Anda di halaman 1dari 11

Kajian Materi Modul 8

Restorasi Kelas I

FADHIL MAR’IE MUHAMMAD


041051910033
KBK 17

UNIVERSITAS TRISAKTI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

JAKARTA

2022

Pembimbing: Dr. drg. Jeddy, Sp. KGA


Definisi PRR

Restorasi resin preventif (PRR) adalah jawaban konservatif untuk filosofi 'ekstensi untuk pencegahan'.

PRR adalah teknik pencegahan sekunder yang memungkinkan untuk menghentikan perkembangan lesi karies pada

tahap awal dan dengan demikian mencegah kerusakan lebih lanjut. 1 Lesi awal pada pemukaan gigi dihilangkan

dengan preparasi seminimal mungkin, ditambal kemudian untuk mencegah terjadinya karies di masa mendatang

permukaan tambalan diberi sealant. 2 Preventive resin restoration merupakan suatu prosedur klinik yang digunakan

untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah terjadinya karies pada pit dan fisur dengan memakai

tehnik etsa asam.

Restorasi resin preventif (PRR) terdiri dari lapisan resin tipis yang diaplikasikan pada permukaan oklusal

gigi molar, premolar, dan juga gigi dengan groove yang cukup dalam. Restorasi resin preventif (PRR) melindungi

gigi dengan menutup ceruk yang dalam dan menciptakan permukaan yang halus dan mudah dibersihkan. Dengan

hal tersebut makan gigi dapat terlindungi dari karies apabila dirawat dan diperiksa secara rutin. Sealant merupakan

bahan yang efektif untuk mencegah karies.3

Tujuan restorasi resin preventif (PRR) adalah untuk menghentikan proses awal karies yang terdapat pada

pit dan fissure, terutama pada gigi molar permanen yang memiliki pit dan fissure yang dalam, serta untuk

melakukan tindakan pencegahan karies pada pit dan fisura yang belum terkena karies. Terdapat 3 jenis material

yang digunakan dalam restorasi resin preventif (tipe A, tipe B dan tipe C) yang diklasifikasikan berdasarkan

ekspansi atau luas dan kedalaman karies. Klasifikasi ini untuk menentukan material restorasi yang akan

digunakan.3

Tipe Resin Restorative


PRR menurut Simosen4 dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Tipe A  keadaan di mana karies hanya terbatas pada enamel pit dan fisura. Anestesi lokal tidak
diperlukan. Lakukan preparasi minimal dengan menggunakan round bur slow speed. Bahan
sealant kemudian diaplikasikan ke permukaan yang telah dipreparasi dan dietsa dengan asam.

2. Tipe B  Lesi karies yang meluas ke enamel atau bahkan ke dalam dentin tetapi terbatas pada
pits dan fisura serta kecil dan terbatas; dapat dihilangkan menggunakan bur bulat ukuran 1 atau 2
dan direstorasi dengan menempatkan material flowable composite untuk menggantikan struktur
gigi yang hilang diikuti dengan penempatan sealant pada seluruh permukaan oklusal untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut.
3. Tipe C  Lesi karies yang lebih luas dengan keterlibatan dentin yang membutuhkan
pengangkatan menggunakan ukuran bur yang lebih besar dari 2. Basis yang tepat ditempatkan di
atas dentin diikuti dengan restorasi dengan bahan komposit resin konservatif. Lubang dan celah
kemudian ditutup dengan sealant. Penggunaan anestesi lokal diperlukan.

Gambar 1. Tipe-tipe PRR5


Indikasi dari Preventive Resin Restoration adalah6:

- Karies yang hanya terdapat pada permukaan email di pit & fissure
- Karies yang baru mulai terbentuk di dentin di pit & fissure
- Terdapat karies email atau karies dentin pada gigi permanen muda posterior yang bagian oklusalnya sudah

terlihat/erupsi

Persiapan Sebelum Perawatan

1. Mencuci tangan 6 langkah WHO


2. Menggunakan alat pelindung diri (APD level 3)
3. Senyum, salam, dan sapa pasien dan orang tua
4. Anamnesis
5. Informed consent pada orang tua pasien  informasikan mengenai prosedur dan meminta
persetujuan untuk melakukan perawatan
6. Mempersiapkan alat dan bahan
7. Persiapan pasien  melepas sepatu, memakai polibib, dan duduk di dental unit dengan posisi
semi supine (35-45 derajat), kemudian lakukan tell-show-do.
8. Membersihkan permukaan gigi menggunakan brush dan pumice dan handpiece low speed, bilas
hingga bersih atau minta pasien berkumur dan keringkan
9. Isolasi gigi menggunakan cotton roll

Alat

1. Alat standar (2 kaca mulut, 1 sonde, 1 ekskavator, dan 1 pinset)


2. Brush
3. Bur metal bulat
4. Bur diamond
5. Bur superfine
6. Bur poles
7. Plastis filling instrument
8. Light cure
Bahan
1. Cotton roll dan cotton pellet
2. Pumice
3. Articulating paper
4. Etsa / NRC
5. Bonding agent
6. Resin komposit packable dan flowable
7. Kompomer packable dan flowable

Penatalaksanaan Restorasi PRR dengan bahan kompomer

a. Penatalaksanaan
Tipe A
Karies pada ceruk dan fisura yang terbatas hanya pada email saja. Bahan restorasi yang dapat
digunakan adalah kompomer flowable.9

1. Pembuangan karies menggunakan metal round bur, rapikan dengan bur diamond kemudian bersihkan

dan keringkan
2. Aplikasikan NRC dan keringkan dengan semprotan udara
3. Aplikasikan bonding menggunakan microbrush lalu polimerisasi dengan light cure selama 20 detik
4. Aplikasikan bahan flowable kompomer pada kavitas.
5. Light cure selama 20 detik.
6. Cek oklusi dan artikulasi menggunakan articulating paper
7. Finishing menggunakan superfine bur dan polishing dengan menggunakan enhance bur

Tipe B
Karies pada ceruk dan fisura pada dentin bagian atas. Bahan restorasi yang dapat digunakan
adalah kompomer flowable, kompomer packable atau komposit.9

1. Pembuangan karies menggunakan metal round bur, rapikan dengan bur diamond kemudian bersihkan

dan keringkan
2. Pembuatan bevel pada cavosurface margin, permukaan gigi dibilas dan keringkan
3. Aplikasikan NRC lalu keringkan
4. Aplikasikan bonding menggunakan microbrush lalu light cure selama 20 detik
5. Aplikasikan bahan kompomer packable pada kavitas dan lightcure selama 20 detik
6. Aplikasikan kompomer flowable pada bagian ceruk dan fisura dan polimerisasi selama 20 detik
7. Cek oklusi dan artikulasi menggunakan articulating paper
8. Finishing menggunakan superfine bur dan poleshing dengan menggunakan enhance bur

Tipe C

Karies pada ceruk dan fisura mencapai dentin dalam. Membutuhkan pelindung pulpa dan anestesi

lokal. Bahan yang dapat digunakan adalah kompomer packable atau komposit. Tipe ini menggunakan

lining GIC.9

1. Pembuangan karies menggunakan bur metal bulat dan ekskavator, dan rapikan dengan
menggunakan bur diamond  bilas dengan air hingga bersih  keringkan
2. Aplikasi Ca(OH)2 sebagai lining untuk melindungi pulpa
3. Aplikasikan NRC dan keringkan
4. Aplikasikan bonding menggunakan microbrush
5. Light cure selama 20 detik
6. Aplikasikan bahan kompomer packable dengan teknik incremental layer
7. Light cure setiap lapis selama 20 detik
8. Aplikasikan kompomer flowable pada ceruk dan fisura, kemudian lightcure selama 20 detik
9. Cek oklusi dan artikulasi menggunakan articulating paper
10. Finishing dan poleshing dengan menggunakan enhance bur

Penatalaksanaan Restorasi PRR dengan bahan komposit:

Kelebihan bahan komposit adalah estetika memuaskan, mempunyai konduktivitas termal


yang rendah, tidak terjadi reaksi galvanik, dapat dilakukan dengan sekali kunjungan, mudah
untuk melakukan reparasi, ikatan resin akan memperkuat kekuatan gigi, preparasi jaringan gigi
minimal terutama hanya pada jaringan karies.7
Kekurangan komposit adalah tidak mempunyai kemampuan menutup celah sekitar
restorasi seperti amalgam; tidak dapat mengeluarkan fluor seperti semen glass ionomer, sering
terjadi kepatahan diantara bahan adesif dengan gigi menyebabkan kebocoran dan terjadi sekunder
karies, keausan permukaan di bawah tekanan kunyah besar, kekuatan untuk menahan patah
rendah, pengerutan saat polimerisasi menyebabkan masuknya bakteria, dan pada pasien yang sulit
mengontrol saliva, menyebabkan sulit diperoleh adesi yang baik dengan jaringan gigi dan akan
terjadi kebocoran tepi, dan berakibat akan terjadi karies baru

a. Penatalaksanaan
Tipe A
1. Pembuangan karies menggunakan bur metal bulat dan ekskavator, dan rapikan dengan
menggunakan bur diamond  bilas dengan air hingga bersih  keringkan
2. Aplikasikan etsa di permukaan oklusal selama 15 detik
3. Kemudian dicuci selama 20 detik dan dikeringkan selama 10 detik.
4. Aplikasikan boding, dan kemudian light cure
5. Komposit flowable diaplikasikan pada pit dan fissure
6. light cure selama 20 detik.
7. cek oklusi dengan articulating paper

Tipe B
1. Pembuangan karies menggunakan bur metal bulat dan ekskavator, dan rapikan dengan
menggunakan bur diamond  bilas dengan air hingga bersih  keringkan

2. Pembuatan bevel pada cavosurface margin menggunakan bur diamond


3. Aplikasikan etsa di permukaan yang telah dibevel selama 15 detik
4. Kemudian dicuci selama 20 detik dan dikeringkan selama 10 detik.

5. Aplikasikan boding, dan kemudian light cure

6. Aplikasikan komposit packable pada kavitas layer by layer dan light cure pada setiap lapis
selama 20 detik

7. Komposit flowable diaplikasikan pada pit dan fissure


8. Light cure selama 20 detik.
9. Cek oklusi dengan articulating paper, finishing menggunakan superfine diamond bur, dan
poles menggunakan enhance bur

Tipe C
1. Karena melibatkan karies dalam, anestesi lokal mungkin diperlukan.
2. Pembuangan karies menggunakan bur metal bulat dan ekskavator, dan rapikan dengan
menggunakan bur diamond  bilas dengan air hingga bersih  keringkan
3. Pembuatan bevel pada cavosurface margin menggunakan bur diamond
4. Pemberian lining menggunakan Ca(OH)2 pada dentin
5. Aplikasikan etsa di permukaan yang telah dibevel selama 15 detik
6. Kemudian dicuci selama 20 detik dan dikeringkan selama 10 detik.
7. Aplikasikan bonding dan light cure
8. Aplikasikan komposit packable pada kavitas layer by layer dan light cure pada setiap
lapis selama 20 detik
9. Komposit flowable diaplikasikan pada pit dan fissure
10. Light cure selama 20 detik.
11. Cek oklusi dengan articulating paper
Komunikasi, Instruksi dan Edukasi

• Komunikasi : Menjelaskan juga ke orang tua pasien bahwa telah dilakukan tindakan preventif

• Instruksi : Mengistruksikan pada pasien untuk sikat gigi 2 kali sehari, pagi setelah makan dan

malam sebelum tidur, serta rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali. Pasien dan orang tua pasien juga

diinstruksikan untuk mengatur pola makan serta menghindari makanan dan minuman yang dapat

menyebabkan karies.

• Edukasi : menjelaskan kepada pasien dan orang tua pasien mengenai tujuan perawatan restorasi

pada gigi anaknya, serta risiko apa saja yang akan terjadi apabila tidak dilakukan perawatan restorasi.

Kontrol 1 minggu pasca perawatan

Kontrol pasca perawatan dilakukan untuk memeriksa kembali restorasi yang meliputi pemeriksaan

kembali apakah pasien memiliki keluhan setelah dilakukan restorasi, pemeriksaan apakah restorasi masih ada, dan

pemeriksaan apakah keadaan restorasi masih baik, ada bagian yang lepas, ada bagian yang tersangkut ketika

diperiksa dengan sonde, ada bagian restorasi yang menganjal atau mengganggu. Jika ditemukan adanya keluhan

atau restorasi yang kurang baik, maka dilakukan restorasi ulang atau dapat dilakukan finishing atau polishing

kembali untuk memperbaiki restorasi. Selain dilakukan pemeriksaan, pasien dilakukan edukasi kembali (KIE

pasca perawatan) yaitu anjuran untuk mengurangi konsumsi makanan yang manis, instruksi untuk tetap menjaga

kesehatan dan kebersihan gigi serta mulut dan kontrol berkala ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pandiyan NJ, Hedge A. A clinical comparison on success of sealant and preventive


resin restoration on caries prevention. Malaysian Journal of Applied Sciences
2016;1(2):71-77
2. Matherson. Primosch. Fundamentals of pediatric dentistry 3rd edition.
Quintessence books: Michigan. 1995,
3. Sunyaruri, E. et al. PRR Using Cention N in Childhren’s Teeth. Journal of
Applied Dental and Medical Sciences. 2019; 5(2): 52-58
4. Simonsen RJ. Preventive resin restorations: three-year results. JADA
1980;100:535-539
5. Jain, Somyan. Patil. Diwan. Principles and practice of conservative adhesive
restorations: a brief review. IJDR. 2020; 5(2): 110-116
6. Haesman, P. Master Dentistry - Restorative Dentistry, Paediatric Dentistry and
Orthodontics. 2nd ed. 2003
7. Ripa LW, Wolff MS. Preventive resin restorations: indications, technique and
success. Quintessence Int. 1992; 23:307-331.:
8. Mahoney, E, Nicky K, Timothy J. Handbook of Pediatric Dentistry. 4th ed. 2013
9. Avery’s, Mcdonalds. Dentistry For the Child Adolesencet 10th Edition. India.
Elsevier. 2016

Anda mungkin juga menyukai