Anda di halaman 1dari 2

Putri Anisa Yuliani NIM : 109054100019 Kessos 3 Tugas UAS Sistem Hukum Indonesia

Penjara Anak Di Indonesia


Penjara anak di Indonesia sampai saat ini keberadaannya masih dianggap sebagai tempat yang tidak lazim bagi pendidikan dan tumbuh kembang anak. Ini karena stigma yang secara tidak langsung diberikan kepada masyarakat kepada diri anak-anak yang menjadi terpidana dan ditahan di penjara anak. Stigma-stigma seperti ini akan membuat anak menjadi semakin percaya bahwa dirinya adalah anak nakal yang berkelakuan jahat. Akibatnya, bukan perubahan perilaku positif yang didapat tapi malah akan menjadi semakin negatif setelah keluar dari penjara anak. Selain itu, fasilitas yang terdapat dalam penjara anak masih bersifat kurungan dengan menggunakan jeruji besi atau sel. Jeruji seperti ini akan membuat jiwa psikologis anak merasa semakin tidak bebas, merasa terkekang dan dibatasi perkembangannya. Padahal masa anak-anak adalah salah satu fase penting dalam kehidupan manusia. Masa depan mereka sangat bergantung pada tumbuh kembang di masa anak-anak. Masih banyak penjara anak yang menyatukan anakanak dengan orang dewasa akibat dari kapasitas penjara untuk orang dewasa yang sudah melebihi batas kapasitas. Jika anak-anak disatukan dengan orang dewasa, bisa dibayangkan bahwa akan ada kekerasan terhadap tahanan anak-anak yang dilakukan oleh tahanan dewasa. Kekerasan itu bisa berupa fisik, psikis dan seksual. Kekerasan tersebut dapat menimbulkan trauma atau bisa juga mengakibatkan peniruan tindakan di masa depan oleh anak-anak tersebut. Hal ini hanya akan menambah kasus baru bagi pemerintah yang harus ditanggulangi. Kurangnya fasilitas pendidikan juga salah satu ketidakpatutan adanya penjara bagi anakanak. Setiap anak berhak mendapat pendidikan bagi terjaminnya masa depannya kelak. Sedangkan di Indonesia, tidak semua penjara anak memliki fasilitas pendidikan yang memadai bagi anakanak. Sehingga, tidak hanya dunia sosialisasi mereka yang terputus, tetapi juga mereka memiliki jurang perpisahan dengan dunia pendidikan. Rehabilitasi pada anak-anak yang melakukan kesalahan-kesalahan atau tindakan kriminal juga salah satu elemen penting dalam masalah ini. Setiap anak memiliki permasalahan serta latar belakang sosial yang berbeda-beda sehingga mereka membutuhkan penanganan khusus yang berbeda pula. Faktanya dalam penjara anak, sangat sedikit fasilitas rehabilitasi dan pendampingan yang diberikan, bahkan sama sekali tidak ada di lokasi1

lokasi penjara anak tertentu. Hal ini menimbulkan keraguan yang amat besar bahwa penjara anak adalah solusi yang tepat bagi anak-anak yang melakukan tindakan kriminal. Dari uraian yang terdapat di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan penjara anak saat ini belum layak untuk mengubah perilaku anak-anak yang melakukan tindakan Kriminal menjadi positif agar dapat diterima oleh masyarakat. Penjara anak perlu dirubah sistemnya menjadi tempat rehabilitasi dan pengembangan karakter anak. Pembangunan infrastruktur yang memadai serta penyediaan pendampingan dan tenaga ahli lewat kerja sama antara, tenaga pengajar, Pekerja Sosial, Psikolog, Psikiater serta Paramedis atau dokter diperlukan dalam perawatan anak-anak. Hal ini untuk mengisi daya dukung anak agar perkembangan dan pertumbuhan mereka tetap terpelihara dan terpantau dengan baik. Sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, kemampuan dan keterampilan mereka kurang lebih setara dengan anak-anak lainnya. Masyarakat pun tidak melabeli mereka dengan stigma-stigma negatif.

Anda mungkin juga menyukai