mendapatka
n data – dta medis yang menurutnya tidak esuai fakyta. Prita meninta hasil lab
yang berisi thrombosit 27.000, tapi yang didapat hanya informasi thrombosit
181.000. pasalnya, dengan adanya hasil lab thrombosit 27.000 itulah dia akhirnya
dirawat inap. Pihak OMNI berdalih hal tersebut tidak diperkenankan karena
hasilnya memang tidak valis.

Dirumah sakit yang baru, Prita dimasukkan ke dalam ruang isolasi karena
terserang visurs yang menular.

 15 Agustus 2008
Prita megirimkan email yang berisi keluhan atas pelayanan diberikan pihak
rumah sakit ke customer_care@banksinarmas.com dan ke kerabatnya yang lain
dengan judul “ Penipuan RS Omni Internasional Alam Sutra”. Emailnya
menyebar ke beberapa milis dan forum online.
 30 Agustus 2008
Prita mengirimkan isi emailnya ke ‘Surat Pembaca Detik.com’
 5 September 2008
RS Omni mengajukan gugatan pidana ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus
 22 September 2008
Pihak RS Omni Internasional megirimkan email klarifikasi ke seluruh
costumernya.
 8 September 2008
Kuasa Hukum RS Omni Internatioanal meneyangkan iklan berisi bantahan atas
isi Prita yang dimuat di harian Kompas dan Media Indonesia
 24 september 2008
Gugatan perdata masuk
 11 Mei 2009
Pengadilan Negeri Tangerang memenangkan Gugatan Perdata RS Omni. Prita
terbukti melakukan perbuatan hkum yang merugikan RS Omni. Prita divonis
membayar kerugian materil sebesar 161 juta sebagai pengganti uang klarifikasi di
koran nasiona dan 100 juta untuk kerugian imateril. Prita langsung mengajukan
banding.
 13 Mei 2009
Mulai ditahan di Lapas Wanita Tangerang terkaiqt kasus pidana yang juga di
laporkan oleh Omni
 2 Juni 2009
Penahanan Prita diperpanjang hingga 23 juni 2009 informasi itu diterim akelurga
Prita dari Kepala Lapas Wanita Tangerang
 3 Juni 2009
Megawati dan JK mengunjungi Prita di Lapas. Komisi III DPR RI meminta MA
membatalkan tuntutan hukun atas Prita. Prita dibebaskan dan bisa berkumpul
kembali dengan keluarga. Statusnya diubah menjadi tahanan kota.
 4 Juni 2009
Sidang pertama kasus pidana yang menimpa Prita mulai di sidangkan di PN
Tangerang

TINJAUAN KASUS
b. Berdasarkan Sudut Pandang Hukum
Dalam Kitab-Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) kelalaian yang
mengakibatkan celaka atau bahkan hilangnya nyawa orang lain. Pasal 359,
misalnya menyebutkan, “ Barangsiapa karena kealpaanya menyebabkan matinya
orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan
paling lama satu tahun.” Sedangkan kelalaian mengakibatkan terancamnya
keselamatan jiwa seseorang dapat diancam dengan sanksi pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 360 Kitab-Undang-Undang Hukum Pidana ( KUHP )

c. Berdasarkan Kode Etik


Dalam KODEKI pasal 2 dijelaskan bahwa; “seorang dokter harus senantiasa
berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi tertinggi”.
Jelasnya bahwa seseorang dokter dalam melakukan kegiatan kedokterannya
sebagai salah seseorang profesional harus sesuai dengan ilmu kedokteran
mutakhir, hukum dan agama. KODEKI pasal 7d juga menjelaskan bahwa “setiap
dokter harus senantiasa mengingatkan kewajiban melindungi hidup insani”.
Artinya dalam setiap tindakannya, dokter harus bertujuan untuk memelihara
kesehatan dan kebahagiaan manusia.

d. Berdasarkan Undang – Undang Permenkes


Pasal 17 Permenkes No. 749a/1989 tentang tujuan dan fungsi rekam medis yaitu
sebagai dasar pelayanan kesehatan dan pengobatan, pembuktian hukum,
penelitian dan pendidikan, dasar pembiayaan pelayanan kesehatan, dan statistik
kesehatan. Maka rekam medis harus dibuat relevan, kronologis dan orisinil. Data
yang diberikan haruslah berupa data yang sebenarnya dan bukan karangan semata.

e. Berdasarkan pasal 66 UU Kedokteran


1) Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan
dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat
mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majlis Kehormatan Disiplin
Kedoteran Indonesia.

2) Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat :


a. Identitas pengadu
b. Nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu
tindakan di lakukan
c. Alasan pengaduan

3) Pengaduan sebagaimana diatur dimaksud pada ayat (1) dan (2) tidak dapat
menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak
pidana kepada pihak yang berwenang dan / atau menggugat kerugian ke
pengadilan.

Dalam kasus ini, telah terjadi pemalsuan data tentang kondisi pasien sesuai
dengan pengakuan dari pasien atau si penderita hal tersebut dinilai telah
melanggar hukum administrasi, karena data yang dilaporkan dalam rekam medis
pasien adalah fiktif dan tidak sesuai dengan kenyataannya, bersamaan dengan itu
juga tenaga perawatan dinilai telah lalai dari kewajibannya dalam menyediakan
rekam medis pasien.
Dari kasus Prita ini, sangat jelas adanya pelanggaran Kode Etik oleh
seorang dokter dan petugas kesehatan yang terkait, seperti perawat dan bagian
administrasinya pada Rumah Sakit Omni Internasional.

SOLUSI

Dengan melihat faktor- faktor penyebab dan juga segala macam sanksi hukum
serta segala macam pelanggaran kode etik atas kasus yang kami ambil dalan hal ini
malpraktek administrasi berupa pelanggaran dalam rekam medis dan kesalahan
diagnosa oleh beberapa dokter tersebut, maka pencegahan terjadinya mal praktik harus
dilakukan dengan melakukan perbaikan sistem, mulai dari pendidikan hingga ke
tatalaksana praktek kedokteran. Dan juga penanaman Kode Etik harus lebih
diperhatikan lagi sejak dini.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang telah dikaji maka dapat disimpukan bahwa sebagai
tenaga medis yang profesional harus dibutuhkan adanya penanam moral dan
penghayatan terhadap Standart Operating Prosedure ( SOP ), kode etik menjunjung
tinggi kejujuran dan tanggung jawab sehingga dalam penerapan keprofesian dapat
dijalankan dengan sebaik mungkin tanpa adanya pihak yang dirugikan.

Fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan adalah memberi arah
bagi perilaku manusia dalam hal ini “profesi bidan” tentang apa yang baik atau buruk,
apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak), apa yang boleh atau
tidak boleh dilakukan sehingga masyarakat akan merasa puas terhadap pelayanan
kebidanan yang diberikan.

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pengertianku.net >umum

Anda mungkin juga menyukai