Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 2

PENDIDIKAN IPS DI SD

Cintia Isni Mufidah


857816949

PROGRAM PENDIDIKAN BI PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR SURAKARTA

TAHUN 2021
1. Globalisasi adalah proses belajar mengenai masalah- masalah dan isu-isu yang
melintasi batas-batas negara dan tentang hubungan dalam lingkungan, budaya,
ekonomi, politik, dan teknologi. Globalisasi ini terjadi karena pertukaran pandangan
dunia, produk, pemikiran, dan aspek kebudayaan lainya. Faktor- faktor utama pemicu
globalisasi yaitu kemunculan telegraf dan internet, kemajuan infrastuktur
transportasi dan telekomunikasi.
Pembelajarn globalisasi dalam IPS harus bertujuan:
a. Mempu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda, tetapi sebagai
manusia mereka mempunyai kesamaan-kesamaan
b. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir kritis terhadap masalah-
maslah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang diterimanya.
c. Membantu siswa mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa bumi dihuni
oleh manusia-manusia yang sling bergantung satu sama lainnya.
d. Membantu siswa memahami bahwa maslah-masalah di bumi adalah tanggung
jawab bersama.
2. Dalam hubungan antar manusia (human relationship) muncul peristiwa hukum dan
akibat hukum, maka melalui IPS, kita dapat menanamkan nilai-nilai tentang
kesadaran hukum dalam diri peserta didik, membentuk siswa sebagai warga negara
yang mendukung ketertiban sesuai kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Misalnya
dalam mensosialisasikan pada anak tentang pentingnya memihara lingkungan alam
sehingga pabrik yang tidak memenuhi syarat ditunjukkan dengan adanya polusi yang
merusak lingkungan dapat mendapat sanksi, menanamkan kesadaran wajib pajak,
menanamkan pengertian antarindividu siswa dalam menghormati hak dan
kewajiban masing-masing,
Pentingnya mengintegrasikan antara aspek hukum dengan pendidikan sosial antara
lain dapat dilihat dari tujuan dihubungkannya kedua bidang tersebut, seperti; untuk
menanamkan pemahaman siswa terhadap aspek sosial dan sistem hukum yang
dikandungnya serta bagaimana siswa dapat aktif dalam melaksanakan ketentuan
hukum, menanamkan sikap- sikap, nilai, dan pemahaman siswa terhadqap hukum
dan sistem huku yang berlaku, juga untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, ketrampilan memcahkan masalah.
3. Salah satu pendekatan yang cocok untuk mengembangkan kecerdasan rasional
adalah pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian. Tujuan utama
pendekatan penelitian sosial adalah membangun teori atau secara umum
membangun pengetahuan. Untuk membangun pengetahuan atau teori diperlukan
fakta konsep dan generalisasi. Pendekatan penelitian sosial untuk murid SD tentunya
harus disesuaikan tingkat perkembangan kognitif anak. Pendekatan berorientasi
pada proses penelitian dikenal sebagai pendekatan inkuiri. Prosedur baku
pendekatan tersebut yaitu:

Masalah Hipotesis Data Kesimpulan

Masalah ada dalam pikiran terkaitan dengan gejala yang tampak atau dapat
ditangkap oleh panca indra kita. Misalnya, suatu waktu terjadi hujan lebat sehingga
air sungai melimpah ke luar dari badan sungai dan masuk ke kawasan sekitar aliran
sungai. Bisa persawahan, bisa perkampungan atau perkotaan yang dilanda banjir
tersebut. Hipotesis berasal dari bahasa latin hypo dan thesis. Hypo artinya setengah,
Thesis artinya kesimpulan. jadi, hypothesis atau diterjemahkan mejadi hipotesis
dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan yang rnasih semantara atau setengah
benar dan masih memerlukan pengujian dan pembuktian. Data berasal "dari bahasa
latin datum yang artinya satu informasi petunjuk. Apabila informasi itu lebih dari satu
maka disebut data. jadi, datum bersifat tunggal, sedangkan data bersifat jamak. Oleh
karena itu, apabila Anda menyebut data - data, cukup data saja. Data dapat berbentuk
kenyataan yang dapat ditangkap oleh panca indra (dilihat, didengar, dirasa, dicium,
diraba). Apa yang ditangkap pancaindra menurut apa adanya, ini disebut fakta. Data
diperlukan untuk menguji hipotesis. Kesimpulan adalah hipotesis yang diuji dan
dibuktikan kebenarannya.

4. Emosi, nilai dan sikap juga perilaku sosial merupakan dimensi sosial dan personal
yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPS. Emosi pada dasarnya bersifat
peka dan saling melengkapi dengan rasio yang cenderung bersifat teliti dan tanggap.
Nilai merupakan tatanan tertentu atau kriteria didalam diri individu yang berharga
dan dipandang berharga sedang sikap merupakan predisposisi tingkah laku atau
kecendrungan untuk bertingkah laku yang sebenarnya juga merupakan ekspresi atau
manifestasi dari pandangan individu terhadap suatu objek atau sekumpulan objek.
Emosi, sikap, nilai dan perilaku sosial ini dapat dikembangkan dalam pendidikan
formal dan informal. Dalam pendidikan formal terdapat model-model pendekatan
transmisi nilai secara bebas terarah penanaman nilai, suri teladan, klarifikasi nilai,
dan klarifikasi nilai terintegrasi struktur.
Disekolah dasar aspek emosi, sosial dan keterampilan sosial dapat dikembalikan
melalui berbagai kegiatan, antara lain;
a. Kehidupan kelas sahari – hari yang menitik beratkan pada kepedulian pada orang
lain, kebebasan dan persamaan, kemerdekaan berpikir, tanggung jawab,dan
penghormatan terhadap harga diri manusia.
b. Mempelajari sejarah dan perkembangan kehidupan negara terutama mengenai
cita - cita dan ideologinya yang memerlukan usaha untuk terus mewujudkannya.
c. Mernpelajari riwayat hidup tokoh - tokoh penting yang menceminkan nilai - Nilai
dari bangsa dan negara.
d. Mempelajari hukum beserta sistem hukum dan sistem peradilan.
e. Merayakan hari - hari besar yang mempekenalkan nilai dan sikap.
f. Menganalisis makna kata - kata dalam proklamasi, pembukaan UUD'45 batang
tubuh, UUD’45 dan peraturan perundangan lainya.

5. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan


keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran ini melibatkan beberapa
kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan
beberapa mata pelajaran. Melalui pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat
belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Sebab, dalam pembelajaran
tematik, belajar tidak semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui (learning to
know), tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning
to be), dan untuk hidup bersama (learning to live together). Pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa karena dalam hal ini siswa
dituntut untuk aktif dalam mempelajari konsep-konsep dari materi yang diajarkan.
Pembelajaran tematik memiliki beberapa prinsip yaitu: Holistik, bermakna, otentik
dan aktif. Berikut ini beberapa ciri khas pendidikan tematik:
a. Dalam pembelajaran tematik, pengalaman diberikan kepada siswa. Dengan
pengalaman langsung ini, murid dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
b. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Peserta
didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai
dengan minat dan kebutuhannya.
c. Membantu mengembangkan ketrampilan berfikir siswa
d. Mengembangkan ketrampilan sosial peserta didik.
e. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan murid dan keadaan lingkungan dimana
sekolah dan murid berada.
Sedangkan untuk kelebihah pembelajaran tematik mempunyai bebrapa
keunggulan antara lain; Pengalaman belajar dan kegiatan belajar akan sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa, kegiatan belajar dapat disesuaikan dengan
minat dan kebutuhan siswa, kegiatan belajar lebih bermakna, mengembangkan
keterampilan berpikir dan keterampilan sosial siswa, menyajikan kegiatan
bersifat pragmatis yang dekat dengan keseharian siswa, dan meningkatkan
kerjasama antar guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai