Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRAKTIKUM SPESIALIT DAN TERMINOLOGI KESEHATAN


ALAT KESEHATAN UNTUK TINDAKAN BEDAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Praktikum Spesialit dan Terminologi


Dosen Pengampu : apt.Suny Koswara R,M.Farm

Disusun oleh :

Kelompok IV
Siti Halimah 191040400225
Sodaqotul Badriyah 191040400256
Widiyanti 191040400273
Yuni Sulistiani 191040400306

JURUSAN D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )
WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Alat
Kesehatan untuk Tindakan Bedah” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Matakuliah Praktikum Spesialit dan Terminologi Kesehatan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan
juga penulis tentang berbagai jenis alat kesehatan untuk tindakan bedah. Penulis
mengucapkan terimakasih kepad Ibu apt.Suny Koswara R,M.Farm selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Praktikum Spesialit.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Tangerang Selatan, 20 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Pengertian Alat Bedah ................................................................................... 3
B. Macam - Macam Alat Bedah Minor .............................................................. 3
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Skalpel dan Pemegang Skalpel ................................................................ 5


Gambar 2. 2 Gunting Bedah.......................................................................................... 6
Gambar 2. 3 Gunting Benang........................................................................................ 6
Gambar 2. 4 Gunting Perban ......................................................................................... 7
Gambar 2. 5 Gunting Iris .............................................................................................. 7
Gambar 2. 6 Pinset Anatomis........................................................................................ 8
Gambar 2. 7 Pinset Chirurgis ........................................................................................ 8
Gambar 2. 8 Klem Arteri .............................................................................................. 9
Gambar 2. 9 Cara Memegang Needle Holder ............................................................. 10
Gambar 2. 10 Benang Absorbable Catgut................................................................... 10
Gambar 2. 11 Benang Non Absorbable Polypropylene .............................................. 11
Gambar 2. 12 Jarum Hecting Kulit dan Otot .............................................................. 11
Gambar 2. 13 Jarum Hecting Usus ............................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan
teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka
(Susetyowati, 2010 dalam Venny, 2014).
Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan seperti diagnostik,
kuratif, reparatif, rekonstruksi, dan paliatif. Pembedahan menurut jenisnya
dibedakan menjadi dua jenis yaitu bedah mayor dan bedah minor. Bedah minor
adalah operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai risiko
komplikasi lebih kecil dibandingkan bedah mayor. Bedah mayor memiliki
risiko yang lebih besar karena dapat menimbulkan beberapa kondisi antara lain
kecacatan, perubahan bentuk tubuh trauma yang sangat luas, sampai dengan
kematian. Hal inilah yang sering menimbulkan dampak yang luas dan
pengaruh pengaruh psikolgis pada pasien pre operasi. Pengaruh psikologis
terhadap tindakan pembedahan dapat berbeda - beda, namun sesungguhnya
selalu timbul rasa ketakutan dan kecemasan yang umum di antaranya karena
anestesi sesuatu yang tidak diinginkan pada saat pembedahan, nyeri akibat luka
operasi, terjadi perubahan fisik menjadi buruk atau tidak berfungsi normal,
operasi gagal, mati dan lain lain (Smeltzer & Bare,2008).
Sebelum dilakukan tindakan bedah, hal yang perlu dilakukan adalah
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan. Sebelum melakukan
pembedahan pengetahuan mengenai sarana maupun prasarana penunjang
dalam pembedahan perlu dimiliki sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
penggunaan alat tersebut, karena setiap alat memiliki fungsi tertentu. Adapun
hal-hal yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini adalah mengetahui

1
2

tentang alat bedah minor serta untuk memperluas pengetahuan tentang alat
bedah minor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu alat bedah ?
2. Apa saja macam- macam alat bedah minor ?

C. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah yang berjudul “
Alat Kesehatan untuk Tindakan Bedah ” ini adalah untuk mengetahui fungsi,
cara penggunaan dan instrument apa saja dari alat bedah minor yang digunakan
saat melakukan tindakan bedah. Sehingga dengan ini mahasiswa dapat lebih
memahami tentang materi alat kesehatan tindakan bedah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Bedah


Alat bedah adalah alat yang dirancang untuk digunakan untuk kegiatan
pembedahan, seperti membedah hewan, manusia, dan sebagainya. Sebelum
melakukan tindakan pembedahan pengetahuan mengenai sarana dan prasarana
penunjang dalam pembedahan wajib dimengerti sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam penggunaan alat tersebut, karena masing-masing alat bedah
tersebut memiliki fungsi tertentu. Peralatan bedah minor adalah alat-alat yang
dirancang untuk digunakan pada kegiatan bedah minor. Kegiatannya hanya
terbatas pada pembedahan minor saja, alatnya sederhana dan mudah untuk
dimiliki setiap orang. Alat-alat tersebut digabung pada suatu wadah dan disebut
sebagai minor surgery set.
Bedah minor adalah keterampilan praktis yang memerlukan
pengetahuan teori dan latihan mengenai alat bedah sederhana, teknik aseptik
dan menjahit. Pengetahuan alat bedah sederhana meliputi alat pemotong
(scalpel dan gunting), alat pemegang dan alat penarik. Setiap alat memiliki
jenis, cara memegang dan kegunaan yang berbeda.

B. Macam - Macam Alat Bedah Minor


Alat bedah minor terdiri dari:
1. Alat untuk memotong yaitu pisau scalpel dan pegangan dan jenis-jenis
gunting.
2. Alat dengan fungsi menggenggam yaitu pinset anatomi, pinset chirurgis,
klem jaringan dan klem arteri.
3. Alat dengan fungsi menjahit yaitu needle holder, benang bedah, dan jarum
bedah .

3
4

Berikut ini adalah fungsi dan prosedur penggunaan alat – alat bedah minor :
1. Alat Pemotong dan Jenis Gunting
a. Skalpel
Skalpel adalah pisau yang tajam yang digunakan untuk operasi
dan diseksi anatomi. Disediakan skalpel yang sekali pakai (disposable)
dan yang dipakai berulang (re-usable). Skalpel yang dipakai berulang
mempunyai bilah yang menjadi satu dengan gagang yang dapat diasah,
sedangkan skalpel yang sering tersedia sekarang adalah skalpel yang
menggunakan bilah yang diganti setiap dipakai. Skalpel sekali pakai
biasanya mempunyai gagang plastik yang dipasangkan bilah dan
digunakan satu kali kemudian dibuang seluruhnya. (Yarso, 2018)
Fungsi alat skalpel ini yaitu digunakan untuk menginsisi kulit
dan memotong jaringan, dan untuk mengangkat jaringan/benda asing
dari bagian dalam kulit. Alat ini digunakan bersama pegangannya.
Terdapat dua cara memegang skapel:
1) Pegangan telapak tangan atau juga disebut pegangan pisau makan.
Skalpel dipegang dengan jari kedua sampai jari keempat, gagang
diletakkan sepanjang pangkal ibu jari dengan jari telunjuk terletak
sepanjang atas belakang dari pisau dan ibu jari di sepanjang sisi
skalpel. Pegangan ini paling baik untuk permulaan insisi dan
potongan yang besar.
2) Pegangan pensil paling baik digunakan untuk memotong dengan
teliti dengan bilah yang lebih kecil. Skalpel dipegang dengan ujung
jari pertama dan jari kedua dan ujung ibu jari. Gagang diletakkan
5

diatas anatomical snuff box pada pangkal jari telunjuk dan ibu jari
yang gemuk. Perhatikan peletakan gagang tidak boleh terlalu jauh
sepanjang jari telunjuk karena akan menyebabkan pegangan tidak
stabil dan jari menjadi kram.

Gambar 2. 1 Skalpel dan Pemegang Skalpel

b. Gunting
Bentuk dan besarnya gunting bermacam- macam tergantung
penggunaanya. Berikut jenis- jenis gunting dan fungsinya :
1) Gunting Bedah. Terdiri dari beberapa bentuk :
a) Lurus tajam - tajam .Fungsinya untuk menggunting atau
memotong bagian luar tubuh,misalnya bulu.
b) Lurus tajam – tumpul. Funsginya untuk menggunting bagian
dalam hingga porintonium bawah, memperdalam,
memperluas, memperpanjang luka sayatan dengan syarat
bagian tumbul dibagian bawah.
c) Bengkok tajam-tumpul. Fungsinya untuk membentuk bidang
jaringan atau jaringan yang lembut dan biasanya digunakan
pada kasus kista.
6

d) Bengkok tajam – tajam. Fungsinya digunakan pada oprasi


kecil dan untuk membersihkan luka.

Gambar 2. 2 Gunting Bedah

2) Gunting Benang
Gunting Benang (dressing scissors). Gunting benang
didesain untuk menggunting benang, berbentuk lurus dan berujung
tajam. Gunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk
jaringan. Gunting ini juga digunakansaat mengangkat benang pada
luka yang sudah kering dengan tehnik selipan dan sebaiknya
pemotongan benang menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati
dalam pemotongan jahitan.

Gambar 2. 3 Gunting Benang


7

3) Gunting Perban
Gunting Perban. Gunting perban merupakan gunting
berujung sudut dengan ujung yang tumpul, memiliki kepala kecil
pada ujungnya yang bermanfaat untuk memudahkan dalam
memotong perban. Jenis gunting ini terdiri atas knowles dan lister.
Bagian dasar gunting ini lebih panjang dan digunakansangat mudah
dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya didesain untuk
mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain untuk
membentuk dan memotong perban sesaat sebelum menutup luka.

Gambar 2. 4 Gunting Perban

4) Gunting Iris
Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam
dan berukuran kecil sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam
pembedahan ophtalmicus khususnya iris. Dalam bedah minor,
gunting iris digunakan untuk memotong benang oleh karena
ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat remove benang
dilakukan.

Gambar 2. 5 Gunting Iris


8

2. Alat Dengan Fungsi Menggenggam


a. Pinset
Pinset (yang ujungnya lancip), digunakan untuk mengambil atau
menarik bagian alat-alat tubuh dari hewan yang dibedah, memisahkan
organ yang satu dengan yang lain. Pinset ada dua jenis yaitu :
1) Pinset Anatomis. Alat ini dapat menggenggam objek atau jaringan
kecil dengan cepat dan mudah, serta memindahkan dan
mengeluarkan jaringan. Digunakan juga saat jahitan dilakukan,
berupa eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa
melibatkan jari.

Gambar 2. 6 Pinset Anatomis

2) Pinset Chirurgis . Digunakan pada jaringan.Alat ini memiliki fungsi


yang sama dengan pinset anatomi yakni untuk membentuk pola
jahitan, meremove jahitan, dan fungsi-fungsi lainnya

Gambar 2. 7 Pinset Chirurgis

Cara memegang pinset :


a) Pegang pinset seperti memegang pensil.
b) Jaringan yang dijepit sebaiknya adalah dermis atau subkutis,
bukan kulit bagian luar.
c) Jangan menjepit kulit terlalu keras, karena dapat melukai kulit
dan menyebabkan pembentukan parut.
9

b. Klem,sebagai alat penjepit. Macam - macam klem diantaranya :


1) Klem arteri . Bermanfaat untuk menghentikan perdarahan pembuluh
darah kecil dan menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa
menimbulkan kerusakan.

Gambar 2. 8 Klem Arteri

2) Klem Jaringan. Bermanfaat untuk menghentikan perdarahan


pembuluh darah kecil dan menggenggam jaringan lainnya dengan
tepat tanpa menimbulkan kerusakan.

3. Alat Untuk Menjahit


a. Pemegang Jarum ( Needle Holder )
Pemegang jarum, alat ini biasanya digunakan untuk memegang
jarum saat menjahit luka operasi. Alat ini dilengkapi dengan pengunci
di bagian belakang, ukurannya bermacam-macam, yaitu pendek, sedang
dan panjang, demikian juga ukuran bilahnya. Pemegang jarum harus
dipakai sesuai dengan ukuran jarum yang dipegangnya. Berikut,cara
memegang needle holder :
1) Masukkan ibu jari dan jari manis ke dalam lubang needle holder.
2) Pasang jarum dengan benar
3) Kunci needle holder sampai terdengar bunyi ”klik”, untuk
memastikan jarum telah terjepit dengan aman.
10

Gambar 2. 9 Cara Memegang Needle Holder

b. Benang Bedah
Secara umum benang bedah ini dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu :
1) Absorbable. Berfungsi sebagai benang yang dapat diserap biasanya
digunakan secara internal (untuk jahitan bagian dalam tubuh).
Contoh benang absorbable antara lain Polyglycolic Acid,
Polyglactin 910, Catgut, Poliglecaprone 25, dan Polydioxanone.

Gambar 2. 10 Benang Absorbable Catgut

2) Non Absorbable. Berfungsi sebagai benang yang tidak dapat diserap


biasanya digunakan secara eksternal ( untuk jahitan luar tubuh ).
Contoh benang non asorbable antara lain Nylon (Polyamide),
Polyester,PVDF, Silk (Sutra), dan Polypropylene.
11

Gambar 2. 11 Benang Non Absorbable Polypropylene

c. Jarum Bedah
Ukuran bentuk kurva ¼ , 5/8 , ½ dan 3/8 lingkaran. Jarum bedah
ini dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1) Jarum tajam ( cutting ), di tandai dengan gambar segitiga. Fungsinya
untuk menjahit kulit, memiliki tip yang sangat tajam sehingga
memudahkan proses penjahitan pada kulit.
2) Jarum bulat ( round ), ditandai dengan gambar bulatan. Fungsinya
untuk menjahit jaringan lunak di bawah lapisan kulit.
3) Jarum ceper ( taper ), di tandai dengan gambaran bulan sabit.
Fungsinya untuk menjahit jaringan otot saraf, aponeurosis,
peritoneum, pembuluh darah dan katup-katup.
4) Jarum hecting otot dan kulit. Jarum hecting otot digunakan dalam
Tindakan penjahitan otot, dan jarum hecting kulit digunakan dalam
tindakan penjahitan kulit

Gambar 2. 12 Jarum Hecting Kulit dan Otot


12

5) Jarum hecting usus. Jarum hecting usus di gunakan dalam Tindakan


penjahitan usus.

Gambar 2. 13 Jarum Hecting Usus


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat bedah adalah alat yang dirancang untuk digunakan untuk kegiatan
pembedahan, seperti membedah hewan, manusia, dan sebagainya. Sebelum
melakukan tindakan pembedahan, pengetahuan mengenai sarana dan prasarana
penunjang dalam pembedahan wajib dimengerti sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam penggunaan alat tersebut, karena masing-masing alat bedah
tersebut memiliki fungsi tertentu. Peralatan bedah minor adalah alat-alat yang
dirancang untuk digunakan pada kegiatan bedah minor.
Peralatan bedah minor ini terdiri dari scalpel, gunting bedah, pinset,
klem, needle holder, benang bedah dan jarum bedah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ganthina. (2016). Praktikum Spesialit dan Terminologi Kesehatan. Jakarta Selatan


R.K Arya, Jain Vijay. 2013. Journal, Indian Academy of Clinical Medicine l Vol.14.
Vol.14. No. 2l April-June, April-June, 2013.
Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Susetyowati, dkk. 2010. Status Gizi Pasien Bedah Mayor Preoperasi Berpengaruh
terhadap Penyembuhan Luka dan Lama Rawat Inap Pascaoperasi di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Volume 7 No. 1
Yarso, K. Y. (2018). Keterampilan Dasar Bedah Minor. Fakultas Kedokteran
Universitas Seebelas Maret Surakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai