“RESIN KOMPOSIT”
DOSEN PENGAMPU
drg. Dewi Puspitasari, M.Si
DISUSUN OLEH
Antung Lutfiliawan 1911111310037
Helda 1611111120008
Muhammmad Yunanda Anhar 1911111310027
Natasya Nurul Izzati 1911111220003
Niluh Made Marshella Dea Alifha 1911111120018
Reni Amirah Salsabila Fitri 1911111320020
Sabila Maghfuroh Aqsha Syahari 1911111320012
Sri Meidita Achmad 1911111220017
Syafira 1911111320011
Yajma Kamiila Rahman 1911111320022
Komposit adalah suatu campuran dari dua material atau lebih, sifat
masing-masing materialnya berbeda satu sama lainnya, baik sifat kimia maupun
fisik dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut.(bahan komposit). Resin
komposit dalam bidang restorasi gigi merupakan bahan matriksresin yang di
dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz partikel silica koloid) (Sulastri,
2017).
4. Di sinar secara tegak lurus dgn menggunakan light curing dengan jarak
tidak boleh bersentuhan secara langsung selama 20 detik
5. Selanjutnya buka split mode dan ukur resin komposit dengan califer lalu
Ukur ketebalan awal Dan lakukan scraping
V. Hasil Praktikum
A. Cetakan 6 mm
Pada percobaaan pertama, mold 6 mm yang diisi oleh resin komposit dan
dipolimerisasi menggunakan light curing, kemudian resin komposit dilepaskan dari
mold dan dilakukan pengukuran menggunakan califer. Hasil pengukuran awal
didapatkan 6,02 mm. Selanjutnya, dilakukan scrapping pada bagian bawah mold
menggunakan spatula semen hingga tidak dapat dikerok kembali. Setelah itu,
dilakukan pengukuran akhir dan didapatkan ketebalan 5,77 mm. Maka selisih
ketebalan yang berubah adalah 0,25 mm.
Pembahasan Cetakan 6 mm
Terjadinya perubahan ukuran awal dan akhir mold 6 cm ditentukan oleh
kualitas polimerisasi resin komposit. Polimerisasi resin komposit dipengaruhi oleh
intensitas cahaya, ketebalan resin komposit, panjang gelombang cahaya, dan jarak
ujung dari light curing. Intensitas cahaya light curing dipengaruhi jarak ujung
penyinaran light curing. Semakin besar jarak penyinaran, maka dispersi cahaya
light curing akan meningkat sehingga akan sulit untuk memperoleh polimerisasi
yang efektif. Semakin jauh jarak light curing terhadap permukaan resin komposit
menyebabkan nilai kuat tarik diametral mengalami penurunan kekuatan. Hal ini
disebabkan apabila jarak penyinaran jauh maka semakin menurunkan intensitas
cahaya dan sinar light curing tidak terfokus atau atau menyebar sehingga
mengakibatkan beberapa monomer yang teraktivasi dan menjadi sisa monomer.
Hal ini menyebabkan Panjang gelombang dari light curing menurun sehingga
sinar tidak sampai menembus ke bawah. Jarak penyinaran yang ideal untuk
mendapatkan polimerisasi yang optimal adalah 2 mm, sedangkan jarak penyinaran
yang distandarisasi adalah 5 mm. Oleh karena itu, terdapat perbedaan pengukuran
awal dan akhir dikarenakan faktor penyinaran yang menyebabkan polimerisasi
tidak merata sehingga pada saat di scrapping terjadi pengurangan ketebalan
sebesar 0,25 mm.
B. Cetakan 4 mm
Pembahasan Cetakan 4 mm
Pembahasan Cetakan 2 mm