Anda di halaman 1dari 17

UNIVERSITAS INDONESIA

MATERIAL KOMPOSIT

TUGAS DESAIN ALAT

KELOMPOK 1 (S1)
ANGGOTA KELOMPOK
ADILA KESTIBAWANI 1606907783
IRSHARA AMOURA KINSY 1606871410
NATASHYA ELLY FEBRINA P. 1606908054
ZUMROH DESTY A. 1606907751

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
OKTOBER 2019
BAB I
STUDI KASUS

Jika anda diminta untuk membuat peralatan berikut ini:

1. Bumper mobil sedan, depan maupun belakang.


2.Tanki silinder berdiameter 2 meter dengan panjang 5 meter untuk menyimpan
premium.
3. Pipa untuk mengalirkan larutan asam sulfat dengan konsentrasi 70%.

Apa yang anda rekomendasikan untuk pembuatan alat tersebut mencakup:

a. Bahan (matriks dan penguat) yang digunakan, juga bahan lain yang diperlukan
b. Cara pembuatan (proses manufaktur) alat tersebut
c. Jelaskan tahapan pembuatan masing-masing alat tersebut

2
BAB II
JAWABAN

1. Bumper Mobil Sedan, Depan Maupun Belakang


The national highway traffic safety administration (NHTSA)
menghasilkan beberapa standar bumper untuk kendaraan penumpang ringan
seperti mobil sedan. NHTSA menetapkan persyaratan kinerja untuk mobil
penumpang dalam tabrakan depan dan belakang kecepatan rendah yang berlaku
untuk bumper depan dan belakang pada mobil penumpang untuk mencegah
kerusakan pada bodi mobil dan peralatan terkait keselamatan. Berikut merupakan
standar bumper yang dapat dipertimbangkan dalam melakukan fabrikasi:
• Bumper depan dan belakang pada mobil penumpang harus mencegah
kerusakan pada carbody
• Bumper harus tahan pada kecepatan 2 mph melintasi lebar penuh dan 1
mph di tikungan
• Bumper juga harus menahan 5 mph menabrak kendaraan yang diparkir
• Penempatan bemper adalah 16 hingga 20 inci di atas permukaan jalan
a. Bahan (matriks dan penguat) yang digunakan, juga bahan lain yang
diperlukan
• Bahan penguat yang digunakan adalah plastik sedangkan matriks
polimernya adalah serat kaca jenis E-glass dengan bentuk mats yang berisi serat
yang dipotong-potong (chopped strands mat)
Tujuan dari plastik yang diperkuat serat adalah untuk menggabungkan
kekakuan dan kekuatan bahan berserat. Bahan ini memiliki ketahanan korosi,
kepadatan rendah dan kemampuan cetakan. Serat gelas adalah pilihan yang jelas
sebagai bahan penguat, terutama karena kemudahan dalam memperoleh kekuatan
tinggi hanya dengan ukuran serat beberapa mikron dalam diameter. Hal ini
memungkinkan untuk menghasilkan komposit dengan berbagai kekuatan sesuai
dengan kandungan kaca dan sifat penguat. Resin epoksi memiliki susut (lower
shrinkage) yang lebih rendah daripada resin lainnya.
E-glass fiber adalah serat kaca berkualitas tinggi yang digunakan sebagai
penguat standar untuk semua sistem resin dan juga memenuhi persyaratan properti

3
mekanik. Dengan demikian, serat E-glass sesuai untuk aplikasi pembuatan
bumper yang ringan.
• Resin yang digunakan adalah epoxy. Alasan utama untuk epoksi menjadi
bahan matriks polimer yang paling banyak digunakan adalah:
1. Kompatibilitas yang baik dengan serat gelas.
2. Kekuatan tinggi
3. Viskositas rendah dan laju aliran rendah, yang memungkinkan pembasahan
serat yang baik dan mencegah ketidakselarasan (misalignment) serat yang
salah selama pemrosesan
4. Rendahnya tingkat penyusutan yang mengurangi kecenderungan memperoleh
tegangan geser yang besar antara ikatan epoksi dan penguatnya.
5. Tersedia dalam lebih dari 20 kelas untuk memenuhi properti spesifik dan
persyaratan pemrosesan.
• Pengeras (hardener), released agent, filler, dan bahan adiktif lainnya juga
ditambahkan untuk menghasilkan epoxy dengan berbagai sifat viskositas,
dampak, degradasi, dan lain sebagainya
Hardener yang digunakan ialah co-reactant berupa monomer polyamine,
Triethylenetetramine (Teta). Ketika senyawa ini dicampur bersama, kelompok
amina bereaksi dengan kelompok epoksida untuk membentuk ikatan kovalen.
Setiap kelompok NH dapat bereaksi dengan kelompok epoksida, sehingga
polimer yang dihasilkan sangat silang, dan dengan demikian kaku dan kuat
Sedangkan gelcoat fiberglass (with wax) digunakan untuk menutupi
lubang (void) yang terdapat pada produk. Setelah hasil cetakan terbentuk dan
dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu
dilakukan pendempulan. Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan
menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengerjaan lebih lanjut.
Mirror glaze (MAA) digunakan sebagai pelapis cetakan (released agent)
agar produk tidak menempel pada cetakan. Sesuai namanya, manfäatnya hampir
sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan
mempunyai variasi warna.
Filler yang digunakan dalam proses fabrikasi ini adalah talc dengan tujuan
untuk memodifikasi viskositas yang mengatur laju allir resin, mengurangi CTE,

4
penyerap panas yang mungkin dihasilkan selama reasksi untuk reaksi eksotermis,
meningkatkan kekerasan bahan, kekakuan dan stabilitas dimensional.
Beberapa senyawa aditif lainnnya seperti strearat digunakan untuk
meningkatkan kemudahan polimer saat pelepassan dari cetakannya. Aditif lainnya
yang diggunakan pula adalah pigmen pewarna.
b. Cara pembuatan (proses manufaktur) alat tersebut
• Model Bumper

Gambar 1. Model Bumper Depan

• Draft Model Bumper

Gambar 2. Model Bumper 3 Dimensi

• Alat yang Dibutuhkan

5
Desain cetakan untuk proses hand lay up sangat sederhana dibandingkan
dengan proses pembuatan lainnya karena proses tersebut membutuhkan suhu
ruang untuk disembuhkan dengan tekanan rendah. Dalam proses fabrikasi ini
bumper yang sudah ada akan digunakan sebagai cetakan dengan memiliki dimensi
dan karakteristik sebagai berikut:

Tabel 1. Dimensi dan Karakteristik Cetakan Bumper (Bumper Asli)

Dimensi dan karakteristik Nilai


Effective length 0.975m
Total length 2.055m
Thickness 0.002m
Effective breath 0.078m
Total breath 0.172m
Weight 5.16kg
Material mild steel (chromium coated)
Tensile strength 460MPa (design data book)
Density 7800 kg/m

• Metode Fabrikasi Bumper


Metode fabrikasi yang dipilih adalah Hand Lay-up. Dalam hand lay-up,
resin cair diaplikasikan pada cetakan dan kemudian fiber glass ditempatkan di atas
resin cair tersebut. Rol digunakan untuk meng-impregnasi serat dan resin. Resin
dan lapisan penguat lain difabrikasi sampai ketebalan yang sesuai terbentuk. Rol
digunakan untuk meremas (squeeze out) kelebihan resin dan membuat distribusi
seragam resin ke seluruh permukaan. Dengan aksi pemerasan rol, pembasahan
serat homogen diperoleh, bagian tersebut kemudian dilakukan curing pada suhu
kamar selama sekitar satu minggu dan setelah dipadatkan kemudian dilakukan
removal cetakan.

6
Gambar 3. Proses Fabrikasi Bumper dengan metode Lay Up

c. Jelaskan tahapan pembuatan masing-masing alat tersebut


• Proses Pesiapan
1. Bumper asli pada kendaraan dibersihkan sebelum dilakukannya proses
fabrikasi kemudian bumper asli ini digunakan sebagai cetakan bumper.
2. Pelapisan cetakan bumper menggunakan mirror glaze/MAA pada bagian
dalam master secara merata sebagai relased agent
3. Pemberian selotip ketas di sekeliling bumper asli yang di jadikan cetakan
untuk melindungi resin yang melumer ke bagian depan bumper
4. Pemotongan mats tipe chopped strands mats (CSM) disesuaikan dengan
cetakan bumper secara menyeluruh dengan ukuran dari yang terkecil hingga
yang terbesar.
5. Jumlah lapisan serat yang digunakan dalam pencetakan ialah 3 lapisan mat
agar kuat pada saat moulding digunakan
6. Persiapan resin dan talc sebagai filler agar bahan tidak getas lalu
menambahkan pigmen kemudian aduk secara perlahan dan merata.
7. Tuang pada gelas setiap akan di gunakan lalu campurkan hardener secukupnya
agar tidak cepat kering. Aduk kembali secara merata dan perlahan untuk
meminimalisir gelembung (void).
• Pembuatan Bumper
Proses pembuatan bumper dengan metode Hand Lay-Up adalah sebagai
berikut:
a. Pencetakan Bumper
1. Pembuatan gelcoat dari campuran resin, hardener, talc (adonan)
disesuaikan dengan kebutuhan, pada saat pencetakan untuk mendapatkan

7
hasil yang maksimal, selanjutnya aduk secara perlahan untuk
meminimalisir void.
2. Seletah cetakan bumper dan bahan sudah siap, serat mat di letakkan di
dalam cetakan bumper dan menuangkan gelcoat secara perlahan lalu
ratakan dengan roller secara perlahan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
3. Proses perataan menggunakan roller pada mat dengan cara di tekan-tekan
secara perlahan agar seluruh mat terkena resin atau disebut dengan teknik
Hand Lay-Up
4. Pencetakan di mulai dari bagian yang paling mudah ke bagian yg paling
sulit.
5. Kemudian cetakan didiamkan hingga sedikit mengering karna jika kering
pelepasan cetakan (produk) dari cetakan bumper akan sulit dan bisa
merusan cetakan.
6. Melepaskan hasil cetakan (produk) dari cetakan bumper secara perlahan
7. Cetakan bemper (produk) dirapihkan pada bagian samping (sirip-sirip)
secara menyeluruh (proses trimming)
8. Sebelum dilakukan pengukuran, kendaraan di lapisi selotip kertas untuk
menghindari kerusakan pada cat mobil karna campuran bahan gelcoat
9. Produk mengalami penyusutan (shrinkage) sekitar 5ml karena
pencetakkan dilakukan dari bagian dalam cetakan bumper asli, maka
dilakukan pengeboran (pelubangan) fiberglass dan pada kedua bagian
samping produk untuk membuat dudukan baut
10. Sesudah pengeboran bumper (produk), bumper dilepas untuk melubangi
bagian dudukan baut dengan mengunakan bor listrik dan kikir bulat
11. Dudukan baut di cor kembali dengan lapisan ring dan gelcoat agar pada
bagian dudukan baut agar kuat dan tidak mudah pecah.
• Finishing Bumper
Langkah terakhir yaitu finishing bumper (produk) dengan menggunakan dempul
dan di haluskan menggunakan amplas secara menyeluruh dan pendempulan di
lakukan tiga tahap untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang terdiri dari:
1) Pendempulan pada bagian void (lubang)

8
2) Pendempulan nat atau pembentukan lekukan
3) Pendempulan perataan seluruh bagian

2. Tanki Silinder Berdiameter 2 meter dengan Panjang 5 meter untuk


Menyimpan Premium
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang
jernih. Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research Octane Number
(RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yaitu 88. Bahan bakar
ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.
Gambar 4. Spesifikasi Premium

(Sumber: Pertamina)
Dalam men-design suatu tanki silinder, perlu mempertimbangkan bahan apa yang
hendak diletakkan di dalam tanki tersebut. Oleh karena itu, karakteristik dari bahan harus
diketahui terlebih dahulu.

a. Bahan (matriks dan penguat) yang digunakan, juga bahan lain yang diperlukan
Pada pembuatan tanki silinder untuk menyimpan premium digunakan FRP
(Fiberglass Reinforced Plastic), dimana hal ini menyesuaikan dengan spesifikasi dari
premium. Kelebihan dari FRP sehingga bahan ini dipilih adalah:
1. Tidak korosif

9
2. Memiliki sifat ketahan yang baik terhadap sinar UV, air garam, bahan kimia beracun,
fluktuasi suhu, dan kondisi parah lainnya
3. Ringan, memiliki kekuatan yang tinggi, elastis, dan juga tahan terhadap temperature
tinggi
4. Tidak mudah retak atau karat, sehingga dapat digunakan dalam waktu yang sangat
lama, dan dapat diperbaiki kembali jika mnegalami kerusakan
5. Harga terjangkau dan juga bebas perawatan
6. Mudah diterapkan pada berbagai produk dan juga mudah instalasinya
Bentuk dari FRP yang sudah jadi bisa melengkung, bergelombang, berusuk, atau
berkontur, beratnya kurang dari dua pon per kaki persegi luas permukaan, dan merupakan
salah satu bahan komersial terkuat yang tersedia, FRP lebih kuat dari beton, baja atau
aluminium.
Resin yang cocok digunakan untuk pembuatan tanki ini, yang sesuai dengan
karakteristik premium dan juga menyesuaikan dengan reinforcement yang digunakan
adalah jenis termsoset, lebih tepatnya adalah Unsaturated Polyester Resin (UPR). UPR
terbuat dari polimerisasi dikarboksilat asam dengan glikol. Alasan penggunaan jenis ini
adalah karena UPR memiiki sifat tahan terhadap air, panas, asam, alkali, dan garam, serta
lebih kuat dan tahan lama. Selain itu juga terdapat keunggulan lain, yaitu proses
penghalusan mudah, tidak mudah berkarat, mudah dibentuk dalam berbagai jeni fungsi,
mudah diberi warna, serta tahan terhadap zat kimia.
Gambar 5. Fiberglass Reinforced Plastic

(Sumber: Indiamart, 2013)


Bahan lain yang digunakan untuk membuat tanki silinder untuk premium adalah:
1. Chopped Strand Mat (CSM)

10
Merupakan salah satu jenis serat penyusun fiberglass yang sangat kuat. Meskipun
tipis, namun serat ini mampu meberikan kekuatan yang luar biasa.
2. Woven Roving
Digunakan untuk meningkatkan lentur dan kekuatan benturan laminasi, Ideal untuk
aplikasi lay-up tangan dimana diperlukan kekuatan material yang hebat, serta dapat
digunakan sebagai kain fiberglass untuk ukuran besar, kekuatan produk yang tinggi
yang membutuhkan laminasi lebih tebal dari kaca konten lebih teratur.
3. Talc Lioning
Merupakan sebuah filler resin, yang memiliki resistensi tinggi terhadap asam, alkali
dan panas.
4. Pigment HCA
Digunakan untuk memberi warna kepada gelcoat, top coat dan resin. Semakin banyak
pigmen, semakin hasil produk memberikan sedikit transparansi
5. Catalyst MEPOXE
MEPOXE (Methyl Ethyl Ketone Peroxide) merupakan katalis yang umum dgunakan
untuk reaksi curing unsaturated polyester resin pada suhu ruang dimana umumnya
terdapat accelerator. MEPOXE merupakan campuran dari methyl ethyl ketone
peroxide di plastilizer jenis phtalate.
6. Calcium Carbonate 800 Mesh
7. Gelcoat
Digunakan untuk memberikan hasil akhir berkualitas tinggi pada permukaan yang
terlihat glossy dan kokoh.
8. Cobalt
Bahan tambahan untuk memperkuat efek katalis atau sebagai promotor dalam
pembuatan fiberglass terutama untuk campuran gelcoat dan resin.

b. Cara pembuatan (proses manufaktur) alat tersebut


Proses manufaktur untuk tanki silinder yang dipilih adalah dengan menggunakan
metode filament winding, jenis wet-winding. Filament winding merupakan salah satu
proses otomatis untuk yang menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan tenaga kerja
yang berkurang. Keunggulan besar dari filamen adalah menggunakan serat atau fibre

11
roving secara terus menerus yang akan menambah kekuatan dan kekakuan untuk tangka.
Terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan metode filament winding, yaitu:
1. Dapat digunakan utnuk produksi yang sangat besar,
2. Kemampuan produksi ulang tinggi, akrna bersifat repeatability yang dapat
mempertahankan kualitas meskipun sudah diproduksi berulang-ulang,
3. Persentase kandungan fiber yang tinggi sehingga menghasilkan kekuatan produk yang
tinggi,
4. Biaya proses dan biaya bahan murah,
5. Curing dapat dipercepat dengan memanaskan resin tank.

c. Jelaskan tahapan pembuatan masing-masing alat tersebut


Karena menggunakan metode filament winding, maka tahapan yang digunakan
merupakan tahapan atau proses untuk filament winding.

Gambar 6. Proses Filament Winding Jenis Wet Winding

(Sumber: PT Garuda Jaya, 2014)


▪ Preparation
Tahap preparasi dimana mesin winding disiapkan, continuous fiber roving di
tempatkan pada spool dan mandrel ditempatkan pada spindle. Sebelumnya,
mandrel dapat diberikan mould release agent untuk membantu proses pelepasan
atau diberi perlakuan panas
▪ Winding
Untaian fiber dilewatkan melalui wadah yang berisi resin, kemudian fiber tersebut
akan diputar sekeliling mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah radial dan

12
arah tangensial. Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara ini didapatkan
lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang diinginkan.
▪ Curing
Proses curing, yaitu proses pemanasan untuk mengeraskan resin matrix termoset
yang sebelumnya berupa liquid menjadi lebih kaku (akibat dari reaksi
pembentukan crosslinking).
▪ Pelepasan mandrel
Proses pelepasan mandrel dari komponen komposit. Mandrel dapat dibuang atau
digunakan kembali.

3. Pipa untuk Mengalirkan Larutan Asam Sulfat dengan Konsentrasi 70%.


Berdasarkan kasus yang diberikan, pipa harus dirancang untuk memiliki kekuatan
terhadap sifat kimia dan juga korosi. Jenis pipa yang dapat digunakan adalah FRP
(Fiberglass Reinforced Plastic), Pipa FRP dapat memberikan sifat ketahanan korosi yang
sangat baik terhadap berbagai lingkungan kimia mulai dari asam kuat hingga bleaches.
a. Bahan (matriks dan penguat) yang digunakan, juga bahan lain yang diperlukan
Resin
Resin vinyl ester atau Resin epoxy vinil ester adalah resin yang biasa digunakan
untuk pipa FRP. Kedua resin tersebut tahan terhadap korosi. Pada suhu ruangan dan suhu
tinggi, kedua resin ini menawarkan ketahanan terhadap berbagai macam asam, alkali,
bleaches dan pelarut. Hal tersebut menjadikannya pilihan resin yang tepat dalam banyak
aplikasi industri pengolahan kimia.
Reinforcement Material
Reinforcement material yang digunakan adalah fiberglass C-class. Lapisan
fiberglass terdapat pada semua permukaan yang terpapar media yang korosif. Fiberglass
juga digunakan disemua lapisan laminasi berikutnya sehingga pipa akan memiliki
resistivitas listrik yang sangat baik, kekuatan tarik tinggi, moderate thermal conductivity,
dan tidak mudah terbakar. Bentuk fiberglass yang digunakan, antara lain mat, woven
roving dan continuous strand. Bentuk tersebut dipilih karena sifat fisik, karakteristik, dan
ketahanan terhadap sifat kimia dari laminasi yang dihasilkan dari penggunaannya.
Corrosion Barrier

13
Corrosion barrier memliki ketebalan 0,25 cm dan terdiri dari 70% hingga 80%
resin. Laminasi dengan resin yang tinggi ini diperkuat oleh satu lapisan fiberglass c-class
diikuti oleh dua lapisan fiber strand mat yang acak.

Gambar 7. Pipa FRP

b. Cara pembuatan (proses manufaktur) alat tersebut


Pipa diproduksi dengan proses filament winding dengan menggunakan untaian
fiberglass terus menerus dalam pola heliks dengan sudut lilit 55 derajat untuk
menghasilkan kombinasi optimal dari sifat hoop dan aksial. Kandungan fiberglass yang
tinggi hasil dari proses filament winding memberikan karakteristik kekuatan yang sangat
baik pada laminasi yang menyediakan cadangan struktural pelindung yang unggul pada
penghalang korosi kaya resin.
c. Jelaskan tahapan pembuatan masing-masing alat tersebut
Proses pembuatan dengan metode filament winding membutuhkan 4 tahapan
utama:
• Persiapan:
Mandrel dan alat filament winding dipersiapkan. Fiber diletakkan pada gulungan
(spools) mesin winding dan mandrel diletakkan pada poros alat. Agen pencetak (release
agent) digunakan pada mandrel. Tujuan di aplikasikannya release agent diatas madrel
adalah agar lebih mudah melepaskan material komposit dari mandrel.
• Winding

14
Fiber dililitkan pada mandrel pada sudut yang telah ditentukan dan pada pola
tertentu. Pada tahap ini digunakan kode computer untuk mendapatkan keakuratan yang
diinginkan.
• Curing
Bagian dengan mandrel diletakkan pada oven curing. Temperature yang
digunakan beranekaragam, dan ada juga yang bisa di curing pada temperatur ruangan
• Mandrel removal
Mandrel dilepaskan dengan beraneka ragam metode, yang tergantung pada tipe
mandrel (multi-use atau disposable).

15
BAB III
KESIMPULAN

1. Bagian bumper mobil sedan biasanya terbuat dari komposit dengan matriks epoxy
dengan material penguat berupa E-glass fibre yang dibentuk ke dalam bentuk
chopped strands mat.
2. Metode fabrikasi bumper belakang dan depan mobil sedan yang biasa diproduksi
salah satunya adalah metode Hand Lay-Up.
3. Pemilihan struktur bahan komposit untuk tanki bahan bakar adalah dengan
matriks Unsaturated Polyester Resin dan material penguat chopped strand mat
serta woven rovings. Penggunaan bahan tersebut disebabkan karena gabungan
kedua material menghasilkan komposit yang tahan terhadap air, panas, asam,
alkali, dan garam, lebih kuat dari beton, tahan lama, tidak mudah berkarat, mudah
dibentuk, mudah diberi warna, serta tahan terhadap zat kimia.
4. Proses fabrikasi yang digunakan untuk membuat tanki bahan bakar adalah dengan
metode filament winding (wet winding).
5. Materal yang digunakan untuk membuat pipa untuk mentransportasikan larutan
asam sulfat adalah resin epoxy vinyl ester atau resin vinyl ester sebagai matriks
dan C-class glass fibre sebagai material penguat. Bentuk fiberglass yang
digunakan, antara lain mat, woven roving dan continuous strand.
6. Selain sebagai material penguat, fibre-glass dalam bentuk continuous strand mat
acak juga digunakan untuk pelapis corrosion barrier pada pipa. C-class fibre
glass memiliki tingkat ketahanan yang sangat tinggi dari korosif.
7. Poses filament winding untuk membuat pipa dilakukan dengan menggunakan
untaian fiberglass kontinyu dalam pola heliks dengan sudut lilitan 55 derajat.
8. Dalam seluruh proses fabrikasi material komposit, digunakan beberapa bahan lain
selain matriks dan material penguat, diantaranya katalis/ hardener untuk proses
curing, talc, gelcoat, pigmen, filler dan pelapis cetakan (release agent).

16
DAFTAR PUSTAKA

S. Prabhakaran., K.Chinnarasu., and M.Senthil Kumar(2012). Design and Fabrication of


Composite Bumper for Light Passenger. International Journal of Modern
Engineering Research (IJMER). 2 (4): 2552-2556
Paluvai, N. R., Mohanty, S., & Nayak, S. K. (2014). Synthesis and Modifications of Epoxy
Resins and Their Composites: A Review. Polymer-Plastics Technology and
Engineering, 53(16), 1723–1758.
Garuda Jaya Fiberindo. (2014). Tangki Fiberglass. [Online] Tersedia di:
http://www.garudajaya.com/product/tangki-fiberglass-untuk-cairan-kimia/
[Diakses pada 22 Oktober 2019]
Java Fiber Glass. (2014). Unsaturated Polyester Resin. [Online] Tersedia di:
https://javafiberglass.com/unsaturated-polyester-resin/ [Diakses pada 22 Oktober
2019]
Pertamina. Spesifikasi Bahan Bakar Premium.

17

Anda mungkin juga menyukai