ALAT-ALAT KONSERVASI
OLEH
NIM : PO 5303204210959
KELAS : 2A
KUPANG
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan rahmat-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Alat konservasi ini tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhin tugas mata
kesehatan gigi.
Saya menyadari,makalah yangb saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna,oleh
karna itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan
A.Latar Belakang...........................................................................................
B.Tujuan.........................................................................................................
C.Rumusan Masalah......................................................................................
Bab 2 Pembahasan
A.Instrumen Putar..........................................................................................
B.Instrumen gengam......................................................................................
Bab3 Penutup
A.Simpulan......................................................................................................
B.Saran............................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak
dengan bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak terbatas.
Untuk mencegah kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan dengan suatu
restorasi. Restorasi terdiri dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti
amalgam, resin komposit, GIC, dan restorasi jenis nonplastis yaitu inlay (Yanti dan
Nasti, 2002).
meningkat sesuai dengan bertambahnya umur. Selain itu karena kebutuhan estetika
semakin luas, penggunaan restorasi resin komposit telah banyak dilakukan di lokasi
mendukung kerja dari restorasi maupun preparasi suatu kavitas untuk mencapai hasil
sudah tersedia alat yang sesuai. Sering terjadi rancangan preparasi dengan mudah
instrument yang ada tetapi tidak mau dijadikan kambing hitam atas tidak baiknya hasil
preparasi karena teknik atau pemilihan alat yang salah. Kadang-kadang dilupakan
bahwa sesungguhnya kavitas-kavitas kecil harus ditangani oleh isntrumen yang kecil
Hambatan besar dalam bekerja di rongga mulut adalah terbatasnya akses, baik
secara visual maupun fisik. Kendala ini banyak sekali diatasi dengan menyudutkan
ujung kerja instrument terhadap gagangnya, dan ujung aktif instrument ditempatkan
dekat sekali dengan poros gagang sehingga operator dapat mengendalikannya dengan
baik. Jika ujung tersebut terletak jauh dari poros, pengendaliannya oleh operator
menjadi kurang baik dan akan mudah selip. Instrument yang tangkainya (shaft)
dipakai. Instrument lurus sebetulnya paling efisien tetapi tidak dapat digunakan
dengan bebas di dalam mulut; jika tidak ada masalah dalam aksesnya, misalnya dalam
Pada garis besarnya instrument dibagi dalam dua kategori yakni instrument
putar atau instrument rotatif (rotary instrument), dan instrument genggam (hand
intrumen-intrumen tersebut
C. RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana penggunaannya ?
PEMBAHASAN
merestorasi gigi. tipe utamanya adalah instrumen genggam dan instrumen rotatif yang
digerakkan dengan henpis. Tipe lain yang tidak termasuk tipe di atas adalah cahaya
sinar optik untuk iluminasi, sinar untuk polimerisasi bahan-bahan tertentu, dan skeler
A. Instrument Putar
Instrumen yang berkecepatan tinggi digunakan bagi pembuangan jaringan keras gigi
ada dua rentang kecepatan dasar yang umum digunakan, yaitu kecepatan tinggi
(100.000 – 300.000 rpm) dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm) (Baum, 1997: 61).
Instrumen kecepatan tinggi adalah turbin yang digerakan udara dan umumnya
digunakan bagi preparasi kavitas karena dapat dengan cepat membuang email, dentin,
dan bahan tambal tanpa kesukaran. Kecepatan turbin, bergantung kepada macamnya,
kecepatan sedikit di atas 250.000, mempunyai turbin yang luas agar kekuatannya lebih
besar dan kepalanya dibuat menguncup agar ujung bur mudah dilihat (Pittford)
Gambar : Dental High Speed Fiber Optic
Alat ini disebut OEM dental high speed fiber optic handpiece-140 memiliki kecepatan
rotasi lebih dari 400.000 round/min, iluminasi lebih dari 25.000 lux (3.3V) dengan
daya tahan lampu lebih dari 3000 jam; berbahan dasar vitreous badan serat optic
dengan tekanan udara 200-220 Kpa. Alat ini memiliki tiga lubang semprot dengan
tekanan udara operasi: 0,25 0,27 Mpa. Tingkat kebisingan kurang dari 68 desibel dan
2012:138)
cukup untuk mencegah terlalu panasnya kepala bur. Selain itu semprotan air ini tak
boleh terhalang oleh tonjol gigi sehingga air tidak dapat mencapai kavitas yang sedang
Bur untuk turbin mempunyai beberapa tipe dasar, yaitu bur dengan ujung
pemotong sferik yang biasanya dikenal dengan nama bur bulat, dan bur dengan ujung
pemotong silidris atau bor fissure. Bor bulat banyak digunakan untuk membuat kavitas
kecil dan membuat modifikasi tertentu pada kavitas besar. Untuk kavitas yang lebih
besar dan preparasi extrakorona, digunakan bur fissure, bur ini bisa berisisi parallel
atau meruncing dan ujungnya juga berfungsi sebagai pemotong yang baik.
Gambar : Bur bulat tungsten carbide, bur fissure tungsten carbide, bur fissure intan
sejajar
Bagian pemotong turbin terbuat dari tungsten carbide atau partikel intan.
Kedua macam bur ini digunakan untuk prreparasi intarkorona. Untuk ekstrakorona,
bur intan lebih baik karena tidak regas dalam bentuknya yang panjang pipih.
Bur tungsten carbide dibentuk dengan menyolderkan tungsten
carbide/komposit cobalt ke atas tangkai bur yang terbuat dari baja sebelum alur
pemotongnya diasah sampai ujung. Ketika masih baru daya potong bur ini sangat
efisien, tetapi akhirnya bur tersebut akan menjadi tumpul. Kamampuannya biasanya
mencapai puluhan kavitas. Jika sudah tumpul seperti ini daya potongnya tidak lagi
efektif dan sebaiknya dibuang. Blade bur tungsten carbide biasanya mempunyai tepi
yang tidak terputus-putus da ini disebut bur plain cut dan bur ini akan menghasilkan
Bur intan terdiri atas partikel intan berbagai ukuran yang diletakan secar
elektrik pada tangkai yang terbuat dari baja polos. Efisiensi daya potongnya
tergantung pada bersih tidaknya permukaan bur dan partikel gigi (yang dapat
dibersihkan oleh semprotan air pendingin. Daya tahannya biasanya lebih lama
daripada bur tungsten carbide. Bur turbin mempunyai tangkai berdiameter 1,6mm
(1/16 in) dan panjang 19 mm (3/4 in). Untuk memudahkan preparasi ekstrakorona
maka bur untuk keperluan ini biasanya dibuat lebih panjang, karena kepala turbin akan
menyentuh gigi antagonisnya dan mata bur yang ekstra panjang bisa menimbulkan
kerusakan bagian gigi yang sebenarnya tak perlu disentuh. Menurut Pittford (1993:33)
1. Memang tidak perlu dan sebagai bur yang berkecepatan tinggi dengan
bantalan dan lubang turbinnya. Bur besar yang yang retensinya dalam
dengan turbin udara tetapi kini tidak lagi rutin dipakai dalam preparasi kavitas karena
mmbutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Namun dengan demikian
kekerasan email tidak selalu dapat diapresisasi oleh operator modern yang mungkin
Gambar : bur bulat yang dipasang pada henpis menyudut kecepatan rendah
Henpis kecepatan rendah bisa berbentuk henpis menyudut dan henpis lurus.
Yang terakhir ini jarang digunakan dalam rongga mulut karena keterbatasan akses,
tetapi banyak digunakan dalam pekerjaan laboratorium. Selama ini , prinsip desain
henpis tidak banyak megalami perubahan. Pegangan henpis terbuat dari logam yang
pas dengan tangkai pemutarnya, dan putaran ini diteruskan ke kepala henpis melalui
gear. Kini, sumber putaran biasanya diperoleh dari motor elektrik atau motor udara
kecil kemudian dialirkan melalui selang lentur. Dahulu dipakai tali dan kerekan yang
atau dengan chuck genggam (friction grip chuck). Pada pangkal bur terdapart satu
permukaan yang rata yang bisa pas dengan gir serta satu dudukan gerendel dalam satu
Gambar : bur bulat, bur fissure rata, bur fissure kuncup, bur inverted
cenderung dipasangkan pada mandril yang tinggal pasang (snap-on) (Mandril Moore)
karena penggantinya lebih mudah. Kecuali disk lentur yang dapat digunakan untuk
memotong bagian restorasi yang dapat dijangkau di gigi anterior, roda dan disk ini
yang fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala henpis untuk
meningkatkan kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin karena kecepatan dapat
mencapai 160.000 rpm. Disamping itu, kepala henpis dengan bantalan tertutup juga
dibuat bagi prosedur pemolesan sehingga masuknya partikel abrasive yang dapat
merusak mekanisme kerja dapat dicegah. Untuk menghaluskan permukaan yang dapat
diambil dengan disk digunakan disk fine grit. Sedangkan untuk menghaluskan
B .Instrumen Gengam
instrumen rotatif, sehingga variasinya banyak tetapi kini tak banyak operator yang
masing-masing alat.
1. Instrument untuk Pemeriksaan
a. Kaca Mulut
Kaca mulut terdiri dari kaca bulat yang terpasang pada gagang. Alat ini
memungkinkan operator melihat bagian distal gigi, merupakan refraktor bagi pipi dan
lidah, dan sering sekedar digunakan untuk memantulkan cahaya ke permukaan gigi.
Permukaan kaca biasanya datar; kaca mulut yang permukaannya di depan lebih
mula-mula akan sukar sekali bekerja karena semua gerakan terlihat terbalik.
b. Sonde
Sonde yang paling banyak dipakai adalah sonde tegak lurus dengan ujung
runcing. Sonde inin digunakan untuk memeriksa keutuhan permukaan gigi dan tepi
restorasi. Juga digunakan untuk menilai kekerasan dentin selama preparasi kavitas
sonde lengkung pendek dan difungsikan kedua kedua ujungnnya (sonde Briault).
Gambar : Sonde; lurus, briault, periodontal berskala, furkasi, periodontal CPITN
periodontium. Untuk kepentingan ini digunakan sonde khusus dengan ujung tumpul
dan diberi skala millimeter sehingga kedalaman poket dapat diukur dengan lebih
akurat.
c. Pinset
ini digunakan untuk memegang kapas dan mengangkat benda-benda kecil dari dan ke
arah kerja.
gambar : Pinset
Pinset juga tersedia dalam bentuk yang dapat dikunci yang keuntungannnya
dapat memegang butiran-butura kecil, pin atau guta perca pegisi saluran akar selama
diinginnkan.
a. Pahat
Berguna sekali bagi penyelasaian tepi email kavitas; yang bilahnya satu bidang
dengan tangkainya disebut pahat-kapak. Pahat digunakan untuk membuang email yang
terdukung yang timbul ketika melakukan preparasi kavitas dengan instrumen putar,
dan harus digunakan sekalipun kavitas tekah dibuat dengan menggunakan bur tungsten
Alat ini dirancang untuk mengerok dentin terkendali karena bentuk ujung
pemotongnya demikian rupa sehingga tidak akan berpenetrasi terlalu dalam, hal yang
digunakan untuk membentuk dan memotong bahan tumpat yang masih lunak.
Kedua ujung eskavator dibuat agar berfungsi sehingga bisa juga dipakai bagi yang
kidal.
Gambar : Eskavator
Pemampatan (plugger)
Alat ini berbentuk silinder lecil digunakan untuk menekan tumpatan ke dalam
kavitas yang telah selesai, terutama amalgam. Pemampatan amalgam kini mempunyai
ujung yang rata agar tidak ada amalgam yang tersangkut sementara dijaman amalgam
masih dicampur secara manual, pemampatan yang dipakai adalah pemampatan yang
bergerigi.
Plastis
untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis seperti semen,
Pengukir
amalgam sebelum mengeras, atau bahan inlay sesuda mengeras. Biasanya berfungsi
dikedua sisi dan telah dibuat dengan berbagai desain; dua alat yang sering digunakan
Burniser
dapat digunakan untuk memoles, dan untuk menghilangkan goresan yang tertinggal di
Amalgam Consender
Spatula
Gambar : Spatula
1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab
Semen stopper
Amalgam Stopper
Pistol Amalgam
Amalgam Karver
Untuk mengukir atau membuat tumpatan amalgam yang disesuaikan dengan bentuk
Amalgamator
Gambar : amalgamator
Matriks
Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua
untuk dua permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan
Celluloid Strip
1) Pegangan pensil (pen grip) merupakan cara yang paling banyak digunakan.
Cara ini memungkinkan penekanan ringan atau berat dan sangat baik dalam
mengendalikan gerak pada area yang luas. Jari tengah tengah dan jari manis
2) Pegangan telapak tangan (palm grip). Pada cara ini instrumen dipegang
diantara ibu jari dan telunjuk dan gagang instrumen terletak ditelapak tangan
dan dicengkeram dengan jari-jari yang lain. Ibu jari dipakai sebagai dukungan.
Pegangan ini digunakan pada gigi atas, dapat menghasilkan gerakan dengan
Cara ini manfaatnya terbatas da dipakai jika pegangan telapak tangan tak
digunakan. Berbentuk silindris berdiameter 1.3 cm dan panjang 3.8 sampai 15 cm.
kerja dari lingkungan rongga mulut supaya tidak terpapar bahan-bahan kerja. Rubber
tidak dianjurkan bagi pasien anak-anak karena instrument ini terus berada di dalam
Henpis harus dibersihkan setelah dipakai dan diminyaki sesuai dengan anjuran
pabriknya. Instrumen juga jangan dipanaskan pada api terbuka karena kekuatannya
akan berkurang dan akan mudah sekali bengkok walau dipakai secara normal.
Pahat, eskavator, dan skeler secar teratur harus diasah agar ketajaman ujung
kerjanya dapat dijaga. Biasnya dilakukan secara manual dengan batu asahan
(Arkansas); ini merupakan prosedur yang sulit dan rumit bagi operator yang tidak
berpengalaman. Bevel pahat diletakan mendatar pada batu asahan dengan bilah
kuku jari operator. Eskavator ditajamkan pada permukaan datarnya dengan beberapa
kali gerakan menekan pada batu asahan. Skeler sabit ditajamkan disisi-sisnya agar
Cara lain dengan menggunakan disk ampelas (sand paper disk) yang dipasang
pada mandril. Cara ini lebih cepat, tetapi yang belum berpengalaman akan cenderung
memotong terlalu banyak dan menimbulkan panas yang berlebihan sehingga akan
BAB III
PENUTUP
A.SIMPULAN
instrumen genggam.
B.SARAN
Intrumen yang dipakai dalam konservasi gigi harus nyaman bagi pasien
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia Vol.8/no.3/2001.
Baum, dkk.1997. Buku Ajar Konservasi Gigi (Terjemahan: R. Tarigan). Jakarta: EGC
Eccles, J.D dan R.M Green. 1994. Konservasi Gigi (terjemahan Lilian Yuwono).
Pittford, T.R. 1993. Restorasi Gigi (terjemahan: Narlan Sumawinata). Jakarta: EGC
Yanti, Nevi dan Lia Silvianty Nasti.2002. “Jenis Restorasi pada Pasien di Klini Gigi
Bagian Ilmu Konservasi Gigi FKG USU Medan” Dentika Dental Journal vol.