Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah
rusak dengan bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak
terbatas. Untuk mencegah kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan
dengan suatu restorasi. Restorasi terdiri dari beberapa jenis antara lain restorasi
plastis seperti amalgam, resin komposit, GIC, dan restorasi jenis nonplastis yaitu
inlay (Yanti dan Nasti, 2002). Semuanya bisa digunakan untuk restorasi dari kelas
1-kelas 6 tergantung teknik dan capaian karies.

Pada kasus ini adalah karies pada gigi 45 karies dentin kelas 1 simpel
ocklusal. Maka perawatannya diberikan basis dengan GIC dan composite sebagai
tumpatan permanen.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Termasuk kelas berapakah karies tersebut menurut GV Black?
2. Bagaimana tahapan dalam preparasi kavita tersebut?
3. Bagaimana bentuk gambaran dinding pada javita tersebut?
4. Apakah memerlukan perawatan pulp capping pada kasus tersebut?
5. Apakah memerlukan sub base pada kasus tersebut, dan bahan apakah
yang digunakan ?
6. Apakah memerlukan basis pada kasus tersebut dan bahan apa yang
digunakan dan bagaimana tahapannya ?
7. Bagaimanakah gambaran penampang basis pada kasus tersebut?
8. Bahan tumpatan permanen apakah yang digunakan untuk kasus tersebut?
9. Bagaimana tahapan proses penumpatan pada kasus tersebut?
10. Bagaimana instruksi yang diberikan?
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan preparasi kavita sesuai dengan
uruan dan teknik yang benar.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. klasifikasi karies menurut GV. Black

Kasus : Pasien laki-laki berumur 21 tahun datang dengan kondisi gigi


berlubang pada elemen 45 pada pit di bagian distal.

Sesuai gambar di atas, karies tersebut termasuk ke dalam klasifikasi karies kelas 1
karena mengenai pit pada bagian distal dimana pengertian karies kelas 1 adalah

1. karies yang mengenai pit dan fissure gigi posterior

2. Karies yang mengenai foramen caecum gigi anterior

3. Karies yang mengenai bucal pit molar rahang bawah

4. Karies yang mengenai palatinal pit molar rahang atas

Sedangkan menurut permukaan yang terkena, merupakan karies kelass 1 simple


oclusal

2.2 Tahapan preparasi kavita

1. Gain acces form : membuat jalan masuk dengan menggunakan round bur

2. Gain outline form : membuat outline/batas preparasi dengan fissure bur

3. Gain resisstance form : membentuk kavita sedemikian rupa agar kuat


dengan daya kunyah menggunakan fissure bur
4. Gain retention form : membentuk retensi pada kavitas dengan fissure bur,
dimana retention yang digunakan paada preparasi kelas 1 ini adalah BOX .
Retensi harus tegak lurus karena berfungsi sebagai daya tekan

5. Removal of remaining decay : mengambil jaringan karies yang ada di


dalam cavita yang masih tertinggal dengan menggunakan exchavator
untuk menghindari terbukanya pulpa akibat preparasi

6. The correction of enamel margin (bevel) : menggunakan round bur, tujuan


dari bevel sendiri untuk membuat dinding kavita sedikit melengkung agar
tidak tajam, lancip

7. The toiled of the cavity : membersihkan kavita dengan exchavator,


mensterilkan kavita dengan alkohol, mengeringkan dengan threeway
syiringe. Setelah itu di tutup dengan cotton pellet.

2.3 Gambaran dinding – dinding pada kavita

2.4 perawatan pulp capping dan sub base

Berdasarkan kedalaman karies, kasus tersebut tidak memerlukan


perawatan pulp capping. Karena pulp capping dilakukan pada karies yang hanya
menyisakan sedikit dentin atau pulpa sudah terbuka. Jadi tidak memerlukan sub
base

2.5 pemberian basis

Sebelum di berikan basi, terlebih dahulu di blokir , blokir pada bagian bucal
dan lingual dan meletakan bite block di bagian kiri. Basis yang digunakan adalah
GIC dengan pengaplikassiannya hanya sebatas DEJ saja. Bahan basis terdiri dari
powder dan liquid, dimana perbandingan yang di gunakan adalah 1:1. tetapi harus
di sesuaikan dengan besar kecilnya kavita. Tahap pengaplikasiannya adalah
diberikan Dentin Conditioner lalu di aplikasikan GIC dengan cara sebagai
berikut :
 Alat dan bahan yang digunakan
o Microbrush
o Aquades steril
o Cotton pellet
o Dentin conditioner
 Cara pengaplikasian
o Ambil DC dengan microbrush
o Aplikasikan ke dalam kavita
o Diamkan 10-15 detik
o Bersihkan dengan aquades sampai benar-benar bersih
o Keringkan dengan cotton pellet

Lalu dilanjutkan dengan pemmberian basis dengan GIC dengan cara sebagai
berikut:

 Alat dan bahan


o GIC
o Mixing pad
o Agate spatel
o Sonde
o Exchavator
 Cara pengaplikasian
o Ambil liquid, powder mixing pad dan di aduk dengan cement
spatle
o Diaduk dengan teknik melipat-lipat selama ±10 detik, adukan harus
homogen dan mengkilat
o Aplikasi hasil adukan dengan sonde yang sebelumnya dibasahi
dengan alkohol supaya tidak lengket, dengan teknik one hand
o Aplikasikan sebatas DEJ dan di rapikan dengan cement stopper
atau menggunakan punggung exchavator

2.6 tumpatan permanen


Bahan tumpatan permanen yang digunakan adalah komposit, karena komposit
memliki estetika yang baik (memiliki shdae yang banyak), ketuatan cukup,
pengaplikasiannya mudah, biokompatibel, Tetapi juga memiliki kekurangan yaitu mahal,
dan self use pendek. Sebelum di berikan tumpatan permanen, maka di lakukan etsa dan
bonding terlebih dahhulu fungsi dari etsa adalah membuka pori kavita sehingga
membentuk porus tempat perlekatan komposit, membersihkan smear layer. Dan fungsi
bonding adalah : sebagai perlekatan, sebagai coating ( lapisan pelindung dari toksin
komposit) berikut adalah cara pengaplikasian etsa dan bonding.
1. Etsa

Alat dan bahan

Anda mungkin juga menyukai