Anda di halaman 1dari 23

FISSURE

SEALANT
Desi Andriyani
FISSURE SEALANT
APA ITU PIT & FISSURE ??
Pit : titik terdalam pada pertemuan antara
Groove / akhr dari groove.

Fissure : garis berupa celah


yang dalam pada
permukaan gigi
(Russel C.Wheeler, 1974).
MACAM PIT DAN FISSURE

 Berupa huruf U
terbuka cukup lebar dan cenderung dangkal
mudah dibersihkan dan lebih tahan karies.
 Tipe V
terbuka namun sempit cendeung dalam dan
berkelok-kelok → penumpukan plak.
 Tipe I
bentuk seperti leher botol.
SEJARAH FISSURE SEALENT
 Tahun 1920

 Pit & fisure dipreparasi dan ditambal dengan amalgam → odontomi


profilatik.

 Pit & fisure dibuang dengan memakai bur(flnameloplasty).

 Pit & fisure diberi bahan perak nitrat agar email resisten terhadap
bakteri.
 Tahun 1955
 Teknik etsa asam oleh Buonocore,
menggunakan asam fosfat sehingga terbentuk
pori-pori di email.

 Tahun 1974
Oleh Bowen di National Bareau of Standard di
Amerika.Bahan dasar resin BIS-GMA atau resin
Bowen.
PENGERTIAN FISSURE SEALENT
1. Tindakan yang dilakukan untuk menutupi pit &
fissure yang dalam dengan bahan pelapis/pengisi
untuk mencegah karies.

2. Suatu lapisan yang melindungi permukaan kunyah


gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.

3. Fissure sealant merupakan bahan yang diletakkan


pada pit dan fisura gigi yang bertujuan untuk
mencegah proses karies gigi (J.H. Nunn et al,
2000).
Nama lain dari fissure sealent :
pit & fissure sealants/dental sealants/tooth

sealants.

Guna Fissure Sealent :


 Tindakan protektif dan preventif agar
bakteri penyebab karies tidak masuk ke
dalam celah-celah gigi belakang dengan cara
menutup celah tersebut dengan suatu
lapisan.
Menurut M. John Hick(1994)
Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisur :
Dalam, pit dan fisura retentif
Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal
Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen
Lainnya.
Tidak adanya karies interproximal
Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.

Kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisur :


Self cleansing yang baik pada pit dan fisura
Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal
yang
memerlukan perawatan
Banyaknya karies interproximal dan restorasi
Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari
kontaminasi saliva
Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun.
BAHAN PENUTUP PIT & FISSURE :

Sealant berbasis resin :


Bisfenol A-glisidil metakrilat
(bis-GMA).

Sealant
ionomer
kaca (GI)
SEALANT BERBASIS RESIN
Indikasi fisure sealant berbasis resin :

 Digunakan pada geligi permanen


 Kekuatan kunyah besar
 Insidensi karies relatif rendah
 Gigi sudah erupsi sempurna
 Area bebas kontaminasi atau mudah
dikontrol
 Pasien kooperatif, karena banyaknya tahapan
yang membutuhkan waktu lebih lama.
TEKNIK APLIKASI SEALANT BERBASIS RESIN
MENURUT DONNA LESSER (2001) :
1. Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan
aplikasi fissure sealant menggunakan brush dan pumis.
Syarat pumis yang digunakan dalam perawatan gigi:
 Memiliki kemampuan abrasif ringan
 Tanpa ada pencampur bahan perasa
 Tidak mengandung minyak
 Tidak mengandung Fluor
 Mampu membersihkan dan menghilangkan debris, plak dan stain
 Memiliki kemampuan poles yang bagus

2. Pembilasan dengan air


Syarat air:
 Air bersih

 Air tidak mengandung mineral


 Air tidak mengandung bahan kontaminan
3. Isolasi gigi
Gunakan cotton roll atau gunakan rubber dam

4. Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara.


Syarat udara :
 Udara harus kering
 Udara tidak membawa air (tidak lembab)
 Udara tidak mengandung minyak
 Udara sebaiknya tersimpan dalam syringe udara dan
dihembuskan langsung ke permukaan gigi.

5. Lakukan pengetsaan pada permukaan gigi


 Lama etsa tergantung petunjuk pabrik
 Jika jenis etsa yang digunakan adalah gel, maka etsa bentuk gel
tersebut harus dipertahankan pada permukaan gigi yang dietsa
hingga waktu etsa telah cukup.
 Jika jenis etsa yang digunakan adalah berbentuk cair, maka etsa
bentuk cair tersebut harus terus-menerus diberikan pada
permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah cukup.
6. Pembilasan dengan aquadest selama 60 detik

7. Pengeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan


fisura
 Syarat udara sama dengan point 3.
 Cek keberhasilan pengetsaan dengan mengeringkannya dengan
udara, permukaan yang teretsa akan tampak lebih putih
 Jika tidak berhasil, ulangi proses etsa
 Letakkan cotton roll baru, dan keringkan
 Keringkan dengan udara selama 20-30 detik

8. Aplikasi bahan sealant


 Self curing: campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi
akan terjadi selama 60-90 detik.
 Light curing: aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe), aplikasi
penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam 20-30 detik.

9. Evaluasi permukaan oklusal


 Cek oklusi dengan articulating paper
 Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak berlebih (spot grinding)
TEKNIK APLIKASI SEALANT
BERBASIS RESIN
Gambar Tahapan
tehnik restorasi
preventif resin.
1. Pemberian rubber
dam.
2. Hasil preparasi
kavitas
3. Pemberian etsa asam
berupa gel selama 15
detik.
4. Pemberian
dentin/enamel primer.
5. Selapis tipis resin
adhesive.
6. Aplikasi resin
komposit pada kavitas.

Sumber : Strassler &


Goodman, 2002
BAHAN SEALANT SEMEN IONOMER KACA

Bahan dalam semen ionomer kaca terdiri atas


bubuk dan cairan.
 Bubuk semen ionomer kaca

Bubuk adalah kaca kalsium fluoroaluminosilikat


yang larut dalam asam. Komposisi dari bubuk
semen ionomer kaca adalah silica, alumina,
aluminium fluoride, calsium fluoride, sodium
fluoride, dan aluminium phosphate.

 Cairan semen ionomer kaca


Cairan yang digunakan untuk semen ini adalah
larutan asam poliakrilat dengan konsentrasi 50%.
SIFAT SEMEN IONOMER KACA MENURUT
KENNETH J. ANUSAVICE (2004).

 memiliki sifat anti karies karena


kemampuannya melepaskan fluor.
 proses pengerasan harus dihindarkan dari
saliva karena mudah larut dalam cairan dan
menurunkan kemampuan adhesi.
 Ikatan fisiko kimiawi antara bahan dan
permukaan gigi sangat baik sehingga
mengurangi kebocoran tepi tumpatan.
(Kenneth J. Anusavice, 2004: 453).
INDIKASI FISURE SEALANT
SEMEN IONOMER KACA

 Digunakan pada geligi sulung


 Kekuatan kunyah relatif tidak besar
 Pada insidensi karies tinggi
 Gigi yang belum erupsi sempurna
 Area yang kontaminasi sulit dihindari
 Pasien kurang kooperatif
ALAT DAN BAHAN :
 Alatoral diagnostic
 Agata spatel
 Mixing slab
 Plastis instrumen
 Cottonroll
 Cotton pellet
 Chip blower
 Powder & liquid GI
 Dentin conditioner
 Varnish
 Aquadest
 Dappen glass
TEKNIK APLIKASI FISSURE SEALANT DENGAN SEALANT SEMEN IONOMER
KACA

1. Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan


dilakukan aplikasi fissure sealant menggunakan brush
dan pumis.
Syarat pumis yang digunakan dalam perawatan gigi
sama dengan pumis pada sealant resin.

2. Pembilasan dengan air


Syarat air sama dengan di tahap sealant resin.

3. Isolasi gigi
Gunakan cotton roll atau gunakan rubber dam.
4. Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan
udara.
Syarat udara sama dengan syarat di tahap sealant resin.

5. Aplikasi bahan dentin kondisioner selama 10-20 detik


(tergantung instruksi pabrik).
Hal ini akan menghilangkan plak dan pelikel dan
mempersiapkan semen beradaptasi dengan baik dengan
permukaan gigi dan memberikan perlekatan yang bagus.

6. Pembilasan dengan air selama 60 detik

7. Pengeringan dengan udara setelah aplikasi dentin


kondisioner permukaan pit dan fisura dilakukan
pembilasan.
Keringkan dengan udara selama 20-30 detik
8. Aplikasikan bahan pada pit dan fisura.

9.Segera aplikasi bahan varnish setelah aplikasi fissure


sealant dilakukan.

10. Evaluasi permukaan oklusal


 Cek oklusi dengan articulating paper
 Penyesuaian dilakukan bila terdapat kontak

berlebih (spot grinding)

Menurut Departemen Kesehatan North Sidney,


2008
 
SUMBER :
 Kidd,Edwina A.M.1991.Dasar-dasar Karies.Jakarta:EGC

 sukantodrg.files.wordpress.com/.../pit-dan-fisssure-sealent-
makalah

 http://magahaya.com/2012/03/pit-fissure-sealant-pelapisan-3-
in-1/

 http://dentosca.wordpress.com/category/endodontics-dental-
restorative/Ditulis pada Agustus 27, 2011

 http://potooloodental.blog.com/?p=154

 Forrest,J.O.1995.Pencegahan Penyakit Mulut.Jakarta:Hipokrates

 Andiaw R.J.1992.Perawatan Gigi Anak.Jakarta:Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai