MAKALAH
Disusun Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul
“Perilaku Korupsi Dalam Perspektif Etika Pemerintahan” Shalawat beserta
salam kami sampaikan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah mengangkat manusia dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut membantu dan memberi saran kepada penulisan makalah kami ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami memohon maaf apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kesilapan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah yang kami kaji dalam makalah ini adalah :
Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis sebagai wahana untuk menambah wawasan peneliti agar lebih baik
lagi, khususnya mengenai Fenomena Korupsi Jika Ditinjau dari Perspektif Etika
Pemerintahan.
2. Bagi kepentingan akademisi makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk
peneliti selanjutnya, khususnya mengenai Upaya-Upaya dalam Menanggulangi
Korupsi Dari Sudut Pandang Etika Pemrintahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pemerintahan adalah ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar
sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat manusia.
Dalam Etika Pemerintahan terdapat juga masalah kesusilaan dan kesopanan dalam
aparat, aparatur, struktur dan lembaganya. Etika pemerintahan mengamanatkan agar
pejabat pemerintah memiliki rasa kepedulian tinggi dalam memberikan pelayanan
kepada publik, siap mundur apabila merasa dirinya telah melanggar kaidah dan
sistem nilai atau pun dianggap tidak mampu memenuhi amanah masyarakat, bangsa
dan negara.
Etika ini dimaksud untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efesien dan
efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan
keterbukaan, rasa bertanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai
perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih
benar walau datang dari orang per-orang ataupun kelompok orang, serta menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia.
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Tap MPR No. 11
4. UU No. 28 1999
5. UU No. 45 1999 (Kepegawaian)
6. UU No. 32 2004
Pentingnya Etika:
1. Etika sebagai nilai-nilai moral dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya,
atau yang disebut dengan “sistem nilai
2. Sebagai kumpulan asas-asas atau nilai moral yang sering dikenal dengan
“kode etik”
3. Sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau yang disebut dengan “filsafar
moral”
Tujuan etika:
1. Untuk meredam kecenderungan kepentingan pribadi.
2. Etika bersifat kompleks, dalam banyak kasus bersifat dilematis, karena itu
diputuskan yang bisa memberikan kepastian tentang mana yang benar dan
salah, baik dan buruk.
3. Perbedaan etika dan etiket:
4. Etika lebih menggambarkan norma tentang perbuatan itu sendiri. Misalnya,
mengambil barang milik orang tanpa ijin tidak boleh diperbolehkan. Etika
apakah perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan.
5. Etiket menggambarkan cara suatu perbuatan itu dilakukan manusia dan
berlaku hanya dalam pergaulan atau berinterkasi dengan orang lain an
cenderung berlaku dalam kalangan tertentu saja, misalnya, member barang
dengan tangan kiri, de kalangan tertentu hal ini merupakan tidak sopan akan
tetapi tidak begitu dengan kalangan lainnya.
6. Nilai-nilai agama dan sosial budaya termasuk nilai agama agar manusia harus
bertindak secara profesionalisme dan bekerja keras.
Korupsi biasanya yang tergambarkan ialah adanya seorang pejabat tinggi yang
dengan rakus menggelapkan uang pajak, mengumpulkan komisi, atau menggunakan
uang negara lainnya bagi kepentingan pribadi. Korupsi sebagian besar dikaitkan
dengan penggelapan sejumlah uang atau hal-hal yang bersifat material. Dalam
pembendarahan kata bahasa Indonesia, korupsi diartikan sebagai suatu perbuatan
busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang, sogok dan sebagainya
(Poerwadarminta, 1976).
Untuk pertama kalinya korupsi menjadi istilah yuridis dalam peraturan
penguasa militer PRT/PM/06/1957 tentang pemberantasan korupsi . di dalam
peraturan ini, korupsi diartikan sebagai perbuatan-perbuatan yang merugikan
keuangan pula tindakan-tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi, yaitu:
1. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun juga untuk kepentingan diri
sendiri, untuk kepentingan orang lain, atau untuk kepentingan suatu badan yang
langsung menyebabkan kerugian bagi keuangan dan perekonomian negara.
2. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seorang pejabat yang menerima gaji atau
upah dari keuangan negara ataupun dari suatu badan yang menerima bantuan
dari keuangan negara atau daerah yang dengan mempergunakan kesempatan
atau kewenangan atau kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh jabatan,
langsung atau tidak langsung membawa keuntungan atau material baginya.
Akan tetapi dapat dilihat bahwa istilah korupsi mengandung makna dan
pengertian yang begitu luas. Luasnya pengertian ini didukung oleh kenyataan bahwa
korupsi selalu dilakukan oleh manusia yang punya itikad kurang baik, dan mnausia
sebagai subyek tidak pernah kehabisan cara untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak
baik tersebut. Selama kegiatan administratif dilaksanakan oleh manusia dan
pengambilan keputusan dilakukan oleh manusia, maka akan selalu terdapat peluang
akan terjadinya korupsi.
Nepotisme juga punya kaitan erat dengan korupsi meskipun istilah ini kurang
mendapatkan perhatian yang memadai dari para penulis masalah korupsi . nepotisme
adalah usaha-usaha yang disengaja oleh seorang pejabat dengan memanfaatkan
kedudukan dan jabatannya untuk menguntungkan posisi, pangkat, dan karier diri
sendiri, famili, atau kawan dekatnya dengan cara-cara yang tidak adil (unfair).
Pemilihan atau pengangkatan orang pada jabatan tertentu terkadang tidak melalui
cara-cara yang rasional dan seleksi yang terbuka melainkan hanya tergantung rasa
suka atau tidak suka. Keuntungan yang dinikmati untuk diri sendiri, kelompok,
maupun keluarga ini dapat berupa kewenangan, pangkat, kesempatan, atau
keuntungan material. Sepintas lalu nepotisme tidak membawa banyak kerugian bagi
masyarakat, tetapi kita akan melihat bahwa jika dibiarkan berlarut-larut ia akan
sangat berbahaya bagi kewibawaan admiistrasi pemerintahan. Nepotisme dapat
terjadi sejak tingkat manajemen operasional sampai pada keputusan-keputusan
penting tingkat nasional yang melibatkan urusan-urusan politis.
Sisi lain dari nepotisme dapat menjelma sebagai korupsi jabatan. Seseorang
memanfaatkan kedudukan dan wewenangnya untuk menggunakan fasilitas-fasilitas
istimewa yang disediakan oleh negara sehingga sampai-sampai mengurus
sumberdaya yang dimiliki negara. Selain itu terdapat pula istilah-istilah yang merujuk
kepada modus operandi tindakan korupsi. Istilah penyogokan (graft) merujuk kepada
pemberian hadiah atau upeti untuk maksud mempengaruhi keputusan orang lain.
Pemerasan (extortion), yang diartikan sebagai tindakan korupsi. Kecuali itu ada
istilah penggelapan (fraud), untuk menunjuk kepada tindakan pejabat yang
menggunakan dana publik yang mereka urus untuk kepentingan diri sendiri sehingga
harga yang harus dibayar oleh masyarakat menjadi lebih mahal.
5. Korupsi dilakukan secara sadar dan disengaja oleh para pelakunya. Dalam hal
ini tidak ada keterkaitan antara tindakan korup dengan kapasitas rasional
pelakunya.
Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi di
Indone-sia, antara lain sebagai berikut :
c. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki
tang-gung jawab yang tinggi.
d. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.
e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
f. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab
etis tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
c. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa
hingga ke tingkat pusat/nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
d. Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dlam memberantas tindak korupsi
di Indonesia, antara lain :upaya pencegahan (preventif), upaya penindakan
(kuratif), upaya edukasi masyarakat/mahasiswa dan upaya edukasi LSM
(Lembaga Swada-ya Masyarakat).
3.2 Saran
WEB
https://agus91makmun.wordpress.com/2013/05/04/etika-pemerintahan/
https://arifalauddin.wordpress.com/2010/06/19/%E2%80%9Dkorupsi-sebagai-salah-
satu-penyimpangan-etika-analisis-sebab-dan-solusi%E2%80%9D/
https://media.neliti.com/media/publications/75540-ID-etika-organisasi-dalam-
memberantas-korup.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/2801/2/1KOM03897.pdf
http://www.bpkp.go.id
http://www.wikipedia.org