“ DIFERENSIASI BAKTERI “
Dibimbing Oleh :
Indriatie,S.Kep., M.Mkes
Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
.1. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat
yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan
air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat dan
mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, sehingga untuk diidentifikasi
ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas
dan mudah diamati. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Oleh karena itu
teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi.
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan
cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba
dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan
strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat.
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri
itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan
mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara
yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
.2. TUJUAN
Untuk mempermudah melihat mikrobe dengan mikroskop
Untuk memperjelas ukuran serta bentuk mikrobe
Untuk melihat struktur dalam bakteri , seperti dinding sel dan vakuola
Untuk memproduksi sifat-sifat fisik dan kimia khas dari bakteri dengan zat warna.
Pewarnaan bakteri hidup dilakukan dengan menggunakan bahan warna yang tidak
toksis tetapi jarang dikerjakan karena bakteri hidup sukar menyerap warna.
Pewarnaan bakteri hidup dilakukan untuk melihat pergerakan bakteri, serta
pemeriksaannya dilakukan dengan menggunakan tetes gantung (hanging drop).
Pewarnaan sederhana
Pewarnaan Diferensial
Pewarnaan Khusus
Pewarnaan khusus digunakan untuk mewarnai dan mengisolasi bagian spesifik dari
mikroorganisme misalnya endospora, kapsul, dan flagella. Endospora bakteri tidak dapat
diwarnai dengan metode pewarnaan sederhana seperti pada pewarnaan gram. Hal ini
disebabkan karena endospora memiliki selubung yang kompak sehingga zat warna sulit
mempenetrasikan dinding endospora dan diperlukan pemanasan dan mordant untuk mengikat
zat warna (Pratiwi, 2008).
1. Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
berdasarkan sifat fisik dan kimia dinding sel bakteri. Pewarnaan gram menggunakan pewarna
utama Kristal Violet dan pewarna tandingan Safranin.Keberhasilan metode ini sangat
bergantung pada dinding sel, maka dari itu metode ini tidak dapat dilakukan pada bakteri
yang tidak memiliki dinding sel seperti genus nacordia dan mycoplasma.
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853 – 1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk
memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri,
untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola,
menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Pewarnaan ini dapat membagi
bakteri menjadi gram positif dan gram negatif berdasarkan kemampuannya untuk menahan
pewarna primer (kristal ungu) atau kehilangan warna primer dan menerima warna tandingan
(safranin).
Bakteri gram positif menunjukkan warna biru atau ungu dengan pewarnaan ini, sedangkan
bakteri gram negatif menunjukkan warna merah. Perbedaan respon terhadap mekanisme
pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel
bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negatif mengandung lemak
dalam presentase lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada
praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar
permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel
menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif
dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes
dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel
berwarna ungu, yang merupakan warna dari Kristal Violet.
Perwarnaan Gram menggunakan 4 reagen Gram yaitu, Gram A (cat Kristal violet), Gram B
(Lyugol iodine), Gram C (etanol : aseton = 1:1), Gram D (cat safranin). Cat Gram A
berwarna ungu (kristal violet). Cat Gram A merupakan cat primer yang akan memberi warna
mikroorganisme target. Pada saat diberi cat ini, semua mikroorganisme akan berwarna ungu
sesuai warna cat. Komposisi cat A yaitu
Pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terjebak diantara dinding sel dan
membran sitoplasma organisme gram positif, sementara penyingkiran zat lipida dari dinding
sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri
gram positif mempunyai membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm)
sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting guna mendukung
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang bisa ditemukan antara bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri ciri bakteri gram negatif
♥ Memiliki struktur dinding sel yang tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis 3 atau
multilayer.
♥ Dinding selnya terkandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan ada didalam
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
terkandung asam tekoat.
♥ Kurang peka terhadap senyawa penisilin.
♥ Pertumbuhannya tidak begitu dihambat dengan zat warna dasar misalnya kristal
violet.
♥ Komposisi nutrisi yang diperlukan relatif sederhana.
♥ Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
♥ Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
♥ Peka terhadap streptomisin
♥ Toksin yang dibentuk Endotoksin
♥ Memiliki struktur dinding sel yang tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau
monolayer.
♥ Dinding selnya terkandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang
sebagai lapisan tunggal. Komponen utama ialah lebih dari 50% berat ringan.
Mengandung asam tekoat.
♥ Bersifat lebih peka terhadap penisilin.
♥ Pertumbuhan ditahan secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
♥ Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
♥ Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
♥ Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
♥ Tidak peka terhadap streptomisin
♥ Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
1. Biakan bakteri dari media padat/ cair ditempelkan di atas gelas objek. Encerkan
dengan air destilasi steril. Fiksasi dengan cara melewatkan spesimen di atas api
beberapa kali dengan cepat hingga kering. Jangan sampai gelas objek panas. Fiksasi
juga dapat dilakukan dengan menambahkan sedikit metanol 95% dan diamkan selama
2 menit.
2. Tambahkan pewarna utama (kristal violet), diamkan selama 1 menit. Bilas sebentar
dengan air.
3. Tambahkan larutan Iodin dan diamkan selama 1 menit. Bilas sebentar dengan air.
4. Hilangkan warna dengan peluntur alkohol selama 5 sampai 15 detik lalu bilas
sebentar dengan air.
5. Tambahkan cat penutup safranin selama 1 menit. Bilas sebentar dengan air.
6. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x.
Beberapa spesies bakteri pada genus Mycobacterium, Cryptosporidium dan Nocardia tidak
dapat diwarnai dengan pewarnaan sederhana. Namun, mikroorganisme ini dapat diwarnai
dengan menggunakan Karbol Fuchsin yang dipanaskan. Panas membuat pewarna dapat
terserap oleh sel bakteri karena panas dapat menghilangkan lapisan lilin pada dinding sel
bakteri. Sekali bakteri tahan asam menyerap karbol fuchsin, maka akan sangat sulit untuk
dilunturkan dengan asam-alkohol, oleh karena itu merka disebut bakteri tahan asam.
Bakteri tahan asam memiliki kadar lemak (asam mycolic) yang tinggi pada dinding sel
mereka. Pada pewarnaan bakteri asam menggunakan metode Ziehl-Neelsen (juga disebut Hot
Stain), bakteri tahan asam akan berwarna merah karena menyerap pewarna karbol fuchsin
yang dipanaskan, karena pada saat pemanasan dinding sel bakteri yang memiliki banyak
lemak membuka sehingga pewarna dapat terserap. Namun tidak dapat dilunturkan dengan
asam alkohol karena pada saat suhu normal lemak pada dinding sel bakteri kembali menutup,
sehingga ketika diwarnai dengan pewarna tandingan, yaitu Methylene Blue, warnanya tetap
merah.
Berbeda dengan bakteri tidak tahan asam, ia akan menyerap pewarna tandingan yaitu
methylene blue sehingga berwarna biru. Pada metode Kinyoun-Gabbet, tidak perlu
dilakukan pemanasan, maka dari itu metode Kinyoun-Gabbet juga disebut Cold Stain.
Metode Kinyoun-Gabbet tidak perlu dilakukan dengan pemanasan karena pada pewarna
Kinyoun terdapat alkali fuchsin dengan konsentrasi yang tinggi, sehingga walau tanpa
pemanasan dapat menghilangkan lapisan lilin pada dinding sel bakteri tahan asam.
Komposisi Kinyoun antara lain: alkali fuchsin, fenol, alkohol 95%, dan aquades. Sebagai
pewarna tandingan adalah Gabbet, yang memiliki komposisi antara lain : methylene blue,
asam sulfat 96%, alkohol murni, dan aquades. Sama seperti pada metode Ziehl-Neelsen,
bakteri tahan asam akan berwarna merah, sedangkan bakteri tidak tahan asam akan berwarna
biru.
DAFTAR PUSTAKA
https://materi.co.id/pewarnaan-gram/
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/12/macam-macam-teknik-pewarnaan-
bakteri/
http://sulaiman-analis.blogspot.com/2014/04/media-selektif-dan-diferensial.html?m=1
http://chachameycha.blogspot.com/2014/10/pewarnaan-bakteri.html
http://infomikrobiologi.blogspot.com/2013/09/pewarnaan-diferensial-pewarnaan-
gram_7.html
http://sunshinecuties.blogspot.com/2016/02/makalah-pewarnaan-bakteri.html
https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/8/jhptump-a-dinarapril-364-2-babii.pdf