Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah
rusak dengan bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak
terbatas. Untuk mencegah kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan
dengan suatu restorasi. Restorasi terdiri dari beberapa jenis antara lain restorasi
plastis seperti amalgam, resin komposit, GIC, dan restorasi jenis nonplastis yaitu
inlay (Yanti dan Nasti, 2002).Menurut Rainhart (1989) dalam Yanti dan Nasti,
persentase restorasi meningkat sesuai dengan bertambahnya umur. Selain itu karena
kebutuhan estetika semakin luas, penggunaan restorasi resin komposit telah banyak
dilakukan di lokasi posterior (Jordan, 1993). Oleh karena itu diperlukan instrument-
instrumen untuk mendukung kerja dari restorasi maupun preparasi suatu kavitas
untuk mencapai hasil yang maksimum. Sebelum melakukan restorasi diperlukan
terlebih dahulu pembuatan suatu kavitas atau dipreparasi terlebih dahulu.Sebelum
mempertimbangkan pembuatan suatu kavitas, instrument yang diperlukan hendaknya
Disiapkan lebih dahulu sehingga pada pelaksanaan nantinya sudah tersedia alat yang
sesuai. Sering terjadi rancangan preparasi dengan mudah ditentukan tetapi
pelaksanaannya tidak mungkin dilakukan. Operator terpengaruh oleh instrument
yang ada tetapi tidak mau dijadikan kambing hitam atas tidak baiknya hasil preparasi
karena teknik atau pemilihan alat yang salah. Kadang-kadang dilupakan bahwa
sesungguhnya kavitas-kavitas kecil harus ditangani oleh isntrumen yang kecil pula,
baik waktu preparasi kavitas maupun waktu restorasi.Hambatan besar dalam bekerja
di rongga mulut adalah terbatasnya akses, baik secara visual maupun fisik. Kendala
ini banyak sekali diatasi dengan menyudutkan ujung kerja instrument terhadap
gagangnya, dan ujung aktif instrument ditempatkan dekat sekali dengan poros
gagang sehingga operator dapat mengendalikannya dengan baik. Jika ujung tersebut
terletak jauh dari poros, pengendaliannya oleh operator menjadi kurang baik dan
akan mudah selip. Instrument yang tangkainya (shaft) dibengkokkan sehingga ujung
aktifnya didekatkan kembali dengan porosnya disebut instrument menyudut (contra-
angle) dan merupakan instrument yang terbanyak dipakai. Instrument lurus
sebetulnya paling efisien tetapi tidak dapat digunakan dengan bebas di dalam mulut;
jika tidak ada masalah dalam aksesnya, misalnya dalam pekerjaan laboratorium,
instrument ini lebih disukai Pada garis besarnya instrument dibagi dalam dua
kategori yakni instrument putar atau instrument rotatif (rotary instrument), dan
instrument genggam (hand isntrumen). Sebagaimana halnya dengan aspek lain dalam
kehidupan, sepanjang keadaannya memungkinkan orang akan selalu memakai
instrument mekanik. Sebagian besar prosedur operatif dalam mulut dilaksankan
dengan menggunakan instrument putar sehingga instrument jenis ini akan dibahas
lebih dahulu.
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui intrumens-intrumen kedokteran gigi
2. Mahasiswa mengetahui intrumen untuk konservasi gigi
3. Mahasiswa mengetahui fungsi instrumen-intrumen tersebut
4. Mahasiswa mengetahui pemakaian instrumen secara teoritis
5. Mahasiswa mengetahui cara-cara untuk mensterilkan, merawat dan menjaga
intrumen-intrumen tersebut1.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pembagian instrumen dalam konservasi gigi ?
2. Bagaimana penggunaannya ?
3. Bagaimana fungsi masing-masing alat tersebut ?
4. Bagaimana cara merawat ?
5. Bagaimana cara mensterilkan ?
6. Bagaimana cara agar alat-alat tersebut nyaman dipakai saat kerja ?
BAB II
PEMBAHASAN

Instrumen dipakai untuk memeriksa, membersihkan, memotong, dan


merestorasi gigi. tipe utamanya adalah instrumen genggam dan instrumen rotatif
yang digerakkan dengan henpis. Tipe lain yang tidak termasuk tipe di atas adalah
cahaya sinar optik untuk iluminasi, sinar untuk polimerisasi bahan-bahan tertentu,
dan skeler ultrasonik (Pickard, 2002: 95).
2.1 Instrument Putar
Instrument ini dibagi menjadi berkecepatan tinggi dan berkecepatan rendah.
Instrumen yang berkecepatan tinggi digunakan bagi pembuangan jaringan keras gigi
dan tumpatan lama, sedangkan instrument yang berkecepatan rendah terutama
digunakan untuk pembuangan karies, penghalusan, penyempurnaan dan pemolesan.
Metode lain untuk menentukan klasifikasi instrumen-instrumen putar adalah menurut
kecepatannya. Walaupun semua instrumen dapat digunakan pada berbagai
kecepatan, ada dua rentang kecepatan dasar yang umum digunakan, yaitu kecepatan
tinggi (100.000 300.000 rpm) dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm) (Baum, 1997:
61).
2.1.1. Instrumen Kecepatan Tinggi
Instrumen kecepatan tinggi adalah turbin yang digerakan udara dan umumnya
digunakan bagi preparasi kavitas karena dapat dengan cepat membuang email,
dentin, dan bahan tambal tanpa kesukaran. Kecepatan turbin, bergantung kepada
macamnya, biasanya berkisar antara 250.000-450.000 rpm. Generasi turbin sekarang
mempunyai kecepatan sedikit di atas 250.000, mempunyai turbin yang luas agar
kekuatannya lebih besar dan kepalanya dibuat menguncup agar ujung bur mudah
dilihat (Pittford)
Gambar : Dental High Speed Fiber Optic
Alat ini disebut OEM dental high speed fiber optic handpiece-140 memiliki
kecepatan rotasi lebih dari 400.000 round/min, iluminasi lebih dari 25.000 lux (3.3V)
dengan daya tahan lampu lebih dari 3000 jam; berbahan dasar vitreous badan serat
optic dengan tekanan udara 200-220 Kpa. Alat ini memiliki tiga lubang semprot
dengan tekanan udara operasi: 0,25 0,27 Mpa. Tingkat kebisingan kurang dari 68
desibel dan harus disterilisasikan dengan autoclave di 135oC (Fatimatuzzahro dan
Apriyono, 2012:138) Selama pemakaian hendaknya diperhatikan; semprotan
pendingin harus selalu cukup untuk mencegah terlalu panasnya kepala bur. Selain itu
semprotan air ini tak boleh terhalang oleh tonjol gigi sehingga air tidak dapat
mencapai kavitas yang sedang didalamkan. Keuntungan pendingin dengan semprotan
air adalah dapat membersihkannya semua debris tanpa harus menghentikan semua
pekerjaan, air kemudian dibuang dari daerah operasi oleh alat penyedot.

Gambar : Henpis berturbin


Bur untuk turbin mempunyai beberapa tipe dasar, yaitu bur dengan ujung
pemotong sferik yang biasanya dikenal dengan nama bur bulat, dan bur dengan ujung
pemotong silidris atau bor fissure. Bor bulat banyak digunakan untuk membuat
kavitas kecil dan membuat modifikasi tertentu pada kavitas besar. Untuk kavitas
yang lebih besar dan preparasi extrakorona, digunakan bur fissure, bur ini bisa
berisisi parallel atau meruncing dan ujungnya juga berfungsi sebagai pemotong yang
baik.

Gambar : Bur bulat tungsten carbide, bur fissure tungsten carbide, bur fissure
intan sejajar

Bagian pemotong turbin terbuat dari tungsten carbide atau partikel intan.
Kedua macam bur ini digunakan untuk prreparasi intarkorona. Untuk ekstrakorona,
bur intan lebih baik karena tidak regas dalam bentuknya yang panjang pipih.Bur
tungsten carbide dibentuk dengan menyolderkan tungsten carbide/komposit cobalt ke
atas tangkai bur yang terbuat dari baja sebelum alur pemotongnya diasah sampai
ujung. Ketika masih baru daya potong bur ini sangat efisien, tetapi akhirnya bur
tersebut akan menjadi tumpul. Kamampuannya biasanya mencapai puluhan kavitas.
Jika sudah tumpul seperti ini daya potongnya tidak lagi efektif dan sebaiknya
dibuang. Blade bur tungsten carbide biasanya mempunyai tepi yang tidak terputus-
putus da ini disebut bur plain cut dan bur ini akan menghasilkan permukaan gigi
yang halus. Bur intan terdiri atas partikel intan berbagai ukuran yang diletakan secar
elektrik pada tangkai yang terbuat dari baja polos. Efisiensi daya potongnya
tergantung pada bersih tidaknya permukaan bur dan partikel gigi (yang dapat
dibersihkan oleh semprotan air pendingin. Daya tahannya biasanya lebih lama
daripada bur tungsten carbide. Bur turbin mempunyai tangkai berdiameter 1,6mm
(1/16 in) dan panjang 19 mm (3/4 in). Untuk memudahkan preparasi ekstrakorona
maka bur untuk keperluan ini biasanya dibuat lebih panjang, karena kepala turbin
akan menyentuh gigi antagonisnya dan mata bur yang ekstra panjang bisa
menimbulkan kerusakan bagian gigi yang sebenarnya tak perlu disentuh. Menurut
Pittford (1993:33) Diameter kepala bur tak pernah besar karena:
1. Memang tidak perlu dan sebagai bur yang berkecepatan tinggi dengan
diameter kecil pun dapat mengambil jaringan gigi dengan cepat.
2. Diameter besar yang berputar dalam kecepatan tinggi akan membebani
bantalan dan lubang turbinnya. Bur besar yang yang retensinya dalam lubang
turbinnya dengan sistem genggam bisa terlepas dan membahayakan.
2.1.2 Instrumen Kecepatan Rendah
Instrumen kecepatan rendah telah terlebih dahulu dipakai ketimbang henpis
dengan turbin udara tetapi kini tidak lagi rutin dipakai dalam preparasi kavitas karena
mmbutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Namun dengan demikian
kekerasan email tidak selalu dapat diapresisasi oleh operator modern yang mungkin
belum pernah melakukan preparasi kavitas seluruhnya dengan instrumen kecepatan
rendah. Intrumen kecepatan rendah digunakan bagi prosedur seperti pengerokan
karies, menyempurnakan alur retensi dikavitas, penyelesaian akhir kavitas dan
restorasi, serta pemolesan.

Gambar : bur bulat yang dipasang pada henpis menyudut


kecepatan rendah
Henpis kecepatan rendah bisa berbentuk henpis menyudut dan henpis lurus.
Yang terakhir ini jarang digunakan dalam rongga mulut karena keterbatasan akses,
tetapi banyak digunakan dalam pekerjaan laboratorium. Selama ini , prinsip desain
henpis tidak banyak megalami perubahan. Pegangan henpis terbuat dari logam yang
pas dengan tangkai pemutarnya, dan putaran ini diteruskan ke kepala henpis melalui
gear. Kini, sumber putaran biasanya diperoleh dari motor elektrik atau motor udara
kecil kemudian dialirkan melalui selang lentur. Dahulu dipakai tali dan kerekan yang
dihubungkan dengan mesin besar. Dalam kepala henpis, pegangan untuk bur bisa
berupa Grendel (latch-joint) atau dengan chuck genggam (friction grip chuck). Pada
pangkal bur terdapart satu permukaan yang rata yang bisa pas dengan gir serta satu
dudukan gerendel dalam satu alur pada bur untuk mencegah lepasnya bur dari
henpis.

Gambar : bur bulat, bur fissure rata, bur fissure kuncup, bur inverted

Sebagian orang memakai mandril bersekrup sementara disk yang lentur


cenderung dipasangkan pada mandril yang tinggal pasang (snap-on) (Mandril
Moore) karena penggantinya lebih mudah. Kecuali disk lentur yang dapat digunakan
untuk memotong bagian restorasi yang dapat dijangkau di gigi anterior, roda dan disk
ini kebanyakan dipakai di laboratorium.

Gambar : Bur sikat


Henpis kecepatan rendah biasanya mempunyai kepala yang dapat ditukar-
tukar yang fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala
henpis untuk meningkatkan kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin karena
kecepatan dapat mencapai 160.000 rpm. Disamping itu, kepala henpis dengan
bantalan tertutup juga dibuat bagi prosedur pemolesan sehingga masuknya partikel
abrasive yang dapat merusak mekanisme kerja dapat dicegah. Untuk menghaluskan
permukaan yang dapat diambil dengan disk digunakan disk fine grit. Sedangkan
untuk menghaluskan restorasi pada permukaan fasioproksimal dan linguoproksimal
digunakan finishing strip (Ariningrum, 2001:33).
2.2 Instrumen Gengam
Banyak instrumen jenis ini dikembangkan sebelum menyebar luasnya
instrumen rotatif, sehingga variasinya banyak tetapi kini tak banyak operator yang
menggunakan ragamnya yang banyak tersebut. Pembahasanya didasarkan pada guna
masing-masing alat.
1. Instrument untuk Pemeriksaana.
a. Kaca Mulut
Kaca mulut terdiri dari kaca bulat yang terpasang pada gagang. Alat ini
memungkinkan operator melihat bagian distal gigi, merupakan refraktor bagi pipi
dan lidah, dan sering sekedar digunakan untuk memantulkan cahaya ke permukaan
gigi.

Gambar : Kaca Mulut


Permukaan kaca biasanya datar; kaca mulut yang permukaannya di depan
lebih bermanfaat daripada yang dibelakang karena bayangan lebih tajam, walaupun
konsekuensinya tergoresnya permukaan lebih serius. Operator yang berpengalaman
mula-mula akan sukar sekali bekerja karena semua gerakan terlihat terbalik.
b. Sonde
Sonde yang paling banyak dipakai adalah sonde tegak lurus dengan ujung
runcing. Sonde inin digunakan untuk memeriksa keutuhan permukaan gigi dan tepi
restorasi. Juga digunakan untuk menilai kekerasan dentin selama preparasi kavitas
dalam perawatan karies. Untuk mendeteksi karies di permukaan proksimal, dipakai
sonde lengkung pendek dan difungsikan kedua kedua ujungnnya (sonde Briault).

Gambar : Sonde; lurus, briault, periodontal berskala, furkasi,


periodontal CPITN
Sonde biasanya juga digunakan untuk mengukur kedalaman poket
periodontium. Untuk kepentingan ini digunakan sonde khusus dengan ujung tumpul
dan diberi skala millimeter sehingga kedalaman poket dapat diukur dengan lebih
akurat.
c. Pinset
Pinset mempunyai paruh bergerigi yang besudut terhadap pegangannya. Alat
ini digunakan untuk memegang kapas dan mengangkat benda-benda kecil dari dan ke
arah kerja.
gambar : Pinset
Pinset juga tersedia dalam bentuk yang dapat dikunci yang keuntungannnya
dapat memegang butiran-butura kecil, pin atau guta perca pegisi saluran akar selama
diinginnkan.
2. Instrumen untuk Preparasia.
a.Pahat
Berguna sekali bagi penyelasaian tepi email kavitas; yang bilahnya satu
bidang dengan tangkainya disebut pahat-kapak. Pahat digunakan untuk membuang
email yang terdukung yang timbul ketika melakukan preparasi kavitas dengan
instrumen putar, dan harus digunakan sekalipun kavitas tekah dibuat dengan
menggunakan bur tungsten carbide karena prisman email tak terdukung mungkin
masih ada.

Gambar : Pahat sudut ganda dan Pahat pemotong tepi ginggiva


b. Eskavator
Alat ini dirancang untuk mengerok dentin terkendali karena bentuk ujung
pemotongnya demikian rupa sehingga tidak akan berpenetrasi terlalu dalam, hal yang
sama pada penggunaan pahat untuk pembuatan bevel. Eskavator juga digunakan
untuk membentuk dan memotong bahan tumpat yang masih lunak. Kedua ujung
eskavator dibuat agar berfungsi sehingga bisa juga dipakai bagi yang kidal.

Gambar : Eskavator
3. Instrumen Penumpatan dan Pembentukan Tumpatan
Pemampatan (plugger)

Gambar : Plastis datar


Alat ini berbentuk silinder lecil digunakan untuk menekan tumpatan ke dalam
kavitas yang telah selesai, terutama amalgam. Pemampatan amalgam kini
mempunyai ujung yang rata agar tidak ada amalgam yang tersangkut sementara
dijaman amalgam masih dicampur secara manual, pemampatan yang dipakai adalah
pemampatan yang bergerigi. Plastis untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk
bahan tumpatan plastis seperti semen, bahan tumpat sewarna gigi amalgam Pengukir

Gambar : Pengukir Hollenbach dan Ward no.2


Instrumen ini difungsikan untuk mengukir bahan tambal lunak, misalnya
amalgam sebelum mengeras, atau bahan inlay sesuda mengeras. Biasanya berfungsi
dikedua sisi dan telah dibuat dengan berbagai desain; dua alat yang sering digunakan
yaitu: Hollenbach dan Ward no.2.
Burniser

Gambar : Burniser buah pir


Alat ini menyerupai pemampat tetapi ujungnya bulat, tidak datar. Burnisher
dapat digunakan untuk memoles, dan untuk menghilangkan goresan yang tertinggal
di permukaan ukiran, ketika ukiran amalgam selesai. Amalgam Consender Amalgam
consender digunakan dalam Konservasi gigi untuk memadatkan atau mengepak isi
campuran bahan ke dalam rongga preparasi.
Spatula

Gambar : Spatula
1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab
2. Agate Spatel, Untuk mengaduk bahan tambalan silikat atau komposit

Gambar : agate spatel

Mixing slab (glass plate)

Gambar : Mixing slab

Untuk mengaduk fletcher, semen fosfat silikat dan tumpatan sementara

Semen stopper
Untuk memasukkan dan meratakan semen lining (basis) ke dalam kavitas.

Amalgam Stopper
Untuk menekan atau memampat amalgam di dalam kavitas agar padat
Pistol Amalgam

Gambar : amalgam pistol


Untuk memasukkan amalgam ke dalam kavitas terutama untuk rahang atas
Amalgam Karver

Gambar : amalgam carver


Untuk mengukir atau membuat tumpatan amalgam yang disesuaikan dengan
bentuk anatomi gigi yang ditumpat.
Amalgamator

Gambar : amalgamator
Untuk mengaduk amalgam yang tersedia dalam bentuk kapsul Mortar dan
Pestle

Gambar : Mortar dan pestle


Untuk mengaduk alloy dan air raksa Matriks Dipakai sebagai dinding
sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua untuk dua permukaan seperti
mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan mesio disto oklusal.
Celluloid Strip

Gambar : celluloid strip


Sebagai dinding sementara penambalan sewarna gigi.

4. Penggunaan Instrumen Genggam


Menurut Pickard (2002: 99) Suatu instrumen genggam dapat digunakan dalam
salah satu dari tiga cara di bawah ini :
1) Pegangan pensil (pen grip) merupakan cara yang paling banyak digunakan.
Cara ini memungkinkan penekanan ringan atau berat dan sangat baik dalam
mengendalikan gerak pada area yang luas. Jari tengah tengah dan jari manis
bertindak sebagai pendukung.

2) Pegangan telapak tangan (palm grip).


Pada cara ini instrumen dipegang diantara ibu jari dan telunjuk dan gagang
instrumen terletak ditelapak tangan dan dicengkeram dengan jari-jari yang lain. Ibu
jari dipakai sebagai dukungan. Pegangan ini digunakan pada gigi atas, dapat
menghasilkan gerakan dengan tekanan kuat pada daerah yang terbatas tetapi tidak
terkendali.

3) Pegangan jari (finger grip) merupakan modifikasi pegangan telapak tangan.


Cara ini manfaatnya terbatas da dipakai jika pegangan telapak tangan tak berhasil
memberikan garis akses yang benar.
2.3 Instrumen Isolasi daerah kerja

Gambar : cotton rolls


Isolasi daerah kerja dari sekitar lingkungan rongga mulut bila rubber dam tidak
digunakan. Berbentuk silindris berdiameter 1.3 cm dan panjang 3.8 sampai 15 cm.

Gambar : cotton rolls holder


Digunakan untuk mendukung pemakaian cotton rolls diposisikan disekeliling
bukal dan lingual dari gigi mandibular.

Gambar : Aplikasi pemakaian rubber dam Rubber dam berfungsi untuk


mengisolasi saliva dari daerah kerja, mengisolasi daeerah kerja dari lingkungan
rongga mulut supaya tidak terpapar bahan-bahan kerja. Rubber dalam pemsangannya
lebih rumit dari pada cotton rolls.

Gambar : saliva adjector dan HVE


Digunakan untuk menyedot saliva sewaktu pengerjaan, kekurangannya adalah
tidak dianjurkan bagi pasien anak-anak karena instrument ini terus berada di dalam
mulut selama pengerjaan.
2.4 Pemeliharaan Instrumen
Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya
pemakaian instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan
menyebabkan rusaknya alat, aus, atau patah. Henpis harus dibersihkan setelah
dipakai dan diminyaki sesuai dengan anjuran pabriknya. Instrumen juga jangan
dipanaskan pada api terbuka karena kekuatannya akan berkurang dan akan mudah
sekali bengkok walau dipakai secara normal.Pahat, eskavator, dan skeler secar teratur
harus diasah agar ketajaman ujung kerjanya dapat dijaga. Biasnya dilakukan secara
manual dengan batu asahan (Arkansas); ini merupakan prosedur yang sulit dan rumit
bagi operator yang tidak berpengalaman. Bevel pahat diletakan mendatar pada batu
asahan dengan bilah memebentuk sudut 50-60 derajat. Ketajamannya diuji dengan
mengerokannya pada kuku jari operator. Eskavator ditajamkan pada permukaan
datarnya dengan beberapa kali gerakan menekan pada batu asahan. Skeler sabit
ditajamkan disisi-sisnya agar ketebalannya yang cukup dapat dipertahankan
sekaligus mencegah bengkoknya alat pada saat membersihkan kalkulus.
Gambar A : Menguji ketajaman Gambar B : menajamkan pahat

Gambar : alat penajam tipe oscilating, menajamkan hachet email


Cara lain dengan menggunakan disk ampelas (sand paper disk) yang dipasang
pada mandril. Cara ini lebih cepat, tetapi yang belum berpengalaman akan cenderung
memotong terlalu banyak dan menimbulkan panas yang berlebihan sehingga akan
melunakan ujung pemotong.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
1. Klasifikasi Menurut Kecepatan, yaitu kecepatan tinggi (100.000 300.000 rpm)
dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm).
2. Klasifikasi Instrumen Putar: Bor-Bor Gigi, Alat-Alat Pengikis (Abrasif), Alat-
Alat Pemoles
3. Mayoritas instrumen genggam memiliki tiga bagian, yaitu bilah (blade),
tungkai (shank), dan gagang
4. Penggunaan instrumen genggam : Pegangan pensil (pen grip), Pegangan
telapak tangan (palm grip), Pegangan jari (finger grip).
5. Pemeliharaan instrumen genggam: Penajaman kembali, Mensterilkan instrumen
genggam.
6. Instrumen finishing : bur dan poin, disk, Lembaran abrasif
7. Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya
pemakaian instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan
menyebabkan rusaknya alat, aus, atau patah.
3.2 SARAN
Intrumen yang dipakai dalam konservasi gigi harus nyaman bagi pasien maupun
operator dan menunjang pekerjaan operator
DAFTAR PUSTAKA
Ariningrum, Ratih. 2001. Pertimbangan-Pertimbangan yang Mendasari Segi
Estetika Pada Tumpatan Komposit Gigi Anterior. Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia Vol.8/no.3/2001.
Baum, dkk.1997. Buku Ajar Konservasi Gigi (Terjemahan: R. Tarigan). Jakarta:
EGC
Eccles, J.D dan R.M Green. 1994. Konservasi Gigi (terjemahan Lilian Yuwono).
Jakarta: Widya Medika
Fatimahtuzzahro, Nadie dan Dwi kartika Apriyono. 2012. Perkembangan Alat-
alat Endodontik. Bagian Konservasi Gigi FKG Universitas Jember.
CDK-190 vol. 39 no.2 tahun 2012
Pickard H.M, dkk.2002. Manual Konservasi Restoratif menurut Pickard
(terjemahan: Narlan Sumawinata). Jakarta: Widya Medika
Pittford, T.R. 1993. Restorasi Gigi (terjemahan: Narlan Sumawinata). Jakarta:
EGC
Yanti, Nevi dan Lia Silvianty Nasti.2002. Jenis Restorasi pada Pasien di Klini
Gigi Bagian Ilmu Konservasi Gigi FKG USU Medan Dentika Dental
Journal vol. 7, no. 1 tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai