Anda di halaman 1dari 3

Nama : Puji Rahayu

NIM :835960496
Makul : PDGK4401
JAWABAN

1...A. TUJUAN PEMBELAJARAN HAM DI SD


Pembelajaran HAM di SD dapat mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, emosional serta
spiritual. Multiple intelligence dapat ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran HAM sehingga
pembelajaran tersebut akan lebih bermakna bagi kehidupan anak.
B. Materi Pembelajaran HAM di SD
Materi HAM di SD dikembangkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Materi tersebut disajikan secara menarik dalam bentuk yang mudah dipahami oleh anak. Kalimat
yang digunakan sederhana, lugas, dan jelas. Kalau perlu materi disertai gambar dan ilustrasi menarik
dan menyenangkan. Unsur problematik dalam materi HAM juga akan membuat sajian materi tidak
monoton dan menjemukan, tetapi menantang penalaran kritis anak. Supaya memiliki kebermaknaan
pada anak, materi HAM diangkat dari realitas kehidupan anak sehari-hari. Dengan demikian materi
yang dikembangkan disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak.

Materi HAM diberikan di SD dibelajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran lain yang sudah
ada melalui pendekatan tematik. Jika m ateri HAM diberikan tersendiri dan menjadi mata pelajaran
tersendiri maka akan terjadi penambahan mata pelajaran lain. Hal ini akan menambah beban mata
pelajaran bagi anak dan di luar kemampuan anak. Pilihannya lebih baik diupayakan terintegrasi pada
mata pelajaran lain sehingga setiap mata pelajaran yang dipelajari anak akan lebih bermakna
C. Menetapkan metode
Berbagai pendekatan dapat digunakan dalam pembelajaran HAM di SD. Pendekatan tersebut
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Pendekatan induktif yaitu suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran
dengan dimulai dari contoh-contoh, peristiwa-peristiwa, kasus- kasus dan fenomena sejenis
untuk ditarik kesimpulan umum.
2) Pendekatan deduktif dimulai dari konsep umum menuju penarikan kesimpulan
khusus.
3) Pendekatan kontekstual yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan guru
sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari anak. Pembelajaran kontekstual tersebut
memudahkan anak memaknai nilai-nilai HAM yang dipelajarinya.
4) Pendekatan kooperatif (cooperative learning) yaitu pendekatan pembelajaran
dengan memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dalam belajar. Misalnya,
belajar kelompok, belajar dengan model Jigsaw, diskusi kelompok, dan tugas kkelompok.

D. Evaluasi pembelajaran yakni mengevaluasi apakah dalam praktik keseharian benar


dilaksanakan.
2. Menurut Al-Fandi, H., dalam bukunya yang berjudul Desain Pembelajaran yang Demokratis dan
Humanis mengemukakan bahwa sikap demokratis adalah karakter yang terbentuk melalui pendidikan
demokratis. Pendidikan adalah model pendidikan yang mengembangkan prinsip-prinsip demokrasi
yaitu pendidikan yang menghargai pendapat, kebebasan untuk mengaktualisasi diri, kebebasan
intelektual, kesempatan untuk bersaing di dalam perwujudan diri sendiri, pendidikan yang
membangun moral dan pendidikan yang semakin mendekatkan diri pada sang pencipta.

Kaitannya dengan pendidikan dan proses pembelajaran, sikap demokratis sangat diperlukan, peserta
dalam diri peserta didik tumbuh rasa saling menghormati, menghargai, dan memahami berbagai
masalah kehidupannya secara lebih bijaksana. Sementara dalam pembelajaran IPS, sikap demokratis
yang dibutuhkan untuk menumbuhkan sikap saling menghargai pada siswa agar mereka dapat lebih
bijaksana memaknai setiap peristiwa yang terdapat di dalam materi, terutama materi sejarah yang
banyak interpretasi.

Sikap ini akan tumbuh dalam diri peserta didik dengan menggunakan berbagai alternatif demokratis
dengan penggunaan metode pembelajaran yang lebih menarik. Metode Timed Pair Share dengan
penggunaan teknik Time Token Arends dirasa efektif dalam menumbuhkan sikap demokratis. Metode
ini merupakan metode yang dikembangkan oleh Spencer Kagan.

3. A. Karena Tingkat jabatan, adanya praktik nepotisme, ketimpangan dan tumpang tindih pasal-pasal,
adanya intervensi penguasa, ketidakpercayaan publik, dan rendahnya kesadaran masyarakat
akan hukum juga merupakan faktor-faktor yang melatarbelakangi ketidakadilan dan
kesenjangan hukum di negeri ini.
B. Beberapa cara menegakkan hukum di Indonesia yakni:
1. Pendidikan Karakter
Salah satu kasus dan tantangan yang masih dihadapi oleh Indonesia saat ini adalah masih banyaknya
praktik korupsi yang dilakukan oleh banyak pegawai pemerintah, bahkan aparat-aparat penegak
hukum di lembaga peradilan walaupun sudah ada undang-undang tentang korupsi. Tentu saja ini hal
yang sangat ironis mengingat peranan lembaga peradilan adalah lembaga yang bertugas dan
bertanggung jawab dalam memutuskan atau menyelesaikan suatu perkara dengan seadil-adilnya.
Tentu saja para aparat tidak bisa mengambil keputusan secara adil bagi pihak-pihak yang beperkara
jika sudah ada pihak yang menerima suap.
2. Peningkatan Kualitas Seleksi Aparat Penegak Hukum
Sebagai warga negara, kita tentu ingin penegakan hukum di Indonesia tercipta. Salah satu pihak yang
berperan dalam hal tersebut adalah aparat penegak hukum. Secara ideal pasti diharapkan orang-orang
dengan integritas tinggi lah yang masuk dan lolos dari proses seleksi aparat penegak hukum. Namun
kenyataan menunjukkan hal sebaliknya. Banyak aparat yang mau berkompromi dengan pelanggaran
hukum. Selain dengan pendidikan karakter sedini mungkin, cara menegakkan hukum secara
berkeadilan di Indonesia adalah dengan membuat proses rekruktmen yang semakin ketat. Sebaiknya
para calon aparat harus melalui beberapa tahap yang diperketat dengan tujuan untuk menguji tidak
hanya kemampuan kognitif tetapi juga karakter dan integritasnya.
3. Praktik Penegakan Hukum yang Tidak Memihak
Undang-undang Dasar (UUD) 1945 pasal 27 ayat (1) mengatur bahwa setiap warga negara Indonesia
diperlukan sama di hadapan hukum. Hal ini menunjukkan bahwa setiap warga negara harus
diperlakukan secara adil tanpa memandang suku, agama, ras, atau golongan. Tidak akan ada
ketimpangan dalam memperlakukan warga negara Indonesia jika peraturan tersebut dilaksanakan.
Namun sayangnya masih ditemukan kasus dimana seorang warga negara yang tidak mampu harus
berurusan dengan pihak pengadilan dan mengalami percobaan hukuman selama 1 bulan 15 hari hanya
karena melakukan pencurian tiga buah kakao.
4. Pemberian Bantuan Hukum
Pada contoh yang sudah disebutkan sebelumnya, mengenai warga negara tidak mampu yang mencuri
tiga buah kakao, warga negara tersebut, dengan kondisi keuangan yang tidak mencukupi, menghadapi
proses peradilan tanpa bantuan pengacara. Ketiadaan pengacara membuatnya harus menjalani
percobaan hukuman. Jika memang ingin melangsungkan penegakan hukum secara adil, setiap warga
negara, khususnya yang tidak mampu, seharusnya diberikan bantuan hukum. Mereka yang tidak
mampu pastilah membutuhkan bantuan dalam melalui proses peradilan. Dengan adanya bantuan ini
barulah bisa dikatakan bahwa masyarakat dari golongan yang tidak mampu pun mempunyai akses ke
penegakan hukum yang adil. Oleh sebab itulah, pemberian bantuan hukum merupakan salah satu hal
yang harus dipertimbangkan dengan serius sebagai cara menegakkan hukum secara berkeadilan di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai