Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

PENCEGAHAN KARIES BAGIAN OKLUSAL (FISSURE SEALANT)


A. LATAR BELAKANG PENCEGAHAN KARIES BAGIAN OKLUSAL
1. Contoh permukaan enamel oklusal

2. Bentuk-bentuk fissure

B. Sejarah Perkembangan Pencegahan Karies Oklusal


1. “Prophylactic Odontotomy”(Hyatt, 1923)

Tumpatan Amalgam
 Pit dan fissure yang dalam dilakukan preparasi dan ditumpat amalgam
 Kerugian : Menghilangkan enamel sehat
2. Fissure Eradication (Bodecker, 1929)
 Pit dan fissure yang dalam dilakukan pendangkalan fissure
 Kerugian : Menghilangkan enamel sehat
3. Fissure Sealant
Fissure sealant adalah bahan yang diletakkan pada pit dan fissure pada gigi untuk mencegah
atau menghentikan terjadinya karies gigi.
a. Sealing Karies Fissure (Mertz-Fairhurst et al, 1986: Handelman 1991) (Waggoner and Siegal,
1996; Workshop on Guidelines for Sealant use: recommendations, 1995) :
1. Menghentikan proses karies pada pit dan fissure.
2. Sealant memisahkan lesi karies dari surface biofilm.
3. Dilakukan pada lesi karies enamel.
4. Sealant dilakukan setelah gigi erupsi sempurna, kecuali pada penderita dengan aktivitas
karies tinggi.
b. Indikasi Fissure Sealant
 Gigi dapat diisolasi
 Tidak ada atau hanya minimal pit and
fissure staining
 Tidak ada atau minimal “catches” in the
grooves
 RÖ : tidak karies
 Anak : sealant gigi posterior dilakukan
segera setelah gigi erupsi sempurna
 Dewasa : sealant dilakukan bila
banyak karies aktif atau resiko karies tinggi
c. Teknik Aplikasi Resin Sealant
 Bersihkan permukaan oklusal dengan brush & pumice
 Isolasi dengan cotton roll
 Etsa 20 detik
 Cuci 20 detik dan keringkan (frosted appearance)
 Aplikasi sealant, hindari gelembung udara
 Polimerisasi sinar visible /LED
 Periksa oklusi dengan articulating paper

d. Tipe Pit dan Fissure Sealant


 Resins
 Glass Ionomer Cement (GIC)
 Compomers
 Fluoride containing sealants
e. Prosedur Aplikasi Fissure Sealant
a. Pembersihan gigi:
- Gunakan brush dan pumice (pasta non fluoride)
- Gunakan sonde utk membersihakn pumice pada
groove.
- Cuci, keringkan dan periksa kembali 
b. Isolasi Gigi :
Gunakan rubber dam, cotton rolls, dry angles untuk
menjaga agar didapatkan daerah kering.

f. Etsa Enamel
 37% phosphoric acid untuk membuat mikroporositas enamel sehingga low viscosity
resin (sealant) masuk pada enamel yg dietsa membentuk mechanical lock of resin tags.
 Gigi dietsa selama 20 detik, dicuci dan dikeringkan (frosted appearance) )
 Bila gigi basah dan terkontaminasi saliva, lakukan etsa ulang.

g. Perbedaan Sound Enamel dengan Etch Enamel

h. Etch Enamel VS Etch Enamel Exposed to Saliva


1. Bila gigi basah & terkontaminasi saliva lakukan etsa ulang.
2. Aplikasi bahan sealant (Gunakan sonde utk menghilangkan gelembung).
3. Penyinaran bahan sealant.
i. Pemeriksaan dan Reevaluasi Sealant
1. Menggunakan sonde :
 Untuk memastikan seluruh groove terisi bahan sealant.
 permukaan gigi halus ( tidak ada pit atau voids) pada permukaan sealant.
 Marginal integrity? Bahan sealant tidak melebihi marginal ridge.
 Heavy occlusion? Bahan sealant terlalu banyak.
2. Hal yang perlu diperhatikan :
a. Retensi sealant pada :
- RB : pit dan groove bukal gigi molar
- RA :distolinqual groove gigi molar
b. Pemeriksaan periodik sealant
- Marginal integrity and wear.
- Sealant masih ada / lepas
- Kontaminasi saliva pada gigi yang belum erupsi sempurna sehingga kesulitan mengalami
isolasi.
3. Cek oklusi dg articulating paper untuk meyakinkan bahan sealant tidak terlalu tinggi.
4. Bila kontak berat pada bahan sealant, hilangkan dengan round bur
5. Bila perlu lakukan sealant ulang.

4. Preventive Resin Restoration (PRR)


Resin Restoration (Tumpat Komposit)
Preventive (Fissure Sealant)
a. Mempertahankan struktur jaringan yang sehat dengan :
 Menumpat fissure yang karies dengan resin komposit
 Lapisan sealant diatas komposit dan jaringan sekitarnya
b. PRR “A” vs. PRR “B”/”C”
 Terbagi dalam 3 type (Type A, Type B, Type C)
 Penentuan type dilakukan setelah mengetahui lesi karies
 Type menentukan jenis bahan restorasi yang digunakan

Tipe B/C

Tip
eA

c. Diagnosis Karies Pit dan Fissures


1. Sulit mendeteksi karies pit & fissures krn sulit membedakan dg. anatomi normal
A. Deteksi karies : Softenss dan Ujung sonde menyangkut
B. Ujung sonde yg menyangkut tidak selalu karies, bisa disebabkan karena :
- Bentuk fissure
- Tajamnya ujung explorer
- Force of application
C. Penggunaan sonde yg tidak hati-2 dapat meyebabkan “CAVITATION”
2. Perubahan warna pada pit dan groves tidak selalu karies
A. Kriteria karies (US PH Service)
- Softening at the base of pit & fissure
- Opacity pit/fissure undermining/demineralization enamel
- Softened enamel yg mengelupas bila dilakukan explorasi
3. Porus enamel (oleh karena demineralisasi) terlihat chalky, opaque bila dikeringkan dengan udara
A. Non cavitated (caries free) dan cavitated (diseased) menurut Roberson dkk (2002)
- NON CAVITATED (CARIES FREE)
 No radiolucency below occlusal enamel
 Deep grooves may be present
 Superficial staining may be present in grooves
 Mechanical binding of explorer may be occur
- CAVITATED (DISEASED)
 Chalkiness of enamel on walls and base of pit or fissure
 Softening at the base of pit or fissure
 Brown-gray discoloration under enamel adjacent to pit or fissure
 Radiolucency below occlusal enamel
d. Tipe PRR
 Tipe A : sebatas enamel
Tehnik aplikasi:
1. Bersihkan permukaan oklusal
2. Isolasi dengan cotton roll
3. Hilangkan decalcified enamel pd pit & fiisuremenggunakan slow speed bur (round bur no
½ atau ¼)
4. Etsa 20 detik
5. Cuci 20 detik dan keringkan
6. Aplikasi sealant, hindari gelembung udara
7. Polimerisasi sinar visible/LED
8. Periksa oklusi dengan articulating paper

 Tipe B: Lesi kecil mengenai sedikit dentin dan menggunakan diluted composite resin
Tehnik aplikasi :
1. Bersihkan permukaan oklusal
2. Isolasi dengan cotton roll
3. Karies dihilangkan, dentin diliner Ca(OH)2
4. Etsa
5. Bonding agent
6. Komposit resin
7. Sealant
8. Polimerisasi dg sinar visible/LED
9. Periksa oklusi
 Tipe C : Lesi mengenai dentin yg lebih dalam dan menggunakan filled composite resin
Tehnik aplikasi :
1. Bersihkan permukaan oklusal
2. Isolasi dengan cotton roll
3. Karies dihilangkan, dentin diliner Ca(OH)2
4. Etsa
5. Bonding agent
6. Komposit resin (incremental)-curing
7. Sealant
8. Polimerisasi dg sinar visible
9. Periksa oklusi
e. Perbedaan PRR Mathewson dan Widmer
1. Mathewson komposit dengan kalsium hidroksida

2. Widmer
- Teknik Aplikasi :
 Isolasi gigi
 Karies fissure dihilangkan dengan small high speed
diamond bur
 Hilangkan karies dentin.Unssuported enamel not be
removed if acces and vision clear. Out line “tear drop
shape”
 Karies dentin yg dalam hilangkan dengan slow speed
round bur
 Aplikasikan GI sampai amelodentinal junction kemudian. light curing
 Etsa 20 detik pada enamel dan permukaan oklusal, cuci dan keringkan. GI tidak perlu
dietsa, permukaan GIC akan kasar krn proses pencucian dan accidental contact dari etsa.
 Bonding (tipis) dan cure
 Tumpat komposit (incremental), curing sampai oklusal
 Fissure sealant dan cure
 Cek oklusi

Anda mungkin juga menyukai