OLEH
Gambar : bur bulat yang dipasang pada henpis menyudut kecepatan rendah
Henpis kecepatan rendah bisa berbentuk henpis menyudut dan henpis lurus. Yang
terakhir ini jarang digunakan dalam rongga mulut karena keterbatasan akses, tetapi banyak
digunakan dalam pekerjaan laboratorium. Selama ini , prinsip desain henpis tidak banyak
megalami perubahan. Pegangan henpis terbuat dari logam yang pas dengan tangkai
pemutarnya, dan putaran ini diteruskan ke kepala henpis melalui gear. Kini, sumber putaran
biasanya diperoleh dari motor elektrik atau motor udara kecil kemudian dialirkan melalui
selang lentur. Dahulu dipakai tali dan kerekan yang dihubungkan dengan mesin besar.
Dalam kepala henpis, pegangan untuk bur bisa berupa Grendel (latch-joint) atau
dengan chuck genggam (friction grip chuck). Pada pangkal bur terdapart satu permukaan
yang rata yang bisa pas dengan gir serta satu dudukan gerendel dalam satu alur pada bur
untuk mencegah lepasnya bur dari henpis.
Gambar : bur bulat, bur fissure rata, bur fissure kuncup, bur inverted
Sebagian orang memakai mandril bersekrup sementara disk yang lentur cenderung
dipasangkan pada mandril yang tinggal pasang (snap-on) (Mandril Moore) karena
penggantinya lebih mudah. Kecuali disk lentur yang dapat digunakan untuk memotong
bagian restorasi yang dapat dijangkau di gigi anterior, roda dan disk ini kebanyakan dipakai
di laboratorium.
Gambar : Bur sikat
Henpis kecepatan rendah biasanya mempunyai kepala yang dapat ditukar-tukar yang
fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala henpis untuk
meningkatkan kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin karena kecepatan dapat mencapai
160.000 rpm. Disamping itu, kepala henpis dengan bantalan tertutup juga dibuat bagi
prosedur pemolesan sehingga masuknya partikel abrasive yang dapat merusak mekanisme
kerja dapat dicegah. Untuk menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk
digunakan disk fine grit. Sedangkan untuk menghaluskan restorasi pada permukaan
fasioproksimal dan linguoproksimal digunakan finishing strip (Ariningrum, 2001:33)
b. Sonde
Sonde yang paling banyak dipakai adalah sonde tegak lurus dengan ujung
runcing. Sonde inin digunakan untuk memeriksa keutuhan permukaan gigi dan tepi
restorasi. Juga digunakan untuk menilai kekerasan dentin selama preparasi kavitas
dalam perawatan karies. Untuk mendeteksi karies di permukaan proksimal, dipakai
sonde lengkung pendek dan difungsikan kedua kedua ujungnnya (sonde Briault).
Gambar : Sonde; lurus, briault, periodontal berskala, furkasi, periodontal CPITN
Sonde biasanya juga digunakan untuk mengukur kedalaman poket
periodontium. Untuk kepentingan ini digunakan sonde khusus dengan ujung tumpul
dan diberi skala millimeter sehingga kedalaman poket dapat diukur dengan lebih
akurat.
Fungsi sonde:
Mencari karies dan kedalamannya
Memeriksa adanya debris dan calculus
Mengetahui adanya perforan pulpa
Tangkai untuk perkusi
Mengetahui tumpatan / tumpatan sudah rata atau belum
Dapat digunakan pada pemeriksaan caries yang dalam
Membantu memasukkan bahan pengisian saluranakar
c. Pinset
Pinset mempunyai paruh bergerigi yang besudut terhadap pegangannya. Alat
ini digunakan untuk memegang kapas dan mengangkat benda-benda kecil dari dan ke
arah kerja.
gambar : Pinset
Pinset juga tersedia dalam bentuk yang dapat dikunci yang keuntungannnya dapat
memegang butiran-butura kecil, pin atau guta perca pegisi saluran akar selama
diinginnkan.
Fungsi pinset:
Menjepit kassa, kapas,tampon dan cotton roll
Untuk mobility yaitu menggoyangkan gigi sampai derajat keberapa
Gambar : Eskavator
Fungsi eskavator:
Membersihkan jaringan caries yang lunak dan kotoran-kotoran makanan yang
terdapat di dalamkavita
Membongkar tumpatan sementara
e. Spatula
Gambar : Spatula
1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab
2. Agate Spatel, Untuk mengaduk bahan tambalan silikat atau komposit
Gambar : agate spatel
Gambar : amalgamator
Fungsinya:
Bekerja dengan tenaga listrik.
Untuk mengaduk alloy dan air raksa / Hg
l. Matriks
Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua
untuk dua permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan
mesio disto oklusal.
Dilakukan dengan steam sekitar 121 derajat celcius selama 20-30 menit, dan
134 derajat celcius selama 2-10 menit. Keuntungan dari sterilisasi dengan autoclave
diantaranya penetrasi yang baik, dan membunuh hampir semua micro organisme.
Kekurangan dari produk ini adalah tidak bisa digunakan untuk alat yang tidak tahan
panas.
b. Sterilisasi Dry Heat
Dilakukan dengan panas 160 derajat celcius selama 2 jam, dan 180 derajat
celcius selama 1 jam. Keuntungan dari sterilisasi dry heat diantaranya lebih praktik,
dan tidak menimbulkan korosi. Kekurangannya adalah tidak bisa digunakan untuk alat
yang tidak tahan panas seperti plastik dan karet.
Keuntungan dari metode sterilisasi ini adalah untuk alat yang tidak tahan
panas namun memiliki kekurangan waktu sterilisasi lama sekitar 2-6 jam dengan suhu
46-60 derajat celcius.
d. Sterilisasi Plasma
Scaling gigi adalah prosedur non-operasi yang dilakukan untuk membersihkan dan
menghilangkan plak dan karang (tartar) pada gigi. Prosedur ini merupakan salah satu
prosedur perawatan gigi yang paling umum dilakukan.
Alat/instrument periodontal yang dibutuhkan dalam perawatan scaling umumnya terdiri dari
3 bagian, yakni handle (pegangan), shank (penghubung antra handledan blade), serta blade
(ujung kerja).
1.Scaling manual
a. Kuret
Untuk mengambil kalkulus subgingiva ,root planing dan menghilangkan
jaringan lunak pada dinding poket.
Desainnya berbentuk seperti sendok dengan ujung membulat,dari potongan
melintang blade semisirkuler dengan dasar cembung, cutting edge dibentuk oleh
bagian muka blade dengan sisi/pinggir blade dibandingkan sickle kuret lebih tipis.
Gambar: kuret
b. Sickle
Untuk mengambil kalkulus supra gingival. Dimana permukaan dari sickle
datar dan mempunyai 2 cutting edge yang bertemu pada satu ujung yang tajam.
Shank yang lurus untuk gigi anterior dan premolar sedangan shank yang bersudut
untuk gigi posterior.
Teknik dari penggunaan sickle yaitu cara memegangnya dengan cara modified pen
grasp,blade diadaptasikan didasar kalkulus dengan sudut antara blade dengan gigi
450– 900, aktifasi alat dengan gerakan tarikan (pull stroke)kea rah vertical dan
oblique.
Gambar:sickle
Ciri-Ciri :
Kegunaan :
Pemeliharaan
Keterangan
- Kritis
c. Hoe scaler
Untuk mengambil dan meratakan permukaan akar dari sisa kalkulus dan
semetum yang rusak. Hoe Scaler merupakan sebuah alat, bentuknya seperti
cangkul, yang digunakan oleh dokter gigi, untuk meratakan permukaan akar,
sehingga bebas dari karang gigi.
Desain dari hoe scaller yaitu blade membentuk sudut 990 – 1000, cutting edge
dibentuk oleh pertemua permuka ujung yang datar dengan aspek dalam blade,cutting
edge dibevel 450,blade agak bengkok terdiri dari dua titik kontak dengan gigi,bagian
belakang blade bulat sehingga mudah masuk dalam poket.
Cara pengunaan dari hoe scaler yaitu blade diinsersikan pada dasar poket sehingga
terdapat dua kontak dengan gigi,alat diaktivasi dengan pull stroke arah mahkota
dengan tetap mempertahankan dua titik kontak.
Ciri-Ciri :
Kegunaan :
Gambar:hoe scaler
d. File scaler
Untuk mengambil dan meratakan permukaan akar dari sisa kalkulus dan
semetum yang rusak selain itu dapat digunakan untuk membuang margin gingival
yang overhanging. File scaler jarang digunakanpada permukaan akar karena
membuat permukaan akar menjadi kasar.
Ciri-Ciri :
Kegunaan :
e. Chisel scaler
Untuk menghilangknan kalkulus di daerah proksimal yang sempit.
Penggunaannya yaitu alat diinsersikan dari fasial ke lingual diaktifasi dengan push
motion. Chisel scaler merupakan instrument double ended dengan shank lurusdan
bengkok. Blade sedikit melengkung dengan cutting edge yang lurus dan dibevel
450.
a. Ultrasonic instrument
Digunakan untuk scaling, kuret, dan menghilangkan stain. Cara kerjanya
menggunakan vibrasi atau getaran fisik (frek. 20.000 – jutaan get/detik) dengan
ultrasonic tip berbentuk beragam. Efektif untuk menghilangkan kalkulus,
membersihkan dinding poket, serta pembersihan selama operasi. Penggunaannya
cukup dengan sentuhan ringan dan jumlah gerakan terbatas.
Magnetostrictive unit
Piezoelecrtric unit
Alhasil, plak di gigi bisa dibersihkan secara terapeutik dengan semburan air atau
obat kumur antibakteri yang keluar dari bagian atas scaler. Semburan air ini juga
membantu mendinginkan ujung scaler ultrasonik.
Selain itu, aktivitas turbulen dari ujung scaler ultrasonik yang bergetar juga
menyebabkan sebagian air pecah menjadi gelembung-gelembung kecil. Gelembung
inilah yang membantu menghambat perkembangan bakteri anaerob (tidak menyukai
oksigen) di kantong gusi.
Praktis
cepat, baik operator maupun pasien lebih menyukainya
mahal
Pengunaannya harus hati-hati tidak boleh jatuh
Tidak boleh basah
b. Sonic instrument
Dengan frekuensi : 2000–650 get/dtk, memiliki kekuatan untuk
menghilangkan kalkulus lebih kecil. Tambahan irigasi bertujuan agar panas dapat
diminimalkan serta dapat membersihkan debris.
a. Rubber cup
Berupa beberapa selongsong karet dengan atau tanpa bentukan. Digunakan
pada handpiece dengan sudut propilaksis khusus. Rubber cup bertujuan untuk
menghilangkan plak, stain, dan menghaluskan akar yang terbuka, juga untuk
massage gingival. Penggunaannya cukup dengan tekanan ringan dan intermitten.
Biasanya dilengkai dengan pasta pembersih yang bertujuan untuk mengurangi
panas.
Gambar: rubber cup
b. Bristle brush
Digunakan pada mahkota saja oleh karena bulu sikatnya keras.
Penggunaannya dengan handpiece dan pasta.
c. Porte polisher
Berfungsi untuk menghaluskan permukaan gigi setelah instrumentasi. Porte
polisher merupakan hand instrument dengan ujung dari kayu yang digunakan
dengan gerakan memulas yang keras dan hanya digunakan jika system polishing
dengan mesin tidak ada.
Gambar: porte polisher
d. Dental tape
Digunakan pada daerah proksimal, dengan cara memasukkan pita ke daerah
interproksimal dengan arah sesuai sumbu gigi. Diaktivasi dengan gerakan labial –
lingual. Kemudian dibersihkan dengan menggunakan air hangat.
Secara umum prosedur yang dilakukan dalam perawatan scaling, antara lain:
Pekerjaan harus dilakukan secara sistematik pada seluruh rongga mulut dan
sekitar gigi secara berurutan.
Harus mengggunakan peralatan yang tepat dengan permukaan gigi yang akan
dibersihkan.
Setiap gerakan alat harus bermakna dan efektif. Penggunaan alat yang tidak
tepat sering menimbulkan luka goresan atau kerusakan permukaan gigi Jari-
jari harus bertumpu pada gigi dengan kuat agar penggunaan alat dapat
terkontrol.
Gambar: supragingiva
b).Teknik scaling subgingiva
root planing Kuret dipegang dengan cara modified pen grasp.Tumpuan jari
pada gigi dekat daerah yang discaling.Blade diinsersikan pada dasar poket. Cutting
edge pada dasar poket membentuk sudut 450 -900 dan dilakukan penekanan kearah
lateral gigi.Kalkulus dihilangkan dengan gerakan terkontrol pendek dan kuat.Gerakan
cutting edge diteruskan sampai sedikit daerah kasar tersisa.Gerakan root planinglebih
halus dilakukan dengan tekanan lateral yang lebih kecil sampai didapat permukaan
akar yang halus dan keras.Karena alat ultrasonic ini baru,operator harus memanipulasi
rasa perabaannya karena tidak adanya kemampuan taktil, juga karena cordyang
berada pada ujung alat merupakan suatu sensasi. operator harus mampu untuk
merasakan daerah-daerah yang tidak rata dari permukaan gigi dan meletakkan alat
pada daerah ini, barulah instrumentasi dapat dilakukan.
Gambar:subgingiva
Alat ultrasonic dapat digunakan dengan cara sebagai berikut:
a. Alat harus distel untuk medapatkan semprotan air yang sedikit pada ujung kerja.
Aspirasi yang adekuat perlu untuk menghilangkan air ini bila terkumpul dalam mulut.
Power settingnya jangan terlalu besar dari yang diperlukanuntuk menghilangkan
kalkulus. Operator seharusnya menggunakan masker untuk mengurangi inkulasi dari
aerosol yang dilakukan karena terkontaminasi yang dihasilkan selama instrumentasi.
c. Alat dinyatakan dengan menginjak pedal kaki dengan gerakan ringan, pendek, dan
vertikal, makaworking endmelewati deposit itu. Tekanan lateral yang besar tidak perlu
di lakukan karena alat ini dapat melepaskan kalkulus. Namun working end harus
mengenai deposit supay kalkulus dapat terlepas.
d. Working end harus tetap di lakukan dengan gerakan yang konstan dan ujungnya
janagn di pegang seacara prepedikuler pada permukaan gigi karena hal ini akan
mengores atau memebuat lekukan pada permukaan.
e. Pedal kai harus di lepaskan sekali-kali supaya dapat di lakukan aspirasi air dan
permukaan gigi harus di periksa secara teratur dengan expoler.
3.1 KESIMPULAN
1. Klasifikasi Menurut Kecepatan, yaitu kecepatan tinggi (100.000 – 300.000 rpm)
dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm).
2. Klasifikasi Instrumen Putar: Bor-Bor Gigi, Alat-Alat Pengikis (Abrasif), Alat-Alat
Pemoles
3. Mayoritas instrumen genggam memiliki tiga bagian, yaitu bilah (blade), tungkai
(shank), dan gagang
4. Penggunaan instrumen genggam : Pegangan pensil (pen grip), Pegangan telapak
tangan (palm grip), Pegangan jari (finger grip).
5. Pemeliharaan instrumen genggam: Penajaman kembali, Mensterilkan instrumen
genggam.
6. Instrumen finishing : bur dan poin, disk, Lembaran abrasif
7. Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya
pemakaian instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan
menyebabkan rusaknya alat, aus, atau patah.
Scalling merupakan suatu proses membuang plak dan kalkulus dari permukaan
gigi,baiksupragingiva maupun subgingiva.
Tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan kesehatan gusidengan cara membuang semua
elemen yang menyebabkan radang gusi (plak dan kalkulus) daripermukaan gigi.
Adapun alat-alat yang digunakan pada tindakan scalling yaitu dental probe; sonde;
scallermanual (hoe scaller, chisel scaller, sickle scaller, wingshape scaller, dan file scaller)
dan scallerelektic (ultrasonic scaller dan super sonic scaller). Pada saat melakukan tindakan
scalling teknikkerja yang dilakukan pada kalkulus supragingiva berbeda dari kalkulus
subgingiva.Prinsip-prinsip umum instrumentasi yaitu Pencapaian daerah kerja
dengan mengaturposisi pasien dan operator, Visibilitas, pencahayaan dan retraksi bibir, pipi
atau lidah, Kondisidan Ketajaman Instrumen dan Mempertahankan daerah kerja supaya tetap
bersih
3.2 SARAN
Intrumen yang dipakai dalam konservasi gigi harus nyaman bagi pasien maupun
operator dan menunjang pekerjaan operator
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini,
maka penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari dosen dan pembaca
demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
11. paramitha,a. 2011. Pengaruh pemberian larutan ektra siwak (salvadora percica) terhadap
pembentukan plak gigi: UNDIP
12. putri,M,H, Herijulianti, E, nurjannah, N. 2012, ilmu pencegahan penyakit jaringan keras
dan jaringan pendukung gigi, EGC, Jakarta