June 2015
Pandecta
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta
Abstract
This study aims to determine the implementation of child rights fulfillment prisoners in
education and training as well as knowing the obstacles encountered in the process of
fulfilling the rights of prisoners in the children receive education and training. Research
conducted by using a qualitative sociological juridical approach. The results showed
that the fulfillment of the rights of the child prisoners in education and training is closely
connected with the coaching given to inmates in the prison. There are two forms of guidance
provided, namely the independence of personality development and coaching. Not
maximal fulfillment of these rights due to some constraints, namely the lack of professional
personnel, limited funds, and criminal child development is equated with adult inmates.
Cooperation in the fulfillment process conducted with the Ministry of Religious Affairs,
Ministry of Education and Culture, and Training Center.. This is the conclusion of penenilian
criminal fulfillment of child rights to education and training have not been fully performed
in fulfillment of the rights of children, especially in formal education, whereas the right
training has been implemented quite well. Non-performance of the fulfillment of rights of
child prisoners due to some constraints that originate from inside and outside.
73
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015
fenomena ini, selain dapat melakukan pem- dekatan yuridis sosiologis ini dilakukan ber-
binaan terhadap narapidana agar dapat di- dasarkan permasalahan-permasalahan yang
terima kembali oleh masyarakat, keadaan terjadi dalam masyarakat, baik tindakan yang
ini seharusnya dimanfaatkan dengan baik dilakukan oleh manusia di lingkungan ma-
sebagai sarana yang tepat untuk melakukan syarakat, maupun pelaksanaan hukum oleh
pendidikan dan pengajaran terhadap anak lembaga-lembaga sosial (Sunggono, 2006).
yang tersangkut masalah pidana. Hal ini san- Pengumpulan datanya dilakukan dengan
gat membantu dalam hal mengurangi jumlah cara studi kepustakaan, pengamatan atau ob-
anak yang mendapatkan pendidikan kurang servasi, wawancara dan dokumentasi.
di masyarakat.
Seorang anak tetaplah seorang anak Data yang diperoleh akan dianalisis
yang membutuhkan pendidikan dan penga- menggunakan model analisis data interaktif.
jaran demi masa depannya. Pasal 9 ayat (1) Menurut Miles dan Huberman (1992: 15),
Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang langkah-langkah dalam menganalisis data
Perlindungan anak menyebutkan bahwa Se- adalah (1) Reduksi Data, adalah proses pe-
tiap anak berhak memperoleh pendidikan milihan, perumusan dan penyederhanaan,
dan pengajaran dalam rangka pengemban- pengabstrakan dan transformasi bahasan
gan pribadinya dan tingkat kecerdasannya yang muncul dari catatan dalam melakukan
sesuai dengan minat dan bakatnya. penelitian ; (2) Penyajian data, adalah se-
Paper ini bertujuan untuk mengkaji le- kumpulan informasi tersusun yang memberi
bih lanjut tentang pelaksanaan pemenuhan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
hak narapidana anak dalam mendapatkan dan pengambilan tindakan, setelah data te-
pendidikan dan pelatihan, serta kendala da- rasa terpenuhi maka akan dijadikan dalam
lam pelaksanaan pemenuhan hak narapida- bentuk uraian yang sistematis; dan (3) Me-
na anak dalam mendapatkan pendidikan dan narik kesimpulan, adalah kegiatan konfigurasi
pelatihan. Dua pertanyaan yang ingin dicari utuh, kesimpulan juga diverivikasikan selama
jawabannya adalah: Bagaimanakah pelaksa- penelitian berlangsung untuk mempermudah
naan pemenuhan hak narapidana anak da- pemahaman tentang metode analisis data.
lam hal mendapatkan pendidikan dan pelati-
han di Lapas Klas IIB Slawi, Kabupaten Tegal? 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Apakah kendala yang dihadapi Lapas Klas IIB
Slawi, Kabupaten Tegal, dalam pemenuhan Pengertian Anak dalam Perspektif Yuridis
hak narapidana anak dalam hal untuk men-
dapatkan pendidikan dan pelatihan? Anak jika ditinjau dari aspek yuridis
maka pengertian “Anak” di mata hukum po-
2. Metode Penelitian sitif Indonesia lazim diartikan sebagai orang
yang belum dewasa (minderjaring/person
Penelitian ini dilaksanakan di Lemba- under age), orang yang di bawah usia atau
ga Pemasyarakatan Klas II B Slawi atau yang keadaan di bawah usia (minderjarigheid/infe-
selanjutnya disebut Lapas Slawi pada bulan riority) atau kerap juga disebut sebagai anak
Mei 2014. Penelitian ini bersifat kualitatif yang di bawah pengawasan wali (minderjari-
yang bermaksud untuk memahami fenome- ge ondervoordij). Oleh karena itu, Lilik Mu-
na tentang apa yang dialami oleh subjek pen- lyadi (2005:3), bertitik tolok kepada aspek
elitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tersebut berpendapat ternyata hukum positif
tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan Indonesia tidak mengatur adanya unifika-
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- si hukum yang baku dan berlaku universal
kata dan bahasa, pada suatu konteks yang untuk menentukan kriteria batasan usia bagi
alamiah (Moleong, 2013). seorang anak.
peraturan perundang-undangan yang berkai- melindungi potensi sumber daya insani dan
tan dengan status anak memberikan batasan membangun manusia Indonesia seutuhnya,
usia yang berbeda-beda. Tidak seragamnya menuju masyarakat yang adil dan makmur,
definisi anak ini juga menimbulkan kesuli- materiil spiritual berdasarkan Pancasila dan
tan dalam penerapan hukum anak. Ketidak UUD 1945.
seragaman definisi anak menurut peraturan Sedangkan menurut Nurliza (2013:1),
perundang-undangan di Indonesia dapat di- perlindungan terhadap anak pada suatu ma-
lihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1 me- syarakat bangsa, merupakan tolok ukur pe-
nunjukkan berbagai macam pengertian anak radaban bangsa tersebut. Karenanya wajib
menurut hukum positif di Indonesia. diusahakan sesuai dengan kemampuan nusa
dan bangsa. Upaya-upaya perlindungan anak
Berdasarkan uraian di atas maka dapat harus dimulai sedini mungkin, agar kelak da-
diartikan bahwa anak adalah orang yang be- pat berpartisipasi secara optimal bagi pem-
lum dewasa, orang yang belum berusia 18 ta- bangunan bangsa dan negara.
hun, baik sudah menikah atau belum meni- Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Un-
kah termasuk yang masih dalam kandungan. dang No 23 Tahun 2002, Perlindungan anak
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
Pengertian Narapidana Anak melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berparti-
Narapidana anak disebut juga sebagai sipasi, secara optimal sesuai dengan harkat
anak didik pemasyarakatan. Istilah anak didik dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
pemasyarakatan digunakan dalam Undang- perlindungan dari kekerasan dan diskrimina-
Undang No 12 Tahun 1995 tentang Pemasy- si.
arakatan dalam Pasal 1 angka 8 Undang-Un- Oleh karena itu diperlukan pembinaan
dang Pemasyarakatan yang membagi Anak secara terus menerus terhadap anak demi
Didik Pemasyarakatan menjadi 3 (tiga). Per- kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan per-
tama, anak Pidana yaitu anak yang berdas- kembangan fisik, mental, serta perlindungan
arkan putusan pengadilan menjalani pidana dari segala kemungkinan yang akan memba-
di LAPAS Anak paling lama sampai berumur hayakan mereka dan bangsa di masa depan.
18 (delapan belas) tahun. Kedua, anak Ne- Secara hukum, negara Indonesia te-
gara yaitu anak yang berdasarkan putusan lah memberikan perlindungan kepada anak
pengadilan diserahkan pada negara untuk melalui berbagai peraturan perundang-un-
dididik dan ditempatkan di LAPAS Anak pa- dangan. Ada Undang-Undang No 23 Tahun
ling lama sampai berumur 18 (delapan belas) 2002 tentang Perlindungan Anak. Selain itu,
tahun. Ketiga, anak Sipil yaitu anak yang atas perlindungan anak juga diberikan kepada
permintaan orang tua atau walinya mempe- anak yang berhadapan dengan hukum den-
roleh penetapan pengadilan untuk dididik di gan adanya Undang-Undang No 3 Tahun
LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 1997 tentang Pengadilan Anak yang telah
(delapan belas) tahun. disempurnakan dengan diberlakukannya
Hal tersebut juga terkait dengan konsep Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang
perlindungan anak. Berdasarkan pendapat Sistem Peradilan Pidana Anak.
Nashriana (2011:1), pembicaraan tentang Dalam hal perlindungan anak yang
anak dan perlindungannya tidak akan per- berhadapan dengan hukum, keduanya sa-
nah berhenti sepanjang sejarah kehidupan. ma-sama memberikan perlindungan tentang
Karena anak adalah generasi penerus pem- kekhususan pelaksanaan sistem peradilan
bangunan, yaitu generasi yang dipersiapkan pidana anak. Kelebihan Undang-Undang
sebagai subjek pelaksana pembangunan yang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
berkelanjutan dan pemegang kendali masa Pidana Anak adalah diaturnya secara khusus
depan suatu negara, tidak terkecuali Indo- mengenai Diversi.
nesia. Perlindungan anak Indonesia berarti
75
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015
life education). Dalam hal ini berarti bahwa ditegaskan bahwa pendidikan mempunyai
usaha pendidikan sudah dimulai sejak manu- arti yang sangat luas, yaitu proses untuk men-
sia itu lahir dari kandungan ibunya sampai ia gembangkan semua aspek kepribadian ma-
tutup usia, sepanjang ia mampu untuk me- nusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai
nerima pengaruh dan dapat mengembang- serta sikapnya, dan keterampilannya.
kan dirinya. Suatu konsekuensi dari konsep
pendidikan sepanjang hayat ialah bahwa Sistem Pendidikan di Indonesia
pendidikan tidak identik dengan sekolah.
Pendidikan akan berlangsung dalam lingkun- Pendidikan nasional berfungsi untuk
gan keluarga, dalam lingkungan sekolah, dan mengembangkan kemampuan dan memben-
dalam lingkungan masyarakat. tuk serta peradaban bangsa yang bermarta-
Kedua, bahwa tanggung jawab pendi- bat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
dikan merupakan tanggung jawab bersama bangsa, yang bertujuan untuk mengembang-
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. kan potensi peserta didik agar menjadi ma-
Pemerintah. Pemerintah tidak boleh memo- nusia yang beriman dan bertakwa kepada Tu-
nopoli segalanya, melainkan bersama den- han Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
gan keluarga dan masyarakat, berusaha agar berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
pendidikan mencapai tujuan yang telah di- warga negaea yang demokratis serta bertang-
tentukan. gung jawab.
Ketiga, bagi manusia, pendidikan me- Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Sis-
rupakan suatu keharusan, karena pendidi- tem Pendidikan Nasional menyebutkan bah-
kan, manusia akan memiliki kemampuan wa “Jalur pendidikan adalah wahana yang
dan kepribadian yang berkembang. Hander- dilalui peserta didik untuk mengembangkan
son mengemukakan bahwa pendidikan me- potensi diri dalam suatu proses pendidikan
rupakan suatu hal yang tidak dapat terjadi, yang sesuai dengan tujuan pendidikan”.
karena pendidikan itu membimbing generasi Untuk mewujudkan tercapainya tujuan
muda untuk mencapai suatu generasi yang pendidikan nasional, maka kegiatan pendidi-
lebih baik. kan dilaksanakan melalui tiga jalur sebagai-
Dalam arti luas, pendidikan berisi pen- mana yang tertuang dalam Undang-Undang
gertian yang luas, yaitu terdiri dari pendidi- Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi-
kan, pengajaran dan pelatihan. Meskipun dikan Nasional Pasal 13 ayat (1) yang berbu-
bagi orang awam ketiganya dianggap sama nyi : “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
artinya, tapi ketiganya memiliki arti yang ber- formal, nonformal, dan informal yang saling
beda. Ketiga istilah tersebut akan lebih jelas dapat melengkapi dan memperkaya.” (Mu-
jika kita lihat dalam konteks kata kerjanya, nib dkk, 2011: 144).
yaitu dalam bentuk mendidik, mengajar, dan Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 11,
melatih. Istilah mendidik menurut Darji Dar- 12 dan 13 Undang-Undang Sistem Pendi-
modiharjo, menunjukkan usaha yang lebih dikan Nasional, diuraikan secara berurutan
ditujukan kepada pengembangan budi pe- pengertian pendidikan formal, nonformal
kerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur
ketakwaan dan lain-lainnya. Istilah mengajar pendidikan yang terstuktur dan berjenjang
menurut Sikun Pribadi berarti memberi pela- yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidi-
jaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat kan menengah, dan pendidikan tinggi. Pen-
bagi pengembangan kemampuan intelektu- didikan nonformal adalah jalur pendidikan
alnya. Sedangkan istilah melatih, merupa- di luar pendidikan formal yang dapat dilak-
kan suatu usaha untuk memberi sejumlah sanakan secara terstruktur dan berjenjang.
keterampilan tertentu, yang dilakukan secara Pendidikan informal adalah jalur pendidikan
berulang-ulang, sehingga akan terjadi suatu keluarga dan lingkungan.
pembiasaan dalam bertindak (Munib dkk, Kiranya perlu dikenali juga bahwa keti-
2011:27). ga jalur pendidikan tersebut di atas memiliki
Dari beberapa pengertian di atas dapat ciri-ciri yang berbeda. Dalam bukunya, Mu-
77
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015
dalam meningkatkan kinerja pada tugas atau belum dapat direalisasikan secara baik oleh
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. instansi terkait. Permasalahan kejahatan yang
dilakukan oleh anak mengundang perhatian
Pengertian Sistem Pemasyarakatan tersendiri dari berbagai kalangan dan instansi
pemerintah.
Sistem Pemasyarakatan menurut Pasal Penempatan secara khusus dalam La-
1 angka 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun pas Anak berarti pembinaan napi anak di-
1995 tentang Pemasyarakatan adalah suatu lakukan dalam sistem pemasyarakatan. Me-
tatanan mengenai arah dan batas serta cara nurut ketentuan Pasal 60 Undang-Undang
pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan
berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan se- Anak, bahwa Anak Didik Pemasyarakatan di-
cara terpadu antara pembina, yang dibina, tempatkan di Lapas yang terpisah dari napi
dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dewasa. Anak yang ditempatkan di Lapas
Warga Binaan Pemasyarakatan agar meny- Anak, berhak memperoleh pendidikan dan
adari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak pelatihan baik formal maupun informal sesu-
mengulangi tindak pidana sehingga dapat di- ai bakat dan kemampuan, serta memperoleh
terima kembali oleh lingkungan masyarakat, hak lain.
dapat aktif berperan dalam pembangunan, Guna melaksanakan pemasyaraka-
dan dapat hidup secara wajar sebagai warga tan dan sistem pemasyarakatan tersebut
yang baik dan bertanggung jawab. dilakukan oleh suatu lembaga, yaitu Lapas
Banyak lembaga peradilan yang me- yang merupakan tempat untuk melaksana-
milih alternatif pengenaan sanksi pidana se- kan pembinaan narapidana dan anak didik
bagai upaya penanganan dan penyelesaian pemasyarakatan. Mengacu pada ketentuan
anak yang melakukan tindak pidana setelah dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 3
melalui proses peradilan. Dengan adanya Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 ten- menentukan bahwa Anak Didik Pemasyara-
tang Pemasyarakatan, Undang-Undang No- katan ditempatkan di Lapas Anak harus ter-
mor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, pisah dari orang dewasa dan berhak mempe-
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 roleh pendidikan dan latihan sesuai dengan
tentang Perlindungan Anak, diharapkan da- bakat dan kemampuannya serta hak lain.
pat memberi jaminan yang lebih baik dalam Menurut Andi Hamzah (1993:15),
pengambilan keputusan yang lebih adil, arif, pemasyarakatan memiliki tujuan sebagai
dan bijak bagi anak pelaku tindak pidana. berikut: 1) Memasukkan bekas narapidana
Dalam Undang-Undang Pemasyarakatan dan ke dalam masyarakat sebagai warga negara
Undang-Undang Pengadilan Anak, pelaku yang baik jika berdasarkan kemanusiaan; 2)
tindak pidana (narapidana anak) sebaiknya Melindungi masyarakat dari kambuhnya ke-
diberi perlakuan khusus dengan menempat- jahatan bekas narapidana yang mengulangi
kan pada Lapas yang terpisah dari narapida- perbuatannya setelah mereka kembali ke
na dewasa. masyarakat.
Sistem peradilan anak sangat berbeda Tujuan pemasyarakatan juga diatur da-
dengan sistem peradilan orang dewasa. Le- lam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
tak perbedaannya adalah dimulai perlakuan tentang Pemasyarakatan dalam Pasal 2 yang
khusus dari pihak kepolisian, kejaksaan, pen- merumuskan bahwa sistem pemasyarakatkan
gadilan, sampai dengan Lapas sebagai insti- diselenggarakan dalam rangka membentuk
tusi yang melaksanakan pembinaan hukum Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi
terhadap napi anak, sehingga dalam pem- manusia seutuhnya, menyadari kesalahan-
binaan napi anak diperlukan penanganan nya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi
khusus yang sebaiknya dilakukan oleh pe- tindak pidana sehingga dapat diterima kem-
tugas yang terdidik atau memahami tentang bali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif
anak nakal dan anak terlantar. Hal tersebut berperan dalam pembangunan dan dapat
adalah salah satu hal yang sampai sekarang hidup secara wajar sebagai warga yang baik
79
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015
81
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015
mas, pada tanggal 3 Mei 2014, Pukul 11.15 Tidak jarang kegiatan pendidikan kea-
WIB, di Lapas Slawi, belum dapat dilaksana- gamaan ini bekerja sama dengan pihak di
kan dengan maksimal terutama dalam hal luar Lapas Slawi, misalnya saja dari Kement-
pemenuhan hak pendidikan bagi narapidana rian Agama Kabupaten Tegal yang menjadi
anak. Imam dan Khatib saat pelaksanaan Sholat Ju-
Menurutnya, jika bentuk pendidikan mat dan ceramah agama yang dilaksanakan
yang dimaksud adalah pendidikan formal tiga kali dalam seminggu.
layaknya pendidikan yang dilaksanakan di Secara kebetulan memang narapidana
sekolah-sekolah, jelas belum terlaksana sama anak yang ada di Lapas Slawi semuanya bera-
sekali di Lapas Slawi. Tapi jika pendidikan gama Islam. Tapi hal ini tidak mengurangi hak
yang dimaksud adalah pendidikan yang be- kepada narapidana anak yang lain jika suatu
rarti mengajarkan kepada narapidana bagai- saat ada yang beragama Kristen/Katolik, Hin-
mana menjalani hidup yang baik dan benar, du, Budha, atau yang lainnya. Hal ini dika-
Lapas Slawi sudah melaksanakannya, salah renakan dari Pihak Lapas juga menyediakan
satunya adalah melalui pendidikan keaga- penyuluhan agama yang lain. Seperti yang
maan. sudah berjalan saat ini adalah penyuluhan
Dalam proses pendidikan keagamaan agama Kristen yang dilaksanakan setiap hari
di Lapas Slawi, narapidana anak diberikan Sabtu, pukul 09.00 – 11.30 WIB di Gereja
pendidikan keagamaan sesuai dengan agama yang disediakan Lapas Slawi dan dibimbing
dan kepercayaannya masing-masing. Keem- oleh penyuluh dari Gereja Bethel Indonesia
pat narapidana anak yang ada di Lapas Slawi Slawi.
semuanya beragama islam. Oleh karena itu Penulis juga melakukan wawancara
mereka diberikan penyuluhan agama Islam dengan 4 (empat) narapidana anak yang ada
dalam bentuk belajar baca tulis Al Qur’an, di Lapas Slawi, yaitu GRA, FP, ST, dan ZM
ceramah, dan lainnya. terkait pelaksanaan pemenuhan hak mere-
Berdasarkan hasil pengamatan yang ka dalam mendapatkan pendidikan dan pe-
dilakukan penulis pada tanggal 3 Mei 2014, latihan. Menurut keterangan mereka, selain
Pukul 09.00 WIB, di Lapas Slawi, didukung pendidikan keagamaan yang telah diuraikan
dengan dokumen yang didapat penulis dari di atas, mereka tidak menerima bentuk pen-
Lapas Slawi berupa jadwal kegiatan narapida- didikan formal yang lain seperti program ke-
na anak, kegiatan belajar baca tulis Al Qur’an jar paket. Mereka hanya diajarkan pendidi-
dan ceramah dilakukan tiga kali dalam se- kan keagamaan saja. Selain itu, mereka juga
minggu antara hari Senin - Jumat, mulai pu- mengatakan bahwa ada pendidikan lainnya,
kul 08.30 – 11.30 WIB di Masjid Lapas Slawi. yaitu program PBA (Pembebasan Buta Aksa-
Tapi tidak menutup kemungkinan dilakukan ra). Akan tetapi karena mereka sudah pernah
di hari lain. Narapidana anak ini dibimbing mengikuti pendidikan formal sampai dengan
bukan hanya oleh petugas Lapas Slawi, tapi jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
juga oleh sesama warga binaan pemasyara- dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebelum
katan yang dianggap mumpuni untuk mem- mereka menjalani pidana di Lapas Slawi,
bimbing mereka dalam hal keagamaan. Tu- maka mereka tidak mengikuti program PBA
juan dari pendidikan keagamaan ini adalah tersebut.
untuk memperkuat iman dan taqwa kepada Bapak Rakhmadi terkait pelaksanaan
Tuhan Yang Maha Esa serta membentuk ka- pendidikan formal seperti program kejar
rakter seseorang agar dapat melepaskan diri paket, mengatakan bahwa di Lapas Slawi
dari segala penyimpangan. pernah dilaksanakan program Kejar Paket B
Pendidikan keagamaan lainnya adalah pada tahun 2010. Akan tetapi karena pro-
kegiatan sholat berjamaah. Tidak ada batasan gram tersebut merupakan program bantuan
untuk narapidana anak beribadah selama dari Pemerintah Kabupaten Tegal, dalam hal
ibadah tersebut tidak mengganggu aktivitas ini diwakili melalui Kementrian Pendidikan
warga binaan pemasyarakatan yang lain dan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, maka
juga kegiatan pembinaan lainnya. dalam pelaksanaanya harus dilakukan per-
82
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan
83
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015
Narapidana anak dibebaskan memilih lanjutan, sikap dan perilaku narapidana anak
jenis pelatihan keterampilan kerja yang me- dianggap baik dan mampu mengontrol emo-
reka inginkan. Diharapkan dengan mereka sinya ketika melakukan pekerjaan, dan ke-
memilih sendiri,bakat mereka akan dapat le- mauan narapidana anak untuk bekerja.
bih terasah. Akan tetapi, jenis pelatihan kete- Hasil dari kegiatan pelatihan kerja yang
rampilan kerja yang dipilih narapidana anak dilakukan narapidana anak seperti membuat
tidak semuanya dapat diikuti. Pelatihan kerja kandang burung, tas, dan ukiran kayu, dijual
yang mereka pilih harus disesuaikan dengan kepada pihak luar dan hasilnya diberikan ke-
bagaimana sikap dan perilaku mereka seha- pada masing-masing narapidana anak dalam
ri-hari. Hal ini dikarenakan pada prinsipnya bentuk tabungan. Dengan dilatih berbagai
pelatihan merupakan program kegiatan pro- keterampilan, diharapkan narapidana anak
ses pembelajaran baik teori maupun praktek mampu mengembangkan potensi kreativitas
yang bertujuan bukan hanya meningkatkan mereka sesuai dengan bakat mereka masing-
dan mengembangkan keterampilan narapi- masing.
dana anak, tapi juga sikap mereka dalam ke- Menurut analisis penulis dari hasil pen-
hidupan sosial. elitian yang telah diuraikan di atas yang men-
Berdasarkan hasil wawancara pene- guraikan secara nyata bagaimana pelaksanan
liti dengan salah satu Petugas Lapas di Sub pemenuhan hak narapidana anak dalam hal
Bagian Kegiatan Kerja, dalam pelaksanaan mendapatkan pendidikan dan pelatihan di
pelatihan kerja, dilakukan pembatasan. Pem- Lapas Klas II B Slawi dimana ternyata pelak-
batasan di sini maksudnya adalah narapida- sanaannya dirasa penulis adalah kurang mak-
na anak dan warga binaan pemasyarakatan simal, terutama dalam pemenuhan hak pen-
harus memenuhi beberapa syarat untuk da- didikan bagi narapidana anak. Pemenuhan
pat mengikuti kegiatan pelatihan kerja. An- hak pendidikan yang dirasa kurang maksimal
tara lain berada dalam pembinanaan tahap di sini menurut analisis penulis adalah pendi-
84
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan
85
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015
pelaksanaannya sudah cukup terlaksana den- hak atas perlindungan bagi pengembangan
gan baik. Kegiatan pelatihan sebagai salah pribadinya, untuk mendapatkan pendidikan,
satu program pembinaan yang ada di Lapas mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan
Slawi juga sudah memenuhi sebagian besar kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang
asas-asas pelatihan yang ada, yaitu dalam hal beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, be-
individual differences dengan melihat karak- rakhlak mulia, bahagia dan sejahtera sesuai
teristik dan sikap narapidana anak yang akan dengan hak asasi manusia.
melaksanakan program pelatihan. Kemudian Proses mengembangkan pribadi yang
asas active participation, selection of trainees, dimaksud di atas telah dipenuhi Lapas Slawi
dan selection of trainers juga sudah dipenuhi dengan memberikan pelatihan kepada nara-
saat melaksanakan program pelatihan yai- pidana anak dimana narapidana anak berhak
tu dalam hal pembatasan narapidana anak untuk memilih jenis kegiatan pelatihan yang
sebagai peserta pelatihan dilihat dari kema- sesuai dengan minat dan bakatnya. Men-
uan narapidana anak dalam melaksanakan dapatkan pendidikan yang layak bagi nara-
program pelatihan yang ada. Faktor pelatih pidana anak memang bukan perkara yang
atau pembina juga sudah diperhatikan. Den- mudah untuk dilaksanakan, perlu kerjasama
gan keterbatasan pembina yang ada, Lapas yang solid dengan pemerintah, dalam hal
Slawi tetap berusaha memenuhi kebutuhan ini adalah Kementerian Pendidikan dan Ke-
narapidana anak dan warga binaan lainnya budayaan, paling tidak untuk melaksanakan
dengan menghadirkan pelatih atau pembi- program Kejar Paket bagi narapidana anak.
na yang cukup mumpuni di masing-masing Tapi tidak terpenuhinya hak narapidana
bidang program pelatihan yang ada di Lapas anak untuk mendapatkan pendidikan secara
Slawi. formal, tidak menghalangi narapidana anak
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa untuk tetap dapat mencerdaskan diri. Per-
pola pembinaan yang digunakan di dalam La- pustakaan yang disediakan Lapas Slawi da-
pas Slawi adalah pola pembinaan dengan sis- pat digunakan sebagai salah satu sarana bagi
tem pemasyarakatan. Berbeda dengan sistem narapidana anak untuk dapat mencerdaskan
kepenjaraan yang memberikan pekerjaan dirinya. Pendidikan keagamaan juga telah di-
kepada narapidana dengan tujuan eksploita- berikan untuk meningkatkan kualitas hidup
si tenaga kerja, dalam sistem pemasyaraka- narapidana anak agar menjadi manusia yang
tan menurut Harsono dalam bukunya yang beriman, bertanggung jawab, dan berakhlak
berjudul Sistem Baru Pembinaan Narapidana mulia.
(1995, 22), sistem pemasyarakatan meman-
dang bahwa sifat pemberian pekerjaan bagi Kendala Pemenuhan Hak Narapidana
narapidana adalah pembinaan dengan mela- anak dalam Hal Mendapatkan Pendidikan
tih bekerja bagi narapidana, agar kelak saat dan Pelatihan di Lapas Klas II B Slawi
keluar dari Lapas dapat menerapkan kepan-
daiannya sebagai bekal hidupnya dan tidak Untuk mencapai suatu tujuan yang
lagi melakukan tindak pidana. dicita-citakan, terkadang prosesnya tidak se-
Meskipun belum maksimal, akan tetapi mudah kita membalikkan telapak tangan. Ti-
Lapas Slawi telah berusaha untuk memenu- dak jarang berbagai kendala atau hambatan
hi hak narapidana anak dalam mendapatkan ada dalam proses mencapai tujuan yang kita
pendidikan dengan tetap membiarkan na- cita-citakan itu. Begitu pula dalam pemenu-
rapidana anak mengembangkan diri sesuai han hak narapidana anak dalam hal menda-
dengan bakat dan keinginannya. Lapas Slawi patkan pendidikan dan pelatihan di Lapas
berusaha membuktikan bahwa status anak Klas II B Slawi. Berbagai upaya yang telah
sebagai narapidana anak tidak boleh meng- dilakukan Lapas Slawi untuk memenuhi hak
halangi ia untuk mendapatkan haknya yang narapidana anak untuk tetap mendapatkan
tercantum dalam Pasal 12 Undang-Undang pendidikan dan pelatihan masih terhalang
No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Ma- beberapa masalah yang menjadikan tujuan
nusia yang berbunyi bahwa setiap orang ber- untuk tetap memenuhi hak narapidana anak
86
Sofi Artnisa Siddiq, Pemenuhan Hak Narapidana Anak dalam Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan
87
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015
tatus narapidana. Dalam pelaksaan pembi- wi atau faktor internal dan kendala daru luar
naan kemandirian seperti pertukangan, yaitu Lapas Slawi atau faktor eksternal. Yaitu : pe-
pembuatan meja kursi, kandang burung, dan nempatan dan pembinaan anak pidana yang
pembuatan prakarya pahatan kayu, tidak ja- tidak dibedakan dengan narapidana dewasa;
rang mereka mengandalkan masyarakat di kurangnya tenaga profesional yang bertang-
luar Lapas Slawi yang membutuhkan jasa me- gung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pen-
reka. Pelayanan jasa yang ada di Lapas Slawi didikan dan pelatihan di Lapas Slawi; waktu
disebarkan kepada masyarakat melalui petu- pelaksanaan pembinaan yang dirasa kurang;
gas Lapas maupun melalui kunjungan yang anak pidana yang terkadang sulit untuk dibe-
dilakukan keluarga dan kerabat narapidana rikan pengarahan oleh petugas Lapas Slawi;
anak dan warga binaan pemasyarakatan. keterbatasan dana; dan pandangan negatif
masyarakat pada anak pidana dan narapida-
Akan tetapi dengan adanya pandangan na dewasa.
negatif tentang mereka, yaitu status mereka
sebagai narapidana di masyarakat dipan- Daftar Pustaka
dang sebagai orang jahat sehingga tidak da-
pat dipercaya dalam melakukan pekerjaan Amiruddin dan Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metode
apapun. Sedangkan adanya permintaan dari Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo
masyarakat dalam pembuatan berbagai pra- Persada
karya bukan hanya sebagai pelatihan kerja Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian: Suatu
sebagai bagian dari pembinaan kemandirian, Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.
tapi juga merupakan salah satu pembinaan Ashshofa, Burhan. 2004. Metode Penelitian Hukum. Ja-
untuk reintegrasi narapidana anak dan warga karta : Rineka Cipta.
binaan pemasyarakatan dewasa pada masya- Aswanto. 1999. Jaminan Perlindungan HAM dalam KU-
rakat. Untuk mengatasi kendala ini, petugas HAP dan Bantuan Hukum Terhadap Penegakan
Lapas Slawi sebagai penyelenggara pembi- HAM di Indonesia. Disertasi. Makassar: Per-
naan tidak putus asa dan tetap mengusaha- pustakaan FH-Unair.
kan agar karya narapidana anak yang ada di Atmasasmita, Romli. 1983. Penjaraan dalam Suatu Bun-
Lapas Slawi diketahui oleh masyarakat luas, ga Rampai. Bandung: Armico.
yaitu dengan menjual hasil karya seperti kan- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Ka-
dang burung, meja, kursi, kerajinan tangan mus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
berupa pahatan berbagai bentuk, dan lain- Pustaka.
nya kepada masyarakat. Fuad, Ihsan. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta
: Rineka Cipta.
4. Simpulan Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Kepelatihan Ke-
tenagakerjaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Dari hasil penelitian dan pembahasan Hamzah, Andi. 1993. Suatu Tujuan Ringkas Sistem
yang telah dilakukan di Lapas Klas II B Slawi, Pemidanaan di Indonesia. Jakarta : Akademika
dapat diambil kesimpulan bahwa Pemenu- Pressindo.
han hak narapidana anak dalam hal menda- Harsono, C.I. 1995. Sistem Baru Pembinaan Narapi-
patkan pendidikan dan pelatihan di Lapas dana. Jakarta : Djambatan.
Klas II B Slawi belum terlaksana dengan mak- Mardiyanti, Veronica. 2005. Pemenuhan Hak Pendidi-
simal. Terutama dalam pemenuhan hak pen- kan Bagi Anak Didik Pemasyarakatan di Lem-
didikan bagi narapidana anak secara formal, baga Pemasyarakatan Anak (Studi Kasus anak
sedangkan hak mendapatkan pelatihan beru- didik pada LPA Wanita Tangerang). Thesis Ma-
pa pelatihan kerja dan pelatihan keterampi- gister Sains Universitas Indonesia.
lan sudah berjalan cukup baik. Miles, M.B. and Huberman, M.A. 1992. Qualitative
Kendala yang dihadapi dalam pelak- Data Analysis. London : Sage Publication.
sanaan pemenuhan hak anak pidana dalam Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.
hal mendapatkan pendidikan dan pelatihan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
ada dua, yaitu kendala dari dalam Lapas Sla- Mulyadi, Lilik. 2005. Pengadilan Anak di Indonesia:
89
Pandecta. Volume 10. Nomor 1. Januari 2015
Teori, Praktik dan Permasalahannya. Jakarta: Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Bandar Maju. Negeri Malang.
Munib, Achmad, dkk. 2011. Pengantar Ilmu Pendidi- Soekanto, Soerjono. 1986. Kegunaan Sosiologi Hukum
kan. Semarang : Unnes Press. bagi Kalangan Hukum. Jakarta: UI Press.
Nashriana. 2011. Perlindungan Hukum Pidana Bagi ______. 1993. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI
Anak di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers. Press.
Print, Darwan. 2003. Hukum Anak Indonesia. Band- Soemitro, Ronny Hanitijo. 1990. Metode Penelitian Hu-
ung: PT Citra Aditya Bakti. kum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalian Indonesia.
Putri, Nurliza Neci. 2013. Penyelidikan dan Penyidikan Sumantri, S. 2000. Pelatihan dan Pengembangan Sum-
Tindak Pidana Anak Dalam Kasus Narkotika dan ber Daya Manusia. Bandung : Fakultas Psikolo-
Psikotropika. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga gi Unpad.
Yogyakarta. Sunggono, Bambang. 2006. Pengantar Matode Peneli-
Rahardjo, Satjipto. 2006. Ilmu Hukum. Bandung : PT tian Hukum. Jakarta: Rajawali Press.
Citra Aditya Bakti. Tilaar, H.A.R. 1999. Pengembangan Sumber Daya
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan : Manusia Dalam Era Globalisasi. Jakarta : PT
Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa. Jakarta Gramedia.
: PT Raja Grafindo Persada Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manu-
Ramdlon, Naning. 1983. HAM di Indonesia. Makalah. sia Untuk Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafin-
Jakarta: Lembaga Kriminologi UI. do Persada
Ratnawati, Gasti. 2010. Pola Pembinaan NAPI Anak Se- Yoder, Dale. 1962. Personel Principles and Policies.
bagai Salah Satu Upaya Pemenuhan Kebutuhan Prentice Hall Inc : Maruzen Company Ltd.
Pendidikan di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Second Edition.
90