”RESIN KOMPOSIT”
DOSEN PENGAMPU:
drg. Dewi Puspitasari, M.Si
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK B2
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan yang maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “RESIN KOMPOSIT” ini ditulis sehubungan dengan materi
praktikum Blok 6 yang telah dilaksanakan. Terima kasih kami ucapkan kepada
dosen pembimbing praktikum, drg. Dewi Puspitasari, M.Si yang telah membantu
pengerjaan makalah ini agar pembaca memahami tentang resin komposit.
Laporan praktikum ini telah kami susun dengan maksimal dan kami
berterima kasih kepada dosen yang telah bersedia membantu dan kepada semua
yang terlibat sehinggga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Namun, terlepas dari itu semua kami menyadari bahwa masih ada banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki laporan praktikum ini dan semakin baik ke depanya.
Akhir kata, kami dari kelompok B2 berharap semoga laporan praktikum
tentang resin komposit ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca sekalian dan dapat berguna bagi ilmu pengetahuan kita semua.
Kelompok B2
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Alat :
2
Bahan :
a. Visible light cure composite resin
b. Vaselin
3. Siapkan dan atur LED light curing sesuai aturan pabrik, yakni selama 20
detik dan diujikan pada sensor yang telah disediakan.
4.
4.
3
4. Ambil sedikit pasta komposit dengan Plastic filling Instrument dan
masukkan di dalam cetakan tebal 6mm, ulangi pengisian sampai cetakan
terisi penuh.
4
6. Letakkan celluloid strip di atas cetakan dengan tujuan merapikan dan
membuat datar.
7. Letakkan ujung fiber optic tip LED light curing unit sedekat
mungkin/menempel pada celluloid strip di permukaan komposit.
8. Lakukan light curing dengan cara menyalakan sinar dan tunggu selama 20
detik hingga sinar mati dengan sendirinya.
5
9. Lepaskan celluloid strip dan ambil resin komposit yang telah mengeras
dari split mould yang sudah dipisahkan.
10. Rapikan kelebihan dari resin komposit tersebut dan ukur ketebalannya.
11. Lakukan scraving bagian bawah resin komposit hingga tidak bisa dikerok.
6
13. Lakukan langkah yang sama dengan menggunakan cetakan 4 mm dan 2
mm
Ketebalan
Resin Komposit
Awal Akhir
6 mm 6,02 mm 5,77 mm
4 mm 4,25 mm 3,28 mm
2 mm 2,15 mm 2,23 mm
7
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas polimerisasi yaitu
intensitas cahaya, lama penyinaran, panjang gelombang cahaya, ketebalan
resin komposit, jarak ujung light curing unit dengan permukaan restorasi,
warna resin komposit dan komposisi bahan resin komposit itu sendiri.
Peningkatan dispersi cahaya yang dihasilkan light curing unit dengan
permukaan restorasi diakibatkan oleh peningkatan dari jarak penyinaran.
Apabila jarak ujung light curing unit semakin besar dengan permukaan resin
komposit maka akan mengurangi nilai kuat tarik diametral dan penurunan
instensitas kekerasan permukaan resin komposit. Light curing unit diletakkan
tegak lurus dengan resin komposit yang kemudian akan menyinari resin
komposit dengan sinar UV. Sinar UV menghasilkan radikal bebas sehingga
memulai proses polimerisasi. Semakin tebal resin komposit, transmisi sinar
akan berkurang sehingga polimerasi tidak efektif dibandingkan resin
komposit yang tipis. Pada kekerasan yang rendah atau pada polimersiasi resin
komposit yang tidak sempurna, maka terlihat bahwa resin komposit masih
dalam fase gel, sehingga resin matriks lunak dan mudah untuk digores.
(Noviyani dkk., 2018; Ratih & Novitasari, 2017)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
8
gigi. Bahan ini juga digunakan untuk merestorasi karies, abrasi enamel dan
juga untuk estetika karena memiliki kesesuaian yang baik dengan gigi. Warna
bahan ini juga menyerupai dengan gigi asli. Manfaat utama resin komposit
ialah bahan restorasi gigi anterior maupun posterior. Komposisi utama resin
komposit adalah matriks resin dan partikel bahan pengisi anorganik (filler).
Penambahan partikel bahan pengisi anorganik (filler) ke dalam matriks resin
dapat meningkatkan sifat resin komposit bila partikel bahan pengisi berikatan
dengan matriks resin. Komposisi lain dalam resin komposit adalah silane
coupling agent, aktivator-inisiator, inhibitor, dan pigmen warna. pada
percobaan resin komposit dengan tebal 6 mm dan 4 mm terdapat perbedaan
tebal sebelum dan setelah dilakukan teknik scraping dan penyinaran
menggunakan light curing unit selama 20 detik berupa pengurangan
ketebalan resin komposit. Namun, pada percobaan resin komposit dengan
tebal 2 mm terjadi penambahan ukuran pada ketebalan akhir yang diakibatkan
kontour yang tidak rata. Kondisi ini terjadi akibat dari polimerisasi.
Polimerisasi merupakan sebuah proses dimana pasta komposit berubah
menjadi bahan keras. Matriks resin komposit tersusun atas monomer-
monomer yang memiliki ikatan karbon rantai ganda dan terdapat jarak antar
monomer. Proses yang terjadi saat polimerisasi yaitu monomer akan
berikatan satu sama lain untuk membentuk polimer dengan jalan pemutusan
ikatan karbon menjadi rantai tunggal. Faktor yang dapat memengaruhi
kualitas polimerisasi yaitu intensitas cahaya, lama penyinaran, panjang
gelombang cahaya, ketebalan resin komposit, jarak ujung light curing unit
dengan permukaan restorasi, warna resin komposit dan komposisi bahan resin
komposit itu sendiri.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ratih, D.N., & Novitasari, A. Kekerasan mikro resin komposit packable dan bulk-
fill dengan kedalaman kavitas berbeda. Majalah Kedokteran Gigi. 2017:
3(2); 76-82.
Rusna FK, Muh. DF, Arlina N. PENGARUH JUS JERUK DAN MINUMAN
BERKARBONASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN RESIN
KOMPOSIT. ODONTO Dental Journal. 2017; 4(1): 38.
Van Noort, R., 2013. Introduction to Dental Materials. 4th Ed. United Kingdom:
Elsevier.