2. Adanya petunjuk dan arahan dari Gubernur DIY yang dituangkan dalam
Peraturan Gubernur DIY Nomor : 92 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Daerah
Pencegahan dan Penanganan stunting Daerah Istimewa Yogyakarta serta
adanya petunjuk dan arahan yang dituangkan dalam Surat Perintah Kepala
Kepolisian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : Sprin/206/I/KEP/2023
tanggal 31 Januari 2023 tentang pelaksana kegiatan dukungan Polda DIY dalam
penanggulangan stunting di wilayah DIY.
3. Signifikansi Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan
dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Hingga saat ini Stunting masih
menjadi persoalan serius yang dihadapi oleh Pemerintah. Mengingat angka
balita dengan kondisi berat badan dan tinggi badan yang kurang (stunting) di
wilayah DIY khususnya di wilayah Bantul melalui bidan desa dan kader
kesehatan yang bekerjasama dengan Polri khususnya Polres Bantul DIY dengan
memberikan makanan atau minuman tambahan untuk pencegahan stunting.
6. Pendapatan orang tua yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak
karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun yang sekunder. 7 Sedangkan, apabila pendapatan orang tua rendah
maka sebagian besar pendapatan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pangan sehingga dapat menyebabkan keluarga rawan pangan. Keluarga yang
pemiliki pendapatan rendah dan rawan pangan dapat menghambat tumbuh
kembang balita (stunting).
7. Stunting yang terjadi pada balita dapat berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan intelektual anak. Secara tidak langsung dampak tersebut dapat
berakibat pada penurunan produktivitas, peningkatan risiko penyakit degenaratif,
peningkatan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah di masa
mendatang. Dampak tersebut dapat meningkatkan kemiskinan dimasa yang
akan datang dan secara tidak langsung akan mempengaruhi ketahanan pangan
keluarga.