Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

”RESIN KOMPOSIT”

DOSEN PENGAMPU:
drg. Dewi Puspitasari, M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK B2

Muhammad Akbar Baitullah 1911111210023


Nurfanza Muti’ Saputra 1911111210015
Rizqiqa Harini 1911111220012
Melati Raihan Anidar 1911111120006
Manik Ulya Arfiyanti 1911111220002
Yasmina Aulia 1911111320023
Yenny Normayanti Juhro 1911111320006
Muhammad Nabiel Taqiyuddin HAM 1911111310018
Zakiah Husada Noor 1911111120002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan yang maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “RESIN KOMPOSIT” ini ditulis sehubungan dengan materi
praktikum Blok 6 yang telah dilaksanakan. Terima kasih kami ucapkan kepada
dosen pembimbing praktikum, drg. Dewi Puspitasari, M.Si yang telah membantu
pengerjaan makalah ini agar pembaca memahami tentang resin komposit.
Laporan praktikum ini telah kami susun dengan maksimal dan kami
berterima kasih kepada dosen yang telah bersedia membantu dan kepada semua
yang terlibat sehinggga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Namun, terlepas dari itu semua kami menyadari bahwa masih ada banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki laporan praktikum ini dan semakin baik ke depanya.
Akhir kata, kami dari kelompok B2 berharap semoga laporan praktikum
tentang resin komposit ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca sekalian dan dapat berguna bagi ilmu pengetahuan kita semua.

Banjarmasin, 8 Oktober 2020

Kelompok B2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii


DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................... 1
1.3 Manfaat..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Dasar....................................................................................................2
2.2 Alat dan Bahan..............................................................................................2
2.3 Cara Kerja......................................................................................................3
2.4 Hasil dan Pembahasan...................................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang kedokteran gigi, resin komposit diperkenalkan untuk yang
pertama kalinya oleh Bowen pada tahun 1962. Resin komposit merupakan salah
satu bahan restorasi yang dipakai di kedokteran gigi modern dan digunakan untuk
mengembalikan fungsi maupun bentuk gigi. Bahan ini juga digunakan untuk
merestorasi karies, abrasi enamel dan juga untuk estetika karena memiliki
kesesuaian yang baik dengan gigi. Warna bahan ini juga menyerupai dengan gigi
asli. Manfaat utama resin komposit ialah bahan restorasi gigi anterior maupun
posterior. (Puspitasari D, et al., 2018) (Rusna FK, et al., 2017)
Komposisi utama resin komposit adalah matriks resin dan partikel bahan
pengisi anorganik (filler). Penambahan partikel bahan pengisi anorganik (filler) ke
dalam matriks resin dapat meningkatkan sifat resin komposit bila partikel bahan
pengisi berikatan dengan matriks resin. Komposisi lain dalam resin komposit
adalah silane coupling agent, aktivator-inisiator, inhibitor, dan pigmen warna.
(Puspitasari D, et al., 2018)
Resin komposit pada gigi manusia wajib mempunyai kekerasan yang
ideal, jika tidak maka resin komposit tidak akan bertahan lama dan bersifat rapuh.
Oleh karena itu, agar resin komposit tidak cepat rapuh dibutuhkan polimerisasi
yang baik dan yang didapat dari irradiansi yang ideal. Komposit gigi yang estetis
lebih disukai karena mempunyai penampilan layaknya gigi normal, stabil dalam
lingkungan mulut, cenderung mudah untuk ditangani dan mudah dipasang dengan
self curing maupun light curing. Sampai saat ini, hampir semua komposit resin
gigi komersial menggunakan reaksi photopolymerization dengan cahaya tampak
biru yang dihasilkan oleh sebuah unit atau alat yang dapat mengaktifasi terjadinya
polimerisasi komposit resin dari bentuk pasta menjadi bentuk keras, yang disebut
light curing unit (LCU LED). (Gunawan I, 2019)

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa/i setelah melakukan praktikum
dapat:
a. Memahami mengenai bahan resin komposit.
b. Memahami proses curing komposit menggunakan LED Visible Light Cure
Unit.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa/i mampu memanipulasi
visible light cure composite dengan cara dan alat yang tepat, serta mengerti proses
curing komposit jenis sinar tampak (visible light cure).

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Dasar

Resin komposit adalah bahan restorasi yang paling sering di gunakan


oleh dokter gigi karena keunggulannya yaitu lebih estetik, lebih baik dalam
mempertahankan struktur gigi (conservative approach), dapat menutup margin
restorasi karena bahan bonding dapat berikatan dengan struktur gigi dan
memperkuat sisa struktur gigi, radiopak, mudah dalam mengevaluasi
kontur. Bahan ini mengandung tiga komponen utama yaitu matriks resin, partikel
pengisi anorganik, terdapat bahan coupling agent (silane) untuk memberikan
ikatan antara bahan pengisi anorganikdan dapat mengurangi daya kelarutan
serta penyerapan. (Sari M & Ghaisani ME, 2020; Murdiyanto D & Pratiwi SG,
2019)

Resin komposit berdasarkan karakteristik alirannya dapat


diklasifikasikan yaitu resin komposit packable dan resin komposit flowable.
Resin komposit flowable memiliki filler rendahdan viskositas rendah.
Viskositas yang rendah dihasilkan dari penambahan TEDGMA sehingga
resin menjadi lebih encer. Filler yang rendah menyebabkan tingginya
polimerisasi shrinkage dan rendahnya terhadap daya tahan kekuatan. Kekuatan
mengacu pada kemampuan restorasi untuk menahan beban yang ada tanpa
mengalami patah atau berubah bentuk secara berlebihan, salah satu
kekuatan yaitu kekuatan fleksural yaang merupakan kemampuan suatu
restorasi untuk menahan gaya fleksural saat sedang berfungsi di dalam
mulut. Resin komposit flowable memiliki tekanan fleksural dan kompresi 50%
lebih rendah dibandingkan dengan resin komposit packable dan resin
komposit hybrid lainnya, hal ini dikarenakan volume bahan pengisi resin
komposit flowable. (Murdiyanto D & Pratiwi SG, 2019)

2.2 Alat dan Bahan

Alat :

a. LED light curing unit


b. Celluloid Strip
c. Lempeng Kaca
d. Sonde
e. Plastic filling instrument
f. Cetakan plastic diameter 10 mm, tebal 2 mm, dan tebal 5 mm

2
Bahan :
a. Visible light cure composite resin
b. Vaselin

2.3 Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Tempatkan cetakan di atas lempengan kaca dan membersihkan cetakan


tersebut.

3. Siapkan dan atur LED light curing sesuai aturan pabrik, yakni selama 20
detik dan diujikan pada sensor yang telah disediakan.
4.

4.

3
4. Ambil sedikit pasta komposit dengan Plastic filling Instrument dan
masukkan di dalam cetakan tebal 6mm, ulangi pengisian sampai cetakan
terisi penuh.

5. Lakukan kondensasi hingga tidak ada celah di dalamnya.

4
6. Letakkan celluloid strip di atas cetakan dengan tujuan merapikan dan
membuat datar.

7. Letakkan ujung fiber optic tip LED light curing unit sedekat
mungkin/menempel pada celluloid strip di permukaan komposit.

8. Lakukan light curing dengan cara menyalakan sinar dan tunggu selama 20
detik hingga sinar mati dengan sendirinya.

5
9. Lepaskan celluloid strip dan ambil resin komposit yang telah mengeras
dari split mould yang sudah dipisahkan.

10. Rapikan kelebihan dari resin komposit tersebut dan ukur ketebalannya.

11. Lakukan scraving bagian bawah resin komposit hingga tidak bisa dikerok.

12. Ukur ketebalan akhir setelah dilakukan pengerokan.

6
13. Lakukan langkah yang sama dengan menggunakan cetakan 4 mm dan 2
mm

2.4 Hasil dan Pembahasan

Ketebalan
Resin Komposit
Awal Akhir
6 mm 6,02 mm 5,77 mm
4 mm 4,25 mm 3,28 mm
2 mm 2,15 mm 2,23 mm

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapakan hasil yaitu


pada percobaan resin komposit dengan tebal 6 mm dan 4 mm terdapat
perbedaan tebal sebelum dan setelah dilakukan teknik scraping dan
penyinaran menggunakan light curing unit selama 20 detik berupa
pengurangan ketebalan resin komposit. Namun, pada percobaan resin
komposit dengan tebal 2 mm terjadi penambahan ukuran pada ketebalan akhir
yang diakibatkan kontour yang tidak rata. Kondisi ini terjadi akibat dari
polimerisasi. Polimerisasi merupakan sebuah proses dimana pasta komposit
berubah menjadi bahan keras. Matriks resin komposit tersusun atas monomer-
monomer yang memiliki ikatan karbon rantai ganda dan terdapat jarak antar
monomer. Proses yang terjadi saat polimerisasi yaitu monomer akan
berikatan satu sama lain untuk membentuk polimer dengan jalan pemutusan
ikatan karbon menjadi rantai tunggal. (van Noort, 2013; Purnama dkk., 2016)

7
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas polimerisasi yaitu
intensitas cahaya, lama penyinaran, panjang gelombang cahaya, ketebalan
resin komposit, jarak ujung light curing unit dengan permukaan restorasi,
warna resin komposit dan komposisi bahan resin komposit itu sendiri.
Peningkatan dispersi cahaya yang dihasilkan light curing unit dengan
permukaan restorasi diakibatkan oleh peningkatan dari jarak penyinaran.
Apabila jarak ujung light curing unit semakin besar dengan permukaan resin
komposit maka akan mengurangi nilai kuat tarik diametral dan penurunan
instensitas kekerasan permukaan resin komposit. Light curing unit diletakkan
tegak lurus dengan resin komposit yang kemudian akan menyinari resin
komposit dengan sinar UV. Sinar UV menghasilkan radikal bebas sehingga
memulai proses polimerisasi. Semakin tebal resin komposit, transmisi sinar
akan berkurang sehingga polimerasi tidak efektif dibandingkan resin
komposit yang tipis. Pada kekerasan yang rendah atau pada polimersiasi resin
komposit yang tidak sempurna, maka terlihat bahwa resin komposit masih
dalam fase gel, sehingga resin matriks lunak dan mudah untuk digores.
(Noviyani dkk., 2018; Ratih & Novitasari, 2017)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa resin


komposit merupakan salah satu bahan restorasi yang dipakai di kedokteran
gigi modern dan digunakan untuk mengembalikan fungsi maupun bentuk

8
gigi. Bahan ini juga digunakan untuk merestorasi karies, abrasi enamel dan
juga untuk estetika karena memiliki kesesuaian yang baik dengan gigi. Warna
bahan ini juga menyerupai dengan gigi asli. Manfaat utama resin komposit
ialah bahan restorasi gigi anterior maupun posterior. Komposisi utama resin
komposit adalah matriks resin dan partikel bahan pengisi anorganik (filler).
Penambahan partikel bahan pengisi anorganik (filler) ke dalam matriks resin
dapat meningkatkan sifat resin komposit bila partikel bahan pengisi berikatan
dengan matriks resin. Komposisi lain dalam resin komposit adalah silane
coupling agent, aktivator-inisiator, inhibitor, dan pigmen warna. pada
percobaan resin komposit dengan tebal 6 mm dan 4 mm terdapat perbedaan
tebal sebelum dan setelah dilakukan teknik scraping dan penyinaran
menggunakan light curing unit selama 20 detik berupa pengurangan
ketebalan resin komposit. Namun, pada percobaan resin komposit dengan
tebal 2 mm terjadi penambahan ukuran pada ketebalan akhir yang diakibatkan
kontour yang tidak rata. Kondisi ini terjadi akibat dari polimerisasi.
Polimerisasi merupakan sebuah proses dimana pasta komposit berubah
menjadi bahan keras. Matriks resin komposit tersusun atas monomer-
monomer yang memiliki ikatan karbon rantai ganda dan terdapat jarak antar
monomer. Proses yang terjadi saat polimerisasi yaitu monomer akan
berikatan satu sama lain untuk membentuk polimer dengan jalan pemutusan
ikatan karbon menjadi rantai tunggal. Faktor yang dapat memengaruhi
kualitas polimerisasi yaitu intensitas cahaya, lama penyinaran, panjang
gelombang cahaya, ketebalan resin komposit, jarak ujung light curing unit
dengan permukaan restorasi, warna resin komposit dan komposisi bahan resin
komposit itu sendiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Noviyani, M. Y. Ichrom N., Dewi Puspitasari. PERBANDINGAN JARAK


PENYINARAN DAN KETEBALAN BAHAN TERHADAP KUAT
TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT TIPE BULK FILL. Dentin
(Jur. Ked. Gigi). 2018; 2(1): 68-72.

Gunawan I. Prototipe Light Curing Unit Menggunakan Pulse Witdh Modulation


(PWM). IMEJING Jurnal. 2019; 3(1): 1-11.

Murdiyanto, D., & Pratiwi, S. G. PENGARUH PENAMBAHAN SERAT


KAPAS (Gossypium sp.) TERHADAP KEKUATAN FLEKSURAL
RESIN KOMPOSIT FLOWABLE. JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi).
2019; 2(1).

Noviyani, A., N, M.Y.I, Puspitasari, D. PERBANDINGAN JARAK


PENYINARAN DAN KETEBALAN BAHAN TERHADAP KUAT
TARIK DIAMETRAL RESIN KOMPOSIT TIPE BULK FILL. Dentin
(Jur. Ked. Gigi). 2018; 2(1): 68-72.

Purnama, D.P., Sujatmiko, B., Yulianti, R. Perbandingan tingkat kebocoran mikro


resin komposit bulk-fill dengan teknik penumpatan oblique incremental
dan bulk. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 2016; 2(3): 135-140.

Ratih, D.N., & Novitasari, A. Kekerasan mikro resin komposit packable dan bulk-
fill dengan kedalaman kavitas berbeda. Majalah Kedokteran Gigi. 2017:
3(2); 76-82.

Rusna FK, Muh. DF, Arlina N. PENGARUH JUS JERUK DAN MINUMAN
BERKARBONASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN RESIN
KOMPOSIT. ODONTO Dental Journal. 2017; 4(1): 38.

Van Noort, R., 2013. Introduction to Dental Materials. 4th Ed. United Kingdom:
Elsevier.

Yenny: Sari, M., & Ghaisani, M. E. Perbandingan Knowledge, Attitude, Practice


(KAP) dokter gigi pada pemilihan dan pemakaian resin komposit di
Surakarta dan Sukoharjo. JIKG (Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi). 2020;
3(1): 20-28.
LAMPIRAN

LED light curing unit Celluloid Strip

Lempeng Kaca Sonde

Plastic filling instrument Visible light cure composite


resin
Vaselin Cetakan plastic

Anda mungkin juga menyukai