Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MIKROOBIOLOGI

“ DIFERENSIASI BAKTERI “

Dibimbing Oleh :

Indriatie,S.Kep., M.Mkes

Disusun Oleh :

1. LORENZA VRINDA MARCE (P27825020026)


2. M.BHAKTI MIRDA IHSANI (P27825020027)
3. MILLATUN HASANAH (P27825020028)
4. NABILLA KHOIROTUN NISA' (P27825020029)
5. NADIA FAKHRAAL GUSDANI (P27825020030)
6. NADYA KURNIA NABILA (P27825020031)
7. NASRULLAH BAGUS UNGGUL (P27825020032)
8. NIKA LAILLAN THOWILLA (P27825020033)
9. NIKEN ARLINTYA RAMADHANI (P27825020034)
10. PUSPITA MAHARANI REZKY ADYNUR (P27825020035)
11. RAHMA APRILIA AHMADI PUTRI (P27825020036)
12. RATRI DIAN PRATIWI (P27825020037)
13. RIRIN AMELIA PUTRI (P27825020038)
14. RISCHA SAFITRI (P27825020039)
15. SALSABILA AZZAH (P27825020040)
16. SALSABILA NUR AMALINA (P27825020041)
17. SEPTYAN STEPHANY FERNANDO (P27825020042)
18. SINTA YULIA FIFIANA (P27825020043)
19. SITI AISYAH OKTAVIANI (P27825020045)
20. TASYA SALSHABILLA (P27825020046)
21. TIARA MUDA GALUH AYU DEWANTI (P27825020047)
22. VIGA MAY RIZKI (P27825020048)
23. VIRA DWI (P27825020049)
24. WILDA KHAIRA UMMAH (P27825020050)
25. YOLANDA EMILIA WASKITO (P27825020051)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

TAHUN AJARAN 2020/2021


ABSTRAK

Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop bisasa


tanpa harus dilakukan pengecatan terlebih dahulu. Tetapi pengamatan yang
dilaksanakan tanpa pengecatan lebih sulit dan tidak dapat dipakai untuk
melihat bagian bagian sel dengan jelas, karena sel bakteri atau mikroba
lainnya bersifat transparan atau semi transparan.

Dalam bidang Mikrobiologi dikenal beberapa teknik pewarnaan


terhadap bakteri yang pada dasarnya adalah merupakan reaksi ikatan antara
zat warna dengan komponen-komponen pada bakteri terutama yang terdapat
pada dinding sel dan sitoplasma.
Dengan pengecatan maka struktur sel mikroba dapat dilihat lebih
seksama. Fungsi pengecatan terutama memberi warna pada sel- sel atau
bagian-bagian lain, sehingga menambah daya kontras dan membuat lebih jelas.
Selain itu pengecatan dapat untuk menunjukkan bagian-bagian struktur sel,
menunjukkan distribusi dan susunan kimia bagian-bagian sel, membedakan
mikroba satu sama lain.

BAB I
PENDAHULUAN
.1. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat
yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan
air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat dan
mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, sehingga untuk diidentifikasi
ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel  bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas
dan mudah diamati. Hal tersebut juga  berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel  bakteri melalui serangkaian pengecatan. Oleh karena itu
teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi.
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan
cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba
dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan
strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat.
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri
itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan
mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara
yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.

.2. TUJUAN
 Untuk mempermudah melihat mikrobe dengan mikroskop
 Untuk memperjelas ukuran serta bentuk mikrobe
 Untuk melihat struktur dalam bakteri , seperti dinding sel dan vakuola
 Untuk memproduksi sifat-sifat fisik dan kimia khas dari bakteri dengan zat warna.

1.3.RUANG LINGKUP MATERI


a. Pewarnaan Bakteri
b. Prinsip Pewarnaan Bakteri
c. Jenis Jenis Pewarnaan Bakteri
d. Pewarnaan Diferensasi Bakteri
6. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan
mikroskop,
7. memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam
bakteri
8. seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas
daripada
9. bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEWARNAAN BAKTERI
Sebagian besar mikroorganisme tidak berwarna, maka untuk dapat melakukan
pengamatan di bawah mikroskop cahaya diperlukan pewarnaan mikroorgansime dengan
menggunakan pewarna. Pewarnaan mikroorganisme pada dasarnya adalah prosedur
mewarnai mikroorganisme menggunakan zat warna yang dapat menonjolkan struktur
tertentu dari mikroorganisme yang ingin kita amati. Sebelum mikroorganisme dapat
diwarnai, mikroorganisme tersebut harus terlebih dahulu difiksasi agar terikat pada kaca
objek. Tanpa adanya fiksasi, maka pemberian zat warna pada mikroorganisme yang
dilanjutkan dengan prosedur pencucian zat warna dengan air mengalir dapat
menyebabkan mikroorganisme ikut tercuci (Brown, 2005). Pewarnaan terhadap bakteri
secara garis besar, dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Pewarnaan bakteri hidup.

Pewarnaan bakteri hidup dilakukan dengan menggunakan bahan warna yang tidak
toksis tetapi jarang dikerjakan karena bakteri hidup sukar menyerap warna.
Pewarnaan  bakteri hidup dilakukan untuk melihat pergerakan bakteri, serta
pemeriksaannya dilakukan dengan menggunakan tetes gantung (hanging drop).

2. Pewarnaan bakteri mati


Pewarnaan terhadap bakteri yang telah dimatikan disebut fixed state.
Pewarnaan bakteri mati bertujuan untuk melihat struktur luar bahkan struktur dalam
bakteri, memperjelas ukuran bakteri dan melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang
diberikan sehingga dapat diketahui sifat-sifat fisik dan kimia dari bakteri tersebut.

B. PRINSIP PEWARNAAN SEL BAKTERI


Cara yang paling mudah agar bakeri dapat diamati dengan jelas adalah dengan melakukan
pewarnaan sel / staining. Pewarnaan sel bakteri dilakukan menggunakan zat warna khusus
dari bahan kimia yang mampu mewarnai dinding sel dan bagian-bagiannya. Pewarnaan ini
akan meningkatkan nilai kontras antara sel bakteri dengan lingkungan sehingga akan mudah
untuk diamati. Dalam praktiknya pewarnaan sel bakteri mempunyai beberapa keuntungan
diantaranya adalah:

1. Memudahkan mengamati penampakan morfologi bakteri secara jelas meliputi bentuk


dan ukuran sel. Sel bakteri yang berwarna kontras akan menampilkan bentuk sel yang
khas seperti bentuk basil / batang, kokus / bulat, spiral, spiroseta, filamen, oval dll.
2. Memudahkan mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel bakteri, seperti ada
tidaknya rambut halus / fili, ekor cambuk / flagella, endospora dll.
3. Memudahkan dalam mengetahui jenis bakteri melalui sifat-sifat dinding sel.
Contohnya bakteri berjenis Gram positif (+), Gram negatif (-), bakteri tahan asam dll.

C. MACAM MACAM PEWARNAAN BAKTERI

Pewarnaan sederhana

Pewarnaan yang hanya menggunakan pewarna tunggal. Gunanya untuk mengetahui


bentuk morfologis sel bakteri (coccus,basilus, dan spiral ) dan susunannya (rantai,
berkelompok, berpasangan, dan tetrad). Prinsip pewarnaan sederhana ialah bakteri hanya
akan mengikat satu jenis cat tunggal sesuai dengan cat yang diberikan. Cat yang bisa
digunakan ialah cat safranin, methylene blue, gentian violet, basic fuchin dan anilin basa.

Pewarnaan Diferensial

Pewarnaan Diferensial adalah teknik pewarnaan yang dilakukan untuk mengetahui


perebedaan antara sel-sel dari tiap-tiap mikroba. Pewarnaan diferensial menggunakan dua
pewarna atau lebih.

Pewarnaan Khusus

Pewarnaan khusus digunakan untuk mewarnai dan mengisolasi bagian spesifik dari
mikroorganisme misalnya endospora, kapsul, dan flagella. Endospora bakteri tidak dapat
diwarnai dengan metode pewarnaan sederhana seperti pada pewarnaan gram. Hal ini
disebabkan karena endospora memiliki selubung yang kompak sehingga zat warna sulit
mempenetrasikan dinding endospora dan diperlukan pemanasan dan mordant untuk mengikat
zat warna (Pratiwi, 2008).

D. PEWARNAAN DIFERENSI BAKTERI


Pewarnaan diferensial atau pewarnaan pembeda digunakan untuk membedakan antar sel
bakteri atau bagian-bagian lainnya. Zat warna yang digunakan biasanya lebih dari satu jenis
dengan sifat warna yang berbeda. Reagen-reagen khusus juga digunakan untuk  mendukung
proses pewarnaan. Berdasarkan tujuan penggunaannya, pewarnaan diferensial dibedakan
menjadi pewarnaan Gram, pewarnaan Bakteri Tahan Asam, dan pewarnaan Spora Bakteri.

1. Pewarnaan Gram

Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
berdasarkan sifat fisik dan kimia dinding sel bakteri. Pewarnaan gram menggunakan pewarna
utama Kristal Violet dan pewarna tandingan Safranin.Keberhasilan metode ini sangat
bergantung pada dinding sel, maka dari itu metode ini tidak dapat dilakukan pada bakteri
yang tidak memiliki dinding sel seperti genus nacordia dan mycoplasma.

Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853 – 1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk
memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri,
untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola,
menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Pewarnaan ini dapat membagi
bakteri menjadi gram positif dan gram negatif  berdasarkan kemampuannya untuk menahan
pewarna primer (kristal ungu) atau kehilangan warna primer dan menerima warna tandingan
(safranin).

Bakteri gram positif menunjukkan warna biru atau ungu dengan pewarnaan ini, sedangkan
bakteri gram negatif menunjukkan warna merah. Perbedaan respon terhadap mekanisme
pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel
bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negatif mengandung lemak
dalam presentase lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada
praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar
permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel
menjadi berwarna merah  pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif
dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes
dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel
berwarna ungu, yang merupakan warna dari Kristal Violet.

MACAM MACAM PEWARNAAN GRAM

Perwarnaan Gram menggunakan 4 reagen Gram yaitu, Gram A (cat Kristal violet), Gram B
(Lyugol iodine), Gram C (etanol : aseton = 1:1), Gram D (cat safranin). Cat Gram A
berwarna ungu (kristal violet).  Cat Gram A merupakan cat primer yang akan memberi warna
mikroorganisme target.  Pada saat diberi cat ini, semua mikroorganisme akan berwarna ungu
sesuai warna cat. Komposisi cat A yaitu

Ø   Kristal violet               : 2 gram


Ø    Alkohol 95%                : 20 ml  
Ø   Aquadest                    : 80 ml
Ø   Amonium oksalat          : 0,8 gram
Cat Gram B berwarna coklat.  Cat Gram B merupakan cat Mordan, yaitu cat atau
bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap mikroorganisme target. 
Akibat pemberian cat Gram B, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih
kuat). Komposisi cat B yaitu :
Ø   Iodium             : 1 gram
Ø   Kalium iodida   : 2 gram
Ø   Aquadest          : 300ml
Cat Gram C tidak berwarna.  Cat ini berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya. 
Akibat pemberian cat C akan terjadi 2 kemungkinan : Mikroorganisme (bakteri) akan tetap
berwarna ungu, karena tahan terhadap alkohol.  Ikatan antara cat dengan bakteri tidak
dilunturkan oleh alkohol.  Bakteri yang bersifat demikian disebut bakteri Gram
positif dan Bakteri tidak akan berwarna, karena tidak tahan terhadap alkohol.  Ikatan antara
cat dengan bakteri dilunturkan oleh alkohol.  Bakteri yang bersifat demikian dikelompokkan
sebagai bakteri Gram negatif. Komposisi cat C yaitu :
Ø   Aceton             : 50 ml
Ø   Alkohol 95%    : 50 ml
Cat Gram D Merupakan cat skunder atau kontras. Cat ini berwarna merah berfungsi
sebagai pemberi warna mikroorganisme non target.Cat Skunder mempunyai spektrum warna
yang  berbeda dari cat primer. Akibat pemberian cat gram D yaitu Bakteri gram positif akan
tetap berwarna ungu karena tidak jenuh mengikuti cat gram A sehingga tidak mampu lagi
mengikat cat gram D dan Bakteri gram negatif berwarna merah karena cat sebelumnya telah
dilunturkan oleh cat gram C, maka akan mampu mengikat cat gram D. Komposisi cat gram D
yaitu :
Ø   Safranin O                  : 0,25 gram
Ø   Alkohol 95%              : 10 ml
Ø   Aquadest                    : 90 ml

PERBANDINGAN BAKTERI GRAM POSITIF DAN BAKTERI GRAM NEGATIF

Pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terjebak diantara dinding sel dan
membran sitoplasma organisme gram positif, sementara penyingkiran zat lipida dari dinding
sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri
gram positif mempunyai membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm)
sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting guna mendukung
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang bisa ditemukan antara bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri ciri bakteri gram negatif

♥ Memiliki struktur dinding sel yang tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis 3 atau
multilayer.
♥ Dinding selnya terkandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan ada didalam
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
terkandung asam tekoat.
♥ Kurang peka terhadap senyawa penisilin.
♥ Pertumbuhannya tidak begitu dihambat dengan zat warna dasar misalnya kristal
violet.
♥ Komposisi nutrisi yang diperlukan relatif sederhana.
♥ Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
♥ Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
♥ Peka terhadap streptomisin
♥ Toksin yang dibentuk Endotoksin

Ciri ciri bakteri gram positif

♥ Memiliki struktur dinding sel yang tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau
monolayer.
♥ Dinding selnya terkandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang
sebagai lapisan tunggal. Komponen utama ialah lebih dari 50% berat ringan.
Mengandung asam tekoat.
♥ Bersifat lebih peka terhadap penisilin.
♥ Pertumbuhan ditahan secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
♥ Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
♥ Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
♥ Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
♥ Tidak peka terhadap streptomisin
♥ Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

PROSEDUR PEWARNAAN GRAM

1. Biakan bakteri dari media padat/ cair ditempelkan di atas gelas objek. Encerkan
dengan air destilasi steril. Fiksasi dengan cara melewatkan spesimen di atas api
beberapa kali dengan cepat hingga kering. Jangan sampai gelas objek panas. Fiksasi
juga dapat dilakukan dengan menambahkan sedikit metanol 95% dan diamkan selama
2 menit.
2. Tambahkan pewarna utama (kristal violet), diamkan selama 1 menit. Bilas sebentar
dengan air.
3. Tambahkan larutan Iodin dan diamkan selama 1 menit. Bilas sebentar dengan air.
4. Hilangkan warna dengan peluntur alkohol selama 5 sampai 15 detik lalu bilas
sebentar dengan air.
5. Tambahkan cat penutup safranin selama 1 menit. Bilas sebentar dengan air.
6. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x.

BAHAN BAHAN PEWARNAAN GRAM


Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk pewarnaan gram:

 Pewarna utama: 2 g Crystal violet, 20 mL ethyl alcohol 95%, 0,8 g ammonium


oxalate, dan 100 mL air destilasi steril.
 Larutan Iodin: 2 g Kalium Iodida, 1 g iodin kristal, dan 100 mL air destilasi steril.
 Larutan peluntur: 50 mL aseton dan 50 mL etanol 95%.
 Pewarna penutup: 4 g safranin, 200 mL etanol 95%, dan 800 mL air destilasi steril.

VARIASI VARIASI UNTUK BAHAN PEREAKSI PEWARNA GRAM


Sampai saat ini terdapat banyak variasi pada bahan untuk pewarnaan gram, antara lain:

 Larutan iodin dapat distabilkan dengan polyvinypyrrolidone-iodin.


 Beberapa laboratorium lebih suka menghilangkan warna dengan isopropanol/aseton
(3:1 vol:vol).
 Pewarnaan gram di atas biasa disebut sebagai pewarnaan gram 4 langkah. Oleh
Mesaros, Army, Strenkoski, dan Leon (www.freepatentsonline.com/5827680.html ),
memodifikasi larutan peluntur alkohol dan pewarna penutup dengan menjadikannya 1
larutan. Ini disebut Pewarnaan Gram 3 langkah. Larutan ini dibuat dengan
mengkombinasikan 0,40% safranin, 0,30% basic fuchsin, 90% etanol, 10% air
distilasi, dan diasamkan hingga pH menjadi 4,5.
 Dimodifikasi oleh Brown dan Brenn, pewarnaan gram dapat digunakan untuk
mendeteksi bakteri gram positif dan gram negatif yang terdapat di dalam jaringan.
Melalui metode ini, bakteri gram positif berwarna biru, bakteri gram negatif berwarna
merah, dan latar belakangnya berwarna kuning.

2. Pewarnaan Tahan Asam

Beberapa spesies bakteri pada genus Mycobacterium, Cryptosporidium dan Nocardia tidak
dapat diwarnai dengan pewarnaan sederhana. Namun, mikroorganisme ini dapat diwarnai
dengan menggunakan Karbol Fuchsin yang dipanaskan. Panas membuat pewarna dapat
terserap oleh sel bakteri karena panas dapat menghilangkan lapisan lilin pada dinding sel
bakteri. Sekali bakteri tahan asam menyerap karbol fuchsin, maka akan sangat sulit untuk
dilunturkan dengan asam-alkohol, oleh karena itu merka disebut bakteri tahan asam.
Bakteri tahan asam memiliki kadar lemak (asam mycolic) yang tinggi pada dinding sel
mereka. Pada pewarnaan bakteri asam menggunakan metode Ziehl-Neelsen (juga disebut Hot
Stain), bakteri tahan asam akan berwarna merah karena menyerap pewarna karbol fuchsin
yang dipanaskan, karena pada saat pemanasan dinding sel  bakteri yang memiliki banyak
lemak membuka sehingga pewarna dapat terserap. Namun tidak dapat dilunturkan dengan
asam alkohol karena pada saat suhu normal lemak pada dinding sel bakteri kembali menutup,
sehingga ketika diwarnai dengan pewarna tandingan, yaitu Methylene Blue, warnanya tetap
merah.

Berbeda dengan bakteri tidak tahan asam, ia akan menyerap pewarna tandingan yaitu
methylene blue sehingga  berwarna biru. Pada metode Kinyoun-Gabbet, tidak perlu
dilakukan pemanasan, maka dari itu metode Kinyoun-Gabbet juga disebut Cold Stain.
Metode Kinyoun-Gabbet tidak perlu dilakukan dengan pemanasan karena pada pewarna
Kinyoun terdapat alkali fuchsin dengan konsentrasi yang tinggi, sehingga walau tanpa
pemanasan dapat menghilangkan lapisan lilin pada dinding sel bakteri tahan asam.

Komposisi Kinyoun antara lain: alkali fuchsin, fenol, alkohol 95%, dan aquades. Sebagai
pewarna tandingan adalah Gabbet, yang memiliki komposisi antara lain : methylene blue,
asam sulfat 96%, alkohol murni, dan aquades. Sama seperti pada metode Ziehl-Neelsen,
bakteri tahan asam akan  berwarna merah, sedangkan bakteri tidak tahan asam akan berwarna
biru.

PRINSIP PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM


Prinsip pewarnaan Basil tahan asam (BTA) adalah tahan terhadap pencucian dengan alkohol
asam, walau telah dicuci dengan alkohol asam bakteri tahan asam tidak melepaskan zat warna
yang telah diikatnya. Bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam
berwarna biru.

DAFTAR PUSTAKA
https://materi.co.id/pewarnaan-gram/
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/12/macam-macam-teknik-pewarnaan-
bakteri/
http://sulaiman-analis.blogspot.com/2014/04/media-selektif-dan-diferensial.html?m=1
http://chachameycha.blogspot.com/2014/10/pewarnaan-bakteri.html
http://infomikrobiologi.blogspot.com/2013/09/pewarnaan-diferensial-pewarnaan-
gram_7.html
http://sunshinecuties.blogspot.com/2016/02/makalah-pewarnaan-bakteri.html
https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/8/jhptump-a-dinarapril-364-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai