Anda di halaman 1dari 20

Volume 10. Nomor 1.

June 2015

Pandecta
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta

Pemenuhan Hak Narapidana Anak


dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan
Sofi Artnisa Siddiq

Legal Officer P.T. Bank Republik Indonesia, Indonesia


Permalink/DOI http://dx.doi.org/10.15294/pandecta.v9i1.

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pemenuhan hak narapidana
Diterima October 2014 anak dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan serta mengetahui kendala yang
Disetujui December 2014 dihadapi dalam proses pemenuhan hak narapidana anak dalam mendapatkan pendi-
Dipublikasikan January 2015 dikan dan pelatihan. Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif dengan menggunakan
metode pendekatan yuridis sosiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan
Keywords:
hak narapidana anak dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan erat hubungannya
child prisoners, development,
dengan pembinaan yang diberikan kepada narapidana di dalam Lapas. Ada dua bentuk
education and training
pembinaan yang diberikan, yaitu pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian.
Belum maksimalnya pemenuhan hak tersebut disebabkan oleh beberapa kendala yaitu
kurangnya tenaga profesional, keterbatasan dana, dan pembinaan anak pidana yang
disamakan dengan narapidana dewasa. Kerjasama dilakukan dengan Kementrian Agama,
Balai Latihan Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Simpulan dari penenilian
ini adalah pemenuhan hak anak pidana dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan
di belum sepenuhnya dapat dilakukan terutama pemenuhan hak anak dalam mendapat-
kan pendidikan formal, sedangkan hak pelatihan sudah dilaksanakan cukup baik. Tidak
terlaksananya pemenuhan hak narapidana anak dikarenakan adanya beberapa kendala
yang berasal dari dalam dan luar.

Abstract
This study aims to determine the implementation of child rights fulfillment prisoners in
education and training as well as knowing the obstacles encountered in the process of
fulfilling the rights of prisoners in the children receive education and training. Research
conducted by using a qualitative sociological juridical approach. The results showed
that the fulfillment of the rights of the child prisoners in education and training is closely
connected with the coaching given to inmates in the prison. There are two forms of guidance
provided, namely the independence of personality development and coaching. Not
maximal fulfillment of these rights due to some constraints, namely the lack of professional
personnel, limited funds, and criminal child development is equated with adult inmates.
Cooperation in the fulfillment process conducted with the Ministry of Religious Affairs,
Ministry of Education and Culture, and Training Center.. This is the conclusion of penenilian
criminal fulfillment of child rights to education and training have not been fully performed
in fulfillment of the rights of children, especially in formal education, whereas the right
training has been implemented quite well. Non-performance of the fulfillment of rights of
child prisoners due to some constraints that originate from inside and outside.

Alamat korespondensi: © 2015 Universitas Negeri Semarang


Email: artnisa48@gmail.com ISSN 1907-8919 (Cetak)
ISSN 2337-5418 (Online)
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

1. Pendahuluan dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam


hubungannya dengan masyarakat, hubun-
Anak adalah salah satu bagian terpen- gannya dengan alam, dengan bangsa lain,
ting yang tidak dapat dipisahkan dari keber- maupun dengan Tuhan.
langsungan sebuah negara. Seperti yang telah Harsono (1995:6) menyatakan bahwa
diamanatkan dalam Pembukaan Undang- sebelum sistem Pemasyarakatan muncul dan
Undang Dasar 1945 bahwa melindungi sege- diberlakukan di Indonesia, diberlakukan sis-
nap bangsa Indonesia dan mencerdaskan ke- tem kepenjaraan yang dibawa oleh bangsa
hidupan bangsa merupakan cita-cita bangsa Belanda yang tumbuh dan berasal dari pan-
Indonesia, serta bunyi Pasal 28 B Ayat (2) dangan liberal. Dasar hukum yang digunakan
yang menjamin setiap anak atas kelangsun- dalam sistem kepenjaraan saat itu adalah
gan hidupnya, tumbuh dan berkembang ser- Gestichten Reglement atau Reglemen Penja-
ta berhak atas perlindungan dari kekerasan ra.
dan diskriminasi. Untuk menciptakan sum- “Sistem pembinaan narapidana yang
ber daya manusia Indonesia yang berkualitas dikenal dengan nama pemasyarakatan la-
diperlukan pembinaan secara terus menerus hir pada tanggal 27 April 1964” (Harsono,
demi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan 1995:1), hal ini merupakan peristiwa sejarah
perkembangan fisik, mental, sosial serta per- penting bagi bangsa Indonesia karena mem-
lindungan dari hal yang membahayakan me- berikan perubahan pada tujuan pemidanaan
reka. di Indonesia. Tujuan pemidanaan awalnya
Dalam upaya perlindungan tersebut, merupakan penjeraan yang dimaksudkan
kadang dijumpai penyimpangan perilaku di untuk membuat jera para pelaku tindak pida-
kalangan anak-anak, bahkan tidak sedikit na dan tidak lagi melakukan tindak pidana.
anak-anak yang melakukan perbuatan me- Sedangkan dalam sistem pemasyarakatan,
langgar hukum. Hal ini menunjukkan bahwa pemidanaan menjadi sebuah proses pemida-
bentuk dan jenis kejahatan bukan hanya dari naan serta upaya reintegrasi sosial bagi war-
kalangan orang dewasa saja, akan tetapi anak ga binaan pemasyarakatan. Sehingga setelah
juga bisa jadi merupakan pelaku kejahatan. menjalani proses pemidanaan, pelaku tindak
Untuk melaksanakan pembinaan dan pidana bukan hanya jera terhadap perlakuan
memberikan perlindungan terhadap anak yang diterimanya selama pemidanaan, akan
pelaku tindak pidana, diperlukan dukungan, tetapi juga sadar bahwa perbuatan yang te-
baik yang menyangkut kelembagaan mau- lah dilakukannya adalah salah dan dapat
pun perangkat hukum yang lebih memadai, memberikannya pelajaran hidup agar dapat
oleh karena itu diperlukan adanya penye- menjadi manusia yang lebih baik serta lebih
lenggaraaan sistem pemidanaan anak secara berguna bagi dirinya dan orang lain.
khusus. Pemasyarakatan pada hakekatnya ada-
Di dalam sistem hukum negara Indo- lah salah satu perwujudan dari pelembagaan
nesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiran reaksi masyarakat terhadap kejahatan. Reaksi
mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi hanya masyarakat ini pada awalnya hanya menitik-
sekedar memberikan efek jera bagi narapi- beratkan pada unsur pemberian derita atau
dana, tapi juga merupakan reintegrasi sosial nestapa pada pelaku kejahatan. Namun se-
warga binaan pemasyarakatan yang dilaksa- jalan dengan perkembangan masyarakat ter-
nakan secara terpadu antara pembina, yang sebut, maka unsur pemberian derita tersebut
dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan harus pula diimbangi dengan perlakuan yang
kualitas warga binaan pemasyarakatan agar manusiawi dengan memperhatikan hak asasi
menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, pelaku kejahatan sebagai makhluk individu
dan tidak akan mengulangi kesalahannya maupun sebagai makhluk sosial. Oleh karena
atau melakukan tindak pidana di masa yang itu, pemasyarakatan harus juga difungsikan
akan datang. Pancasila sebagai landasan idiil sebagai tempat rehabilitasi para narapidana
dari sistem pemasyarakatan, menyebutkan dengan berbagai macam kegiatan pembi-
adanya keseimbangan dan keselarasan baik naan.

72
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

Dalam melaksanakan pemasyarakatan keluarga; 11) Mendapatkan pembebasan


yang menjunjung tinggi hak asasi manusia bersyarat; 12) Mendapatkan cuti menjelang
pelaku kejahatan, tentunya hal ini bukan saja bebas; dan 13) Mendapatkan hak-hak lain
merupakan tugas institusi pemasyarakatan, sesuai dengan peraturan Perundang-Undan-
melainkan juga merupakan tugas pemerintah gan yang berlaku.
dan masyarakat seperti yang disebutkan da- Dari keseluruhan hak-hak narapida-
lam Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No 12 na sebagaimana dikemukakan di atas, hak
Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menye- yang sangat berkaitan erat dengan perbaikan
butkan bahwa sistem pemasyarakatan adalah mental anak adalah hak untuk mendapatkan
suatu tatanan mengenai arah dan batas serta pendidikan dan pengajaran. Seperti yang te-
cara pembinaan warga binaan pemasyaraka- lah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu
tan berdasarkan pancasila yang dilaksanakan cita-cita negara Indonesia adalah mencerdas-
secara terpadu antara pembina, yang dibina kan kehidupan bangsa dan dapat dipastikan
dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas bahwa anak-anak yang tersangkut masalah
Warga Binaan Pemasyarakatan agar meny- hukum yang seringnya berujung pada Lem-
adari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak baga Pemasyarakatan kurang mendapatkan
mengulangi tindak pidana sehingga dapat di- pendidikan yang layak.
terima kembali oleh lingkungan masyarakat, Berdasarkan observasi awal yang telah
dapat aktif berperan dalam pembangunan, dilaksanakan pada Desember 2013 yang lalu
dan dapat hidup secara wajar sebagai warga di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Slawi,
yang baik dan bertanggung jawab. Kabupaten Tegal, ada 5 (lima) anak pidana
Ketentuan di atas dimaksudkan untuk yang menghuni Lapas tersebut. Kelimanya
meningkatkan kualitas warga binaan pema- adalah GRA (17 tahun), RS (18 tahun), FP (15
syarakatan agar menyadari kesalahan, mem- tahun), RRA (17 tahun), dan ZM (17 tahun).
perbaiki diri dan tidak mengulangi tindak Sehari-harinya anak pidana ini hanya
pidana sehingga dapat diterima kembali di mendapatkan pelatihan keterampilan seper-
masyarakat. Selain itu diharapkan juga dapat ti membuat tas dari sampah plastik yang su-
berperan aktif dalam pembangunan dan da- dah tidak terpakai dan membuat meja kursi.
pat hidup secara wajar sebagai warga negara Anak pidana ini juga dibebaskan melakukan
yang baik dan bertanggung jawab. olahraga dengan fasilitas yang telah disedia-
Dalam proses pembinaan ini, tentunya kan seperti lapangan bulutangkis yang bisa
pemerintah juga harus memperhatikan pe- digunakan untuk melakukan berbagai ma-
menuhan hak-hak narapidana sebagaimana cam kegiatan olahraga. Selain fasilitas olah-
diatur dalam Undang-Undang No 12 Tahun raga, fasilitas lain yang bisa digunakan untuk
1995 tentang Pemasyarakatan pada Pasal 14 mengembangkan bakat pada anak pidana ini
ditentukan bahwa narapidana berhak untuk: adalah disediakannya ruang bermusik.
1) Melakukan ibadah sesuai dengan agama Kelima anak pidana yang menghuni
atau kepercayaannya; 2) Mendapatkan pe- Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Slawi ini
rawatan, baik perawatan rohani maupun ditempatkan dalam satu kamar yang sama
jasmani; 3) Mendapatkan pendidikan dan dengan didampingi oleh satu narapidana de-
pengajaran; 4) Mendapatkan pelayanan kes- wasa.
ehatan dan makanan yang layak; 5) Meny- Dari segi pendidikan sendiri, para anak
ampaikan keluhan; 6) Mendapatkan bahan pidana ini hanya mendapatkan pendidikan
bacaan dan mengikuti siaran media massa keagamaan. Pemberian pendidikan keaga-
lainnya yang tidak dilarang; 7) Mendapat- maan kepada anak pidana ini dilakukan oleh
kan upah atau premi atas pekerjaan yang narapidana dewasa yang tinggal satu kamar
dilakukan; 8) Menerima kunjungan keluar- dengan para anak pidana. Mereka diajarkan
ga, penasihat hukum, atau orang tertentu mengaji dan dibekali ilmu keagamaan. Selain
lainnya; 9) Mendapatkan pengurangan masa pendidikan keagamaan, mereka tidak men-
pidana (remisi); 10) Mendapatkan kesempa- dapatkan pendidikan yang lainnya.
tan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi Pemerintah harus jeli dalam melihat

73

Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

fenomena ini, selain dapat melakukan pem- dekatan yuridis sosiologis ini dilakukan ber-
binaan terhadap narapidana agar dapat di- dasarkan permasalahan-permasalahan yang
terima kembali oleh masyarakat, keadaan terjadi dalam masyarakat, baik tindakan yang
ini seharusnya dimanfaatkan dengan baik dilakukan oleh manusia di lingkungan ma-
sebagai sarana yang tepat untuk melakukan syarakat, maupun pelaksanaan hukum oleh
pendidikan dan pengajaran terhadap anak lembaga-lembaga sosial (Sunggono, 2006).
yang tersangkut masalah pidana. Hal ini san- Pengumpulan datanya dilakukan dengan
gat membantu dalam hal mengurangi jumlah cara studi kepustakaan, pengamatan atau ob-
anak yang mendapatkan pendidikan kurang servasi, wawancara dan dokumentasi.
di masyarakat.
Seorang anak tetaplah seorang anak Data yang diperoleh akan dianalisis
yang membutuhkan pendidikan dan penga- menggunakan model analisis data interaktif.
jaran demi masa depannya. Pasal 9 ayat (1) Menurut Miles dan Huberman (1992: 15),
Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang langkah-langkah dalam menganalisis data
Perlindungan anak menyebutkan bahwa Se- adalah (1) Reduksi Data, adalah proses pe-
tiap anak berhak memperoleh pendidikan milihan, perumusan dan penyederhanaan,
dan pengajaran dalam rangka pengemban- pengabstrakan dan transformasi bahasan
gan pribadinya dan tingkat kecerdasannya yang muncul dari catatan dalam melakukan
sesuai dengan minat dan bakatnya. penelitian ; (2) Penyajian data, adalah se-
Paper ini bertujuan untuk mengkaji le- kumpulan informasi tersusun yang memberi
bih lanjut tentang pelaksanaan pemenuhan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
hak narapidana anak dalam mendapatkan dan pengambilan tindakan, setelah data te-
pendidikan dan pelatihan, serta kendala da- rasa terpenuhi maka akan dijadikan dalam
lam pelaksanaan pemenuhan hak narapida- bentuk uraian yang sistematis; dan (3) Me-
na anak dalam mendapatkan pendidikan dan narik kesimpulan, adalah kegiatan konfigurasi
pelatihan. Dua pertanyaan yang ingin dicari utuh, kesimpulan juga diverivikasikan selama
jawabannya adalah: Bagaimanakah pelaksa- penelitian berlangsung untuk mempermudah
naan pemenuhan hak narapidana anak da- pemahaman tentang metode analisis data.
lam hal mendapatkan pendidikan dan pelati-
han di Lapas Klas IIB Slawi, Kabupaten Tegal? 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Apakah kendala yang dihadapi Lapas Klas IIB
Slawi, Kabupaten Tegal, dalam pemenuhan Pengertian Anak dalam Perspektif Yuridis
hak narapidana anak dalam hal untuk men-
dapatkan pendidikan dan pelatihan? Anak jika ditinjau dari aspek yuridis
maka pengertian “Anak” di mata hukum po-
2. Metode Penelitian sitif Indonesia lazim diartikan sebagai orang
yang belum dewasa (minderjaring/person
Penelitian ini dilaksanakan di Lemba- under age), orang yang di bawah usia atau
ga Pemasyarakatan Klas II B Slawi atau yang keadaan di bawah usia (minderjarigheid/infe-
selanjutnya disebut Lapas Slawi pada bulan riority) atau kerap juga disebut sebagai anak
Mei 2014. Penelitian ini bersifat kualitatif yang di bawah pengawasan wali (minderjari-
yang bermaksud untuk memahami fenome- ge ondervoordij). Oleh karena itu, Lilik Mu-
na tentang apa yang dialami oleh subjek pen- lyadi (2005:3), bertitik tolok kepada aspek
elitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tersebut berpendapat ternyata hukum positif
tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan Indonesia tidak mengatur adanya unifika-
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- si hukum yang baku dan berlaku universal
kata dan bahasa, pada suatu konteks yang untuk menentukan kriteria batasan usia bagi
alamiah (Moleong, 2013). seorang anak.

Metode pendekatan yang digunakan Mendefinisikan anak dalam konteks


adalah pendekatan yuridis sosiologis. Pen- hukum positif Indonesia sangat sulit karena

74
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

peraturan perundang-undangan yang berkai- melindungi potensi sumber daya insani dan
tan dengan status anak memberikan batasan membangun manusia Indonesia seutuhnya,
usia yang berbeda-beda. Tidak seragamnya menuju masyarakat yang adil dan makmur,
definisi anak ini juga menimbulkan kesuli- materiil spiritual berdasarkan Pancasila dan
tan dalam penerapan hukum anak. Ketidak UUD 1945.
seragaman definisi anak menurut peraturan Sedangkan menurut Nurliza (2013:1),
perundang-undangan di Indonesia dapat di- perlindungan terhadap anak pada suatu ma-
lihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1 me- syarakat bangsa, merupakan tolok ukur pe-
nunjukkan berbagai macam pengertian anak radaban bangsa tersebut. Karenanya wajib
menurut hukum positif di Indonesia. diusahakan sesuai dengan kemampuan nusa
dan bangsa. Upaya-upaya perlindungan anak
Berdasarkan uraian di atas maka dapat harus dimulai sedini mungkin, agar kelak da-
diartikan bahwa anak adalah orang yang be- pat berpartisipasi secara optimal bagi pem-
lum dewasa, orang yang belum berusia 18 ta- bangunan bangsa dan negara.
hun, baik sudah menikah atau belum meni- Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Un-
kah termasuk yang masih dalam kandungan. dang No 23 Tahun 2002, Perlindungan anak
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
Pengertian Narapidana Anak melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berparti-
Narapidana anak disebut juga sebagai sipasi, secara optimal sesuai dengan harkat
anak didik pemasyarakatan. Istilah anak didik dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
pemasyarakatan digunakan dalam Undang- perlindungan dari kekerasan dan diskrimina-
Undang No 12 Tahun 1995 tentang Pemasy- si.
arakatan dalam Pasal 1 angka 8 Undang-Un- Oleh karena itu diperlukan pembinaan
dang Pemasyarakatan yang membagi Anak secara terus menerus terhadap anak demi
Didik Pemasyarakatan menjadi 3 (tiga). Per- kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan per-
tama, anak Pidana yaitu anak yang berdas- kembangan fisik, mental, serta perlindungan
arkan putusan pengadilan menjalani pidana dari segala kemungkinan yang akan memba-
di LAPAS Anak paling lama sampai berumur hayakan mereka dan bangsa di masa depan.
18 (delapan belas) tahun. Kedua, anak Ne- Secara hukum, negara Indonesia te-
gara yaitu anak yang berdasarkan putusan lah memberikan perlindungan kepada anak
pengadilan diserahkan pada negara untuk melalui berbagai peraturan perundang-un-
dididik dan ditempatkan di LAPAS Anak pa- dangan. Ada Undang-Undang No 23 Tahun
ling lama sampai berumur 18 (delapan belas) 2002 tentang Perlindungan Anak. Selain itu,
tahun. Ketiga, anak Sipil yaitu anak yang atas perlindungan anak juga diberikan kepada
permintaan orang tua atau walinya mempe- anak yang berhadapan dengan hukum den-
roleh penetapan pengadilan untuk dididik di gan adanya Undang-Undang No 3 Tahun
LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 1997 tentang Pengadilan Anak yang telah
(delapan belas) tahun. disempurnakan dengan diberlakukannya
Hal tersebut juga terkait dengan konsep Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang
perlindungan anak. Berdasarkan pendapat Sistem Peradilan Pidana Anak.
Nashriana (2011:1), pembicaraan tentang Dalam hal perlindungan anak yang
anak dan perlindungannya tidak akan per- berhadapan dengan hukum, keduanya sa-
nah berhenti sepanjang sejarah kehidupan. ma-sama memberikan perlindungan tentang
Karena anak adalah generasi penerus pem- kekhususan pelaksanaan sistem peradilan
bangunan, yaitu generasi yang dipersiapkan pidana anak. Kelebihan Undang-Undang
sebagai subjek pelaksana pembangunan yang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
berkelanjutan dan pemegang kendali masa Pidana Anak adalah diaturnya secara khusus
depan suatu negara, tidak terkecuali Indo- mengenai Diversi.
nesia. Perlindungan anak Indonesia berarti

75

Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

Konsepsi Hak Narapidana Anak untuk dapat menikmatinya. Pendidikan me-


rupakan usaha sadar yang dilakukan oleh
Dalam menjalani pembinaan di Lapas, manusia agar dapat mengembangkan po-
anak memang lebih dikedepankan haknya tensi dirinya melalui proses pembelajaran.
dibandingkan kewajiban yang ada padanya, Keberadaan pendidikan yang sangat penting
akan menjadi berseberangan terhadap hak- tersebut, telah diakui dan sekaligus memiliki
hak yang seharusnya ia peroleh sebagai legalitas yang sangat kuat sebagaimana yang
seorang anak. Salah satunya adalah haknya tertuang dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1)
untuk mendapatkan pendidikan, apabila yang menyebutkan bahwa, “Setiap warga
hak tersebut dicabut karena statusnya seba- negara berhak mendapatkan pendidikan”.
gai anak didik pemasyarakatan, maka seca- Selanjutnya pada ayat (3) dituangkan perny-
ra otomatis si anak sebagai generasi penerus ataan yang berbunyi, “Pemerintah mengu-
bangsa akan menjadi bodoh, yang memang sahakan dan menyelenggarakan satu sistem
sesuatu hal yang tidak kita kehendaki bersa- pendidikan nasional yang meningkatkan kei-
ma (Nashriana, 2011: 85). manan dan ketakwaan serta akhlak mulia da-
Oleh karena itu, meskipun status mere- lam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
ka adalah sebagai narapidana, hak asasi me- yang diatur dengan undang-undang” (Munib
reka sebagai manusia tetap harus dilindun- dkk, 2011: 139).
gi. Termasuk di dalamnya adalah hak untuk Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-
mendapatkan pendidikan. Pendidikan me- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis-
rupakan hak seseorang untuk mengembang- tem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah
kan diri. Hal ini tercamtum dalam Pasal 12 usaha sadar dan terencana untuk mewujud-
Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang kan suasana belajar dan proses pembelajaran
Hak Asasi Manusia, bahwa: Setiap orang ber- agar peserta didik secara aktif mengembang-
hak atas perlindungan bagi pengembangan kan potensi dirinya untuk memiliki kekua-
pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, tan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang keterampilan yang diperlukan dirinya dan
beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, be- masyarakat.
rakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai Definisi lain dari pendidikan adalah
dengan hak asasi manusia. suatu kegiatan atau usaha manusia untuk
Hak mendapatkan pendidikan bagi meningkatkan kepribadiannya dengan jalan
setiap warga negera Indonesia tidak lepas membina pada potensi pribadinya yang be-
dari cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang rupa rohani (cipta, rasa, dan karsa) serta jas-
dalam alinea keempat Pembukaan Undang- mani (panca indra dan keterampilan). (Fuad,
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 2005: 18).
Tahun 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan Sedangkan menurut Ki Hajar Dewan-
bangsa. Hal ini juga didukung oleh Pasal 31 tara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap menjelaskan tentang pengertian pendidikan
warga negara berhak mendapatkan pendidi- yaitu: Pendidikan adalah tuntutan di dalam
kan. hidup tumbuhnya anak-anak, adapun mak-
Oleh karena itu, tidak ada alasan nega- sudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
ra untuk mengelak amanat untuk memberi- kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
kan pendidikan kepada tiap warga negaranya itu, agar mereka sebagai manusia dan seba-
tanpa terkecuali, termasuk narapidana anak gai anggota masyarakat dapatlah mencapai
di dalamnya. keselamatan dan kebahagiaan setinggi-ting-
ginya (HAR Tilaar, 1999: 56).
Pengertian Pendidikan Menurut Munib (2011: 27), ada be-
berapa konsepsi dasar tentang pendidikan
Pada hakikatnya pendidikan merupa- yang harus dilaksanakan. Pertama, bahwa
kan suatu hak setiap individu anak bangsa pendidikan berlangsung seumur hidup (long

76
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

life education). Dalam hal ini berarti bahwa ditegaskan bahwa pendidikan mempunyai
usaha pendidikan sudah dimulai sejak manu- arti yang sangat luas, yaitu proses untuk men-
sia itu lahir dari kandungan ibunya sampai ia gembangkan semua aspek kepribadian ma-
tutup usia, sepanjang ia mampu untuk me- nusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai
nerima pengaruh dan dapat mengembang- serta sikapnya, dan keterampilannya.
kan dirinya. Suatu konsekuensi dari konsep
pendidikan sepanjang hayat ialah bahwa Sistem Pendidikan di Indonesia
pendidikan tidak identik dengan sekolah.
Pendidikan akan berlangsung dalam lingkun- Pendidikan nasional berfungsi untuk
gan keluarga, dalam lingkungan sekolah, dan mengembangkan kemampuan dan memben-
dalam lingkungan masyarakat. tuk serta peradaban bangsa yang bermarta-
Kedua, bahwa tanggung jawab pendi- bat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
dikan merupakan tanggung jawab bersama bangsa, yang bertujuan untuk mengembang-
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. kan potensi peserta didik agar menjadi ma-
Pemerintah. Pemerintah tidak boleh memo- nusia yang beriman dan bertakwa kepada Tu-
nopoli segalanya, melainkan bersama den- han Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
gan keluarga dan masyarakat, berusaha agar berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
pendidikan mencapai tujuan yang telah di- warga negaea yang demokratis serta bertang-
tentukan. gung jawab.
Ketiga, bagi manusia, pendidikan me- Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Sis-
rupakan suatu keharusan, karena pendidi- tem Pendidikan Nasional menyebutkan bah-
kan, manusia akan memiliki kemampuan wa “Jalur pendidikan adalah wahana yang
dan kepribadian yang berkembang. Hander- dilalui peserta didik untuk mengembangkan
son mengemukakan bahwa pendidikan me- potensi diri dalam suatu proses pendidikan
rupakan suatu hal yang tidak dapat terjadi, yang sesuai dengan tujuan pendidikan”.
karena pendidikan itu membimbing generasi Untuk mewujudkan tercapainya tujuan
muda untuk mencapai suatu generasi yang pendidikan nasional, maka kegiatan pendidi-
lebih baik. kan dilaksanakan melalui tiga jalur sebagai-
Dalam arti luas, pendidikan berisi pen- mana yang tertuang dalam Undang-Undang
gertian yang luas, yaitu terdiri dari pendidi- Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi-
kan, pengajaran dan pelatihan. Meskipun dikan Nasional Pasal 13 ayat (1) yang berbu-
bagi orang awam ketiganya dianggap sama nyi : “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
artinya, tapi ketiganya memiliki arti yang ber- formal, nonformal, dan informal yang saling
beda. Ketiga istilah tersebut akan lebih jelas dapat melengkapi dan memperkaya.” (Mu-
jika kita lihat dalam konteks kata kerjanya, nib dkk, 2011: 144).
yaitu dalam bentuk mendidik, mengajar, dan Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 11,
melatih. Istilah mendidik menurut Darji Dar- 12 dan 13 Undang-Undang Sistem Pendi-
modiharjo, menunjukkan usaha yang lebih dikan Nasional, diuraikan secara berurutan
ditujukan kepada pengembangan budi pe- pengertian pendidikan formal, nonformal
kerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur
ketakwaan dan lain-lainnya. Istilah mengajar pendidikan yang terstuktur dan berjenjang
menurut Sikun Pribadi berarti memberi pela- yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidi-
jaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat kan menengah, dan pendidikan tinggi. Pen-
bagi pengembangan kemampuan intelektu- didikan nonformal adalah jalur pendidikan
alnya. Sedangkan istilah melatih, merupa- di luar pendidikan formal yang dapat dilak-
kan suatu usaha untuk memberi sejumlah sanakan secara terstruktur dan berjenjang.
keterampilan tertentu, yang dilakukan secara Pendidikan informal adalah jalur pendidikan
berulang-ulang, sehingga akan terjadi suatu keluarga dan lingkungan.
pembiasaan dalam bertindak (Munib dkk, Kiranya perlu dikenali juga bahwa keti-
2011:27). ga jalur pendidikan tersebut di atas memiliki
Dari beberapa pengertian di atas dapat ciri-ciri yang berbeda. Dalam bukunya, Mu-

77

Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

nib ( 2011 : 144-146) mecoba menguraikan dibandingkan dengan teori.


ciri ketiga jalur pendidikan tersbut. Ciri-ciri Banyak ahli berpendapat tentang arti,
jalur pendidikan formal antara lain: 1) tem- tujuan dan manfaat pelatihan. Namun dari
pat proses berlangsungnya pembelajaran di berbagai pendapat tersebut pada prinsipnya
gedung sekolah; 2) Ada persyaratan khusus tidak jauh berbeda. Sikula dalam Sumant-
yang harus dipenuhi untuk menjadi peserta ri (2000:2) mengartikan pelatihan sebagai:
didik, misalnya usia; 3) Memiliki jenjang pen- “proses pendidikan jangka pendek yang
didikan yang jelas; 4) Kurikulumnya disusun menggunakan cara dan prosedur yang siste-
secara jelas untuk setiap jenjang dann jenis- matis dan terorganisir. Para peserta pelatihan
nya; 5) Pelaksanaan proses pendidikan relatif akan mempelajari pengetahuan dan kete-
memakan waktu yang cukup lama; 6) Ada rampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan
ujian formal yang disertai dengan pemberian tertentu”.
ijazah; 7) Penyelenggara pendidikan adalah Veithzal Rivai (2004:226) menegaskan
pemerintah atau swasta; 8) Tenaga pengajar bahwa “pelatihan adalah proses sistematis
harus memiliki klasifikasi tertentu sebagaima- mengubah tingkah laku pegawai untuk men-
na yang ditetapkan dan diangkat untuk tugas capai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan
tersebut; dan 9) Diselenggarakan dengan dengan keahlian dan kemampuan pegawai
menggunakan administrasi yang relatif sera- dalam melaksanakan pekerjaan saat ini. Pe-
gam. latihan memiliki orientasi saat ini dan mem-
Sedangkan adapun ciri-ciri pendidikan bantu pegawai untuk mencapai keahlian dan
nonformal antara lain sebagai berikut: 1) Pe- kemampuan tertentu agar berhasil melaksa-
nyelenggaraan proses kegiatan pembelajaran nakan pekerjaan”. Pendapat Rivai inilah yang
dapat dilakukan di luar gedung sekolah; 2) dijadikan inspirasi dalam penelitian ini.
Ada persyaratan, tapi bukan suatu keharusan Memperhatikan pengertian tersebut,
yang harus dipenuhi; 3) Pada umumnya tidak ternyata tujuan pelatihan tidak hanya untuk
memiliki jenjang pendidikan yang jelas; 4) meningkatkan pengetahuan, keterampilan
Adanya program tertentu yang khusus hen- dan sikap saja, akan tetapi juga untuk men-
dak ditangani; 5) Bersifat praktis dan khusus; gembangkan bakat seseorang, sehingga da-
6) Pendidikannya relatif berlangsung sangat pat melakukan pekerjaan sesuai dengan yang
singkat; 7) Kadang ada ujian dan perserta dipersyaratkan.
mendapatkan sertifikat; 8) Dapat dilakukan Secara operasional dapat dirumuskan,
oleh pemerintah maupun swasta. bahwa pelatihan adalah suatu proses yang
Sementara pendidikan informal da- meliputi serangkaian upaya yang dilaksana-
pat dilakukan dimana saja dan tidak terikat kan dengan sengaja dalam bentuk pemberi-
dengan hal-hal yang formal. Syarat yang ha- an bantuan kepada seseorang atau beberapa
rus dipenuhi untuk menjadi peserta didik orang yang dilakukan oleh tenaga profesional
pun nyaris tidak ada. Tidak memiliki jenjang kepelatihan dalam satuan waktu yang bertu-
pendidikan dan program yang direncanakan juan untuk meningkatkan kemampuan kerja
secara formal. Pendidikan ini berlangsung se- dalam bidang pekerjaan tertentu (Hamalik,
panjang hayat tanpa ada materi tertentu yang 2007:10). Pelatihan adalah program yang
harus tersaji secara formal. Tidak ada ujian bertujuan untuk memperbaiki penguasaan
dan tidak ada lembaga tertentu sebagai pe- berbagai keterampilan dan teknik pelaksa-
nyelenggara. naan kerja tertentu untuk kebutuhan seka-
rang dan yang akan datang.
Pengertian Pelatihan Dalam pelatihan pada prinsipnya ada
kegiatan proses pembelajaran baik teori
Pelatihan merupakan bagian dari pen- maupun praktek, bertujuan meningkatkan
didikan yang menyangkut proses belajar un- dan mengembangkan kompetensi atau ke-
tuk memperoleh dan meningkatkan keteram- mampuan akademik, sosial dan pribadi di
pilan baik fisik, intelektual, sosial, dan lain bidang pengetahuan, keterampilan dan si-
lain. Pelatihan lebih mengutamakan praktek kap, serta bermanfaat bagi peserta pelatihan

78
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

dalam meningkatkan kinerja pada tugas atau belum dapat direalisasikan secara baik oleh
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. instansi terkait. Permasalahan kejahatan yang
dilakukan oleh anak mengundang perhatian
Pengertian Sistem Pemasyarakatan tersendiri dari berbagai kalangan dan instansi
pemerintah.
Sistem Pemasyarakatan menurut Pasal Penempatan secara khusus dalam La-
1 angka 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun pas Anak berarti pembinaan napi anak di-
1995 tentang Pemasyarakatan adalah suatu lakukan dalam sistem pemasyarakatan. Me-
tatanan mengenai arah dan batas serta cara nurut ketentuan Pasal 60 Undang-Undang
pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan
berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan se- Anak, bahwa Anak Didik Pemasyarakatan di-
cara terpadu antara pembina, yang dibina, tempatkan di Lapas yang terpisah dari napi
dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dewasa. Anak yang ditempatkan di Lapas
Warga Binaan Pemasyarakatan agar meny- Anak, berhak memperoleh pendidikan dan
adari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak pelatihan baik formal maupun informal sesu-
mengulangi tindak pidana sehingga dapat di- ai bakat dan kemampuan, serta memperoleh
terima kembali oleh lingkungan masyarakat, hak lain.
dapat aktif berperan dalam pembangunan, Guna melaksanakan pemasyaraka-
dan dapat hidup secara wajar sebagai warga tan dan sistem pemasyarakatan tersebut
yang baik dan bertanggung jawab. dilakukan oleh suatu lembaga, yaitu Lapas
Banyak lembaga peradilan yang me- yang merupakan tempat untuk melaksana-
milih alternatif pengenaan sanksi pidana se- kan pembinaan narapidana dan anak didik
bagai upaya penanganan dan penyelesaian pemasyarakatan. Mengacu pada ketentuan
anak yang melakukan tindak pidana setelah dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 3
melalui proses peradilan. Dengan adanya Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 ten- menentukan bahwa Anak Didik Pemasyara-
tang Pemasyarakatan, Undang-Undang No- katan ditempatkan di Lapas Anak harus ter-
mor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, pisah dari orang dewasa dan berhak mempe-
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 roleh pendidikan dan latihan sesuai dengan
tentang Perlindungan Anak, diharapkan da- bakat dan kemampuannya serta hak lain.
pat memberi jaminan yang lebih baik dalam Menurut Andi Hamzah (1993:15),
pengambilan keputusan yang lebih adil, arif, pemasyarakatan memiliki tujuan sebagai
dan bijak bagi anak pelaku tindak pidana. berikut: 1) Memasukkan bekas narapidana
Dalam Undang-Undang Pemasyarakatan dan ke dalam masyarakat sebagai warga negara
Undang-Undang Pengadilan Anak, pelaku yang baik jika berdasarkan kemanusiaan; 2)
tindak pidana (narapidana anak) sebaiknya Melindungi masyarakat dari kambuhnya ke-
diberi perlakuan khusus dengan menempat- jahatan bekas narapidana yang mengulangi
kan pada Lapas yang terpisah dari narapida- perbuatannya setelah mereka kembali ke
na dewasa. masyarakat.
Sistem peradilan anak sangat berbeda Tujuan pemasyarakatan juga diatur da-
dengan sistem peradilan orang dewasa. Le- lam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
tak perbedaannya adalah dimulai perlakuan tentang Pemasyarakatan dalam Pasal 2 yang
khusus dari pihak kepolisian, kejaksaan, pen- merumuskan bahwa sistem pemasyarakatkan
gadilan, sampai dengan Lapas sebagai insti- diselenggarakan dalam rangka membentuk
tusi yang melaksanakan pembinaan hukum Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi
terhadap napi anak, sehingga dalam pem- manusia seutuhnya, menyadari kesalahan-
binaan napi anak diperlukan penanganan nya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi
khusus yang sebaiknya dilakukan oleh pe- tindak pidana sehingga dapat diterima kem-
tugas yang terdidik atau memahami tentang bali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif
anak nakal dan anak terlantar. Hal tersebut berperan dalam pembangunan dan dapat
adalah salah satu hal yang sampai sekarang hidup secara wajar sebagai warga yang baik

79

Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

dan bertanggung jawab. berperan dalam pembangunan, dapat hidup


Dalam sistem pemasyarakatan, pem- secara wajar sebagai warga yang baik dan
binaan dilaksanakan berdasarkan asas yang bertanggung jawab (Darwan, 2003: 58).
ditentukan dalam Pasal 5 Undang-Undang
Pemasyarakatan, yaitu sebagai berikut: 1) Pengertian Lembaga Pemasyarakatan
Asas Pengayoman, yaitu perlakuan terhadap
warga binaan pemasyarakatan dalam rang- Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-
ka melindungi masyarakat dan kemungki- Undang No 12 Tahun 1995 tentang Pema-
nan diulanginya tindak pidana oleh warga syarakatan, Pemasyarakatan adalah kegiatan
binaan pemasyarakatan agar menjadi warga untuk melakukan pembinaan Warga Binaan
yang berguna dalam masyarakat; 2) Asas Per- Pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelem-
samaan Perlakuan dan Pelayanan, yaitu per- bagaan, dan cara pembinaan yang merupa-
lakuan dan pelayanan kepada warga binaan kan bagian akhir dari sistem pemidanaan da-
pemasyarakatan tanpa membeda-bedakan lam tata peradilan pidana.
antara yang satu dengan yang lainnya; 3) Lembaga Pemasyarakatan yang selan-
Pendidikan dan Pembimbingan, yaitu bahwa jutnya disebut Lapas adalah tempat untuk
penyelenggara pendidikan dan pembimbin- melaksanakan pembinaan Narapidana dan
gan berdasarkan Pancasila, antara lain pe- Anak Didik Pemasyarakatan.
nanaman jiwa kekeluargaan, keterampilan, Dengan diubahnya sistem kepenjaraan
pendidikan kerohanian, dan kesempatan un- menjadi Lembaga Pemasyarakatan agaknya
tuk menunaikan ibadah. memberikan dampak positif bagi anak-anak.
Selain itu juga asas: 4) Penghormatan Hal ini dikarenakan anak-anak yang dima-
Harkat dan Martabat Manusia, yaitu sebagai sukkan ke dalam Lapas tentunya tidak akan
orang yang tersesat warga binaan pemasy- mengalami siksaan badan seperti halnya yang
arakatan harus tetap diperlakukan sebagai diberikan pada sistem penjara. Paling tidak
manusia; 5) Kehilangan kemerdekaan meru- dengan adanya hal tersebut, mental dan fisik
pakan satu-satunya penderitaan, yaitu warga anak akan sedikit terlindungi.
binaan pemasyarakatan harus berada dalam Pemasyarakatan di sini berarti “me-
Lapas dalam jangka waktu tertentu, sehingga masyarakatkan kembali terpidana sehingga
negara mempunyai kesempatan untuk mem- menjadi warga yang lebih baik dan berguna
perbaikinya. Jadi warga binaan pemasyaraka- (healthy reentry into the community) pada
tan tetap memperoleh haknya yang lain se- hakikatnya adalah resosialisasi” (Atmasasmi-
perti hak atas perawatan kesehatan, makan, ta, 1983: 44).
minum, latihan keterampilan, olah raga dan Sedangkan pengertian Lembaga Pe-
rekreasi; dan 6) Terjaminnya hak untuk tetap masyarakatan menurut Kamus Besar Bahasa
berhubungan dengan keluarga dan orang- Indonesia adalah sebagai berikut: a) Lemba-
orang tertentu, yaitu walaupun warga binaan ga adalah organisasi atau badan yang mela-
pemasyarakatan berada di Lapas, harus tetap kukan suatu penyelidikan atau melakukan
didekatkan dan dikenalkan dalam masya- suatu usaha; dan b) Pemasyarakatan adalah
rakat dalam bentuk kunjungan, hiburan ke nama yang mencakup semua kegiatan yang
dalam Lapas dari anggota masyarakat yang keseluruhannya di bawah pimpinan dan pe-
bebas dan kesempatan berkumpul bersama milikan Departemenn Hukum dan HAM,
sahabat dan keluarga seperti program cuti yang berkaitan dengan pertolongan bantuan
mengunjungi keluarga (CMK). atau tuntutan kepada hukuman/bekas taha-
Melalui pelaksanaan pembinaan den- nan, termasuk bekas terdakwa yang dalam
gan sistem pemasyarakatan maka Anak Di- tindak pidana diajukan ke depan pengadilan
dik Pemasyarakatan diharapkan menyadari dan dinyatakan ikut terlibat, untuk kembali
kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak ke masyarakat (Depdikbud, 2002).
mengulangi tindak pidana lagi. Pada akhir- Dari uraian di atas, yang dimaksud
nya diharapkan dapat diterima kembali oleh dengan Lembaga Pemasyarakatan adalah
lingkungan masyarakat, dan dapat ikut aktif suatu badan hukum yang menjadi wadah

80
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

kegiatan pembinaan bagi narapidana, baik binaan untuk narapidana/tahanan sesuai


pembinaan secara fisik maupun pembinaan dengan Keputusan Menteri Kehakiman No
secara rohaniah agar dapat hidup normal M.02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola
kembali di tengah masyarakat. Pembinaan Narapidana/Tahanan yang meli-
puti pembinaan interaksi langsung yang ber-
Pemenuhan Hak Narapidana anak dalam sifat kekeluargaan, pembinaan persuasif edu-
Hal Mendapatkan Pendidikan dan Pelati- katif, yaitu berusaha merubah tingkah laku
han di Lapas Klas II B Slawi melalui keteladanan, pembinaan berencana,
terus menerus dan sistematis, pemeliharaan
Manusia adalah makhluk yang tidak dan peningkatan langkah-langkah keama-
pernah terlepas dari hak dan kewajiban. nan, pendekatan individual dan kelompok,
Konsep mengenai hak dan kewajiban adalah dan etos kerja para petugas Pembina Pema-
konsep yang melekat kepada setiap manusia syarakatan.
kapanpun dan dimanapun yang sesuai den- Menurut Harsono (1995: 43-50), tuju-
gan pemahaman terhadap nilai atau prinsip an pendidikan dan pembinaan pada dasar-
hidup yang dianut. Meskipun terdapat pe- nya adalah untuk menghasilkan masyarakat
mahaman yang berbeda antara konsep “hak” yang kreatif dalam arti bertambah dalam
dan “kewajiban”, namun keduanya menga- pengetahuan, keterampilan, sikap dan mo-
rah kepada satu titik yang menyatakan bah- tivasinya dan mengaplikasikannya ke dalam
wa hak dan kewajiban adalah sesuatu yang kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Tujuan
esensial pada manusia. Oleh karena itu, hak pembinaan adalah untuk menciptakan pri-
juga dimiliki oleh para narapidana termasuk badi atau kelompok atau masyarakat yang
narapidana anak di dalamnya. terampil dan bersikap mental positif. Hal ter-
Hak yang dimiliki narapidana anak sebut memungkinkan terlaksananya rencana
diatur dalam Pasal 22 Ayat (1) jo. Pasal 14 kegiatan yang telah diprogramkan, sehingga
Undang-Undang No 12 Tahun 1995 tentang terwujud masyarakat yang aktif dan dinamis.
Pemasyarakatan yang menyebutkan bah- Pendidikan dan pembinaan narapi-
wa hak narapidana anak sama dengan hak dana sekarang ini dilakukan pada awalnya
narapidana dewasa kecuali hak menerima berangkat dari kenyataan bahwa tujuan pe-
upah dari pekerjaan yang telah dilakukan- midanaan tidak sesuai lagi dengan perkem-
nya. Jadi hak yang dimiliki narapidana anak bangan nilai dan hakekat hidup yang tumbuh
adalah sebagai berikut: 1) Melakukan ibadah dalam masyarakat. Membiarkan seseorang
sesuai dengan agama atau kepercayaannya; dipidana, menjalani pidana, tanpa membe-
2) Mendapatkan perawatan, baik perawatan rikan pembinaan, tidak akan merubah nara-
jasmani maupun rohani; 3) Mendapatkan pidana. Bagaimana juga narapidana adalah
pendidikan dan pengajaran; 4) Mendapat- manusia yang memiliki potensi yang dapat
kan pelayanan kesehatan dan makanan yang dikembangkan ke arah perkembangan yang
layak; 5) Menyampaikan keluhan; 6) Menda- positif, yang mampu merubah seseorang un-
patkan bahan bacaan dan mengikuti siaran tuk menjadi lebih produktif, untuk menjadi
media massa lainnya yang tidak dilarang; 7) lebih baik dari sebelum menjalani pidana.
Menerima kunjungan keluarga, penasihat Potensi itu akan sangat berguna bagi narapi-
hukum, atau orang tertentu lainnya; 8) Men- dana yang mempunyai itikad baik, dedikasi
dapatkan pengurangan masa pidana (remisi); tinggi, semangat tinggi, untuk memberikan
9) Mendapatkan kesempatan berasimila- motivasi bagi perubahan diri narapidana da-
si termasuk cuti mengunjungi keluarga; 10) lam mencapai hari esok yang lebih cerah.
Mendapatkan pembebasan bersyarat; 11) Dalam prakteknya, pemenuhan hak
Mendapatkan cuti menjelang bebas; dan 12) narapidana anak dalam hal mendapatkan
Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan pe- pendidikan dan pelatihan di Lapas Klas II B
raturan perundang-undangan lainnya. Slawi, berdasarkan hasil wawancara yang di-
Di Indonesia sendiri, pembinaan Na- lakukan dengan Bapak Rakhmadi Cahyono,
rapidana anak berpedoman pada pola pem- A.Md., IP, S.H., Kasubsi Registrasi dan Bimke-

81

Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

mas, pada tanggal 3 Mei 2014, Pukul 11.15 Tidak jarang kegiatan pendidikan kea-
WIB, di Lapas Slawi, belum dapat dilaksana- gamaan ini bekerja sama dengan pihak di
kan dengan maksimal terutama dalam hal luar Lapas Slawi, misalnya saja dari Kement-
pemenuhan hak pendidikan bagi narapidana rian Agama Kabupaten Tegal yang menjadi
anak. Imam dan Khatib saat pelaksanaan Sholat Ju-
Menurutnya, jika bentuk pendidikan mat dan ceramah agama yang dilaksanakan
yang dimaksud adalah pendidikan formal tiga kali dalam seminggu.
layaknya pendidikan yang dilaksanakan di Secara kebetulan memang narapidana
sekolah-sekolah, jelas belum terlaksana sama anak yang ada di Lapas Slawi semuanya bera-
sekali di Lapas Slawi. Tapi jika pendidikan gama Islam. Tapi hal ini tidak mengurangi hak
yang dimaksud adalah pendidikan yang be- kepada narapidana anak yang lain jika suatu
rarti mengajarkan kepada narapidana bagai- saat ada yang beragama Kristen/Katolik, Hin-
mana menjalani hidup yang baik dan benar, du, Budha, atau yang lainnya. Hal ini dika-
Lapas Slawi sudah melaksanakannya, salah renakan dari Pihak Lapas juga menyediakan
satunya adalah melalui pendidikan keaga- penyuluhan agama yang lain. Seperti yang
maan. sudah berjalan saat ini adalah penyuluhan
Dalam proses pendidikan keagamaan agama Kristen yang dilaksanakan setiap hari
di Lapas Slawi, narapidana anak diberikan Sabtu, pukul 09.00 – 11.30 WIB di Gereja
pendidikan keagamaan sesuai dengan agama yang disediakan Lapas Slawi dan dibimbing
dan kepercayaannya masing-masing. Keem- oleh penyuluh dari Gereja Bethel Indonesia
pat narapidana anak yang ada di Lapas Slawi Slawi.
semuanya beragama islam. Oleh karena itu Penulis juga melakukan wawancara
mereka diberikan penyuluhan agama Islam dengan 4 (empat) narapidana anak yang ada
dalam bentuk belajar baca tulis Al Qur’an, di Lapas Slawi, yaitu GRA, FP, ST, dan ZM
ceramah, dan lainnya. terkait pelaksanaan pemenuhan hak mere-
Berdasarkan hasil pengamatan yang ka dalam mendapatkan pendidikan dan pe-
dilakukan penulis pada tanggal 3 Mei 2014, latihan. Menurut keterangan mereka, selain
Pukul 09.00 WIB, di Lapas Slawi, didukung pendidikan keagamaan yang telah diuraikan
dengan dokumen yang didapat penulis dari di atas, mereka tidak menerima bentuk pen-
Lapas Slawi berupa jadwal kegiatan narapida- didikan formal yang lain seperti program ke-
na anak, kegiatan belajar baca tulis Al Qur’an jar paket. Mereka hanya diajarkan pendidi-
dan ceramah dilakukan tiga kali dalam se- kan keagamaan saja. Selain itu, mereka juga
minggu antara hari Senin - Jumat, mulai pu- mengatakan bahwa ada pendidikan lainnya,
kul 08.30 – 11.30 WIB di Masjid Lapas Slawi. yaitu program PBA (Pembebasan Buta Aksa-
Tapi tidak menutup kemungkinan dilakukan ra). Akan tetapi karena mereka sudah pernah
di hari lain. Narapidana anak ini dibimbing mengikuti pendidikan formal sampai dengan
bukan hanya oleh petugas Lapas Slawi, tapi jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
juga oleh sesama warga binaan pemasyara- dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebelum
katan yang dianggap mumpuni untuk mem- mereka menjalani pidana di Lapas Slawi,
bimbing mereka dalam hal keagamaan. Tu- maka mereka tidak mengikuti program PBA
juan dari pendidikan keagamaan ini adalah tersebut.
untuk memperkuat iman dan taqwa kepada Bapak Rakhmadi terkait pelaksanaan
Tuhan Yang Maha Esa serta membentuk ka- pendidikan formal seperti program kejar
rakter seseorang agar dapat melepaskan diri paket, mengatakan bahwa di Lapas Slawi
dari segala penyimpangan. pernah dilaksanakan program Kejar Paket B
Pendidikan keagamaan lainnya adalah pada tahun 2010. Akan tetapi karena pro-
kegiatan sholat berjamaah. Tidak ada batasan gram tersebut merupakan program bantuan
untuk narapidana anak beribadah selama dari Pemerintah Kabupaten Tegal, dalam hal
ibadah tersebut tidak mengganggu aktivitas ini diwakili melalui Kementrian Pendidikan
warga binaan pemasyarakatan yang lain dan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, maka
juga kegiatan pembinaan lainnya. dalam pelaksanaanya harus dilakukan per-

82
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Keagamaan


NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN KETERANGAN
I. ISLAM
1. Shalat Jumat Dilaksanakan setiap Khatib dan imam yang bertugas
hari Jum’at oleh WBP dari kantor kementerian agama
dan petugas Kab.Tegal
2. Shalat Dhuhur dan Dilaksanakan setiap Bertindak sebagai imam Petu-
Ashar berjamaah hari kerja gas dan WBP bergantian
3. Baca Tulis Alqur’an Dilaksanakan 3 (tiga) Bertindak sebagai pengajar
kali dalam seminggu adalah WBP (Pemuka Agama
Islam)
4. Ceramah Agama / Sira- Dilaksanakan 3 (tiga) Penceramah adalah petugas
man Rohani kali dalam seminggu dari Kantor Kemenag Kab. Tegal
II. KRISTEN
1. Kebaktian Dilaksanakan setiap
Kebaktian dilayani oleh Pende-
hari sabtu dari jam
ta dari Gereja Bethel kab.Tegal
11.00 s/d 12.00 WIB
Sumber : Lapas Slawi

panjangan jangka waktu pelaksanaan setiap binaan pemasyarakatan.


tahunnya. Para narapidana anak dilatih berba-
Untuk pemenuhan hak mendapatkan gai macam keterampilan oleh Petugas Lapas
pelatihan, pada prakteknya berdasarkan ha- dan/atau warga binaan pemasyarakatan de-
sil pengamatan penulis dan hasil wawancara wasa yang ahli dibidangnya. Lapas Slawi juga
dengan Bapak Fajar dari Sub Bagian Kegiatan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja Ka-
Kerja, hak untuk mendapatkan pelatihan su- bupaten Tegal (yang selanjutnya disebut BLK)
dah dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini dalam memberikan pelatihan kepada narapi-
ditunjukkan dengan terlaksananya program dana anak. Program yang dilaksanakan ber-
pembinaan kemandirian dimana narapida- sama dengan BLK adalah program Bengkel
na anak dilatih berbagai keterampilan untuk Kerja Bangkit yang dicanangkan oleh Direk-
mengasah bakat dan kemampuan yang ada tur Jenderal Pemasyarakatan dan untuk men-
dalam diri mereka. goptimalkan pembinaan terhadap narapida-
Ada 3 (tiga) program pembinaan ke- na anak dan warga binaan yang lain, maka
mandirian bagi narapidana anak di Lapas Lapas Slawi berupaya semaksimal mungkin
Slawi, yaitu sebagai berikut: 1) Keterampi- menjalin kerjasama dengan pihak luar yang
lan untuk mendukung usaha-usaha mandi- berkompeten dan dapat bersinergi di bidang
ri, misalnya kerajinan tangan, menjahit, dan ini, yaitu BLK. Berdasarkan wawancara den-
pertukangan; 2) Keterampilan untuk men- gan Bapak Fajar Setiawan, A.Md.IP, S.H.,
dukung usaha-usaha industri kecil, misalnya selaku Kasubsi Kegiatan Kerja, pada tanggal
pengolahan daur ulang plastik menjadi bahan 3 Mei 2014 pukul 11.00 WIB di Lapas Sla-
setengah jadi (bijih plastik), meubeler atau wi, kegiatan ini telah terlaksana sejak Januari
perkayuan; 3) Keterampilan yang dikemban- 2013 sampai dengan saat ini. Teknis pelak-
gan sesuai dengan bakat masing-masing. Ka- sanaan kegiatan ini yaitu BLK mengirimkan
rena wilayah Kabupaten Tegal sebagian be- instruktur ke Lapas Slawi untuk memberikan
sar mata pencaharian masyarakatnya adalah bekal ilmu elektronika dan perbengkelan
bertani, berkebun, beternak dan budidaya bagi peserta pelatihan. Di bawah ini rincian
ikan, maka kegiatan-kegiatan tersebut juga tentang pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja
menjadi prioritas program pembinaan ke- yang ada di Lapas Slawi.
mandirian bagi narapidana anak dan warga

83

Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

Tabel 2. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kerja

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANAAN


1. Pertanian dan Perkebunan (sayur Dilaksanakan di area perkebunan dalam Lapas
dan kacang) dan area branggang
2. Perikanan (lele sangkuriang dan Dilaksanakan di area kolam ikan dalam Lapas
nila)
3. Peternakan (itik dan ayam) Dilaksanakan di area peternakan dalam Lapas
4. Meubeler (parabot rumah tangga) Dilaksanakan di depan ruang kantor subsi giat-
ja (belum ada ruangan khusus bimker)
5. Daur ulang plastik Dilaksanakan di area dalam Lapas
6. Kerajinan souvenir (Batok kelapa, Dilaksanakan di depan ruang kantor subsi giat-
Kapal pinisi) ja (belum ada ruangan khusus bimker)
7. Binatu Dilaksanakan di area ruang kantor giatja
8. Electronika, Dilaksanakan di area ruang kantor giatja
9. Rumah Tangga Dilaksanakan dikantor, lingkungan dan perta-
manan, bagian dapur, lingkungan luar
10. Kerajinan Tas Wanita Dilaksanakan di area ruang kantor giatja
11. Cuci Motor/Mobil Dilaksanakan di area ruang kantor giatja
12. Pangkas Rambut Dilaksanakan di area blok hunian
13. Pertamanan Dilaksanakan di seluruh area taman Lapas
Slawi
Sumber : Lapas Slawi

Narapidana anak dibebaskan memilih lanjutan, sikap dan perilaku narapidana anak
jenis pelatihan keterampilan kerja yang me- dianggap baik dan mampu mengontrol emo-
reka inginkan. Diharapkan dengan mereka sinya ketika melakukan pekerjaan, dan ke-
memilih sendiri,bakat mereka akan dapat le- mauan narapidana anak untuk bekerja.
bih terasah. Akan tetapi, jenis pelatihan kete- Hasil dari kegiatan pelatihan kerja yang
rampilan kerja yang dipilih narapidana anak dilakukan narapidana anak seperti membuat
tidak semuanya dapat diikuti. Pelatihan kerja kandang burung, tas, dan ukiran kayu, dijual
yang mereka pilih harus disesuaikan dengan kepada pihak luar dan hasilnya diberikan ke-
bagaimana sikap dan perilaku mereka seha- pada masing-masing narapidana anak dalam
ri-hari. Hal ini dikarenakan pada prinsipnya bentuk tabungan. Dengan dilatih berbagai
pelatihan merupakan program kegiatan pro- keterampilan, diharapkan narapidana anak
ses pembelajaran baik teori maupun praktek mampu mengembangkan potensi kreativitas
yang bertujuan bukan hanya meningkatkan mereka sesuai dengan bakat mereka masing-
dan mengembangkan keterampilan narapi- masing.
dana anak, tapi juga sikap mereka dalam ke- Menurut analisis penulis dari hasil pen-
hidupan sosial. elitian yang telah diuraikan di atas yang men-
Berdasarkan hasil wawancara pene- guraikan secara nyata bagaimana pelaksanan
liti dengan salah satu Petugas Lapas di Sub pemenuhan hak narapidana anak dalam hal
Bagian Kegiatan Kerja, dalam pelaksanaan mendapatkan pendidikan dan pelatihan di
pelatihan kerja, dilakukan pembatasan. Pem- Lapas Klas II B Slawi dimana ternyata pelak-
batasan di sini maksudnya adalah narapida- sanaannya dirasa penulis adalah kurang mak-
na anak dan warga binaan pemasyarakatan simal, terutama dalam pemenuhan hak pen-
harus memenuhi beberapa syarat untuk da- didikan bagi narapidana anak. Pemenuhan
pat mengikuti kegiatan pelatihan kerja. An- hak pendidikan yang dirasa kurang maksimal
tara lain berada dalam pembinanaan tahap di sini menurut analisis penulis adalah pendi-


84
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

dikan secara formal. pendidikan lewat keluarga dan lingkungan.


Pendidikan formal identik dengan Pendidikan di Lapas Slawi bukanlah kegiatan
pendidikan untuk meningkatkan kemampu- pembelajaran yang dilakukan di dalam seko-
an intelektual atau kecerdasan seseorang. lah seperti pendidikan formal, tidak memiliki
Pendidikan kemampuan intelektual atau ke- jenjang pendidikan yang jelas, bersifat prak-
cerdasan pada dasarnya tidak jauh berbeda tis dan khusus, dan tidak terikat dengan hal-
dengan pembinaan kesadaran beragama. hal yang formal. Sebagaimana yang kita tahu
Dalam Keputusan Menteri Kehakiman No bahwa pendidikan secara luas berarti men-
M.02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola gembangkan diri. Ini artinya pendidikan ber-
Pembinaan Narapidana/Tahanan Bab VII langsung seumur hidup tanpa memandang
dalam Deskripsi Ruang Lingkup Pembinaan status seorang manusia. Selama ia mau be-
tentang Pembinaan Kemampuan Intelektual lajar, selama itu pula ia akan selalu berusaha
dikatakan bahwa pembinaan tersebut diper- untuk mengembangkan dirinya.
lukan “agar pengetahuan serta kemampuan Oleh karena itu menurut penulis,
berpikir narapidana anak semakin meningkat meskipun pemenuhan hak pendidikan bagi
sehingga dapat menunjang kegiatan-kegiatan narapidana anak belum terlaksana dengan
positif yang diperlukan selama pembinaan”. maksimal, itu hanyalah bentuk pendidikan
Pembinaan intelektual (kecerdasan) formalnya saja. Sedangkan untuk pendidikan
dapat dilakukan baik melalui pendidikan yang berarti luas yaitu proses belajar seumur
formal maupun melalui pendidikan non- hidup bisa dikatakan sudah terlaksana mela-
formal. Pendidikan formal, diselenggarakan lui berbagai kegiatan pembinaan yang dibe-
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang rikan oleh petugas Lapas Slawi pada narapi-
telah ada yang ditetapkan oleh pemerintah dana anak.
agar dapat ditingkatkan semua warga binaan Tapi pendidikan juga merupakan as-
pemasyarakatan. Pendidikan non-formal, pek yang sangat penting dalam membentuk
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan karakter generasi penerus bangsa bagaima-
dan kemampuan melalui kursus-kursus, lati- napun keadaan mereka dan apapun status
han keterampilan dan sebagaimana. Bentuk mereka, seorang anak tetaplah seorang ge-
pendidikan non-formal yang paling mudah nerasi penerus bangsa yang harus dilindungi
dan paling murah ialah kegiatan-kegiatan hak-haknya terutama hak pendidikannya.
ceramah umum dan membuka kesempatan Dalam menjalani pembinaan di Lapas
yang seluas-luasnya untuk memperoleh in- Slawi, anak harus dikedepankan haknya di-
formasi dari luar, misalnya membaca koran/ bandingkan kewajiban yang ada padanya.
majalah, menonton tv, mendengar radio dan Akan menjadi hal yang fatal jika yang terja-
sebagainya. Untuk mengejar ketinggalan di di justru sebaliknya. Salah satu hak tersebut
bidang pendidikan baik formal maupun non- adalah hak pendidikan, apabila hak pendi-
formal agar diupayakan cara belajar melalui dikan dicabut, karena statusnya sebagai na-
Program Kejar Paket dan Kejar Usaha. rapidana anak, maka secara otomatis si anak
Tapi jika bicara mengenai pendidikan, sebagai generasi penerus bangsa akan men-
kita tidak bisa terpaku hanya pada bentuk jadi bodoh, yang memang sesuatu yang tidak
pendidikan formal dan nonformal saja yang kehendaki bersama.
jelas memiliki syarat tertentu dalam pelaksa- Lapas Slawi sebagai wadah untuk mem-
naannya. Dalam Pasal 1 angka 11, 12 dan 13 bina para narapidana anak ini seharusnya
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang tidak terkesan memberikan hak narapidana
Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan ada anak dalam hal mendapatkan pendidikan se-
3 (tiga) jalur pendidikan, yaitu pendidikan cara seadanya saja tanpa ada usaha lebih un-
formal, pendidikan nonformal, dan pendidi- tuk meningkatkan pemenuhan hak ini agar
kan informal. berjalan maksimal sesuai dengan amanat pe-
Menurut analisis penulis, pendidikan raturan perundang-undangan yang ada.
yang diberikan di Lapas Slawi bagi narapi- Sedangkan untuk kegiatan pelatihan
dana anak adalah pendidikan informal, yaitu di Lapas Slawi, berdasarkan analisis penulis,

85

Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

pelaksanaannya sudah cukup terlaksana den- hak atas perlindungan bagi pengembangan
gan baik. Kegiatan pelatihan sebagai salah pribadinya, untuk mendapatkan pendidikan,
satu program pembinaan yang ada di Lapas mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan
Slawi juga sudah memenuhi sebagian besar kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang
asas-asas pelatihan yang ada, yaitu dalam hal beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, be-
individual differences dengan melihat karak- rakhlak mulia, bahagia dan sejahtera sesuai
teristik dan sikap narapidana anak yang akan dengan hak asasi manusia.
melaksanakan program pelatihan. Kemudian Proses mengembangkan pribadi yang
asas active participation, selection of trainees, dimaksud di atas telah dipenuhi Lapas Slawi
dan selection of trainers juga sudah dipenuhi dengan memberikan pelatihan kepada nara-
saat melaksanakan program pelatihan yai- pidana anak dimana narapidana anak berhak
tu dalam hal pembatasan narapidana anak untuk memilih jenis kegiatan pelatihan yang
sebagai peserta pelatihan dilihat dari kema- sesuai dengan minat dan bakatnya. Men-
uan narapidana anak dalam melaksanakan dapatkan pendidikan yang layak bagi nara-
program pelatihan yang ada. Faktor pelatih pidana anak memang bukan perkara yang
atau pembina juga sudah diperhatikan. Den- mudah untuk dilaksanakan, perlu kerjasama
gan keterbatasan pembina yang ada, Lapas yang solid dengan pemerintah, dalam hal
Slawi tetap berusaha memenuhi kebutuhan ini adalah Kementerian Pendidikan dan Ke-
narapidana anak dan warga binaan lainnya budayaan, paling tidak untuk melaksanakan
dengan menghadirkan pelatih atau pembi- program Kejar Paket bagi narapidana anak.
na yang cukup mumpuni di masing-masing Tapi tidak terpenuhinya hak narapidana
bidang program pelatihan yang ada di Lapas anak untuk mendapatkan pendidikan secara
Slawi. formal, tidak menghalangi narapidana anak
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa untuk tetap dapat mencerdaskan diri. Per-
pola pembinaan yang digunakan di dalam La- pustakaan yang disediakan Lapas Slawi da-
pas Slawi adalah pola pembinaan dengan sis- pat digunakan sebagai salah satu sarana bagi
tem pemasyarakatan. Berbeda dengan sistem narapidana anak untuk dapat mencerdaskan
kepenjaraan yang memberikan pekerjaan dirinya. Pendidikan keagamaan juga telah di-
kepada narapidana dengan tujuan eksploita- berikan untuk meningkatkan kualitas hidup
si tenaga kerja, dalam sistem pemasyaraka- narapidana anak agar menjadi manusia yang
tan menurut Harsono dalam bukunya yang beriman, bertanggung jawab, dan berakhlak
berjudul Sistem Baru Pembinaan Narapidana mulia.
(1995, 22), sistem pemasyarakatan meman-
dang bahwa sifat pemberian pekerjaan bagi Kendala Pemenuhan Hak Narapidana
narapidana adalah pembinaan dengan mela- anak dalam Hal Mendapatkan Pendidikan
tih bekerja bagi narapidana, agar kelak saat dan Pelatihan di Lapas Klas II B Slawi
keluar dari Lapas dapat menerapkan kepan-
daiannya sebagai bekal hidupnya dan tidak Untuk mencapai suatu tujuan yang
lagi melakukan tindak pidana. dicita-citakan, terkadang prosesnya tidak se-
Meskipun belum maksimal, akan tetapi mudah kita membalikkan telapak tangan. Ti-
Lapas Slawi telah berusaha untuk memenu- dak jarang berbagai kendala atau hambatan
hi hak narapidana anak dalam mendapatkan ada dalam proses mencapai tujuan yang kita
pendidikan dengan tetap membiarkan na- cita-citakan itu. Begitu pula dalam pemenu-
rapidana anak mengembangkan diri sesuai han hak narapidana anak dalam hal menda-
dengan bakat dan keinginannya. Lapas Slawi patkan pendidikan dan pelatihan di Lapas
berusaha membuktikan bahwa status anak Klas II B Slawi. Berbagai upaya yang telah
sebagai narapidana anak tidak boleh meng- dilakukan Lapas Slawi untuk memenuhi hak
halangi ia untuk mendapatkan haknya yang narapidana anak untuk tetap mendapatkan
tercantum dalam Pasal 12 Undang-Undang pendidikan dan pelatihan masih terhalang
No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Ma- beberapa masalah yang menjadikan tujuan
nusia yang berbunyi bahwa setiap orang ber- untuk tetap memenuhi hak narapidana anak

86
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

berjalan kurang maksimal. ruhi pemikiran anak. Di samping itu, karena


Kendala yang menghambat proses pe- jiwa anak yang masih labil, maka segala ma-
laksanaan pemenuhan hak narapidana anak cam perkataan dan sikap buruk yang ditam-
dalam hal mendapatkan pendidikan dan pe- pilkan oleh para narapidana dewasa dimung-
latihan itu dapat berasal dari dalam Lapas kinkan akan diikuti oleh narapidana anak.
Slawi maupun dari luar Lapas Slawi. Setelah Dalam kriminologi, teori ini dikenal dengan
penelitian yang dilakukan melalui wawan- teori imitasi. Persoalan ini pada akhirnya
cara dan pengamatan, peneliti menemukan akan menghambat proses pembinaan kepa-
beberapa kendala yang menjadi penghambat da narapidana anak.
dalam pelaksanaan pemenuhan hak narapi- Untuk sedikit mengurangi kemungki-
dana anak dalam hal mendapatkan pendidi- nan terjadinya imitasi oleh narapidana anak
kan dan pelatihan. Faktor penghambat ini di- atas sikap dan perilaku narapidana dewasa
bagi menjadi 2 (dua), yaitu kendala internal ini, Lapas Slawi berusaha menempatkan na-
dan kendala eksternal. rapidana anak ini dalam satu kamar, kecuali
untuk hal tertentu, misalnya batas maksimal
Kendala Internal kapasitas per kamar.
Yang kedua adalah terkait dengan ku-
Kendala internal adalah faktor peng- rangnya tenaga profesional yang bertanggung
hambat yang berasal dari dalam Lapas Slawi. jawab dalam pelaksanaan kegiatan pendidi-
Berdasarkan hasil wawancara dan pengama- kan dan pelatihan di Lapas Slawi. Kegiatan
tan yang dilakukan peneliti, yang menjadi pembinaan kepribadian yang berorientasi
faktor penghambat pelaksanaan pemenuhan pada pendidikan dan pembinaan kemandi-
hak narapidana anak dalam hal mendapat- rian yang berorientasi pada pelatihan sela-
kan pendidikan dan pelatihan dari dalam La- ma ini tenaga pendidik dan pelatihnya ma-
pas Slawi sendiri yaitu sebagai berikut. sih mengandalkan petugas Lapas Slawi dan
Yang pertama adalah penempatan dan warga binaan pemasyarakatan yang dianggap
pembinaan narapidana anak yang tidak di- mampu untuk membimbing warga binaan
bedakan dengan narapidana dewasa. Seba- pemasyarakatan lainnya dalam melakukan
gaimana yang telah dibahas di atas, bahwa kegiatan pembinaan. Seperti dalam kegiatan
narapidana anak seharusnya ditempatkan pendidikan seni musik dan pelatihan seni
di Lapas Anak. Tapi untuk beberapa alasan, teater. Yang menjadi pembimbing mereka
narapidana anak ditempatkan bersama na- adalah petugas Lapas Slawi dari bagian Ke-
rapidana dewasa di Lapas Slawi. Pembinaan giatan Kerja. Oleh karena itu, petugas Lapas
yang dilakukan pun disamakan antara na- Slawi dituntut untuk bisa melakukan berba-
rapidana anak dan narapidana dewasa. Pa- gai macam pekerjaan yang berkaitan dengan
dahal jika melihat aturan hukum yang ada, kegiatan pembinaan. Hal ini jelas menim-
pembinaan pada narapidana anak harus dila- bulkan dampak yang kurang maksimal men-
kukan dengan beberapa penggolongan, yai- gingat bidang yang selama ini mereka geluti
tu sesuai dengan umur, jenis kelamin, lama tidak sama dengan apa yang harus mereka
pidana yang dijatuhkan, dan jenis kejahatan. ajarkan kepada para narapidana anak.
Penggolongan pembinaan terhadap narapi- Kurangnya tenaga profesional juga
dana anak ini diatur dalam Pasal 20 Undang- berimbas pada tidak maksimalnya pemenu-
Undang No 12 Tahun 1995 tentang Pemasy- han hak narapidana anak dalam mendapat-
arakatan. kan pendidikan dan pelatihan karena tidak
Selain itu, dalam kesehariannya, nara- tersedianya petugas pendidikan, sedangkan
pidana anak dibebaskan bergaul dengan sia- aturan mengenai wajibnya disediakan petu-
pa saja termasuk dengan narapidana dewasa. gas pendidikan ada dalam Pasal 10 Peraturan
Pergaulan narapidana anak dengan narapida- Pemerintah No 32 Tahun 1999 tentang Sy-
na dewasa yang bebas mengindikasikasikan arat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
bahwa ada kemungkinan besar pengaruh Binaan Pemasyarakatan yang menyatakan
para narapidana dewasa untuk mempenga- bahwa pada setiap Lapas wajib disediakan

87

Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

petugas pendidikan dan pengajaran dimana tuk melakukan pembinaan.


dalam pelaksanaan pendidikan dan pengaja-
ran, Lapas dapat bekerja sama dengan instan- Kendala Eksternal
si pemerintah yang lingkup tugasnya melipu-
ti bidang pendidikan dan kebudayaan, dan Kendala secara eksternal adalah faktor
atau badan-badan kemasyarakatan yang ber- penghambat yang berasal dari luar Lapas Sla-
gerak di bidang pendidikan dan kebudayaan. wi. Faktor eksternal bisa berasal dari instansi
Dari bunyi pasal di atas juga sudah di- yang bekerja sama dengan Lapas Slawi dalam
temukan solusi bagaimana cara untuk men- menjalankan pembinaan kemandirian dan
dapatkan tenaga profesional sebagai tenaga pembinaan kepribadian serta dari masyara-
pendidik dan pengajar di Lapas Slawi yang kat.
tidak harus berasal dari dalam Lapas Slawi. Masalah keuangan jelas menjadi ken-
Yang ketiga adalah waktu pelaksanaan dala yang sangat kentara dalam proses pelak-
pembinaan yang dirasa kurang. pembinaan sanakan pembinaan bagi narapidana anak.
yang dilaksanakan mulai pukul 08.30 sam- Hal ini terlihat pada tahun 2011, ketika Lapas
pai dengan pukul 11.30 WIB dirasa kurang Slawi meminta perpanjangan jangka waktu
menurut petugas Lapas Slawi sendiri. Pem- untuk pelaksanaan Kejar Paket pada Kement-
binaan kemandirian dalam pelaksanaannya rian Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
harus tetap diawasi oleh petugas Lapas Slawi. Tegal. Dimana pada saat itu, yang menjadi
Yang keempat yaitu narapidana anak alasan tidak dapat diteruskannya pelaksa-
terkadang sulit untuk diberikan arahan oleh naan Kejar Paket di Lapas Slawi adalah keter-
petugas Lapas. Hal ini dibuktikan oleh pene- batasan dana. Keterbatasan dana yang me-
liti pada saat wawancara dengan narapidana nyebabkan tidak bisa lagi dilaksanakaannya
anak pada tanggal 26 April 2014, ST dan FP, program Kejar Paket di Lapas Slawi agak sulit
dua orang dari empat narapidana anak yang ditemukan solusinya. Tapi tentu saja seharus-
ada di Lapas Slawi menyatakan bahwa da- nya pemerintah seharusnya tidak tinggal diam
lam kesehariannya, sebagian besar waktunya dalam hal ini. Bukankah sudah diamanatkan
hanya mereka habiskan di dalam kamar hu- dalam Pembukaan UUD NKRI 1945 bahwa
nian dan tidak melakukan kegiatan apapun cita-cita Negara Indonesia adalah mencer-
selain kegiatan pembinaan kepribadian yang daskan kehidupan bangsa. Selain itu dalam
memang bersifat wajib. Dan saat ditanya Pasal 31 ayat (1) disebutkan bahwa “setiap
apakah petugas Lapas Slawi mengarahkan warga negara berhak mendapatkan pendidi-
mereka untuk melakukan kegiatan kemandi- kan”. Selanjutnya pada ayat (3) juga disebut-
rian, GRA mengatakan bahwa FP sebelum- kan bahwa, “pemerintah mengusahakan dan
nya sudah pernah melakukan pelatihan ber- menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
samanya di Bimker, yaitu pelatihan otomotif, nasional yang meningkatkan keimanan dan
hanya saja itu tidak berlangsung lama, karena ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
FP termasuk anak yang malas dalam meneri- mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
ma pembinaan. dengan undang-undang”. Undang-undang
Yang terakhir adalah tentu saja masa- yang dimaksud adalah undang-undang ten-
lah keuangan dapat dilihat pada saat pen- tang sistem pendidikan nasional. Bunyi Pasal
carian bahan baku untuk berbagai kegiatan 31 ayat (1) dan (3) UUD 1945 harus menjadi
pelatihan kerja seperti pertukangan kayu. Ke- pedoman pemerintah dalam hal ini Pemerin-
lengkapan buku perpustakaan juga sebagian tah Kabupaten Tegal khususnya Kementerian
besar adalah pemberian dari petugas Lapas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Te-
Slawi dan warga binaan pemasyarakatan. So- gal, untuk tetap mengusahakan penyelengga-
lusi untuk mengatasi kendala keuangan ini raan pendidikan di Lapas Slawi.
adalah dengan menyisihkan sebagian pen- Faktor penghambat pelaksanaan pem-
dapatan bulanan petugas Lapas untuk men- binaan kepribadian dan kemandiriaan bagi
dapatkan apa yang dibutuhkan narapidana narapidana anak lainnya adalah pandangan
anak dan warga binaan pemasyarakatan un- negatif masyarakat pada seseorang yang bers-

88
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan

tatus narapidana. Dalam pelaksaan pembi- wi atau faktor internal dan kendala daru luar
naan kemandirian seperti pertukangan, yaitu Lapas Slawi atau faktor eksternal. Yaitu : pe-
pembuatan meja kursi, kandang burung, dan nempatan dan pembinaan anak pidana yang
pembuatan prakarya pahatan kayu, tidak ja- tidak dibedakan dengan narapidana dewasa;
rang mereka mengandalkan masyarakat di kurangnya tenaga profesional yang bertang-
luar Lapas Slawi yang membutuhkan jasa me- gung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pen-
reka. Pelayanan jasa yang ada di Lapas Slawi didikan dan pelatihan di Lapas Slawi; waktu
disebarkan kepada masyarakat melalui petu- pelaksanaan pembinaan yang dirasa kurang;
gas Lapas maupun melalui kunjungan yang anak pidana yang terkadang sulit untuk dibe-
dilakukan keluarga dan kerabat narapidana rikan pengarahan oleh petugas Lapas Slawi;
anak dan warga binaan pemasyarakatan. keterbatasan dana; dan pandangan negatif
masyarakat pada anak pidana dan narapida-
Akan tetapi dengan adanya pandangan na dewasa.
negatif tentang mereka, yaitu status mereka
sebagai narapidana di masyarakat dipan- Daftar Pustaka
dang sebagai orang jahat sehingga tidak da-
pat dipercaya dalam melakukan pekerjaan Amiruddin dan Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metode
apapun. Sedangkan adanya permintaan dari Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo
masyarakat dalam pembuatan berbagai pra- Persada
karya bukan hanya sebagai pelatihan kerja Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian: Suatu
sebagai bagian dari pembinaan kemandirian, Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.
tapi juga merupakan salah satu pembinaan Ashshofa, Burhan. 2004. Metode Penelitian Hukum. Ja-
untuk reintegrasi narapidana anak dan warga karta : Rineka Cipta.
binaan pemasyarakatan dewasa pada masya- Aswanto. 1999. Jaminan Perlindungan HAM dalam KU-
rakat. Untuk mengatasi kendala ini, petugas HAP dan Bantuan Hukum Terhadap Penegakan
Lapas Slawi sebagai penyelenggara pembi- HAM di Indonesia. Disertasi. Makassar: Per-
naan tidak putus asa dan tetap mengusaha- pustakaan FH-Unair.
kan agar karya narapidana anak yang ada di Atmasasmita, Romli. 1983. Penjaraan dalam Suatu Bun-
Lapas Slawi diketahui oleh masyarakat luas, ga Rampai. Bandung: Armico.
yaitu dengan menjual hasil karya seperti kan- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Ka-
dang burung, meja, kursi, kerajinan tangan mus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
berupa pahatan berbagai bentuk, dan lain- Pustaka.
nya kepada masyarakat. Fuad, Ihsan. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta
: Rineka Cipta.
4. Simpulan Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Kepelatihan Ke-
tenagakerjaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Dari hasil penelitian dan pembahasan Hamzah, Andi. 1993. Suatu Tujuan Ringkas Sistem
yang telah dilakukan di Lapas Klas II B Slawi, Pemidanaan di Indonesia. Jakarta : Akademika
dapat diambil kesimpulan bahwa Pemenu- Pressindo.
han hak narapidana anak dalam hal menda- Harsono, C.I. 1995. Sistem Baru Pembinaan Narapi-
patkan pendidikan dan pelatihan di Lapas dana. Jakarta : Djambatan.
Klas II B Slawi belum terlaksana dengan mak- Mardiyanti, Veronica. 2005. Pemenuhan Hak Pendidi-
simal. Terutama dalam pemenuhan hak pen- kan Bagi Anak Didik Pemasyarakatan di Lem-
didikan bagi narapidana anak secara formal, baga Pemasyarakatan Anak (Studi Kasus anak
sedangkan hak mendapatkan pelatihan beru- didik pada LPA Wanita Tangerang). Thesis Ma-
pa pelatihan kerja dan pelatihan keterampi- gister Sains Universitas Indonesia.
lan sudah berjalan cukup baik. Miles, M.B. and Huberman, M.A. 1992. Qualitative
Kendala yang dihadapi dalam pelak- Data Analysis. London : Sage Publication.
sanaan pemenuhan hak anak pidana dalam Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.
hal mendapatkan pendidikan dan pelatihan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
ada dua, yaitu kendala dari dalam Lapas Sla- Mulyadi, Lilik. 2005. Pengadilan Anak di Indonesia:

89

Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015

Teori, Praktik dan Permasalahannya. Jakarta: Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Bandar Maju. Negeri Malang.
Munib, Achmad, dkk. 2011. Pengantar Ilmu Pendidi- Soekanto, Soerjono. 1986. Kegunaan Sosiologi Hukum
kan. Semarang : Unnes Press. bagi Kalangan Hukum. Jakarta: UI Press.
Nashriana. 2011. Perlindungan Hukum Pidana Bagi ______. 1993. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI
Anak di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers. Press.
Print, Darwan. 2003. Hukum Anak Indonesia. Band- Soemitro, Ronny Hanitijo. 1990. Metode Penelitian Hu-
ung: PT Citra Aditya Bakti. kum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalian Indonesia.
Putri, Nurliza Neci. 2013. Penyelidikan dan Penyidikan Sumantri, S. 2000. Pelatihan dan Pengembangan Sum-
Tindak Pidana Anak Dalam Kasus Narkotika dan ber Daya Manusia. Bandung : Fakultas Psikolo-
Psikotropika. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga gi Unpad.
Yogyakarta. Sunggono, Bambang. 2006. Pengantar Matode Peneli-
Rahardjo, Satjipto. 2006. Ilmu Hukum. Bandung : PT tian Hukum. Jakarta: Rajawali Press.
Citra Aditya Bakti. Tilaar, H.A.R. 1999. Pengembangan Sumber Daya
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan : Manusia Dalam Era Globalisasi. Jakarta : PT
Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa. Jakarta Gramedia.
: PT Raja Grafindo Persada Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manu-
Ramdlon, Naning. 1983. HAM di Indonesia. Makalah. sia Untuk Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafin-
Jakarta: Lembaga Kriminologi UI. do Persada
Ratnawati, Gasti. 2010. Pola Pembinaan NAPI Anak Se- Yoder, Dale. 1962. Personel Principles and Policies.
bagai Salah Satu Upaya Pemenuhan Kebutuhan Prentice Hall Inc : Maruzen Company Ltd.
Pendidikan di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Second Edition.


90

Anda mungkin juga menyukai