Oleh :
UMNI KHOIRUNNISA
1910113126
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
PENGASUHAN ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG
AMPANG KOTA PADANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG
NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
ABSTRAK
Anak-anak merupakan harapan bagi masa depan negara dan bangsa sebagai
generasi penerus cita-cita nasional bangsa. Orang dewasa harus memberikan hak
kepada seorang anak dengan memenuhi, mendampingi, membimbing, dan
memperhatikan pertumbuhannya. Anak-anak yang diasuh di panti asuhan
memiliki hak yang sama seperti anak-anak lainnya dan mereka harus menerima
perawatan yang sesuai. Namun, beberapa anak tidak memiliki orang tua yang
lengkap, ada yang yatim atau piatu, yatim piatu, atau bahkan tidak memiliki
keluarga sama sekali. Jadi, menurut undang-undang Indonesia, peran pengasuh
sangat penting untuk melindungi anak-anak yang tidak memiliki keluarga yang
lengkap atau keluarga yang tidak mampu dalam menjamin kebutuhan anaknya.
Panti asuhan adalah lembaga yang menawarkan pengasuhan kepada anak-anak
yang yatim piatu, kurang mampu, atau terlantar. Dalam penelitian ini terdapat
beberapa rumusan masalah yaitu : (1) Bagaimana proses penerimaan anak asuh di
Panti Asuhan Aisyiyah Cabang Ampang Kota Padang ditinjau dari Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak? (2) Bagaimana
pelaksanaan pengasuhan anak asuh di Panti Asuhan Aisyiyah Cabang Ampang
Kota Padang ditinjau dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
bagaimana proses penerimaan anak asuh Panti Asuhan Aisyiyah dan bagaimana
pelaksanaan pengasuhan anak asuh di Panti Asuhan Aisyiyah Cabang Ampang
Kota Padang ini ditinjau dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris. Data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik
pengumpulan data menggunakan studi dokumen dan wawancara dengan Ketua
atau Sekretaris, Seksi Pendidikan di Panti Asuhan Aisyiyah, dan salah satu orang
tua dari anak asuh, serta studi kepustakaan yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti. Dari hasil penelitian yang pertama, proses penerimaan anak asuh di
panti asuhan sudah melalui penetapan Dinas Sosial Provinsi dimana terdapat
persyaratan administratif yang sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
Panti Asuhan UPT Dinas Sosial Provinsi dan terdapat utusan dari dinas sosial
tersebut yang akan ikut dalam tahapan asessemen penerimaan anak asuh untuk di
tempatkan di dalam panti. Kedua, pelaksanaan pengasuhan anak asuh oleh Panti
Asuhan Aisyiyah sudah cukup baik dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, tetapi masih terdapat beberapa hak anak
asuh yang belum terpenuhi secara maksimal.
i
PENDAHULUAN
individu lainnya. Hubungan tersebut terjadi karena adanya interaksi sosial dan
Perkawinan merupakan perjanjian suci dan sakral antara seorang laki-laki dan
melangsungkan keturunan.
Dari segi kehidupan sosial dan masyarakat, anak merupakan manusia yang
terhadap seorang anak oleh orang tua atapun dengan pihak lainnya yang tidak
merupakan orang tuanya tidak serta merta berarti pengangkatan anak, dapat
1
Soedharyo Soimin, 2004, Hukum Orang dan Keluarga, Perspektif Hukum Perdata Barat/BW,
Hukum Islam, dan Hukum Adat, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 51.
1
Di dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
terhadap anak asuh atas perlindungan anak. Peran masyarakat ini sendiri dapat
massa, dan dunia usaha, hal ini tercantum di dalam Pasal 72 Ayat (2) Undang-
adalah telah meninggalnya kedua orang tua dan tidak ada saudara ataupun
pula tujuan panti asuhan itu sendiri yakni membentuk pribadi mereka menjadi
2
layak dan penuh tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, maupun
masyarakat.2
khususnya di panti asuhan masih banyak yang belum sesuai dengan peraturan
yaitu dengan penetapan dari dinas sosial provinsi. Panti asuhan tersebut
menjadikan tidak adanya bukti sah hak atas pengasuhan oleh panti asuhan, hal
kesejahteraan anaknya.
Permasalahan lain yang terjadi juga di panti asuhan Aisyiyah ini ialah
sebagian besar anak-anak yang berada disana orang tuanya masih hidup namun
tidak dapat dijadikan sebagai alasan utama dalam penyerahan anak kepada panti
asuhan dan juga tidak bisa menjadi pemisah antara anak dengan keluarganya dan
menempatkan anak tersebut ke dalam panti asuhan. Dengan begitu hukum memiliki
B. Rumusan Masalah
2
Gatot Supramono, 2008, Hukum Yayasan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 3
3
1. Bagaimana proses penerimaan anak asuh di Panti Asuhan Aisyiyah
4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Tahap Pendaftaran
memutuskan anak ini layak atau tidak diterima untuk masuk ke panti
5
6) Foto 3x4
ditetapkan oleh pihak panti asuhan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan bagi pihak panti asuhan itu sendiri maupun bagi anak
adalah :
1. Anak yatim, anak piatu, anak yatim piatu, anak terlantar, dan anak
4. Surat perjanjian yang berisi kesediaan orang tua atau wali untuk
selesai
b. Tahap Seleksi
pihak panti asuhan. Pada tahap ini pengurus panti membentuk Tim
dan kapasitas orang tua, keluarga, ataupun calon orang tua, dapat
6
langsung dengan keluarga dari si anak, selain kepada keluarga tim juga
proses ini terdapat tim yang akan terjun langsung untuk memastikan
anggota utusan yang berasal dari Dinas Sosial yang akan terjun
masih berada di dalam 1 (satu) kota dengan panti asuhan. Jika tempat
tinggal dari keluarga anak asuh jauh, maka tim dari Dinas Sosial akan
yang akan dijadikan sebagai arsip penerimaan bagi pihak panti asuhan
itu sendiri. 3
c. Tahap penerimaan
3
Hasil wawancara dengan Ibu Rezi Yulita selaku sekretaris Panti Asuhan Aisyiyah Cabang
Ampang Kota Padang
4
Hasil wawancara dengan Ibu Rezi Yulita selaku sekretaris Panti Asuhan Aisyiyah Cabang
Ampang Kota Padang
7
Panti Asuhan Aisyiyah bertanggung jawab untuk memenuhi hak-
hak anak selama tinggal di dalam panti asuhan, seperti yang tertera di
1. Pasal 6
pelaksanaan ibadah para anak asuh dimulai dari ibadah wajib dan
sholat tahajjud, puasa senin kamis, dan ibadah sunnah lainnya, serta
jurusan IPA dan IPS, jurusan di SMK juga beraneka ragam. Para anak
2. Pasal 9
dan bakat.
8
fasilitas tambahan belajar dengan mendatangkan guru les matematika dan
pembiayaan pendidikan anak asuh disini berasal dari para dermawan atau
donatur rutin dengan diserahkan langsung kepada pihak panti asuhan dan
memenuhi hak anak dalam memenuhi pasal ini karena setiap anak
mempunyai agama yang sama dengan anak asuh, maka dari itu sekolah
3. Pasal 14
a. Tiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri kecuali
terakhir.
dalam panti asuhan atas pertimbangan terakhir, hal ini sudah sesuai
9
b. Terjadi pemisahan, dalam hal ini anak asuh tetap berhak : (1)
tuanya;
4. Pasal 15
Panti asuhan sudah memenuhi hak anak sesuai dengan Pasal 15 Ayat (1)
sampai dengan (6), dimana dalam hal berangkat dan pulang sekolah bagi
anak yang dirasa masih belum bisa untuk menjaga diri mereka akan diantar
dan dijemput oleh pihak panti. Selama anak asuh masih berada di dalam
peperangan.
Kota Padang sudah memenuhi pasal ini. Dapat dilihat dari pemenuhan
dengan segi jumlah, ukuran, dan tampilannya, dengan catatan mereka benar-
Ampang Kota Padang ini sudah memenuhi, setiap anak asuh mendapatkan
makanan setiap hari dan sebanyak 3 (tiga) kali dalam sehari, yakni pada pagi
hari sebelum berangkat sekolah, siang hari ketika pulang sekolah, dan pada
malam hari. Dalam pemenuhan kebutuhan papan atau tempat tinggal, yakni
10
terdapat asrama yang ditinggali oleh anak asuh dalam keadaan layak, terdiri
lapangan olahraga.
identitas diri sejak kelahirannya. Pemenuhan hak anak asuh akan identitas
dirinya dilihat dari pengurusan KTP yang diperuntukkan bagi anak asuh yang
sudah menginjak usia 17 (tujuh belas) tahun maka anak itu diarahkan untuk
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkanbahwa :
(SMA).
12
anak-anak asuhnya yang berada di dalam keadaan tidak mampu
tumbuh
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Gatot Supramono, 2008, Hukum Yayasan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hlm.3
14