PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara pewarnaan bakteri tahan asam dan vara membedakan bakteri
tahan asam dan bakteri tidak tahan asam ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui cara pewarnaan bakteri tahan asam dan cara membedakan
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar Keterangan
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pewarnaan bakteri tahan asam
(BTA), pewarnaan bakteri tahan asam (BTA) atau ziehl neelsen adalah pewarnaan
diferensial yang digunakan untuk membedakan kelompok bakteri mycobakterium
dengan bakteri lainnya, tujuan dilakukannya pewarnaan BTA yaitu untuk
membedakan genus mycobakterium dan kokardia dari bakteri lainnya (Pelczar,1986).
Prinsip pewarnaan BTA yaitu bakteri yang tahan asam mempenyyai lapisan
lilin dan lemak yang sukar ditembus cat, oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan
maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin, pada waktu
pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali, pada
pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas, sedangkan pada bakteri
tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylan blue (jutono,
1980).
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan BTA yaitu carbol fuchsin yang
berfungsi untuk memberi warna merah pada pewarnaan BTA, larutan pemucat yaitu
alkohol berfungsi untuk memucatkan zat warna pertama, pada bakteri tahan asam
tidak dapat dilunturkan sehingga bakteri tetap berwarna merah, sebaliknya pada
bakteri tidak tahan asam, larutan pemucat akan melarutkan karbol fuchsin dengan
cepat, sehingga bakteri tidak berwarna, dan methylan blue berfungsi memberikan
warna biru pada bakteri yang tdak tahan asam (Pelczar and Chan,1986).
Langlah awal dalam pewarnaan BTA yaitu dibersihkan kaca preparat dan
difiksasi diatas nyala api bunsen berfungsi agar kaca preparat yang akan digunakan
bebas dari lemak, debu, dan mikroba yang tidak diinginkan, kemudian dibuat ulasan
biakan bakteri mycobakterium tuberkolosis dari sputum/dahak diatas kaca preparat,
kemudian difiksasi diatas nyala bunsen hingga ulasan sputum kering, kemudian
ditambahkan karbol fuchsin sebagai pemberi warna merah pada bakteritahan asam,
lalu dipanaskan diatas nyala api bunsen bertujuan agar pori-pori dinding sel mebesar
sehingga sel bakteri dapat menyerap karbol fuchsin, kemudian dibilas dengan air
mengalir untuk mengurangi zat warna yang berlebih, kemudian ditabahkan larutan
pemucat atau alkohol untuk melarutkan zat warna pada bakteri yang tidak tahan
asam, kemudian ditambahkan methylan blue untuk memberi warna biru pada bakteri
yang tidak tahan asam.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dari percobaan bakteri
tahan asam (BTA) dengan menggunakan sampel sputum, dan diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 10100, 100 untuk perbesaran lensa objektif dan 10
untuk perbesarat lensa okuler, dan didapatkan hasil bahwa sampel sputum yang
diamati mengikat methylan blue atau warna biru dan berbentuk bulat seperti rantai
atau streptokokus, hal ini menunjukkan sampel sputum yang diamati mengandung
bakteri yang tidak tahan asam (BTTA), dan percobaan ini menunjukkan bahwa
sampel sputum yang diamaati bersifat negatif atau tidak mengadung bakteri yang
menyebabkan penyakit tuberkolosis.
Berdasarkan teori metode ziehl neelsen dapat menggolongkan penyakit
tuberkolosis menjadi dua yaitu bakteri yang berwarna merah dengan pewarnaan zhiel
neelsen disebut bakteri tahan asam, sedangkan bakteri tidak tahan asam akan
berwarna biru. Hasil yang didapatkan negatif karena pada pengamatan tidak
ditemukan kelompok mycobakterium yang berbentuk bsail dan berwarna merah,
adapun kelebihan dan kekurangan dari metode zhiel neelsen yankni latar belakang
berwarna biru terang, basil merah jelas, reagen terjangkau dan mudah didapat, dan
fenol diencerkan 5% dan tidak dipanaaskan kaarena pemanasan dilakukan pada
proses pewarnaan sediaan zat warna utama maka dari itu agak lama waktu yang
dibuthkan.
Hal-hal yang pelu diperhatikan dalam proses pewarnaan bakteri tahan asam
yaitu pada saat dekolorasi dengan asam alkohol dimana pemberan asam alkohol
jangan sampai berlebih karena akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel
BTA hampir sama dengan non BTA yang menyebabkan sulit membedakannya, tetapi
jangan juga terlalu sedikit dalam memberikan alkohol karena tidak akan melunturkan
warna secara sempurna sehingga sel non BTA bisa saja berwarna ungu mendekati sel
BTA, dan pada saat pemanasan juga tidak boleh sampai mendidih karena akan
menyebabkan sel bakteri lisis (Lay,1994).
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa sampel sputum yang diamati mengandung bakteri yang tidak tahan asam
(BTTA), dan percobaan ini menunjukkan bahwa sampel sputum yang diamaati
bersifat negatif atau tidak mengadung bakteri yang menyebabkan penyakit
tuberkolosis.
B. Saran
Praktikan harus memperhatikan kebersihan alat-alat yang digunakan agar
tidak mempengaruhi hasil pengamatan dan menghindari terjadinya kesalahan-
kesalahan dan dipastikan praktikan telah menguasai prosedur kerja pewarnaan
bakteri tahan asam.
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, Melnick, Adelberg, 2008, Mikrobiologi Kedokteran, edisi 23, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Iud W, 2008, Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi, UMM Pres, Malang.
Brooks, Geo F, Janet S Butel, Stephen A Morse. 2005. Medical Microbiology Twenty
Secound Ed, diterjemahkan Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga. Salemba Medika. Jakarta
Gillespie, Stephen H, Kathleen B Bamford. 2007. Medical Microbiology and Infection at a
Glance Third Edition, diterjemahkan Stella Tinia H. Erlangga. Jakarta
Girsang, Merryani. 2013. Mycobacterium Penyebab Penyakit Tuberculosis serta Mengenai
Sifat-sifat Pertumbuhannya di Laboratorium. Pusat Biomedis dan teknologi Dasar
Kesehatan Badan Litbang Kesehatan. Jakarta
Karuniawati. 2005. Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen dan Fluorokrom Sebagai
Metode Pewarnaan Basil Tahan Asam Untuk Pemeriksaan Mikroskopik Sputum.
Jurnal Makara Kesehatan. Vol. 9: 29-33
Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba Di Laboratorium. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Pelezar, M. J and E. C.S Chand. 1986. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Companies
Inc. Toronto
Syahrurachman, dkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. UI Press.
Jakarta
Widiyanto, Sentot. 2014. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Pustaka Insom Madani.
Yogyakarta
Zanden, A G M Van, E M Te Koppele Vije, Vijaya Bhanu, D Van Soolingen, L M
Schouls. 2003. Used of DNA Extracts from Ziehl Neelsen Stained Slides for
Molecular Detection of Rifampin Resistance and Spoligotyping of Mycobacterium
tuberculosis. American Society for Microbiology. Journal of Clinical Microbiology.
Vol. 41: 3