Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH DISKUSI KELOMPOK

MATA KULIAH : ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

“KEBUDAYAAN, PERADAPAN DAN SISTEM NILAI’’

Dosen Pengampuh : Dr.Abdul Rahman,S.Pdl., M,Si.

Disusun Oleh Kelompok V

Kelas I A

Irmawati S (16 3145 453 014)


Murni Sri Astuti (16 3145 453 021)
Stasya Yoan Siahaya (16 3145 453 037)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
Tahun Ajaran 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KEBUDAYAAN,
PERADAPAN dan SISTEM NILAI” tepat pada waktunya. Shalawat beserta
salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai
pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya
makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya
makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Makassar, 19 Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................ 4

B. Rumusan Masalah .......................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ............................................................ 5

D. Manfaat ........................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Kebudayaan ...................................................... 6

B. Nilai-nilai Insani (manusiawi) ......................................... 7

C. Konsep Peradaban ......................................................... 8

D. Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban ........................ 9

E. Nilai manfaat ................................................................... 11

F. Konsep Nilai dan Sistem Nilai Budaya ............................ 11

G. Pengembangan Sistem Nilai Budaya ............................. 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 12

B. Saran .............................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya
mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan
meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan
kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada
disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan
tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi
dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan.
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi
kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya
kelakuan.
Kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-
petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi, yang
terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara
kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan
yang dihadapinya (Spradley, 1972).
Apabila kebudayaan dihubungkan dengan peradaban, akan
timbul pertanyaan bahwa walaupun peradaban manusia rendah,
belum tentu kebudayaannya rendah. Misalnya, beberapa abad yang
lalu, manusia Indonesia mampu mendirikan candi Borobudur tanpa
bantuan alat-alat besar yang menggunakan teknologi tinggi. Ini
membuktikan bahwa manusia Indonesia sudah berkebudayaan tinggi
walaupun tingkat peradaban (tingkat berpikir) masih rendah.
Sebaliknya pula, orang barat yang memiliki peradaban tinggi dengan
teknologi canggih, belum tentu berkebudayaan tinggi jika dengan
peradaban tinggi dan teknologi canggih akan membinasakan
manusia.

iv
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik
beberapa pokok permasalahan, yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep kebudayaan ?
2. Apa saja yang terkandung dalam nilai-nilai insani (manusiawi) ?
3. Apakah yang dimaksud dengan konsep peradaban ?
4. Apakah perbedaan kebudayaan dengan peradaban ?
5. Apa saja nilai manfaat dari kebudayaan dan peradaban ?
6. Apakah yang dimaksud dengan konsep nilai dan sistem nilai
budaya ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang konsep kebudayaan.
2. Mahasiswa bisa mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam
insani (manusiawi).
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang konsep peradaban.
4. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan kebudayaan dengan
peradaban.
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari kebudayaan dan
peradaban.
6. Mahasiswa bisa mengetahui konsep nilai dan sistem nilai budaya.

D. Manfaat
Adapun maanfaat penulisan makalah ini, yaitu :
1. Bagi pembaca
Memberikan pengetahuan umum dan menambah wawasan bagi
para pembaca.
2. Bagi penulis
Guna memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dan
mendapatkan informasi terkait kebudayaan, peradaban, dan sistem
nilai budaya.

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Kebudayaan
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang
berarti cinta, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa
Sansekerta Budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti
budi atau akal, dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata
culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur,
dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti
mengelolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah
(berani).
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk
memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya,
serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian,
kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-
petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas
serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan
digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya
sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.
Menurut pandangan Koentjaraningrat, kebudayaan itu memiliki
3 (tiga) wujud, yaitu:
1. Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya
yang berfungsi mengatur, mengendalikan dan memberi arah pada
perbuatan manusia dalam masyarakat, yang disebut “adat tata
kelakuan”.
2. Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat, yang disebut “sistem sosial”. Sistem sosial terdiri dari
rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat yang selalu
mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan,
misalnya gotong royong dan kerja sama.

vi
3. Benda-benda hasil karya manusia yang disebut “kebudayaan fisik”,
misalnya pabrik baja, candi Borobudur, pesawat udara, computer
dan kain batik.
Menurut Munandar Sulaiman (1992), kebudayaan dalam
kaitannya dengan Ilmu Budaya Dasar adalah penciptaan, penertiban,
dan pengolahan nilai-nilai insan, tercakup didalamnya usaha
memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik maupun
sosial.
Apabila dihubungkan dengan wujud kebudayaan yang
dikemukakan oleh Koentjaraningrat, nilai-nilai insan (nilai etika)
memiliki wujud terdapat pada nilai estetika, disebut nilai-nilai etika
karena menyangkut kelakuan dan perbuatan yang tidak sesuai
dengan merendahkan martabat manusia, yang timbul adalah
“masalah kemanusiaan”. Disebut nilai estetika karena menyangkut
hasil karya manusia yang berguna dan menyenangkan serta
mensejahterakan manusia. Apabila hasil karya manusia tidak berguna
bahkan membunuh atau menghancurkan manusia, yang timbul adalah
masalah budaya.

B. Nilai-nilai Insani (manusiawi)


Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu Sosial Budaya
Dasar adalah penciptaan, penertiban, dan pengolahan nilai-nilai
insani, tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri didalam alam
lingkungan, baik fisik maupun sosial. Nilai-nilai ditetapkan atau
dikembangkan sehingga sempurna. Tidak memisahkan dalam
membudayaan alam, memanusiakan hidup, dan menyempurnakan
hubungan insani. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan
lingkungan dirinya.
Apabila dihubungkan dengan wujud kebudayaan yang
dikemukakan oleh Kontjoroningrat, nilai-nilai insani (Nilai Etika)
meliputi wujud kebudayaan yang terdapat pada butir (a) dan (b),

vii
sedangkan nilai estetika terdapat pada butir (c). Disebut nilai-nilai etika
karena menyangkut kelakuan dan perbuatan manusia yang sesuai
dengan dan menghargai martabat manusia. Apabila kelakuan dan
perbuatan tidak sesuai dengan atau merendahkan martabat manusia,
yang timbul adalah “masalah kemanusiaan.” Sebagai contoh adalah
pemerkosaan manusia; kawin paksa; penyiksaan pembantu rumah
tangga; memperkerjakan buruh tanpa upah; atau upah tidak layak;
penghukuman seseorang tanpa kesalahan; mampu bekerja tapi
mengemis.
Butir (c) disebut nilai estetika karena menyangkut hasil karena
manusia, yang berguna dan menyenangkan serta menyejahterahkan
manusia. Sebagai contoh adalah nuklir untuk pembangkit tenaga
listrik dan bahan kimia untuk membasmi penyakit. Apabila hasil karya
manusia tidak berguna bahkan membunuh atau menghancurkan
manusia, yang timbul adalah “masalah budaya.” Sebagai contoh
adalah nuklir untuk membuat bom, menghancurkan manusia, bahan
kimia untuk membuat senjata pembasmi manusia secara masal, atau
gergaji mesin untuk membabat hutan lindung yang merusak
lingkungan hidup.

C. Konsep Peradaban
Pada dasarnya semua manusia sebagai makhluk budaya, di
muka bumi ini memiliki kesamaan dalam hal akal, nurani dan
kehendak di dalam dirinya. Hal yang membedakannya adalah
perwujudan budaya karena lingkungan yang berbeda menurut
keadaan, waktu dan tempat.
Perwujudan dari budaya dilaksanakan dengan menekankan
akal (ratio) semata-mata, dengan mengabaikan nurani yang berlainan
dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan
kehendak sebagai kesatuan yang utuh. Akibatnya timbullah

viii
pernyataan tentang “peradaban” (civilization) dan kebudayaan
(culture).
Menurut pandangan Prof. Sutan Takdir Alisyahbana (1981),
apabila perwujudan budaya penekanannya pada akal, maka akan
timbul peradaban yang berbeda. Selain itu, akan timbul pernyataan
bahwa ada peradaban tinggi dan ada peradaban rendah karena
diukur dengan tingkat berpikir manusia. Sehingga, manusia yang
mampu berpikir tinggi, dapat dikatakan mempunyai peradaban yang
tinggi, tetapi bukan berkebudayaan tinggi. Contohnya orang Barat
memiliki peradaban tinggi, karena kemampuan berpikirnya yang tinggi
sedangkan kebudayaannya tidak tinggi.
Selanjutnya menurut beliau, apabila perwujudan budaya
penekanannya pada ketiga unsure (akal, nurani dan kehendak)
sebagai satu kesatuan yang utuh, akan timbul tingkat kebudayaan
yang berbeda, sehingga timbul pula pernyataan bahwa ada
kebudayaan yang tinggi dan ada kebudayaan rendah karena diukur
dengan manfaatnya bagi manusia.

D. Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban


Koentjoroningrat (1082, hal 9-10) membedakan antara
kebudayaan dan peradaban. Kebudayaan adalah segala daya dan
usaha manusia untuk mengubah alam atau keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta
keseluruhan hasil budi dan kerjanya itu. Sedangkan peradaban
menurutnya dapat disejajarkan dengan istilah inggris yaitu civilation,
yang dipakai untuk bagian-bagian dan unsure kebudayaan yang halus
dan indah.
Menurut Koentjaraningrat, peradaban menekankan kepada 2
unsur, antara lain :
1. Unsur akal (tingkat berpikir)

ix
Unsure ini lebih banyak diterapkan pada dunia Barat.
Sehingga dikalangan orang barat, kemajuan dalam bidang IPTEK
lebih dahulu dibandingkan dengan nurani.
2. Unsur nurani (perasaan/estetis)
Di dunia Timur unsure ini lebih banyak diterapkan karena
lebih mengutamakan hati nurani (perasaan) dibanding dengan akal
(ratio).
Menurut pandangan Prof. Sutan Takdir Alisyahbana (1981),
apabila perwujudan budaya penekanannya pada akal, maka akan
timbul peradaban yang berbeda. Selain itu, akan timbul pernyataan
bahwa ada peradaban tinggi dan ada peradaban rendah karena
diukur dengan tingkat berpikir manusia. Sehingga, manusia yang
mampu berpikir tinggi, dapat dikatakan mempunyai peradaban yang
tinggi, tetapi bukan berkebudayaan tinggi. Contohnya ; orang Barat
memiliki peradaban tinggi, karena kemampuan berpikirnya yang tinggi
sedangkan kebudayaannya tidak tinggi.
Selanjutnya menurut beliau, apabila perwujudan budaya
penekanannya pada ketiga unsure (akal, nurani dan kehendak)
sebagai satu kesatuan yang utuh, akan timbul tingkat kebudayaan
yang berbeda, sehingga timbul pula pernyataan bahwa ada
kebudayaan yang tinggi dan ada kebudayaan rendah karena diukur
dengan manfaatnya bagi manusia.
Sedangkan menurut Rohiman Notowidagdo (1996), dengan
adanya perbedaan peradaban tersebut, sehingga seringkali terjadi
disharmoni antara pikiran Barat dan Timur. Hal ini disebabkan karena
pikiran Barat tentang Timur yang penuh dengan bayangan negative
stereotip dan prasangka, akibatnya alam pikir Barat dan Timur tidak
akan pernah bertemu. Sebaliknya menurut Timur, Barat digambarkan
sebagai materialisme, kapitalisme, rasionalisme, dinamisme,
saintisme, positivisme, dan sekularisme.

x
E. Nilai manfaat
Apabila kebudayaan dipandang dari sisi manfaatnya bagi umat
manusia (national utility), jelaslah tidak akan sama manfaat antara
kebudayaan bangsa yang satu dengan kebudayaan bangsa yang lain.
Dari segi penerapan kebudayaan yang berbeda antara satu dengan
yang lain tersebut, akan melahirkan suatu penilaian/pertimbangan.
Menilai artinya memberikan pertimbangan untuk menentukan sesuatu
yang berguna ataupun tidak, baik ataupun buruk, benar ataupun
salah. Hasil dari penilaian disebut nilai (value).

F. Konsep Nilai dan Sistem Nilai Budaya


Menilai berarti memberi pertimbangan untuk menentukan
apakah itu bermanfaat atau tidak, baik atau buruk, salah atau benar.
Menurut Perry nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia
sebagai subjek. Sedangkan Popper nilai adalah segala sesuatu
tentang yang baik dan yang buruk. Sedangkan menurut Alvin L
Bertrand nilai adalah perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun
yang tidak diinginkan, atau tentang apa yang boleh dan tidak boleh.
Konsep-konsep tentang nilai yang hidup dalam pikiran sebagian
masyarakat akan membentuk system nilai nudaya.

G. Pengembangan Sistem Nilai Budaya


Terdapat tiga masalah pokok yang terdapat didalam system
nilai budaya, Kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, Hubungan
manusia dengan alam, Hubungan manusia dengan sesamanya.
Sistem nilai budaya yang berorientasi pada tiga masalah pokok ini
dapat dikembangkan dan dijabarkan menjadi beberapa pokok
bahasan Ilmu Sosial Budaya Dasar, seperti manusia dan kebutuhan,
kebutuhan dan peradaban, system nilai budaya, perubahan system
nilai budaya, manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung
jawab, dan nilai-nilai.

xi
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini
akan kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta
menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia serta
menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang
buruk, sesuatu yang berharga atau tidak, sesuatu yang bersih atau
kotor, dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu
diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang sumber dari nilai-nilai moral
tersebut adalah pada pandangan hidup dan pada etos atau sistem
etika yang dipunyai oleh setiap manusia.
Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu Sosial Budaya
Dasar adalah penciptaan, penertiban, dan pengolahan nilai-nilai
insani, tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri didalam alam
lingkungan, baik fisik maupun sosial.
Peradaban sering dipakai untuk menyebut kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, dll.
Peradaban hanya menekankan pada unsur nurani di dalam budaya
timur, mengapa perbedaan ini terjadi, hal itu dikarenakan sudut
pandang antara orang Timur dan orang Barat yang sama sekali
berbeda.

B. Saran
Dalam kebudayaan dan keberadaban saling berkaitan, dimana
perkembangan kebudayaan di dasarkan dengan pengetahuan
manusia, Peradaban juga merupakan bagian dan unsur kebudayaan
yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu
pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis,
IPTEK.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi


Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang
Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya

Heni Safitri. 2004. Ringkasan Materi Perubahan Sosial Budaya.


http://wikan2004.multiply.com/journal/item/2/Ringkasan Materi
Perubahan Sosial_Budaya
Diakses tanggal 19 Maret 2017 jam 09:45 WITA

Sjafri Sairin, 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia:Perspektif


Antropologi. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Soelaeman, Munandar. 2005 Ilmu Budaya Dasar. Refika Aditama.


Bandung

xiii

Anda mungkin juga menyukai