Anda di halaman 1dari 6

5.

Pembahasan
5.1 Silicon Putty dan Light Body
Pengertian Silicon Putty
Silicon putty adalah material cetak elastomer dengan proses addition sillicones yang
memiliki kekentalan tinggi (heavy body).(Craigs, 2002, p. 353)
Silicon putty dikembangkan untuk mengatasi penyusutan polimerisasi dari material
silikon kondensasi. Putty umumnya digunakan sebagai tray material di dalam penghubung
dengan low-viscosity silicone.(Anusavice, 2003, p. 213-214)
Pengertian Light Body
Silicon light body adalah material cetak elastomer dengan proses addition sillicones
yang memiliki kekentalan paling rendah.(Craigs, 2002, p. 353). Kekentalan dari light body
polysulfide adalah 109,000 cl' dibandingkan heavy body polysulfide yaitu sebesar 1,360,000
cl' pada 36oC (Anusavice,2003 p. 45) yang artinya light body memiliki kekentalan yang
sedikit atau lebih encer.
Light body biasa digunakan dengan syringe dan diletakkan langsung diatas jaringan
keras dan lunak dalam rongga mulut.(Anusavice, 2003 p. 219)
5.2 Teknik Mencetak Material Cetak Elastomer
Ada tiga metode umum dalam pembuatan impressions yaitu Simultaneous or DualViscosity Technique, Single-Viscosity or Monophase, Putty-Wash Technique.(Craigs, 2012, p.
287)
Dual-Viscosity Technique
Dual-Viscosity Technique merupakan teknik dimana material dengan kekentalan
rendah (light body) disuntikkan dengan syringe kedalam area kritis gigi yang akan direstorasi
dan material dengan kekentalan yang tinggi (putty) dicampur dan diletakkan di dalam tray.
Setelah gigi disuntik dengan light body, putty kemudian diletakkan di dalam mulut. Di dalam
perlakuan ini, putty yang memiliki kekentalan yang jauh lebih tinggi dari light body
mendorong light body agar menempati area gigi yang akan direstorasi. Dikarenakan
pencampuran kedua bahan tersebut dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan, materialmaterial tersebut bersatu, berikatan dan setting bersamaan. Setelah material setting, sendok
cetak dan cetakan dipisahkan.(Craigs, 2012, p. 287-288)

Cetakan material elastomer silicon adisi


Material warna turquoise adalah suntikan kekentalan
rendah
Dan material warna merah tua adalah suntikan kekentalan
tinggi.
(Sumber dari Dr. Charles Mark Malloy, Portland, OR.)
Single-Viscosity or Monophase
Single-Viscosity or Monophase biasanya menggunakan material cetak regular body
atau memiliki kekentalan yang medium. Material cetak silikon adisi dan polyether cocok
untuk penggunaan teknik ini karena material tersebut memiliki ketahanan kapasitas.
Penggunaan material pseudoplastic menjelaskan bahwa kekentalan berkurang ketika terkena
pemotongan seperti yang terjadi selama pencampuran dan penyuntikan. Ketika material
medium dipaksa untuk menuju jarum penyuntikan, kekentalan material berkurang dimana
kekentalan material yang ada pada sendok cetak tidak terpengaruh.
Dalam perlakuan ini, material-material tersebut bisa digunakan untuk penyuntikan
(syringing) dan untuk sendok cetak (trays), seperti yang sudah dijelaskan pada dual-viscosity
technique.(Craigs, 2012, p. 287-288)
Putty-Wash Technique
Putty-Wash Technique merupakan dua langkah prosedur penekanan dimana material
cetak yang memiliki kekentalan yang tinggi diambil dan dibuat rongga didalamnya dengan
berbagai cara. Rongga ini diperuntukkan sebagai tempat penyuntikan material cetak dengan
kekentalan rendah. Material dengan kekentalan tinggi dan rendah ini kemudian terikat,
setelah setting barulah material tersebut dilepas dari sendok cetak. Teknik ini dikembangkan
untuk silikon kondensasi yang diharapkan mampu mengurangi efek perubahan dimensi
selama polimerisasi. Sebagian besar penyusutan selama polimerisasi terjadi pada material
putty ketika adonan tersebut dicampur hingga homogen. Perlu diperhatikan dalam pembuatan
rongga sehingga material dengan kekentalan rendah yang bertindak sebagai wash bisa
bergerak bebas melalui celah-celah didalam material putty. Jika tidak, material wash tersebut
bisa menekan putty sehingga putty mengalami distorsi permanen dan cetakan menjadi tidak
akurat. Teknik ini dikembangkan pada silikon adisi, meskipun penyusutan polimerisasinya
lebih rendah. (Craigs, 2012, p. 287-288)

Variasi kekentalan dan tipe kemasan dari material silicon cetak.


(Sumber dari Coltene/Whaledent Inc, Cuyahoga Falls, OH.)
Biasanya pabrik-pabrik telah menambahkan bahan pewarna ke dalam acceleratos atau
base sebagai bantuan dalam menentukan campuran. Umumnya warna yang berbeda
digunakan untuk membedakan material cetak kekentalan tinggi dan material cetak kekentalan
rendah. Retarder bisa ditambahkan sebagai pengontrol kerja dan setting time produk.
(Craigs, 2012, p. 287-288)
5.3 Analisis Hasil Praktikum
Hasil Praktikum
Praktikum manipulasi material cetak elastomer yang dilakukan oleh kelompok kami
ada dua cara, yakni teknik hand mixing dan teknik static auto mixing. Pada percobaan
pertama yaitu hand mixing, pertama-tama kelompok kami membuat cetakan negatif
mandibulla menggunakan silicon putty dengan mencampurkan takar base dan takar
katalis. Adonan tersebut diampur dengan cara dilipat-lipat menggunakan tangan hingga
warnanya homogen. Kemudian adonan diletakkan dalam sendok cetak sebagian dan
dicetakkan ke master model. Usahakan agar baut pada sendok cetak sebagai acuan untuk
menentukan letak gigi yang akan direstorasi. Letakkan baut tepat lurus di atas gigi yang akan
direstorasi dan hafalkan posisi sendok cetak saat nanti dilakukan pencetakkan ulang (double
impression). Agar ketika cetakan tersebut dipasang kembali pada master model tidak berubah.
Tekan hingga silicon putty setting. Setelah setting, silicon putty dikerok untuk tempat medium
elastomer. Pengerokan ini bisa dilakukan dengan pisau model. Kemudian pada silicon putty
yang sudah terkerok rapi, ditambahkan material cetak medium elastomer dengan cara hand
mixing (memutar dan melipat) pada paperpad. Setelah adonan diisikan pada silicon putty,
cetakan negatif tersebut kembali dipasang pada master model dan ditunggu kembali hingga
setting dan lepaskan dari model kerja. Amati model cetak tersebut.

Pada percobaan kedua, yaitu dengan menggunakan kombinasi silicon putty dan light
body dengan menggunakan teknik static auto mixing. Pertama-tama kelompok kami
memasang catridge silicon light body pada mixing gun. Kemudian pada model kerja maxilla,
yaitu gigi yang akan kita restorasi, mixing gun ditekan hingga silicon light body keluar dan
menutupi bagian gigi yamg akan direstorasi. Sementara itu, kelompok kami juga
mempersiapkan cetakan dengan mencampurkan takar base dan takar katalis silicon
putty. Adonan tersebut dicampur dengan cara dilipat-lipat hingga warnanya homogen.
Kemudian adonan diletakkan pada sendok cetak sebagian dan ditekan dengan kelingking
(usahakan agar tidak sampai berlubang) pada tempat gigi yang akan direstorasi. Setelah area
gigi yang akan direstorasi tertutup oleh silicon light body, silicon light body kembali diisikan
pada model cetak tersebut, lakukan dengan cepat sebelum silicon putty setting. Pasang
kembali sendok cetak pada gigi yang akan direstorasi, tekan dan tunggu hingga setting.
Setelah setting, keluarkan sendok cetak dari master model. Amati kondisi model cetak
tersebut.
Bedasarkan hasil praktikum kelompok A5, pada percobaan pertama yaitu dengan
teknik hand mixing hasil cetak negatif mandibulla kelompok kami kurang sempurna
dikarenakan putty yang kurang homogen sehingga silicon putty sulit setting. Sedangkan pada
percobaan ke dua yaitu teknik static auto mixing, hasil cetak negatif maxilla kelompok kami
lumayan bagus namun kurang sempurna karena seharusnya light body menutupi silicon putty,
namun kelompok kami mendapatkan hasil bahwa material cetak putty belum tertutup
sempurna dengan light body. Akan tetapi, hasil maxilla kelompok kami memiliki detail
occlusal yang baik dan putty yang tanpa porous lebih baik dari hasil cetak mandibulla.
Data yang Diperoleh Oleh Kelompok Kami
a. Setting Material Cetak Elastomer
Material cetak elastomer yang sudah setting memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
1. Memiliki sifat elastis yang cukup untuk memberikan respon terhadap tegangan
sewaktu bahan dikeluarkan dari dalam mulut. Jadi ketika sendok cetak
dikeluarkan dari mulut, material cetak dapat terlepas dari gigi.
2. Ketika disentuh, teksturnya tidak lengket.
3. Ketika ditekan tidak mengalami perubahan bentuk.
b. Perbandingan Material Cetak Heavy body dan Light body (McCabe, 2008, p. 167168, 170)
Heavy body
1. Perubahan dimensi lebih kecil dibandingkan alginat

Light body
1. Mampu mencetak detail gigi yang bagus. Percobaan putty dengan light body
juga disarankan oleh McCabe dan Walls. Light body memiliki flow yang baik,
sehingga lebih akurat.
c. Perbandingan hand mixing dan static auto mixing
Menurut hasil percobaan, kelompok kami

memperoleh

hasil

yang

membuktikan bahwa teknik static auto mixing lebih unggul daripada hand mixing
static auto mixing
1. Bisa digunakan pada material cetak yang memiliki konsistensi atau kekentalan
rendah.
2. Material yang tertinggal atau terbuang pada mixing tip lebih sedikit daripada
hand mixing yaitu rata-rata sekitar 1-2 ml, bergantung kepada jenis tip yang
digunakan.
3. Material yang tertinggal di mixing tip lebih sedikit daripada dynamic
mechanical mixer yang harganya jauh lebih mahal.
(Craigs, 2002, p. 351)
4. Adonan lebih halus dan homogen karena pengadukan dilakukan oleh mixing
tip tanpa campur tangan manusia.
hand mixing
1. Material yang tertinggal atau terbuang pada paperpad lebih banyak sekitar 3-4
kali lipat dari static auto mixing.
(Craigs, 2002, p.351)
2. Seringnya terjadi kegagalan akibat human error. Seperti kesalahan
pengadukan sehingga adonan tidak homogen dan adonan menjadi porous.
d. Penyebab Kegagalan Hasil Manipulasi Material Cetak Elastomer Kelompok A5
Kelompok kami memperoleh data bahwa kegagalan dalam proses manipulasi
material cetak elastomer pada kelompok kami disebabkan karena :
1. Pada percobaan pertama yaitu kesalahan mencampur silicon putty sehingga
silicon putty tidak tercampur sempurna/homogen. Putty yang tidak sempurna
menyebabkan putty sulit mengalami setting, bahkan pada percobaan kelompok
kami putty melebihi normal setting time yaitu 4 menit 24 detik.
2. Pada percobaan kedua yaitu keterlambatan memasang sendok cetak yang
sudah diisi putty kembali ke model kerja. Sehingga ketika dipasang kembali,
silicon putty sudah setting dan tidak bisa dilakukan pencetakan.
Kelompok kami mengulang percobaan kedua sekali lagi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik. Hasil percobaan yang kedua mempunyai hasil cetak yang bagus
akan tetapi terdapat kesalahan yaitu seharusnya silicon light body mampu menutupi
silicon putty akan tetapi silicon light body hasil dari kelompok kami hanya mampu
menutupi permukaan silicon putty sebagian. Hal ini dikarenakan penekanan yang
kurang dalam pada material silicon putty sesaat sebelum pemberian silicon light body.

Daftar Pustaka
Anusavice, K J. 2003. Science of Dental Materials. 11th ed. St Louis. WB Saunders Co.
Mc Cabe JF and Powers JM. 2008. Applied Dental Material. 9th ed. Blackwell Science Publ.
Craig RG and Powers JM. 2002. Restorative Dental Material. 11st ed. St Louis. Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai