Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Konsep Etika, Moral, dan Akhlak”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Etika Bisnis Syariah dan
dipresentasikan di Kelas MBS-6C

Dosen Pengampu :

Rahmat Firdaus, M.E.Sy.,CWC

Oleh :

KELOMPOK 1 :

NESA CAHYA KAMILA 2130404106

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan mmakalah ini dengan tepat waktu.

Shalawat dan salam semoga senantiasa kita ucapkan kepada junjungan nabi Muhammad
Saw. yang membawa kita dari alam kegelapan menuju jalan yang terang benderang seperti ini.
Adapun judul makalah ini adalah ”Konsep Etika, Moral, dan Akhlak”. Makalah etika bisnis syariah
ini dibuat berdasarkan kepada rencana pembelajaran semester (RPS) oleh Universitas Islam Negeri
Mahmud Yunus Batusangkar.

Akhir kata sebagai makalah etika bisnis syariah tentunya pemakalah memerlukan masukan
agar bisa lebih baik lagi kedepannnya dalam menyelesaikan sebuah makalah. Terimakasih atas
saran dan juga masukannya.

Batusangkar, 6 Maret 2024

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak, Ruang Lingkup dan Tujuannya ............................... 3
B. Urgensi Etika dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika ............................................7
C. Hubungan Etika dan Bisnis serta Pentingnya Etika Bisnis ................................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang santun karena menjunjung tinggi akhlak, etika, dan moral.
Ketiganya sangat penting karena mencakup semua pengertian, tindakan, tabiat, perangai,
dan sifat manusia baik atau buruk dalam hubungannya dengan Allah SWT atau sesama
makhluk.
Kesadaran atau pendirian akhlak, etika, dan moral adalah pola dan tindakan yang
didasarkan pada nilai mutlak kebaikan. Untuk menumbuhkan kesadaran akhlak, hidup
yang selalu berdasarkan akhlak, etika, dan moral adalah pilihan yang tepat. Hidup yang
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ini, sebaliknya adalah tindakan yang menentang
kesadaran tersebut. Untuk menciptakan kehidupan yang rukun dan damai, kita sebagai
generasi penerus harus beraklak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai aspek kehidupan diatur oleh agama Islam, seperti akhlak, etika, dan moral,
antara lain al-qur'an dan hadist mencakupnya. Akhlak, moral, dan etika yang dimiliki setiap
orang berbeda dan dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal. Etika bisnis
didefinisikan sebagai suatu nilai tentang apa yang baik, buruk, dan salah dalam dunia bisnis
yang didasarkan pada prinsip moralitas. Dengan kata lain, etika bisnis berarti suatu prinsip
dan aturan yang harus dipatuhi oleh para pelaku bisnis.
Etika adalah bidang yang menyelidiki apa yang baik atau buruk untuk dilakukan oleh
manusia. Moral adalah perbuatan atau tingkah laku yang digunakan oleh manusia dalam
bertindak. Berbeda dengan etika dan moral, akhlak adalah bagian yang menilai baik dan
buruk berdasarkan wahyu atau al Qur'an dan hadits. Akhlak adalah salah satu hal penting
yang masih dirasakan dan sangat diperlukan di dunia saat ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian etika, moral dan akhlak, ruang lingkup dan tujuannya ?
2. Apakah urgensi etika dan faktor-faktor yang mempengaruhi etika ?
3. Bagaimanakah hubungan etika dan bisnis serta pentingnya etika bisnis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian etika, moral dan akhlak, ruang lingkup dan tujuannya.
2. Untuk mengetahui urgensi etika dan faktor-faktor yang mempengaruhi etika.
3. Untuk mengetahui hubungan etika dan bisnis serta pentingnya etika bisnis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak, Ruang Lingkup dan Tujuannya
1. Pengertian Etika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani ethos yaitu sikap, cara berpikir,
kebiasaan, adat, akhlak, perasaan dan watak kesusilaan. (Nawatmi, 2016) Etika adalah
kebiasaan yang dianut oleh seseorang atau kelompok orang, yang terdiri dari kumpulan
norma dan prinsip yang didasarkan pada gejala alam dari kelompok masyarakat tersebut.
Etika didefinisikan sebagai tindakan standar yang memimpin seseorang. Etika juga
merupakan studi tentang tindakan yang sah, benar, dan moral yang dilakukan seseorang.
Aristoteles menggambarkan etika sebagai set aturan yang harus diikuti oleh manusia.
(Wahyuningsih, 2022)
Etika merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji dan mengkaji tingkah
laku manusia. Perilaku ini sangat berpengaruh ketika Anda perlu berinteraksi dengan
orang lain, terutama orang-orang dari budaya lain. Ini adalah contoh, khususnya dalam
bisnis, di mana seorang karyawan memasuki ruang konferensi tanpa mengetuk pintu
dan langsung menyela pembicaraan yang sedang berlangsung. Etika adalah tindakan
dan perkataan yang disadari (diam-diam) dan merupakan ilmu yang berhubungan
dengan perilaku manusia. Ahmad Amin mengartikannya sebagai ilmu yang
menjelaskan benar dan salah, menjelaskan apa yang harus dilakukan, dan memberikan
tujuan kepada manusia untuk diperjuangkan dan apa yang harus dilakukan.
K. Barten membagi etika menjadi tiga definisi. Pertama, etika didefinisikan sebagai
nilai-nilai dan standar moral yang digunakan seseorang atau kelompok untuk mengatur
tindakannya. Kedua, etika berarti kumpulan prinsip moral, nilai, atau kode etik. Ketiga,
etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang benar dan salah. (Nuryadin, 2015)
2. Pengertian Moral
Kata "moral" berasal dari bahasa latin "mores", yang berasal dari kata "mos", yang
berarti "adat atau kebiasaan". Menurut Gilligan dalam Lawrence A. Blum, moral terkait
dengan kepedulian seseorang terhadap orang lain. Moral tidak hanya berkaitan dengan
tingkah laku seseorang, tetapi juga mendidik mereka untuk berbuat baik kepada orang

3
lain. Moral juga mencakup hubungan antara emosi, kognisi, dan tindakan yang tidak
dapat dipisahkan. (Reksiana, 2018)
Moral adalah suatu hal yang berkaitan dengan baik dan buruk berdasarkan tradisi
dan budaya seseorang. Berbeda dengan etika dan moral, akhlak adalah bagian yang
membahas baik dan buruk berdasarkan wahyu, al-Qur'an, dan hadits (Mawardi, 2012).
Selain itu, moral dapat didefinisikan sebagai konsep yang membatasi tindakan manusia
dengan nilai-nilai, yaitu baik dan buruk, serta benar dan salah. Jika dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari, orang tersebut dianggap bermoral, maka orang tersebut tingkah
lakunya baik.
3. Pengertian Akhlak
Dalam urusan akhlak, manusia sebagai makhluk yang berakhlak mempunyai
kewajiban untuk mengamalkan dan memelihara akhlak yang baik serta menghindari dan
meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan salah satu aspek nilai-nilai
Syariah Islam. Kualitas keberagaman sebenarnya ditentukan oleh nilai-nilai moral. Jika
syariah berbicara tentang syarat rukun, maka akhlaq menekankan pada kualitas
perbuatan, sah atau tidaknya. Misalnya amal dinilai dari keikhlasannya, shalat dinilai
dari keikhlasannya, perjuangannya dinilai dari kegigihannya, dan ibadah haji dinilai dari
kegigihannya. Kemakmuran, ilmu pengetahuan dikenali dari kesesuaiannya dengan
perbuatan, kekayaan dikenali dari aspek dimana, dari mana, dan mengapa, dan status
diakui bukan dari apa yang diterima melainkan dari besarnya apa yang diberikan.

Kata "akhlak" berasal dari kata jamak "khuluq", yang berarti adat kebiasaan,
perangai, tabi'at, watak, adab atau sopan santun, dan agama. Akhlak adalah sikap atau
prilaku baik dan buruk yang dilakukan tanpa disengaja atau tanpa mempertimbangkan
terlebih dahulu (Mawardi, 2012). "Akhlak" berasal dari kata Arab, yang berarti
"penciptaan". Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa manusia harus berperilaku sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan oleh allah sang pencipta. Secara sederhana,
"akhlak" dapat didefinisikan sebagai perilaku lahiriah yang berasal dari keadaan batin,
atau keadaan batin yang muncul dalam perilaku lahiriah. Akhlak mulia
(karimah/mahmudah) terjadi ketika keadaan batinnya baik dan menghasilkan perilaku
yang baik; sebaliknya, akhlak yang buruk terjadi ketika keadaan batinnya buruk dan

4
menghasilkan perilaku yang buruk. Ajaran agama menentukan apa yang baik dan buruk,
bukan pikiran atau perasaan manusia.

4. Ruang Lingkup dan Tujuannya


a. Ruang lingkup dan tujuan etika.
1) Tujuan etika bisnis meliputi:
a) Membangun kepercayaan dan reputasi: Tujuan utama etika bisnis adalah
membangun kepercayaan dan reputasi yang baik bagi dunia usaha.
membangun. Dengan mempraktikkan prinsip dan nilai moral yang baik,
perusahaan dapat memperoleh kepercayaan pemangku kepentingan dan
membangun citra positif.
b) Memastikan Keberlanjutan Perusahaan: Etika bisnis mencakup
pertimbangan tanggung jawab sosial perusahaan dan dampak perusahaan
terhadap masyarakat dan lingkungan. Dengan mempertimbangkan isu
keberlanjutan, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan jangka
panjang dan mengelola risiko sosial dan lingkungan.
c) Menghindari konsekuensi hukum dan reputasi yang negatif. Praktik bisnis
yang tidak etis berpotensi menimbulkan permasalahan hukum dan merusak
reputasi perusahaan. Dengan mematuhi etika bisnis, perusahaan dapat
menghindari konsekuensi hukum negatif dan meminimalkan kerusakan
reputasi negatif.
d) Menjaga hubungan baik dengan pemangku kepentingan: Etika bisnis
mencakup hubungan yang sehat dan saling menguntungkan dengan
pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan
masyarakat.
2) Tujuannya adalah untuk menciptakan hubungan yang berkelanjutan dan saling
menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.

5
b) Ruang Lingkup Etika Bisnis :

1) Keputusan Bisnis : Etika bisnis menitikberatkan pada pertimbangan moral


dalam pengambilan keputusan bisnis, termasuk pertimbangan dampak dan
dampak moral terhadap berbagai pemangku kepentingan Masu.
2) Praktik Bisnis: Etika Bisnis mencakup praktik bisnis termasuk pemasaran,
sumber daya manusia, operasional bisnis, dan hubungan bisnis dengan pihak
eksternal.
3) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Etika bisnis mempertimbangkan
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal
ini mencakup filantropi, keberlanjutan, keadilan sosial, dan memberikan
kontribusi positif kepada masyarakat.
4) Hubungan dengan pemangku kepentingan: Etika bisnis berkaitan dengan
hubungan dengan pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan,
pemasok, dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
hubungan didasarkan pada prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai adil.

Tujuan etika yang dimaksud merupakan merupakan tujuan akhir dari setiap
aktivitas manusia dalam hidup dan kehidupannya yaitu untuk mewujudkan
kebahagiaan. Tujuan utama etika adalah untuk menemukan, menentukan,
membatasi, dan membenarkan kewajiban, hak, dan prinsip moral seseorang dan
komunitasnya, baik masyarakat pada umumnya, khususnya komunitas profesi.
(TAS’ADI, 2016)

c) Ruang Lingkup dan Tujuan Akhlak


Tujuan akhlak dapat dibagi menjadi dua jenis:
1) Tujuan umum
Tujuan umum akhlak adalah membentuk umat Islam menjadi manusia yang
berakhlak mulia, baik lahiriah maupun batiniah.
2) Tujuan khusus akhlak adalah:
Tauhid, meneladani Rasulullah, membiasakan diri dengan akhlak mulia (akhlaq
mahmudah) seperti memaafkan, sabar, dermawan, dan kasih sayang.

6
Dalam kajian keilmuan, akhlak diletakkan dalam ruang lingkup tesendiri yang pada
dasarnya meliputi aspek : bagaimana seharusnya manusia bersikap. Dan objek dari
sikap ini intinya dua saja, yaitu Allah Ta’ala dan Makhluknya.

B. Urgensi Etika dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika


1. Urgensi Etika
Etika sangatlah penting. Sebab, etika merupakan landasan budi pekerti yang baik
dan akhlak yang mulia, sehingga tercipta manusia yang suci hatinya dan dapat
diandalkan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, dengan kepribadian beretika
kita dapat menikmati suasana hidup yang harmonis. Kehidupan yang harmonis ditandai
dengan perasaan damai dalam hidup seseorang, tanpa konflik internal atau konflik
kepentingan.Konflik batin muncul karena seseorang tidak mampu berinteraksi dengan
dirinya sendiri, kemampuannya dan apa yang telah dimilikinya.
Orang yang beretika berfokus pada pertanyaan tentang bagaimana kita dapat
menjadikan diri kita berarti bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa kita. Dari sudut
pandang ini, orang yang beretika selalu bekerja keras dan tak kenal lelah demi kebaikan
orang lain, dan manfaat dari upaya itu akan kembali ke dirinya sendiri. Orang yang
beretika selalu optimis dan selalu memberi, dan tidak pernah berpikir untuk mempelajari
apa pun.
Etika memegang peranan besar dalam kehidupan manusia karena keberadaan etika
menuntun manusia dalam menjalani kehidupan dalam tindakannya sehari-hari dan
memungkinkannya membedakan apakah tindakannya benar atau salah. Namun
kenyataannya, seiring berjalannya waktu, etika perlahan mulai terkikis. Melihat lebih
dekat peristiwa seputar mengungkapkan sejumlah masalah yang tidak etis. Hal ini
terjadi karena kurangnya kesadaran manusia akan pentingnya etika. Oleh karena itu,
sangat penting untuk menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari dan mampu
membedakan perbuatan baik dan buruk. Selanjutnya etika memberikan batasan dalam
berhubungan dengan orang lain agar kita dapat menciptakan lingkungan hidup yang
aman dan tenteram. (Muslim, 2017)
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika
Menurut Hanafi etika bisnis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

7
a. Keluarga
b. Situasi
c. Nilai moral dan agama
d. Pengalaman
e. Teman
Dengan memahami faktor-faktor tersebut, manajer dapat memahami apa yang
buruk dan alasan seseorang melakukan tindakan tertentu, baik yang etis maupun yang tidak
etis. Etika dalam organisasi bisa dikelompokkan ke dalam beberapa wilayah, yaitu:
a. Hubungan organisasi dengan karyawan
b. Hubungan karyawan dengan organisasi
c. Hubungan organisasi dengan pihak luar
d. Beberapa keputusan masuk ke dalam satu atau beberapa wilayah tersebut.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membangun etika bisnis adalah
pengendalian diri, persaingan yang sehat, pengembangan tanggung jawab sosial,
penerapan konsep pembangunan berkelanjutan, bertindak jujur dan tidak etis, dan
sebagainya. (Ersa, 2018)

C. Hubungan Etika dan Bisnis serta Pentingnya Etika Bisnis


1. Hubungan Etika dan Bisnis
Hubungan antara etika dan bisnis seringkali luput dari perhatian kita. Praktik bisnis
di Indonesia seringkali menunjukkan aspek korup, termasuk penyalahgunaan wewenang
dan kekuasaan serta amoralitas. Faktanya, ilmu ekonomi sering dikaitkan dengan studi
tentang kekuatan ekonomi dan pengendaliannya. Etika memberikan kesempatan kepada
ilmu ekonomi untuk mengembangkan kebajikan dalam segala tindakan berdasarkan
kekuatan ekonomi. Hidup beretika sesungguhnya adalah dambaan setiap orang. Oleh
karena itu, berbisnis tidak boleh menjadi “permainan kotor”. Aristoteles dapat menjadi
buku teks yang menyampaikan cita-cita suatu negara dengan pemerintahan yang adil
dan baik. (Dewantara, 2013)

8
2. Pentingnya Etika Bisnis
Etika bisnis sangat dinamis dan kompleks. Bisnis harus memiliki alat untuk
mengenali dan mengatasi masalah etis baru karena kemajuan teknologi, seperti masalah
keamanan dan privasi yang terkait dengan penyimpanan dan analisis data, atau masalah
etis dan risiko yang terkait dengan penggunaan media sosial.
Shaw dan Barry memberikan penjelasan bahwa peningkatan globalisasi dan
kompleksitas bisnis modern meningkatkan tantangan etika. Bisnis di seluruh dunia
harus belajar bagaimana berinteraksi dengan persyaratan normatif yang berbeda.
Misalnya, mereka harus mematuhi prinsip, nilai, dan kebijakan mereka sendiri,
mematuhi kerangka hukum yang berbeda di negara tempat mereka beroperasi, dan
menghormati hak asasi manusia dan prinsip global lainnya.
Menurut Shaw dan Barry, keberlanjutan adalah salah satu masalah sistemik penting
yang akan dihadapi bisnis baik saat ini maupun di masa depan. Hal ini disebabkan oleh
batasan sistemik lingkungan di seluruh dunia. Akibatnya, bisnis harus bertanggung
jawab atas dampak lingkungan, global, dan masa depan dari operasi bisnis mereka,
rantai pasokan, dan siklus hidup produk. Keberhasilan bisnis dalam jangka panjang
bergantung pada kemampuan untuk menganalisis masalah ini secara menyeluruh. Ini
juga merupakan komponen penting dari manajemen strategis. (Ekasari & Malang, 2020)

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani ethos yaitu sikap, cara berpikir,
kebiasaan, adat, akhlak, perasaan dan watak kesusilaan. Etika adalah kebiasaan yang dianut
oleh seseorang atau kelompok orang, yang terdiri dari kumpulan norma dan prinsip yang
didasarkan pada gejala alam dari kelompok masyarakat tersebut. Moral adalah suatu hal
yang berkaitan dengan baik dan buruk berdasarkan tradisi dan budaya seseorang. Akhlak
adalah sikap atau prilaku baik dan buruk yang dilakukan tanpa disengaja atau tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu.
Etika sangatlah penting. Sebab, etika merupakan landasan budi pekerti yang baik
dan akhlak yang mulia, sehingga tercipta manusia yang suci hatinya dan dapat diandalkan
dalam menjalankan tugasnya. Menurut Hanafi etika bisnis dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Keluarga
b. Situasi
c. Nilai moral dan agama
d. Pengalaman
e. Teman

Hubungan antara etika dan bisnis seringkali luput dari perhatian kita. Praktik bisnis di
Indonesia seringkali menunjukkan aspek korup, termasuk penyalahgunaan wewenang dan
kekuasaan serta amoralitas. Etika bisnis sangat dinamis dan kompleks. Bisnis harus
memiliki alat untuk mengenali dan mengatasi masalah etis baru karena kemajuan
teknologi, seperti masalah keamanan dan privasi yang terkait dengan penyimpanan dan
analisis data, atau masalah etis dan risiko yang terkait dengan penggunaan media sosial.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. W. (2013). MEREFLEKSIKAN HUBUNGAN ANTARA ETIKA ARISTOTELIAN


DAN BISNIS DENGAN STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO, JURNAL FILSAFAT

Ekasari, K., & Malang, P. N. (2020). Etika bisnis (Issue July).

Ersa, S. (2018). Etika bisnis (business ethic) pada PT. TN Jakarta. Sistem Informasi, 1(September).

Mawardi, A. (2012). Etika, Moral, dan Akhlak. Agama Islam.

Muslim, M. (2017). urgensi etika bisnis di era global. Вестник Росздравнадзора, 4(2).

Nawatmi, S. (2016). Etika Dalam Perspektif Islam. Fokus Ekonomi (FE), 9(1).

Nuryadin, M. B. (2015). Urgensi Penerapan Etika Dalam Bisnis. Al-Tijary, 1(1).

Reksiana. (2018). Kerancuan istilah karakter, akhlak, moral dan etika. BMC Microbiology, 17(1).

TAS’ADI, R. (2016). Pentingnya Etika Dalam Pendidikan. Ta’dib, 17(2).

Wahyuningsih, S. (2022). Konsep Etika Dalam Islam.2005–2003 ,8.5.2017 .

Anda mungkin juga menyukai