Kelompok : 2 (Dua)
Nama Anggota :
1
Kata Pengantar
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan limpahan rahmat-Nya dan meluangkan waktu kepada penulis, sehingga
mampu menyelesaikan Makalah Introduction To Business ini yang berjudul “Etika Dan
Tanggung jawab Sosial" sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Introducton To
Business. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh tentang etika
dan tanggung jawab soaial, serta tantangan yang akan dihadapi di masa mendatang. Dalam
makalah ini pun disajikan beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menambah wawasan
tentang eika dan tanggung jawab sosial.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini di buat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Introduction
To Business, dimana makalah ini menjelaskan tentang ruang lingkup etika berusaha dan
tanggungjawab sosial. Selain itu makalah ini menjelaskan bagaimana cara berbisnis yang sesuai
dengan etika yang sebenarnya, karena etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan
loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki
berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya
adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni
suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat
keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang
timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih
panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi
dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
5
d) Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada pemilik ,
manajemen serta stakeholder.
e) Pemasokbahan-bahan; pemasok berkepentingan terhadap perilaku etis berbubungan dengan
kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran hubungan dengan pemasok.
f) Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk menjamin atau
memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
g) Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha; pemerintah dalam mengatur
kelancaran usaha melalui berbagai kebijakan.
h) Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur merupakan
sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.\
i) Investor penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
didinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
j) Masyarakat; merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan adakalanya
memperngaruhi bisnis.
k) Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat bekerjasama dalam
kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah kontradiksi antara etika, tanggungjawab
social dan laba. Seperti yang dikatakan pendiri bisnis , “sangat mungkin untuk menjadikan hidup
layak tanpa membahayakan integritas perusahaan, perseorangan dan lingkungan.” ( Hodgeett &
Kuratko, 1991). Manfaat perusahaan berprilaku etis adalah:
1) Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi.
2) Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja perusahaan yang semakin
komplek.
3) Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
stakeholder.
4) Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
6
Secara logika ekonomi (pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan keputusan
bisnis, tetapi konsekuensi tersebut juga memiliki konsekuensi terhadap kemanusiaan (pekerja,
supplier, konsumen, maupun kehidupan sosial). konsekuansi pengambilan keputusan tersebut
akan menentukan eksistensi perusahaan kedepan. Keputusan etika yang tepat sesuai dengan
keinginan perusahaan dan stakeholder akan memberikan beberapa keuntungan sepertiimage yang
baik, reputasi disamping laba dalam jangka panjang ( Hunger & Whellen,2000; Cullen,
John,2005).
2.2 Dilema Etika Dalam Manajemen
Etika muncul disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: ( Hunger & Whellen, 2000:
Kuratko & Hodgetts, 2007).
1) Perbedaan norma dan nilai budaya yang berbeda untuk setiap Negara, bahkan secara
geografis maupun etnis.
2) Tahap perkembangan nilai universal,yakni perkembangan moral yang terbentuk dari
keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai univerasal. Perkembangan moral individu berjalan
melalui tahap preconvetional, conventional, sampai tahap principle
3) Nilai-nilai individu dalam praktik manajemenperusahan, baik manjemen puncak maupun
stakeholder.
4) Tantangan kuatnyamashabrelativisme moral yang mengatakan bahwa moral bersifat relative
pada pribadi, sosial dan budaya.
Studi empiris Shailendra, et . al, (1997), menmukan empat faktor dilemma etika Studi
empiris Shailendra, et . al, (1997), menmukan empat faktor dilemma etika diantaranya: conflict
of interest , personality traits, social responsibility to stakeholder dan level of openness.
Hunger & Whellen, (2000) member solusi pendekatan dasar yang dapat digunakan
sebagai titik awal pertimbangan pengambilan keputusan etika adalah:
1) Pendekatan Utilitarian
2) Pendekatan hak individu
3) Pendekatan keadilan
7
2.3 Etika Bisnis Yang Tidak Etis
Merupakan suatu keputusan yang ada dalam dunia bisnis yang diambil dari dalam diri
yang terdapat dalam konteks pribadi yang tidak sejalan dengan aturan yan berlakku apalagi pada
zaman sekarang ini dunia sudah terjadi globalisasi yang dapat mempengaruhi kinerja manusia
yang sudah tergantung dengan teknologi yang semakin tidak mempertimbangkan pengambilan
keputusan yang etis.
Keputusan bisnis yang tidak etis adalah keputusan yang kebalikaan dari keputusan yang
etis dimana terdapat langkah-langkah:
• Tidak menentukan fakta-fakta
• Tidak mengidentifikasi para pemegang kepentingan
• Tidak mempertmibangkan alternatif-alternatif yang tersedia
• Tidak memperimbangkan bagaimanasebuah keputusan dapat mempengaruhi para
pemegang kepentingan
• Tidak membuat sebuah keputusan
Tidak memantau hasil
2.4 Filosofi etika dan tanggungjawab sosial
Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar bagi orang-
orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan berinteraksi dengan pihak
stakeholder dalam perusahaan.
Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan di antara
perilaku alternatif.
Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan masalah
dalam tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih dipertanyakan dan menjadi
bahan kajian antara lain (Cavanagh dalam Hunger & Whellen, 2000)
1. Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan pabrik bahan kimia serta
limbah industri.
2. Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.
3. Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
4. Produk dan penjualan produk rusak.
5. Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.
6. Diskriminasi dalam sex, ras, suku.
8
Dari sudut pandang strategi, suatu perusahaan wajib mempertimbangkan tanggungjawab
sosial di mana bisnis menjadi bagiannya. Argumen yang berkaitan dengan perilaku manajemen
perusahaan dalam etika dan tanggungjawab sosial adalah Hunger & Whellen (2000):
1. Moralitas
2. Pemurnian kepentingan diri sendiri
3. Teori investasi
4. Mempertahankan ekonomi
Beberapa ranah etika dan tanggungjawab sosial yang dapat dijadikan landasan dalam
melakuakan kegiatan secara etis dan tanggungjawab agar mampu diterima di area bisnis nasional
maupun multinasional harus patuh pada beberapa hal, sebagai berikut:
1. Konsumen, penyediaan produk dan aman, memberikan harga produk yang wajar, serta
kemudahan konsumen mendapatkan informasi terhadap produk yang dikonsusi. Menurut
Zimmerer (1986), beberapa hak pelnggan di antaranya hak keamanan, hak untuk mengetahui,
hak untuk di dengar, hak untuk pendidikan, hak untuk memilih.
2. Penanaman modal, perusahaan memiliki kewajiban dalam menyediakan pengambilan
investasi investor yang menarik dengan memaksimumkan laba perusahaan.
3. Tenaga kerja, perusahaan bertanggungjawab terhadap karyawan mulai dariperencanaan,
perekrutan, pengajian, orientasi, penempatan keselamatan kerja serta kesejahteraan.
4. Wilayah usaha, menjaga perubahan politik lokal dan transfer teknologi. Memiliki efek
negatif yang minimal terhadap ekonomi dan kebijakan lokal. Melkukan bisnis sesuai dengan
hukum.
5. Sosial umum, menjaga kelestarian lingkungan, perlindungan kepentingan masyarakat umum.
Tanggung jawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna
kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko
(1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik
bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan, produk maupun
jasa serta komunitas.
David Mc Clelland (1961) dalam Zimerrer & Scarborough (1998)memberikan solusi
awal uji etika untuk menilai perilaku. Beberapa uji etika yang menilai perilaku:
a. Prinsip berfaedah. Memilih kebaikan yang terbesar untuk jumlah orang banyak.
9
b. Kan’s categorical imperative. Bertindak sedemikian rupa sehingga tindakan yang di ambil
menjadi hukum universal
c. Golden rules. Perlakuan orang sebagaimana Anda mengharapkan mereka memperlakukan
Anda.
d. Uji televisi. Apaka kolega nyaman untuk menjelaskan tindakan pada pemirsa televisi secara
nasional.
e. Uji tandingan. Digunakan untuk memilih yang terbaik dan universal.
f. Uji masa depan. Respon etika dalam jangka panjang dalam berbagai dimensi ukuran.
10
6. Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan terhadap
orang lain maupun masyarakat.
7. Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan
kebebasan orang lain.
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang baik,
mentaati aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9. Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan
kompetensi. Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10. Dapat dipertanggung jawabkan. Segala kegiatan atau aktivirtas dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
Michael Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan keputusan etika
dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan lingkungan eksteren bagi penentu
perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah lingkungan kerja, lingkungan pemerintah dan
legal formal, lingkungan sosial, profesional, personal dan atribut individu.
Dalam aplikasi, pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai keputusan konsep
overwhelming factor ( faktor yang menekan/situasional), yang pada situasi tertentu
membenarkan tindakan mengesampingkan salah satu atau beberapa elemen tersebut.
Disini kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor penekan, maka
aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif yang dipilih dimaksudkan untuk
memaksimumkan akibat yang baik dan meminimumkan akibat yang jelek, maka menajer
perusahaan yang membuat keputusan memiliki kecenderungan mendapat simpati, jika keputusan
tersebut dipermasalahkan secara legal formal ( Donaldson, Thomas, 1989; Bonner, et.al,. 1987:
William, 1991)
Cullen , B. John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan keputusan
etika perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1. Analisis ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui
kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk tanggung jawab ekonomi kepada
stakeholder.
2. Analisis legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian operasional perusahaan
(rules of the games) dengan legalitas formal antar Negara (host or home country law).
11
3. Analisis etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika organisasi
digunakan untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika yang diterapkan.
4. Analisis sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis sensitivitas budaya
digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di mana perusahaan beroperasi.
5. Analisis personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada kesesuaian dengan
moral dan kepercyaan personal stakeholder.
Tantangan perkembangan lingkungan dan respon yang cepat dari masyarakat akan peran
serta perusahaan terhadap kehidupan social,mengharuskan perusahaan cepat aktif dalam aktifitas
tanggung jawab social. Hawken dan McDonough (1993) dalam Koratko and
Hodgetts (2007)memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna kepekaan
terhadap tanggung jawab social. Enam langkah menuju bisnis yang baik (seven step to doing
good bussines):
1. Melakukan efesiensi dengan pemotongan biaya yang tidak perlu (eliminate the concept of
waste).
2. Memperbaiki system pertanggung jawaban (restore accountability).
3. Produk yang dihasilkan mereflesikan biaya yang dikeluarkan (make prices reflect cost).
12
5. Adakan pelatihan etika. Membangun dan mempertahankan standar etika. Program pelatihan
akan menimbulkan kepedulian perilaku etis dan meningkatkan sistem nilai perusahaan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik terhadap
pelaksanaan etika perusahaan.
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8. Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan tolak ukur
perilaku bawahan.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Karyawan diberikan kesempatan
memberikan respon, tanggapan, melaporkan kepada atasan yang tidak etis. Sedangkan pemimpin
memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk merespon pelaksanaan perilaku etika tersebut
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Bawahan dilibatkan dalam
perancangan dan implementasi etika dalam perusahaan. Bawahan diberikan kesempatan untuk
menawarkan umpan balik mengenai standar etika yang ditetapkan.
13
A. Tanggung Jawab Sosial Kewirausahaan
Tanggung jawab sosial yang pertama ini (Social Responsible Entrepreneurship / SRE)
merupakan aksi atau tindakan minimal terkait dengan kewajiban sosial sebuah perusahaan. Aksi
tersebut dapat direpresentasikan dalam bentuk program yang memiliki tujuan tersendiri. SRE
tidak memiliki keterlibatan lebih jauh lagi selain memenuhi tanggung jawab sosialnya.
Setelah tanggung jawab sosial dipenuhi, bisnis dijalankan seperti semula. Misalnya, ada
program penanaman 100 pohon di bukit Asri atau pembersihan lingkungan Jatibaru, itu semua
sebatas program saja, setelah menanam 100 pohon atau membersihkan lingkungan maka sudah
sampai di situ saja tanggung jawabnya. Jadi, SRE memang menghasilkan perbedaan yang jelas
antara principle dan commerce.
Keterlibatan bisnis dalam dimensi sosial (Social Involved Entrepreneurship /SIE) memiliki
keterikatan dan kesamaan tujuan dengan masyarakat. Keterlibatan dapat ditunjukkan dengan
kerjasama yang aktif dalam menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Perbedaannya dengan
SRE adalah bahwa SIE memiliki dasar keterlibatan yang dalam. SIE memiliki tinjauan umum
bahwa bisnis bukan semata-mata hanya tanggung jawab sosial, tetapi lebih dalam dari itu, salah
satunya yaitu persamaan rasa ingin membangun masyarakat lebih baik lagi.
Perbedaan SRE dan SIE dapat diilustrasikan bahwa SRE hanya memberikan apa yang
dibutuhkan misalnya uang, bantuan makanan, memenuhi kebutuhan sandang, dan pembangunan
gapura pada suatu desa. Sedangkan SIE tidak hanya memberikan apa yang dibutuhkan, tetapi
juga memberikan rasa peduli, dukungan penuh, dan perhatian jangka panjang. Jadi, SIE benar-
benar terlibat dan memiliki tujuan dan keinginan untuk membangun masyarakat seperti
penjagaan lingkungan agar tetap bersih, menghapuskan diskriminasi, dan lain-lain. Dengan ini
maka SIE berlawanan dengan SRE, bahwa SIE menjalankan commerce-nya bersinergi dengan
principle.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaan atau berusaha.
Tanggung jawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna
kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko
(1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik
bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan,
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat membantu seseorang dalam mengawali kegiatan berbisnis
yang sesuai dengan etika berusaha dan tanggungjawab sosial, sehingga bisnisnya dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Berperilakulah jujur dalam segala hal guna menunjang kesuksesan kita
dalam berbisnis.
15
DAFTAR PUSTAKA
16