Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA, TANGGUNG JAWAB, DAN LINGKUNGAN LUAR


ORGANISASI SERTA MENGEFEKTIFKAN PERENCANAAN
Mata Kuliah : Dasar Manajemen
Dosen Pengajar : Sri Kussujaniatun, Dra.MSi

Oleh Kelompok 1:
1. Nike Aisya Putri Ardhini (141220113)
2. Anggelina Ferlin (141220121)
3. Ignatius Rafael (141220127)

KELAS EM-D
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” YOGYAKARTA
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 3

BAB I ........................................................................................................................ .......... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................. 4

BAB II .................................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 6

2.1 Tanggung Jawab Sosial dan Etika ..................................................................... 6


2.2 Pengefektifan Perencanaan ................................................................................ 11
2.3 Lingkungan Eksternal Organisasi ...................................................................... 12

BAB III ................................................................................................................................ 15

PENUTUP ........................................................................................................................... 15

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 16

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya karena
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini, dengan judul "Etika,
Tanggungjawab, dan Lingkungan Luar Organisasi serta Mengefektifkan Perencanaan" dengan
tepat waktu. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar manajemen.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Kussujaniatun, Dra.MSi selaku dosen yang telah
membimbing dan memberi kami tugas membuat makalah ini, serta kepada pihak yang terkait
dengan makalah ini yang kami tidak bisa sebutkan semuanya.
Kelompok kami berharap makalah ini bisa membantu dan menambah wawasan bagi para
pembaca mengenai Etika, Tanggungjawab, dan Lingkungan Luar Organisasi serta
Mengefektifkan Perencanaan
Kami sebagai manusia menyadari tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kami meminta maaf
apabila masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Saran dan kritik yang membangun
terbuka untuk kami demi kemajuan kami di masa depan.

Yogyakarta, 3 September 2022

Penulis

3
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para manajer secara rutin menghadapi keputusan yang mempunyai dimensi tanggung
jawab sosial. Arti tanggung jawab menurut KBBI adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya).
Kita mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai niatan bisnis, melampaui kewajiban hukum
dan ekonominya, untuk melakukan hal yang benar dan bertindak dengan cara yang baik bagi
masyarakat.
Apa yang kita maksud dengan etika? Kita mendefinisikan sebagai prinsip nilai, dan
kepercayaan yang mendefinisikan keputusan dan tindakan yang benar dan yang salah. Menurut
KBBI, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk, mengenai hak dan kewajiban moral,
kumpulan asas atau nilai yang berhubungan dengan akhlak, dan nilai benar atau salah yang
dianut dalam masyarakat. Banyak keputusan yang dibuat seorang manajer menuntut mereka
untuk mempertimbangkan baik proses maupun siapa yang akan terkena dampak oleh keputusan
itu.
Perencanaan melibatkan pendefnisian tujuan organisasi, penentuan strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan pengembangan rencana untuk mengintegrasikan serta
mengoordinasikan kegiatan kerja mereka. Perencanaan berhubungan dengan hasi akhir (apa) dan
sarana (bagaimana).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari tanggung jawab sosial?
2. Apakah organisasi harus terlibat secara sosial?
3. Apa definisi dari manajemen hijau?
4. Bagaimana organisasi menjadi organisasi hijau?
5. Apa yang dimaksud dengan etika?
6. Faktor apa saja yang menentukan perilaku etis dan tidak etis?
7. Apa saja kiat-kiat organisasi dalam mendorong perilaku etis?
8. Apa pengertian dari kode etik?
9. Bagaimana tanggung jawab sosial dan etika di dunia masa kini?
10. Apa pengertian dari perencanaan?
11. Apa saja tahap dasar dari perencanaan?
12. Apa alasan perencanaan diperlukan?
13. Bagaimana hubungan perencanaan dengan fungsi manajemen lainnya?
14. Apa itu lingkungan eksternal dalam organisasi?
15. Seperti apa pembagian lingkungan eksternal dalam organisasi?
1.3 Tujuan Masalah
1. Menjelaskan definisi dari tanggung jawab sosial.

4
2. Menjelaskan mengenai harus atau tidaknya suatu organisasi terlibat secara sosial.
3. Menjelaskan definisi dari manajemen hijau.
4. Menjelaskan tentang bagaimana organisasi menjadi hijau.
5. Menjelaskan pengertian dari etika.
6. Memaparkan faktor-faktor yang menentukan perilaku etis dan tidak etis.
7. Memaparkan kiat-kiat organisasi dalam mendorong perilaku etis.
8. Menjelaskan pengertian kode etik.
9. Menjelaskan tanggung jawab sosial dan etika di dunia masa kini.
10. Menjelaskan pengertian dari perencanaan.
11. Memaparkan tahap-tahap dasar dari perencanaan.
12. Menjelaskan alasan diperlukannya perencanaan.
13. Memaparkan hubungan perencanaan dengan fungsi manajemen lainnya.
14. Menjelaskan pengertian dari lingkungan eksternal dalam organisasi.
15. Memaparkan pembagian lingkungan eksternal dalam organisasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tanggung Jawab Sosial dan Etika
Tanggung Jawab Sosial
Pengertian
Sebuah niatan bisnis, melampaui kewajiban legal dan ekonomi, untuk melakukan hal yang benar
dan bertindak dengan cara yang baik bagi masyarakat.
Apakah Organisasi Harus Terlibat Secara Sosial?
Satu cara mengenai harus atau tidaknya suatu organisasi terlibat secara sosial adalah dengan
memeriksa argumen yang mendukung dan menentang keterlibatan sosial. Beberapa poin
ditunjukkan pada peraga 6-1.

Berdasarkan informasi dari peraga tersebut, dapat disimpulkan bahwa harus atau tidaknya suatu
organisasi terlibat secara sosial merupakan suatu pandangan subjektif. Banyak penelitian yang
telah mengamati apakah keterlibatan sosial itu berpengaruh terhadap kinerja ekonomi
perusahaan. Meski kebanyakan menemukan hubungan positif yang kecil, tidak ada kesimpulan
umum yang dapat dibuat, karena penelitian-penelitian ini telah menunjukkan bahwa hubungan
6
itu dipengaruhi oleh berbagai faktor kontekstual seperti ukuran perusahaan, industri, kondisi
ekonomi, dan lingkungan peraturan.

Manajemen Hijau
Pengertian
Manajemen hijau adaalah ketika manajer dapat mempertimbangkan dampak organisasi mereka
terhadap lingkungan alam.
Bagaimana Organisasi Dapat Menjadi Hijau
Organisasi dapat “go green” dalam berbagai cara pendekatan hijau muda mencakup melakukan
apa yang diminta secara legal, yaitu kewajiban sosial. Dalam pendekatan pasar, organisasi
merespons pilihan lingkungan dari pelanggan mereka. Dalam pendekatan pemangku
kepentingan, organisasi merespons permintaan lingkungan dari berbagai pemangku kepentingan.
Pendekatan pasar dan pemangku kepentingan dapat dilihat sebagai responsivitas sosial
(keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial sebagai respons terhadap kebutuhan sosial yang
populer). Pendekatan aktivis, atau pendekatan hijau tua, adalah pendekatan di mana organisasi
mencari cara untuk menghargai dan melindungi bumi dan sumber daya alamnya, yang dapat
dilihat sebagai tanggung jawab sosial.
Mengevaluasi Tindakan Manajemen Hijau
Tindakan hijau dapat dievaluasi dengan memeriksa laporan yang dikumpulkan perusahaan
mengenai kinerja lingkungan mereka, dengan melihat pemenuhan standar global bagi
manajemen lingkungan dan dengan menggunakan daftar Global 100 korporasi yang paling
berkelanjutan di dunia.

Manajer dan Perilaku Etis


Pengertian Etika
Etika (ethics) adalah prinsip, nilai, dan keyakinan yang mendefinisikan tindakan apa yang benar
dan apa yang salah.
Faktor yang Menentukan Perilaku Etis dan Tidak Etis
 Tingkatan Perkembangan Moral
Riset membenarkan adanya tiga level perkembangan moral, masing-masing mempunyai
dua tingkatan. Pada setiap tingkatan tersebut, penilaian moral seseorang semakin tidak
tergantung pada pengaruh dari luar dan lebih terinternalisasi.

7
Pada level pertama, level prakonvensional, pilihan seseorang antara benar dan salah
didasarkan pada konsekuensi personal dari seumber luar, seperti hukuman fisik, hadiah,
atau pertukaran kebutuhan. Pada level kedua, level konvensional, keputusan etis
bergantung pada penjagaan standar yang diharapkan dan memenuhi ekspektasi dari orang
lain. Pada level prinsipal, individu mendefinisikan nilai moral terpisah dari otoritas
kelompok tempat mereka bergabung atau masyarakat umum.

 Karakteristik Individual
Dua karakteristik individual, nilai dan kepribadian, memainkan peran dalam menentukan
apakah seseorang berperilaku etis. Setiap orang menjadi anggota sebuah organisasi
dengan sejumlah nilai pribadi yang relatif tetap, yang merepresentasikan keyakinan dasar
tentang apa yang benar dan apa yang salah.

Sementara itu, terdapat dua variabel kepribadian yang memengaruhi tindakan seseorang
menurut keyakinannya tentang apa yang benar dan salah: kekuatan ego dan lokus
kendali. Kekuatan ego adalah ukuran kepribadian dari kekuatan keyakinan seseorang.
Orang yang memiliki kekuatan ego yang tinggi lebih mungkin menolak rangsangan untuk
bertindak secara tidak etis dan mengikuti keyakinan mereka.

Lokus kendali adalah tingkat di mana orang-orang merasa yakin bahwa mereka dapat
mengendalikan nasib mereka sendiri. Orang dengan lokus kendali internal percaya bahwa
mereka mengendalikan nasib mereka sendiri. Mereka lebih bersedia bertanggung jawab
atas konsekuensi dan mengandalkan standar internal mereka sendiri mengenai hal yang
baik dan yang buruk untuk memandu perilaku mereka.

 Variabel Struktural
Desain struktural organisasi dapat memengaruhi perilaku etis karyawan. Struktur yang
meminimalkan ambiguitas dan ketidakpastian dengan situasi dan regulasi formal dan
yang terus mengingatkan karyawan tentang hal-hal yang etis lebih mungkin mendorong
perilaku etis.

 Budaya Organisasi
Isi dan kekuatan budaya organisasi memengaruhi perilaku etis. Budaya organisasi terdiri
dari nilai-nilai organisasional yang dibagi bersama. Nilai-nilai ini mencerminkan tujuan

8
organisasi dan apa yang diyakininya, dan nilai-nilai ini menciptakan lingkungan yang
memengaruhi perilaku karyawan secara etis maupun tidak etis. Ketika sampai pada
perilaku etis, budaya yang mendorong standar etika yang tinggi adalah budaya yang
memiliki toleransi risiko, kendali, dan toleransi konflik yang tinggi.

 Intensitas Masalah
Ada enam karakteristik yang menentukan intensitas masalah atau seberapa penting suatu
masalah etika bagi seseorang: besarnya kerusakan yang ditimbulkan, konsensus
kesalahan, probabilitas kerusakan, kesegaraan konsekuensi, kedekatan terhadap korban,
dan konsentrasi pengaruh. Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa:
 Semakin besar jumlah orang yang dirugikan
 Semakin besar konsensus bahwa tindakan itu salah
 Semakin besar kemungkinan tindakan itu merugikan
 Semakin cepat konsekuensi tindakan itu akan dirasakan
 Semakin dekat perasaan seseorang pada korban
 Semakin terkonsentrasi pengaruh tindakan pada korban...
Semakin besar intensitas atau arti penting suatu masalah. Ketika ada masalah etika
yang penting, karyawan akan cenderung berperilaku etis.
Mendorong Perilaku Etis
Terdapat beberapa kiat spesifik di mana manajer dapat mendorong perilaku etis dan
menciptakan program etika yang komprehensif:

 Seleksi Karyawan
Proses seleksi (wawancara, tes, pengecekan latar belakang, dan yang lainnya) harus
dipandang sebagai kesempatan untuk mempelajari tingkat perkembangan moral, nilai
pribadi dan kekuatan ego, dan lokus kendali seorang individu.

 Kode Etik
Kode etik adalah pernyataan formal tentang nilai utama organisasi dan peraturan etika
yang mereka harapkan diikuti oleh karyawan. Kode etik harus cukup spesifik untuk
menunjukkan kepada karyawan tentang semangat bahwa mereka harus melakukan hal
yang benar, tetapi cukup longgar untuk memungkinkan kebebasan penilaian (kinerja
karyawan).

 Kepemimpinan Manajemen Tingkat Atas


Melakukan bisnis secara beretika (etis) membutuhkan komitmen dari para manajer
tingkat atas. Mengapa? Karena merekalah yang berdiri menyangga nilai-nilai bersama
dan memberikan nuansa budaya. Mereka adalah tokoh panutan dalam hal kata-kata dan
tingkah laku, walaupun apa yang mereka lakukan jauh lebih penting daripada apa yang
mereka katakan.

9
 Tujuan Pekerjaan dan Penilaian Kinerja
Bila penilaian kinerja hanya terfokus pada tujuan ekonomis, hasil akhir akan mulai
membenarkan caranya. Untuk mendorong perilaku etis, baik hasil akhir maupun caranya
harus dievaluasi.

 Pelatihan Etika
Pelatihan telah meningkatkan perkembangan moral seseorang dan bahwa, jika tanpa hal
lainnya, pelatihan etika meningkatkan kesadaran isu etika dalam bisnis.

 Audit Sosial Independen


Ketakutan akan ditangkap dapat dijadikan pencegah utama perilaku tidak etis. Audit
sosial independen, yang mengevaluasi keputusan dan praktik manajemen berdasarkan
kode etik organisasi, meningkatkan kemungkinan itu. Audit semacam itu dapat menjadi
evaluasi berkala atau dapat diadakan secara acak, tanpa pemberitahuan selanjutnya.
Program etika yang efektif mungkin memerlukan keduanya. Untuk mempertahankan
integritas, auditor harus bertanggung jawab kepada dewan direksi perusahaan dan
mempresentasikan penemuan mereka secara langsung kepada dewan. Pengaturan ini
memberikan kekuasaan bagi auditor dan mengurangi kesempatan terjadinya pembalasan
dari mereka yang diaudit.

 Mekanisme Protektif
Karyawan yang mengahadapi dilema etika memerlukan mekanisme protektif agar mereka
dapat melakukan apa yang benar tanpa takut mendapat balasan. Sebuah organisasi dapat
menugaskan konselor etika bagi karyawan yang menghadapi dilema etika. Penasihat ini
juga dapat menyarankan alternatif yang dianggap “benar” secara moral.

Tanggung Jawab Sosial dan Etika di Dunia Masa Kini


Manajer dapat mencegah runtuhnya etika dan ketidakbertanggungjawaban sosial dengan menjadi
pemimpin yang menjalankan etika yang kuat dan melindungi karyawan yang mengangkat isu
etika. Manajer dapat melindungi pengadu/whistle blower (pegawai yang mengangkat isu atau
kekhawatiran etika) dengan mendorong mereka untuk maju ke depan dengan membuat
sambungan langsung bebas pulsa dan membuat budaya kerja di mana karyawan dapat mengeluh
dan didengar tanpa ketakutan akan menerima pembalasan.
Wirausahawan sosial memainkan peran penting dalam memecahkan masalah sosial dengan
mencari kesempatan untuk memajukan masyarakat melalui pendekatan praktis, inovatif, dan
berkelanjutan. Wirausahawan sosial hendaknya membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik
dan mempunyai hasrat yang kuat untuk membuatnya terjadi.

10
2.2 Pengefektifan Perencanaan
Perencanaan
Pengertian

Dalam perencanaan, manajer memutuskan "apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya,
bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya". Jadi, perencanaan adalah pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana,
dan oleh siapa. Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision
making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu
masalah tertentu.
Tahap Dasar
Tahap 1: Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-
keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan
tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya secara tidak efektif.
Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari
tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah
sangat penting karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisis, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana
kegiatan lebih lanjut.
Tahap 3: Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan dan
kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan
intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin
menimbulkan masalah.
Tahap 4: Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Tahap
terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk
pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan, alternatif terbaik
diantara berbagai alternatif yang ada.

Alasan perlunya perencanaan

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai 1)
"protective benefits" yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pembuatan keputusan, dan 2) "positive benefits" dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian
tujuan organisasi.

11
Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Manajemen Lainnya.
Pengorganisasian dan Penyusunan Personalia

Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan,
fisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana
menggunakan sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan

Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan. Perencanaan menentukan


kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan
hubungan-hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
Pengawasan

Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Bagi manajer hal ini
menunjukkan apakah rencana yang telah disusun realistik atau tidak, bila rencana tidak realistik
atau praktek manajemen buruk akan menyebabkan rencana tidak dikerjakan seperti yang
diharapkan. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja
terhadap rencana.

2.3 Lingkungan Eksternal Organisasi


Lingkungan Luar Organisasi (Eksternal)
Mendefinisikan Lingkungan Eksternal
Istilah lingkungan eksternal merujuk pada faktor-faktor dan kekuatan yang berada di luar
organisasi namun mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal memiliki dua
komponen: lingkungan spesifik dan lingkungan generik (umum).
1. Lingkungan Spesifik
Lingkungan spesifik meliputi kekuatan eksternal yang secara langsung mempengaruhi
keputusan dan tindakan para manajer, dan secara langsung relevan dengan pencapaian
sasaran organisasi. Kekuatan utama yang membentuk lingkungan spesifik adalah
pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok kepentingan dalam masyarakat.
a) Pelanggan (Customer)
Sebuah organisasi ada untuk melayani kebutuhan para pelanggan yang menggunakan
output organisasi tersebut. Para pelanggan merupakan salah satu sumber
ketidakpastian bagi organisasi, karena selera mereka dapat berubah atau dapat merasa
tidak puas dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi.
b) Pemasok (Supplier)
Para manajer senantiasa berupaya memastikan kelancaran aliran input (pasokan) ke
organisasi mereka dengan biaya serendah mungkin. Terbatasnya atau tertundanya
pasokan ke sebuah organisasi dapat menjadi kendala bagi pengambilan keputusan dan

12
tindakan oleh para manajer. Para pemasok juga dapat menyediakan input berupa
pekerja dan sumber daya keuangan.
c) Pesaing (Competitor)
Semua organisasi baik yang berorientasi laba maupun nirlaba pasti memiliki pesaing.
Para manajer tidak dapat begitu saja mengabaikan persaingan ini. Sebagai contoh,
jaringan penyiaran besar sebelumnya mendominasi dan mengendalikan acara-acara
yang Anda tonton di televisi. Namun, sekarang harus menghadapi persaingan dari
para penyedia layanan televisi kabel, siaran satelit, DVD, internet, yang semuanya
memberikan pilihan yang lebih luas kepada para konsumen.
d) Kelompok-kelompok Kepentingan (pressure groups)
Para manajer harus mengetahui dan mengakui keberadaan berbagai kelompok
kepentingan dalam masyarakat yang berupaya mempengaruhi tindakan organisasi.
Sebagai contoh, tekanan oleh kelompok PETA (People for the Etchical Treatment of
Animals - Komunitas untuk Perlakuan Etis terhadap Hewan) terhadap McDonald's
atas mekanisme penanganan hewan selama proses penyembelihan telah memaksa
restoran hamburger itu berhenti membeli dari salah satu pemasok hingga sang
pemasok dapat memenuhi standar penanganan hewan yang diminta.

2. Lingkungan Umum
Lingkungan umum atau lingkungan generik meliputi kondisi ekonomi, politik/hukum,
sosial-budaya, demografis, teknologi, dan global secara luas.
a) Kondisi Ekonomi
Suku bunga, inflasi, perubahan penghasilan yang dapat dibelanjakan (disposable
income), gejolak pasar modal, dan siklus bisnis secara umum adalah beberapa faktor
ekonomi yang dapat mempengaruhi praktik pengelolaan (manajemen) disebuah
organisasi.
b) Kondisi Politik/Hukum
Hukum dan peraturan nasional serta daerah, di samping hukum-hukum internasional
dan hukum di negara-negara asing tempat beroperasinya sebuah organisasi, juga
mempengaruhi apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh organisasi. Meskipun
organisasi telah banyak menghabiskan waktu dan uang untuk memenuhi berbagai
peraturan yang ditetapkan pemerintah, tetapi dampaknya tidak berhenti sampai itu
saja, peraturan-peraturan tersebut membatasi hak dan wewenang para manajer dengan
mempersempit ruang gerak dan pilihan mereka dalam mengelola.
c) Kondisi Sosial-Budaya
Kraft Foods (dan banyak produsen makanan lainnya) menjawab perubahan sikap
konsumen terhadap makanan dengan meluncurkan versi produk-produk camilan yang
lebih sehat. Para manajer harus menyesuaikan praktik-praktik bisnis perusahaan
dengan perubahan harapan dan selera masyarakat yang menjadi pelanggan mereka.
Dengan berubahnya nilai-nilai, kebiasaan dan selera orang banyak, para manajer
harus ikut berubah.

13
d) Kondisi Demografis
Kondisi demografis (kependudukan) meliputi berbagai karakteristik kependudukan
seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lokasi geografis, penghasilan, dan
komposisi keluarga. Perubahan karakteristik ini dapat membatasi cara para manajer
menjalankan perencanaan, penataan, kepemimpinan, dan pengendalian dalam
organisasi.
e) Kondisi Teknologi
Dalam konteks lingkungan umum, teknologi merupakan komponen (aspek) yang
paling cepat mengalami perubahan. Kita sekarang dapat menyaksikan kantor-kantor
yang terotomasi, rapat melalui media elektronik, manufaktur berbantuan robotika,
laser untuk menjalankan bisnis di zaman elektronik ini. Teknologi telah mengubah
secara mendasar (fundamental) bagaimana sebuah organisasi ditata dan bagaimana
para manajer mengelola.
f) Kondisi Global
Globalisasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi manajemen dan
organisasi. Para manajer ditantang untuk berhadapan dengan persaingan dan pasar
global yang semakin meningkat jumlah dan kualitasnya sebagai bagian dari
lingkungan eksternal organisasi.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial
memiliki arti sebuah niatan bisnis, melampaui kewajiban legal dan ekonomi, untuk melakukan
hal yang benar dan bertindak dengan cara yang baik bagi masyarakat, sedangkan etika berarti
prinsip, nilai, dan keyakinan yang mendefinisikan tindakan yang benar dan yang salah. Seorang
dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab dan berperilaku etis. Seorang manajer juga
memiliki peran untuk mendorong karyawannya berperilaku etis, dan juga ikut berperan aktif
dalam membahas tanggung jawab secara sosial pada masa kini.

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan


selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Dalam pembuatan
perencanaan, terdapat tahap-tahap dasar yang dilakukan oleh seorang manajer. Terdapat dua
alasan mendasar tentang mengapa perencanaan diperlukan, yakni protective dan positive
benefits. Terdapat tiga hubungan perencanaan dengan fungsi manajemen yang lainnya seperti
pengorganisasian dan penyusunan personalia, pengarahan, dan pengawasan.

Lingkungan eksternal dalam organisasi memiliki arti sebagai faktor-faktor dan kekuatan yang
berada di luar organisasi namun mempengaruhi kinerja organisasi. Terdapat dua pembagian
dalam lingkungan eksternal organisasi yang meliputi lingkungan spesifik dan lingkungan umum.
Lingkungan khusus berupa pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok kepentingan.
Sedangkan lingkungan umum berupa kondisi ekonomi, kondisi politik/hukum, kondisi sosial-
budaya, kondisi demografis, kondisi teknologi, kondisi global.

15
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2016. Manajemen Jilid 1 Edisi 13. Jakarta: Penerbit
Erlangga

Handoko, T.Hani. 2017. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2010. Manajemen Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga

16

Anda mungkin juga menyukai