Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

ALAT-ALAT KONSERVASI DAN SCALING

OLEH

NAMA : HIRONIMUS GINORIUS SOEL


NIM : PO5303204211053
TINGKAT : 1c-SEMESTER DUA
MATA KULIAH :PEMELIHARAAN ALAT KEDOKTERSN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rhmat dan berkatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "ALAT-ALAT
KONSERVASI DAN SCALING" dengan baik.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah PEMELIHARAN ALAT
KEDOKTERAN GIGI. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang jeis-
jenis alat kedokteran gigi bagi para pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun darai para penbaca diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………...ii
BAB I . PENDAHULUAN ……………………………………………………..1
1.1. Latar Bekalang ……………………………………………………………..1
1.2. Tujuan Dan Manfaat ……………………………………………………..2
1.3. Rumusan Masalah ……………………………………………………..2

BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………………..3


A. Alat-Alat Konservasi ……………………………………………………..3
2.1. Instrumen Putar ……………………………………………………………..3

2.2. Instrumen Kecepatan Tinggi ……………………………………………..3

2.3. Instrumen Kecepatan Rendah …………………………………………......6

2.4. Instrumen Genganm ……………………………………………………..8

1. INSTRUMEN UNTUK PEMERIKSAAN…………………………………......8


a. Kaca Mulut …………………………………………………………..…8
b. Sonde …………………………………………………………………..…9
c. Pinset ……………………………………………………………………..10

2. INSTRUMEN UNTUK PREPARASI ……………………………………..11


a. Pahat …………………………………………………………………..…11
b. Eskavator …………………………………………………………..…12

3. INSTRUMEN DAN PENUMPATAN …………………………………..…12


a. Plastik Datar ……………………………………………………………..12
b. Plastik Filing Instrumen ……………………………………………..13
c. Pengukir …………………………………………………………..…13
d. Burniser ……………………………………………………………..14
e. Spatula
……………………………………………………………………..14
f. Mixing Slab ……………………………………………………………..15
g. Semen Stopper ……………………………………………………..16
h. Pistol Amalgam ……………………………………………………..16
i. Imalgam Karver ……………………………………………………..16
j. Amalgamator ……………………………………………………………..17
k. Montar Dan Pestle ……………………………………………………..17
l. Matriks ……………………………………………………………..18

2.5. Penggunaan Instrumen Gengam ……………………………………………..18


1. Penggunaan Pensil ……………………………………………..18
2. Penggunaan Telapak Tangan ……………………………………..19
3. Penggunaan Jari ……………………………………………..19

2.6. Instrumen Isolasi Daerah Kerja ……………………………………………..19

2.7. Pemeliharaan Instrumen ……………………………………………………..21

2.8. Metode Indtrumen Pada Praktik Gigi ……………………………………..22


a. Sterilisasi Dengan Autoclave ……………………………………………..22
b. Sterilisasi Dry Heat ……………………………………………………..22
c. Sterilisasi Dengan Gas Etilen Oksida ……………………………………..23
d. Sterilisasi Plasma ……………………………………………………..23

B. ALAT-ALAT SCALING ……………………………………………………..24

2.9. Manfaat Dari Perawatan Scaling Gigi ……………………………………..24


a. Mencegah Gigi Rusak……………………………………………………..24
b. Mencegah Bau Mulut ……………………………………………………..24
c. Membersihkan Karang Gigi ……………………………………………..24
d. Mencegah Timbulnya Penyakit ……………………………………..24

2.10.Alat Scaling ……………………………………………………………..25


1. Alat Scaling Manual ……………………………………………………..25
a. Kuret ……………………………………………………………..25
b. Sickle ……………………………………………………………..25
c. Hoe Scaler ……………………………………………………..26
d. File Scaler ……………………………………………………..27
e. Chisel Scaler ……………………………………………………..28
2. Ultarasonik Dan Sonic Instrumen ……………………………………..28
a. Ultrasonik Instrumen ……………………………………………..28
b. Sonik Instrumen ……………………………………………..31

2.11. Instrumen Pembersih Dan Pemoles ……………………………………..32


a. Rubber Cup ……………………………………………………………..32
b. Birshe Bursh ……………………………………………………………..32
c. Polisher …………………………………………………………..…33
d. Dental Tape …………………………………………………………..…33
BAB III. PENUTUP …………………………………………………………..…38
3.1. Kesimpulan ……………………………………………………………..38
3.2. Saran …………………………………………………………………..…39

DFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..……40


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak
dengan bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk
mencegah kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan dengan suatu restorasi.
Restorasi terdiri dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti amalgam, resin
komposit, GIC, dan restorasi jenis nonplastis yaitu inlay (Yanti dan Nasti, 2002).
Menurut Rainhart (1989) dalam Yanti dan Nasti, persentase restorasi meningkat
sesuai dengan bertambahnya umur. Selain itu karena kebutuhan estetika semakin luas,
penggunaan restorasi resin komposit telah banyak dilakukan di lokasi posterior (Jordan,
1993). Oleh karena itu diperlukan instrument-instrumen untuk mendukung kerja dari restorasi
maupun preparasi suatu kavitas untuk mencapai hasil yang maksimum. Sebelum melakukan
restorasi diperlukan terlebih dahulu pembuatan suatu kavitas atau dipreparasi terlebih dahulu.
Sebelum mempertimbangkan pembuatan suatu kavitas, instrument yang diperlukan
hendaknya Disiapkan lebih dahulu sehingga pada pelaksanaan nantinya sudah tersedia alat
yang sesuai. Sering terjadi rancangan preparasi dengan mudah ditentukan tetapi
pelaksanaannya tidak mungkin dilakukan. Operator terpengaruh oleh instrument yang ada
tetapi tidak mau dijadikan kambing hitam atas tidak baiknya hasil preparasi karena teknik
atau pemilihan alat yang salah. Kadang-kadang dilupakan bahwa sesungguhnya kavitas-
kavitas kecil harus ditangani oleh isntrumen yang kecil pula, baik waktu preparasi kavitas
maupun waktu restorasi.
Hambatan besar dalam bekerja di rongga mulut adalah terbatasnya akses, baik secara
visual maupun fisik. Kendala ini banyak sekali diatasi dengan menyudutkan ujung kerja
instrument terhadap gagangnya, dan ujung aktif instrument ditempatkan dekat sekali dengan
poros gagang sehingga operator dapat mengendalikannya dengan baik. Jika ujung tersebut
terletak jauh dari poros, pengendaliannya oleh operator menjadi kurang baik dan akan mudah
selip. Instrument yang tangkainya (shaft) dibengkokkan sehingga ujung aktifnya didekatkan
kembali dengan porosnya disebut instrument menyudut (contra-angle) dan merupakan
instrument yang terbanyak dipakai. Instrument lurus sebetulnya paling efisien tetapi tidak
dapat digunakan dengan bebas di dalam mulut; jika tidak ada masalah dalam aksesnya,
misalnya dalam pekerjaan laboratorium, instrument ini lebih disukai
Pada garis besarnya instrument dibagi dalam dua kategori yakni instrument putar atau
instrument rotatif (rotary instrument), dan instrument genggam (hand isntrumen).
Sebagaimana halnya dengan aspek lain dalam kehidupan, sepanjang keadaannya
memungkinkan orang akan selalu memakai instrument mekanik. Sebagian besar prosedur
operatif dalam mulut dilaksankan dengan menggunakan instrument putar sehingga instrument
jenis ini akan dibahas lebih dahulu.
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui intrumens-intrumen kedokteran gigi
2. Mahasiswa mengetahui intrumen untuk konservasi gigi
3. Mahasiswa mengetahui fungsi instrumen-intrumen tersebut
4. Mahasiswa mengetahui pemakaian instrumen secara teoritis
5. Mahasiswa mengetahui cara-cara untuk mensterilkan, merawat dan menjaga
intrumen-intrumen tersebut
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pembagian instrumen dalam konservasi gigi ?
2. Bagaimana penggunaannya ?
3. Bagaimana fungsi masing-masing alat tersebut ?
4. Bagaimana cara merawat ?
5. Bagaimana cara mensterilkan ?
6. Bagaimana cara agar alat-alat tersebut nyaman dipakai saat kerja ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ALAT-ALAT KONSERVASI
Instrumen dipakai untuk memeriksa, membersihkan, memotong, dan merestorasi gigi.
tipe utamanya adalah instrumen genggam dan instrumen rotatif yang digerakkan dengan
henpis. Tipe lain yang tidak termasuk tipe di atas adalah cahaya sinar optik untuk iluminasi,
sinar untuk polimerisasi bahan-bahan tertentu, dan skeler ultrasonik (Pickard, 2002: 95)

2.1 Instrument Putar


Instrument ini dibagi menjadi berkecepatan tinggi dan berkecepatan rendah.
Instrumen yang berkecepatan tinggi digunakan bagi pembuangan jaringan keras gigi dan
tumpatan lama, sedangkan instrument yang berkecepatan rendah terutama digunakan untuk
pembuangan karies, penghalusan, penyempurnaan dan pemolesan. Metode lain untuk
menentukan klasifikasi instrumen-instrumen putar adalah menurut kecepatannya. Walaupun
semua instrumen dapat digunakan pada berbagai kecepatan, ada dua rentang kecepatan dasar
yang umum digunakan, yaitu kecepatan tinggi (100.000 – 300.000 rpm) dan kecepatan
rendah (500 - 1500 rpm) (Baum, 1997: 61).
2.2 Instrumen Kecepatan Tinggi
Instrumen kecepatan tinggi adalah turbin yang digerakan udara dan umumnya
digunakan bagi preparasi kavitas karena dapat dengan cepat membuang email, dentin, dan
bahan tambal tanpa kesukaran. Kecepatan turbin, bergantung kepada macamnya, biasanya
berkisar antara 250.000-450.000 rpm. Generasi turbin sekarang mempunyai kecepatan sedikit
di atas 250.000, mempunyai turbin yang luas agar kekuatannya lebih besar dan kepalanya
dibuat menguncup agar ujung bur mudah dilihat (Pittford)

Gambar : Dental High Speed Fiber Optic


Alat ini disebut OEM dental high speed fiber optic handpiece-140 memiliki kecepatan
rotasi lebih dari 400.000 round/min, iluminasi lebih dari 25.000 lux (3.3V) dengan daya tahan
lampu lebih dari 3000 jam; berbahan dasar vitreous badan serat optic dengan tekanan udara
200-220 Kpa. Alat ini memiliki tiga lubang semprot dengan tekanan udara operasi: 0,25 0,27
Mpa. Tingkat kebisingan kurang dari 68 desibel dan harus disterilisasikan dengan autoclave
di 135oC (Fatimatuzzahro dan Apriyono, 2012:138)
Selama pemakaian hendaknya diperhatikan; semprotan pendingin harus selalu cukup
untuk mencegah terlalu panasnya kepala bur. Selain itu semprotan air ini tak boleh terhalang
oleh tonjol gigi sehingga air tidak dapat mencapai kavitas yang sedang didalamkan.
Keuntungan pendingin dengan semprotan air adalah dapat membersihkannya semua debris
tanpa harus menghentikan semua pekerjaan, air kemudian dibuang dari daerah operasi oleh
alat penyedot.

Gambar : Henpis berturbin


Bur untuk turbin mempunyai beberapa tipe dasar, yaitu bur dengan ujung pemotong
sferik yang biasanya dikenal dengan nama bur bulat, dan bur dengan ujung pemotong silidris
atau bor fissure. Bor bulat banyak digunakan untuk membuat kavitas kecil dan membuat
modifikasi tertentu pada kavitas besar. Untuk kavitas yang lebih besar dan preparasi
extrakorona, digunakan bur fissure, bur ini bisa berisisi parallel atau meruncing dan ujungnya
juga berfungsi sebagai pemotong yang baik.
Gambar : Bur bulat tungsten carbide, bur fissure tungsten carbide, bur fissure intan sejajar
Bagian pemotong turbin terbuat dari tungsten carbide atau partikel intan. Kedua
macam bur ini digunakan untuk prreparasi intarkorona. Untuk ekstrakorona, bur intan lebih
baik karena tidak regas dalam bentuknya yang panjang pipih.
Bur tungsten carbide dibentuk dengan menyolderkan tungsten carbide/komposit
cobalt ke atas tangkai bur yang terbuat dari baja sebelum alur pemotongnya diasah sampai
ujung. Ketika masih baru daya potong bur ini sangat efisien, tetapi akhirnya bur tersebut akan
menjadi tumpul. Kamampuannya biasanya mencapai puluhan kavitas. Jika sudah tumpul
seperti ini daya potongnya tidak lagi efektif dan sebaiknya dibuang. Blade bur tungsten
carbide biasanya mempunyai tepi yang tidak terputus-putus da ini disebut bur plain cut dan
bur ini akan menghasilkan permukaan gigi yang halus.
Bur intan terdiri atas partikel intan berbagai ukuran yang diletakan secar elektrik pada
tangkai yang terbuat dari baja polos. Efisiensi daya potongnya tergantung pada bersih
tidaknya permukaan bur dan partikel gigi (yang dapat dibersihkan oleh semprotan air
pendingin. Daya tahannya biasanya lebih lama daripada bur tungsten carbide. Bur turbin
mempunyai tangkai berdiameter 1,6mm (1/16 in) dan panjang 19 mm (3/4 in). Untuk
memudahkan preparasi ekstrakorona maka bur untuk keperluan ini biasanya dibuat lebih
panjang, karena kepala turbin akan menyentuh gigi antagonisnya dan mata bur yang ekstra
panjang bisa menimbulkan kerusakan bagian gigi yang sebenarnya tak perlu disentuh.
Menurut Pittford (1993:33) Diameter kepala bur tak pernah besar karena:
1. Memang tidak perlu dan sebagai bur yang berkecepatan tinggi dengan diameter kecil
pun dapat mengambil jaringan gigi dengan cepat.
2. Diameter besar yang berputar dalam kecepatan tinggi akan membebani bantalan dan
lubang turbinnya. Bur besar yang yang retensinya dalam lubang turbinnya dengan
sistem genggam bisa terlepas dan membahayakan.

2.3 Instrumen Kecepatan Rendah


Instrumen kecepatan rendah telah terlebih dahulu dipakai ketimbang henpis dengan
turbin udara tetapi kini tidak lagi rutin dipakai dalam preparasi kavitas karena mmbutuhkan
waktu dan tenaga yang lebih banyak. Namun dengan demikian kekerasan email tidak selalu
dapat diapresisasi oleh operator modern yang mungkin belum pernah melakukan preparasi
kavitas seluruhnya dengan instrumen kecepatan rendah. Intrumen kecepatan rendah
digunakan bagi prosedur seperti pengerokan karies, menyempurnakan alur retensi dikavitas,
penyelesaian akhir kavitas dan restorasi, serta pemolesan.

Gambar : bur bulat yang dipasang pada henpis menyudut kecepatan rendah
Henpis kecepatan rendah bisa berbentuk henpis menyudut dan henpis lurus. Yang
terakhir ini jarang digunakan dalam rongga mulut karena keterbatasan akses, tetapi banyak
digunakan dalam pekerjaan laboratorium. Selama ini , prinsip desain henpis tidak banyak
megalami perubahan. Pegangan henpis terbuat dari logam yang pas dengan tangkai
pemutarnya, dan putaran ini diteruskan ke kepala henpis melalui gear. Kini, sumber putaran
biasanya diperoleh dari motor elektrik atau motor udara kecil kemudian dialirkan melalui
selang lentur. Dahulu dipakai tali dan kerekan yang dihubungkan dengan mesin besar.
Dalam kepala henpis, pegangan untuk bur bisa berupa Grendel (latch-joint) atau
dengan chuck genggam (friction grip chuck). Pada pangkal bur terdapart satu permukaan
yang rata yang bisa pas dengan gir serta satu dudukan gerendel dalam satu alur pada bur
untuk mencegah lepasnya bur dari henpis.

Gambar : bur bulat, bur fissure rata, bur fissure kuncup, bur inverted
Sebagian orang memakai mandril bersekrup sementara disk yang lentur cenderung
dipasangkan pada mandril yang tinggal pasang (snap-on) (Mandril Moore) karena
penggantinya lebih mudah. Kecuali disk lentur yang dapat digunakan untuk memotong
bagian restorasi yang dapat dijangkau di gigi anterior, roda dan disk ini kebanyakan dipakai
di laboratorium.
Gambar : Bur sikat
Henpis kecepatan rendah biasanya mempunyai kepala yang dapat ditukar-tukar yang
fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala henpis untuk
meningkatkan kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin karena kecepatan dapat mencapai
160.000 rpm. Disamping itu, kepala henpis dengan bantalan tertutup juga dibuat bagi
prosedur pemolesan sehingga masuknya partikel abrasive yang dapat merusak mekanisme
kerja dapat dicegah. Untuk menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk
digunakan disk fine grit. Sedangkan untuk menghaluskan restorasi pada permukaan
fasioproksimal dan linguoproksimal digunakan finishing strip (Ariningrum, 2001:33)

2.4 Instrumen Gengam


Banyak instrumen jenis ini dikembangkan sebelum menyebar luasnya instrumen
rotatif, sehingga variasinya banyak tetapi kini tak banyak operator yang menggunakan
ragamnya yang banyak tersebut. Pembahasanya didasarkan pada guna masing-masing alat.
1. Instrument untuk Pemeriksaan
a. Kaca Mulut
Kaca mulut terdiri dari kaca bulat yang terpasang pada gagang. Alat ini
memungkinkan operator melihat bagian distal gigi, merupakan refraktor bagi pipi dan
lidah, dan sering sekedar digunakan untuk memantulkan cahaya ke permukaan gigi.
Gambar : Kaca Mulut
Permukaan kaca biasanya datar; kaca mulut yang permukaannya di depan lebih
bermanfaat daripada yang dibelakang karena bayangan lebih tajam, walaupun
konsekuensinya tergoresnya permukaan lebih serius. Operator yang berpengalaman
mula-mula akan sukar sekali bekerja karena semua gerakan terlihat terbalik.
Fungsi kaca mulut:
 Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata
 Membantu memperluas daerah pekerjaan dengan menahan pipi, lidah dan
bibirMengetahui ada tidaknya lubang gigi (karies)
 Melihat hasil preparasi (tumpatan)
 Melihat kelainan rongga mulutTangkai pada ujungnya dapat digunakan untuk
pemeriksaan dengan cara diketuk (diperkusi) dan drag (digigit)/ diberi tekanan
pada gigg

b. Sonde
Sonde yang paling banyak dipakai adalah sonde tegak lurus dengan ujung
runcing. Sonde inin digunakan untuk memeriksa keutuhan permukaan gigi dan tepi
restorasi. Juga digunakan untuk menilai kekerasan dentin selama preparasi kavitas
dalam perawatan karies. Untuk mendeteksi karies di permukaan proksimal, dipakai
sonde lengkung pendek dan difungsikan kedua kedua ujungnnya (sonde Briault).
Gambar : Sonde; lurus, briault, periodontal berskala, furkasi, periodontal CPITN
Sonde biasanya juga digunakan untuk mengukur kedalaman poket
periodontium. Untuk kepentingan ini digunakan sonde khusus dengan ujung tumpul
dan diberi skala millimeter sehingga kedalaman poket dapat diukur dengan lebih
akurat.
Fungsi sonde:
 Mencari karies dan kedalamannya
 Memeriksa adanya debris dan calculus
 Mengetahui adanya perforan pulpa
 Tangkai untuk perkusi
 Mengetahui tumpatan / tumpatan sudah rata atau belum
 Dapat digunakan pada pemeriksaan caries yang dalam
 Membantu memasukkan bahan pengisian saluranakar

c. Pinset
Pinset mempunyai paruh bergerigi yang besudut terhadap pegangannya. Alat
ini digunakan untuk memegang kapas dan mengangkat benda-benda kecil dari dan ke
arah kerja.
gambar : Pinset
Pinset juga tersedia dalam bentuk yang dapat dikunci yang keuntungannnya dapat
memegang butiran-butura kecil, pin atau guta perca pegisi saluran akar selama
diinginnkan.
Fungsi pinset:
 Menjepit kassa, kapas,tampon dan cotton roll
 Untuk mobility yaitu menggoyangkan gigi sampai derajat keberapa

2. Instrumen untuk Preparasi


a. Pahat
Berguna sekali bagi penyelasaian tepi email kavitas; yang bilahnya satu
bidang dengan tangkainya disebut pahat-kapak. Pahat digunakan untuk membuang
email yang terdukung yang timbul ketika melakukan preparasi kavitas dengan
instrumen putar, dan harus digunakan sekalipun kavitas tekah dibuat dengan
menggunakan bur tungsten carbide karena prisman email tak terdukung mungkin
masih ada.

Gambar : Pahat sudut ganda dan Pahat pemotong tepi ginggiva


b. Eskavator
Alat ini dirancang untuk mengerok dentin terkendali karena bentuk ujung
pemotongnya demikian rupa sehingga tidak akan berpenetrasi terlalu dalam, hal yang
sama pada penggunaan pahat untuk pembuatan bevel. Eskavator juga
digunakan untuk membentuk dan memotong bahan tumpat yang masih lunak. Kedua
ujung eskavator dibuat agar berfungsi sehingga bisa juga dipakai bagi yang kidal.

Gambar : Eskavator
Fungsi eskavator:
 Membersihkan jaringan caries yang lunak dan kotoran-kotoran makanan yang
terdapat di dalamkavita
 Membongkar tumpatan sementara

3. Instrumen Penumpatan dan Pembentukan Tumpatan Pemampatan (plugger)


a. Plastik datar

Gambar : Plastis datar


Alat ini berbentuk silinder lecil digunakan untuk menekan tumpatan ke dalam
kavitas yang telah selesai, terutama amalgam. Pemampatan amalgam kini mempunyai
ujung yang rata agar tidak ada amalgam yang tersangkut sementara dijaman amalgam
masih dicampur secara manual, pemampatan yang dipakai adalah pemampatan yang
bergerigi.
Plastis untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis
seperti semen, bahan tumpat sewarna gigii amalgam
b. Plastik filing instrument
Plastis filling instrument adalah salah satu alat yang dipakai di poli gigi/dental
Untuk menngambil dan membawa bahan tambalan sementara, silikat, cement
phosphat, dan atau komposit kedalam cavita. Juga Untuk membentuk tambalan pada
bagian bukal / lingal / palatal / proximal. terbuat dari bahan steinless steel.

Gambar: plastik filing instrument


c. Pengukir

Gambar : Pengukir Hollenbach dan Ward no.2


Instrumen ini difungsikan untuk mengukir bahan tambal lunak, misalnya
amalgam sebelum mengeras, atau bahan inlay sesuda mengeras. Biasanya berfungsi
dikedua sisi dan telah dibuat dengan berbagai desain; dua alat yang sering digunakan
yaitu: Hollenbach ½ dan Ward no. 2.
d. Burniser
Alat ini menyerupai pemampat tetapi ujungnya bulat, tidak datar. Burnisher
dapat digunakan untuk memoles, dan untuk menghilangkan goresan yang tertinggal di
permukaan ukiran, ketika ukiran amalgam selesai.
Amalgam consender digunakan dalam Konservasi gigi untuk memadatkan atau
mengepak isi campuran bahan ke dalam rongga preparasi.

Gambar : Burniser buah pir


Fungsinya untuk:
 Untuk menghaluskan tumpatan amalgam

e. Spatula

Gambar : Spatula
1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab
2. Agate Spatel, Untuk mengaduk bahan tambalan silikat atau komposit
Gambar : agate spatel

f. Mixing slab (glass plate)


Alat ntuk mengaduk fletcher, semen fosfat silikat dan tumpatan sementara

Gambar : Mixing slab


g. Semen stopper

Gambar : cemen stopper


Untuk memasukkan dan meratakan semen lining (basis) ke dalam kavitas.
h. Pistol Amalgam

Gambar : amalgam pistol


Untuk memasukkan amalgam ke dalam kavitas terutama untuk rahang atas
i. Amalgam Karver
Fungsinya untuk mengukir atau membuat tumpatan amalgam yang disesuaikan
dengan bentuk anatomi gigi yang ditumpat.

Gambar : amalgam carver


j. Amalgamator

Gambar : amalgamator
Fungsinya:
 Bekerja dengan tenaga listrik.
 Untuk mengaduk alloy dan air raksa / Hg

k. Mortar dan Pestle

Fungsinya untuk mengaduk alloy dan air raksa

Gambar : Mortar dan pestle

l. Matriks
Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua
untuk dua permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan
mesio disto oklusal.

Gambar : celluloid strip


Sebagai dinding sementara penambalan sewarna gigi.
2.5 Penggunaan Instrumen Genggam
Menurut Pickard (2002: 99) Suatu instrumen genggam dapat digunakan dalam salah
satu dari tiga cara di bawah ini :
1) Pegangan pensil (pen grip)
merupakan cara yang paling banyak digunakan. Cara ini
memungkinkan penekanan ringan atau berat dan sangat baik dalam
mengendalikan gerak pada area yang luas. Jari tengah tengah dan jari manis
bertindak sebagai pendukung.

2) Pegangan telapak tangan (palm grip)


Pada cara ini instrumen dipegang diantara ibu jari dan telunjuk dan
gagang instrumen terletak ditelapak tangan dan dicengkeram dengan jari-jari yang
lain. Ibu jari dipakai sebagai dukungan. Pegangan ini digunakan pada gigi atas,
dapat menghasilkan gerakan dengan tekanan kuat pada daerah yang terbatas tetapi
tidak terkendali.

3) Pegangan jari (finger grip)


merupakan modifikasi pegangan telapak tangan. Cara ini manfaatnya
terbatas da dipakai jika pegangan telapak tangan tak berhasil memberikan garis
akses yang benar.
2.6 Instrumen Isolasi daerah kerja
Isolasi daerah kerja dari sekitar lingkungan rongga mulut bila rubber dam tidak
digunakan. Berbentuk silindris berdiameter 1.3 cm dan panjang 3.8 sampai 15 cm.

Gambar : cotton rolls

Gambar : cotton rolls holder


Digunakan untuk mendukung pemakaian cotton rolls diposisikan disekeliling bukal
dan lingual dari gigi mandibular.

Gambar : Aplikasi pemakaian rubber dam


Rubber dam berfungsi untuk mengisolasi saliva dari daerah kerja, mengisolasi daeerah kerja
dari lingkungan rongga mulut supaya tidak terpapar bahan-bahan kerja. Rubber dalam
pemsangannya lebih rumit dari pada cotton rolls.

Gambar : saliva adjector dan HVE


Digunakan untuk menyedot saliva sewaktu pengerjaan, kekurangannya adalah tidak
dianjurkan bagi pasien anak-anak karena instrument ini terus berada di dalam mulut selama
pengerjaan.

2.7 Pemeliharaan Instrumen


Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya
pemakaian instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan menyebabkan
rusaknya alat, aus, atau patah.
Henpis harus dibersihkan setelah dipakai dan diminyaki sesuai dengan anjuran
pabriknya. Instrumen juga jangan dipanaskan pada api terbuka karena kekuatannya akan
berkurang dan akan mudah sekali bengkok walau dipakai secara normal.
Pahat, eskavator, dan skeler secar teratur harus diasah agar ketajaman ujung kerjanya
dapat dijaga. Biasnya dilakukan secara manual dengan batu asahan (Arkansas); ini
merupakan prosedur yang sulit dan rumit bagi operator yang tidak berpengalaman. Bevel
pahat diletakan mendatar pada batu asahan dengan bilah memebentuk sudut 50-60 derajat.
Ketajamannya diuji dengan mengerokannya pada kuku jari operator. Eskavator ditajamkan
pada permukaan datarnya dengan beberapa kali gerakan menekan pada batu asahan. Skeler
sabit ditajamkan disisi-sisnya agar ketebalannya yang cukup dapat dipertahankan sekaligus
mencegah bengkoknya alat pada saat membersihkan kalkulus.

Gambar A : Menguji ketajaman Gambar B : menajamkan pahat

Gambar : alat penajam tipe oscilating, menajamkan hachet email


Cara lain dengan menggunakan disk ampelas (sand paper disk) yang dipasang pada
mandril. Cara ini lebih cepat, tetapi yang belum berpengalaman akan cenderung memotong
terlalu banyak dan menimbulkan panas yang berlebihan sehingga akan melunakan ujung
pemotong.
2.8 Metode Sterilisasi Pada Praktik Dokter Gigi
a. Sterilisasi dengan Autoclave

Dilakukan dengan steam sekitar 121 derajat celcius selama 20-30 menit, dan
134 derajat celcius selama 2-10 menit. Keuntungan dari sterilisasi dengan autoclave
diantaranya penetrasi yang baik, dan membunuh hampir semua micro organisme.
Kekurangan dari produk ini adalah tidak bisa digunakan untuk alat yang tidak tahan
panas.
b. Sterilisasi Dry Heat

Dilakukan dengan panas 160 derajat celcius selama 2 jam, dan 180 derajat
celcius selama 1 jam. Keuntungan dari sterilisasi dry heat diantaranya lebih praktik,
dan tidak menimbulkan korosi. Kekurangannya adalah tidak bisa digunakan untuk alat
yang tidak tahan panas seperti plastik dan karet.

c. Sterilisasi dengan Gas Etilen Oksida

Keuntungan dari metode sterilisasi ini adalah untuk alat yang tidak tahan
panas namun memiliki kekurangan waktu sterilisasi lama sekitar 2-6 jam dengan suhu
46-60 derajat celcius.

d. Sterilisasi Plasma

Sterilisasi menggunakan H202 suhu rendah. Memiliki keuntungan dapat


digunakan untuk alat yang tidak tahan panas, penetrasi cepat, dan residu yang tidak
toxic. Kerugian tidak bisa digunakan untuk lumen yang sempit
B. ALAT-ALAT SCALING

Scaling gigi adalah prosedur non-operasi yang dilakukan untuk membersihkan dan
menghilangkan plak dan karang (tartar) pada gigi. Prosedur ini merupakan salah satu
prosedur perawatan gigi yang paling umum dilakukan.

Alat/instrument periodontal yang dibutuhkan dalam perawatan scaling umumnya terdiri dari
3 bagian, yakni handle (pegangan), shank (penghubung antra handledan blade), serta blade
(ujung kerja).

2.9 manfaat dari perawatan scaling gigi.

a. Mencegah gigi rusak


Gigi bisa rusak akibat sisa makanan yang menempel pada gigi, sisa makanan
akan menyebabkan plak yang lama kelamaan akan mengeras dan menjadi karang gigi.
Kuman akan berkumpul pada karang gigi yang akan mengakibatkan gigi rusak apabila
tidak segera ditangani. Biasanya gigi akan mulai berlubang, gigi berlubang akibat
enamel gigi semakin melemah yang diakibatkan oleh banyaknya bakteri.

b. Mencegah bau mulut


Makanan yang terselip di sela-sela gigi akan mengakibatkan bau mulut. Pada
karang gigi terdapat banyak sekali kuman yang dapat mengakibatkan bau tak sedap
pada mulut. Hal ini karena kuman-kuman yang bersarang di karang gigi akan
mengeluarkan bau tak sedap saat mereka memproduksi asam.

c. Membersihkan karang gigi


Seperti yang sudah disampaikan di atas, karang gigi hanya bisa dibersihkan
dengan scaling dan tidak bisa dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Plak yang
sudah mengeras ini hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi maupun perawat gigi
dengan menggunakan alat yang dinamakan scaler.

d. Mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh karang gigi


Scaling juga dapat bermanfaat untuk mencegah beberapa penyakit yang
disebabkan oleh karang gigi seperti, masalah gigi, gingivitis, periodontitis, dan
penyakit jantung

2.10 Alat Scaling

1.Scaling manual

a. Kuret
Untuk mengambil kalkulus subgingiva ,root planing dan menghilangkan
jaringan lunak pada dinding poket.
Desainnya berbentuk seperti sendok dengan ujung membulat,dari potongan
melintang blade semisirkuler dengan dasar cembung, cutting edge dibentuk oleh
bagian muka blade dengan sisi/pinggir blade dibandingkan sickle kuret lebih tipis.

Gambar: kuret

Kuret tidak terlalu menyakitkan karena prosedurnya biasa dilakukan dengan


anestesi atau pembiusan.Namun, tindakan ini dapat menyebabkan kram yang mirip
dengan kram menstruasi sehingga dokter akan memberi Anda obat penghilang
rasa sakit.Rasa sakit yang dirasakan saat kuret cenderung ringan.

b. Sickle
Untuk mengambil kalkulus supra gingival. Dimana permukaan dari sickle
datar dan mempunyai 2 cutting edge yang bertemu pada satu ujung yang tajam.
Shank yang lurus untuk gigi anterior dan premolar sedangan shank yang bersudut
untuk gigi posterior.

Teknik dari penggunaan sickle yaitu cara memegangnya dengan cara modified pen
grasp,blade diadaptasikan didasar kalkulus dengan sudut antara blade dengan gigi
450– 900, aktifasi alat dengan gerakan tarikan (pull stroke)kea rah vertical dan
oblique.
Gambar:sickle

Ciri-Ciri :

- Bentuknya sperti pahat

Kegunaan :

- Untuk membersihkan karang gigi pada permukaan proximal gigi anterior.

Pemeliharaan

- Dicuci bersih dan disterilkan

- Kalau sudah tumpul/rusak maka dapat dibentuk kembali dengan diasah.

Keterangan

- Kritis

c. Hoe scaler
Untuk mengambil dan meratakan permukaan akar dari sisa kalkulus dan
semetum yang rusak. Hoe Scaler merupakan sebuah alat, bentuknya seperti
cangkul, yang digunakan oleh dokter gigi, untuk meratakan permukaan akar,
sehingga bebas dari karang gigi.

Desain dari hoe scaller yaitu blade membentuk sudut 990 – 1000, cutting edge
dibentuk oleh pertemua permuka ujung yang datar dengan aspek dalam blade,cutting
edge dibevel 450,blade agak bengkok terdiri dari dua titik kontak dengan gigi,bagian
belakang blade bulat sehingga mudah masuk dalam poket.
Cara pengunaan dari hoe scaler yaitu blade diinsersikan pada dasar poket sehingga
terdapat dua kontak dengan gigi,alat diaktivasi dengan pull stroke arah mahkota
dengan tetap mempertahankan dua titik kontak.

Ciri-Ciri :

- Bentuknya seperti cangkul

Kegunaan :

- Untuk meratakan permukaan akar, sehinggabebas dari karang gigi.

Gambar:hoe scaler

d. File scaler
Untuk mengambil dan meratakan permukaan akar dari sisa kalkulus dan
semetum yang rusak selain itu dapat digunakan untuk membuang margin gingival
yang overhanging. File scaler jarang digunakanpada permukaan akar karena
membuat permukaan akar menjadi kasar.

Ciri-Ciri :

- Bentuknya seperti kikir.

Kegunaan :

- Alat ini jarang dipakai, karena bisa menyebabkan permukaan gigi menjadi


rata
Gambar: file scaler

e. Chisel scaler
Untuk menghilangknan kalkulus di daerah proksimal yang sempit.
Penggunaannya yaitu alat diinsersikan dari fasial ke lingual diaktifasi dengan push
motion. Chisel scaler merupakan instrument double ended dengan shank lurusdan
bengkok. Blade sedikit melengkung dengan cutting edge yang lurus dan dibevel
450.

Gambar: chisel scaler

2. Ultrasonic dan Sonic instrument

a. Ultrasonic instrument
Digunakan untuk scaling, kuret, dan menghilangkan stain. Cara kerjanya
menggunakan vibrasi atau getaran fisik (frek. 20.000 – jutaan get/detik) dengan
ultrasonic tip berbentuk beragam. Efektif untuk menghilangkan kalkulus,
membersihkan dinding poket, serta pembersihan selama operasi. Penggunaannya
cukup dengan sentuhan ringan dan jumlah gerakan terbatas.

Magnetostrictive unit

Piezoelecrtric unit

Ultrasonic scaler bekerja secara mekanis menggunakan energi getaran tinggi


yang efektif menghancurkan plak, sehingga lebih mudah dihilangkan. Alat ini juga
menciptakan gelombang kejut yang mengganggu biofilm plak.

Alhasil, plak di gigi bisa dibersihkan secara terapeutik dengan semburan air atau
obat kumur antibakteri yang keluar dari bagian atas scaler. Semburan air ini juga
membantu mendinginkan ujung scaler ultrasonik.
Selain itu, aktivitas turbulen dari ujung scaler ultrasonik yang bergetar juga
menyebabkan sebagian air pecah menjadi gelembung-gelembung kecil. Gelembung
inilah yang membantu menghambat perkembangan bakteri anaerob (tidak menyukai
oksigen) di kantong gusi.

Keuntungan skeler ultrasonic

 Praktis
 cepat, baik operator maupun pasien lebih menyukainya

Kerugian skeler utrasonic

 mahal
 Pengunaannya harus hati-hati tidak boleh jatuh
 Tidak boleh basah

perawatan ultrasonic scaler yaitu:


1. Cek daya scaler sebelum digunakan.
Pastikan sebelum digunakan, daya getaran scaler sedang, tidak terlalu
rendah dan tidak terlalu tinggi (biasanya disimbolkan dengan nomor daya 1
sampai 4).
2. Penggunaan scaler tidak boleh ditekan.
Dalam proses pembersihan gigi, ujung scaler harus disemprotkan ke
titik plak gigi dan jangan memberikan tekanan yang berlebihan. Tipnya juga
harus sering diganti untuk mencegah kerusakan akibat panas yang dihasilkan
oleh generator dan transdusernya.
3. Perhatikan proses pemasangan dan pelepasan tip
Disarankan melakukan pemasangan tip dengan menggunakan tangan.
Jika tip sudah pas dan tangan Anda sudah tidak kuat untuk mengencangkan,
barulah menggunakan alat pemasangan. Sebaliknya, jika Anda ingin membuka
tip, maka disarankan menggunakan alat pemasangan. Jika tip sudah kendor,
Anda bisa menggunakan tangan untuk melepasnya.

4. Simpan scaler di tempat steril khusus


Transduser dan tip scaler tidak boleh direbus dan direndam dalam
disinfektan, melainkan harus ditempatkan di instrumen steril khusus untuk
mencegah terjadinya kerusakan.
5. Sumbat neran air scaler dengan karet tahan air
Scaler ultrasonik dan keran airnya biasanya saling terhubung. Untuk
mencegah kebocoran air di bagian bawah scaler, tutupi dengan penyumbat
karet tahan air setidaknya seminggu 2 – 3 kali.
6. Rutin cek dengan ahli atau teknisi.
Sering pula ditemui air tidak keluar dari tip scaler yang kemungkinan
disebabkan oleh ujung tip yang buntu atau selenoid air yang tidak berfungsi.
Jika Anda mengalami hal ini, cobalah ganti tipnya. Jika tidak bisa juga,
diskusikan dengan ahli atau teknisi untuk mengetahui penyebab dan cara
memperbaikinya.

b. Sonic instrument
Dengan frekuensi : 2000–650 get/dtk, memiliki kekuatan untuk
menghilangkan kalkulus lebih kecil. Tambahan irigasi bertujuan agar panas dapat
diminimalkan serta dapat membersihkan debris.

Gambar: sonic instrumen

2.11. Instrumen pembersih dan pemoles

a. Rubber cup
Berupa beberapa selongsong karet dengan atau tanpa bentukan. Digunakan
pada handpiece dengan sudut propilaksis khusus. Rubber cup bertujuan untuk
menghilangkan plak, stain, dan menghaluskan akar yang terbuka, juga untuk
massage gingival. Penggunaannya cukup dengan tekanan ringan dan intermitten.
Biasanya dilengkai dengan pasta pembersih yang bertujuan untuk mengurangi
panas.
Gambar: rubber cup

b. Bristle brush
Digunakan pada mahkota saja oleh karena bulu sikatnya keras.
Penggunaannya dengan handpiece dan pasta.

Gambar: brisle brush

c. Porte polisher
Berfungsi untuk menghaluskan permukaan gigi setelah instrumentasi. Porte
polisher merupakan hand instrument dengan ujung dari kayu yang digunakan
dengan gerakan memulas yang keras dan hanya digunakan jika system polishing
dengan mesin tidak ada.
Gambar: porte polisher

d. Dental tape
Digunakan pada daerah proksimal, dengan cara memasukkan pita ke daerah
interproksimal dengan arah sesuai sumbu gigi. Diaktivasi dengan gerakan labial –
lingual. Kemudian dibersihkan dengan menggunakan air hangat.

Gambar: dental tape

Secara umum prosedur yang dilakukan dalam perawatan scaling, antara lain:

 Pekerjaan harus dilakukan secara sistematik pada seluruh rongga mulut dan
sekitar gigi secara berurutan.
 Harus mengggunakan peralatan yang tepat dengan permukaan gigi yang akan
dibersihkan.
 Setiap gerakan alat harus bermakna dan efektif. Penggunaan alat yang tidak
tepat sering menimbulkan luka goresan atau kerusakan permukaan gigi Jari-
jari harus bertumpu pada gigi dengan kuat agar penggunaan alat dapat
terkontrol.

Gerakan alat dapat dibagi menjadi 2 fase :

 Eksplorasi dimana batas apikal deposit dapat ditentukan. Dalam


membersihkan kalkulus subgingiva, prosedur ini adalah perkiraan dan
hanya dilakukan berdasarkan sensasi taktil.
 Pencungkilan untuk membersihkan deposit. Dengan aksi ini ujung alat
yang tajam akan tertekan pada permukaan gigi dan alat digerakkan
perlahan ke arah koronal dengan membawa serta depositnya
bersamaan.
 Permukaan gigi harus dibersihkan sehingga benar-benar bersih dan halus.
Permukaan dapat diperiksa dengan alat yang cocok misalnya sonde kalkulus
cross untuk mendeteksi sisa deposit. Kadang-kadang tepi gingiva teretraksi
dan permukaan subgingiva gigi dapat dilihat dengan mengalirkan udara hangat
ke dalam leher gingiva
 Pemolesan gigi dilakukan setelah skaling agar daerah yang kasar tidak mudah
untuk retensi plak dan kalkulus. Pemolesan ini mengggunakan rubber cup dan
strip poles linen yang biasanya digunakan untuk daerah interproksimal
teknik pada perawatan scaling terbagi menjadi 2, yaitu:
- teknik scaling supragingiva
- teknik scaling subgingiva
a).Teknik scaling supragingiva
Sicke latau kuret dipegang dengan cara modified pengrasp.Tumpuan jari pada
gigi dekat daerah yang akan di scaling blade diadaptasikan dengan sudut kurang 900.
Cuttingedge menghadap kalkulus,digerakkan pendek dan kuat dari apical ke coronal
dengan arah vertical.

Gambar: supragingiva
b).Teknik scaling subgingiva
root planing Kuret dipegang dengan cara modified pen grasp.Tumpuan jari
pada gigi dekat daerah yang discaling.Blade diinsersikan pada dasar poket. Cutting
edge pada dasar poket membentuk sudut 450 -900 dan dilakukan penekanan kearah
lateral gigi.Kalkulus dihilangkan dengan gerakan terkontrol pendek dan kuat.Gerakan
cutting edge diteruskan sampai sedikit daerah kasar tersisa.Gerakan root planinglebih
halus dilakukan dengan tekanan lateral yang lebih kecil sampai didapat permukaan
akar yang halus dan keras.Karena alat ultrasonic ini baru,operator harus memanipulasi
rasa perabaannya karena tidak adanya kemampuan taktil, juga karena cordyang
berada pada ujung alat merupakan suatu sensasi. operator harus mampu untuk
merasakan daerah-daerah yang tidak rata dari permukaan gigi dan meletakkan alat
pada daerah ini, barulah instrumentasi dapat dilakukan.

Gambar:subgingiva
Alat ultrasonic dapat digunakan dengan cara sebagai berikut:
a. Alat harus distel untuk medapatkan semprotan air yang sedikit pada ujung kerja.
Aspirasi yang adekuat perlu untuk menghilangkan air ini bila terkumpul dalam mulut.
Power settingnya jangan terlalu besar dari yang diperlukanuntuk menghilangkan
kalkulus. Operator seharusnya menggunakan masker untuk mengurangi inkulasi dari
aerosol yang dilakukan karena terkontaminasi yang dihasilkan selama instrumentasi.

b. Alat dipegang dengan cara handrest yang dimodifikasi dengan finger


restataufulcrumharus diperoleh seperti pada instrumentasi manual atau konvensional.
Gagang alat disejajarkan dengan panjang aksis gigi danworkingend disesuaikan
dengan lengkung permukaan gigi.

c. Alat dinyatakan dengan menginjak pedal kaki dengan gerakan ringan, pendek, dan
vertikal, makaworking endmelewati deposit itu. Tekanan lateral yang besar tidak perlu
di lakukan karena alat ini dapat melepaskan kalkulus. Namun working end harus
mengenai deposit supay kalkulus dapat terlepas.
d. Working end harus tetap di lakukan dengan gerakan yang konstan dan ujungnya
janagn di pegang seacara prepedikuler pada permukaan gigi karena hal ini akan
mengores atau memebuat lekukan pada permukaan.

e. Pedal kai harus di lepaskan sekali-kali supaya dapat di lakukan aspirasi air dan
permukaan gigi harus di periksa secara teratur dengan expoler.

RISIKO SCALING GIGI


Scaling gigi merupakan salah satu prosedur perawatan untuk membersihkan
gigi yang aman dilakukan. Namun, prosedur ini juga memiliki beberapa risiko yang
mungkin terjadi pada pasien, antara lain:
 Gigi sensitif.
 Infeksi.
 Rasa nyeri, pembengkakan, atau pendarahan pada gusi.
 Bibir kering dan pecah-pecah.
 Bakteremia. Meningkatnya jumlah bakteri dalam darah dapat memicu sepsis
pada pasien dengan sistem imun yang rendah dan endokarditis pada pasien
dengan gangguan jantung.
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Klasifikasi Menurut Kecepatan, yaitu kecepatan tinggi (100.000 – 300.000 rpm)
dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm).
2. Klasifikasi Instrumen Putar: Bor-Bor Gigi, Alat-Alat Pengikis (Abrasif), Alat-Alat
Pemoles
3. Mayoritas instrumen genggam memiliki tiga bagian, yaitu bilah (blade), tungkai
(shank), dan gagang
4. Penggunaan instrumen genggam : Pegangan pensil (pen grip), Pegangan telapak
tangan (palm grip), Pegangan jari (finger grip).
5. Pemeliharaan instrumen genggam: Penajaman kembali, Mensterilkan instrumen
genggam.
6. Instrumen finishing : bur dan poin, disk, Lembaran abrasif
7. Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya
pemakaian instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan
menyebabkan rusaknya alat, aus, atau patah.
Scalling merupakan suatu proses membuang plak dan kalkulus dari permukaan
gigi,baiksupragingiva maupun subgingiva.
Tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan kesehatan gusidengan cara membuang semua
elemen yang menyebabkan radang gusi (plak dan kalkulus) daripermukaan gigi.
Adapun alat-alat yang digunakan pada tindakan scalling yaitu dental probe; sonde;
scallermanual (hoe scaller, chisel scaller, sickle scaller, wingshape scaller, dan file scaller)
dan scallerelektic (ultrasonic scaller dan super sonic scaller). Pada saat melakukan tindakan
scalling teknikkerja yang dilakukan pada kalkulus supragingiva berbeda dari kalkulus
subgingiva.Prinsip-prinsip umum instrumentasi yaitu Pencapaian daerah kerja
dengan mengaturposisi pasien dan operator, Visibilitas, pencahayaan dan retraksi bibir, pipi
atau lidah, Kondisidan Ketajaman Instrumen dan Mempertahankan daerah kerja supaya tetap
bersih
3.2 SARAN
 Intrumen yang dipakai dalam konservasi gigi harus nyaman bagi pasien maupun
operator dan menunjang pekerjaan operator
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini,
maka penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari dosen dan pembaca
demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ariningrum, Ratih. 2001. “Pertimbangan-Pertimbangan yang Mendasari Segi Estetika


Pada Tumpatan Komposit Gigi Anterior”. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Vol.8/no.3/2001.
2.Baum, dkk.1997. Buku Ajar Konservasi Gigi (Terjemahan: R. Tarigan). Jakarta: EGC
3. Eccles, J.D dan R.M Green. 1994. Konservasi Gigi (terjemahan Lilian Yuwono). Jakarta:
Widya Medika
4.fatimahtuzzahro, Nadie dan Dwi kartika Apriyono. 2012. “Perkembangan Alat-alat
Endodontik”. Bagian Konservasi Gigi FKG Universitas Jember. CDK-190 vol. 39 no.2 tahun
2012
5. Pickard H.M, dkk.2002. Manual Konservasi Restoratif menurut Pickard (terjemahan:
Narlan Sumawinata). Jakarta: Widya Medika
6. Pittford, T.R. 1993. Restorasi Gigi (terjemahan: Narlan Sumawinata). Jakarta: EGC
7. Yanti, Nevi dan Lia Silvianty Nasti.2002. “Jenis Restorasi pada Pasien di Klini Gigi
Bagian Ilmu Konservasi Gigi FKG USU Medan” Dentika Dental Journal vol. 7, no. 1 tahun
2002.
8.krismario,a.,2009,prinsip-prinsip dasar scalingdan root planing dalam peraawatan
periodontal,periodontikjournal.,1(1):1-5.

9. Malik.1.,2008,kesehatan gigi dan mulut,bagian ortodontifakultas kedokteran gigi


universitas padjajaran,bandung

10. Mohan R,Chowdhary Z.,Sharma V., Rai R.,2015,Air Polishing: An Update,international


journal of Maxillofacial Research, 1 : 34-35

11. paramitha,a. 2011. Pengaruh pemberian larutan ektra siwak (salvadora percica) terhadap
pembentukan plak gigi: UNDIP

12. putri,M,H, Herijulianti, E, nurjannah, N. 2012, ilmu pencegahan penyakit jaringan keras
dan jaringan pendukung gigi, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai