Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RUTIN 10

MAKALAH
“KOMPOSIT MIKROSKOPIS, KOMPOSIT MAKROSKOPIS DAN KOMPOSIT
SERAT BERTULANG, KARAKTERISTIK DAN KEGUNAAN DARI MATERIAL

SEMIONDUKTOR DAN BIOMATERIAL”

Mata Kuliah : Fisika Keramik


Dosen : Dr. Karya Sinulingga, M.Si

DISUSUN OLEH :

Nama : NORALIZA HASANAH NASUTION


Nim : 4182240001
Kelas : FISIKA NONDIK A 2018

FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan TUGAS MAKALAH ini pada mata kuliah
FISIKA KERAMIK dengan judul Komposit Mikroskopis, Komposit Makroskopis dan
Komposit Serat Bertulang, Karakteristik dan Kegunaan dari Material Semionduktor
dan Biomaterial sampai selesai. Saya berupaya menyusun MAKALAH ini dengan sebaik
mungkin agar dapat dipahami dengan mudah. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan
MAKALAH ini adalah suatu bentuk tanggung jawab saya untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fisika Keramik.
Saya menyadari bahwa penulisan dari Tugas Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dalam kalimat, tata bahasa, bahkan urutan sistematika, sehingga kami
membutuhkan banyak kritikan dan masukan untuk dapat memperbaiki kesalahan dalam
penulisan.
Akhir kata saya mengucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Saya akhiri dengan kata terima kasih.

Medan, 06 Desember 2020


Penulis

NORALIZA HASANAH NASUTION


4182240001

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Komposit ................................................................................... 5
2.2. Klasifikasi Komposit ................................................................................... 5
2.3. Bahan - Bahan Pembentuk Komposit ......................................................... 7
2.4. Karakteristik Material Komposit ................................................................. 8
2.5. Kelebihan dan Kekurangan Material Komposit .......................................... 9
2.6. Karakteristik dan Kegunaan dari Material Semikonduktor ........................ 10
2.7. Karakteristik dan Kegunaan dari Material Biomaterial .............................. 11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12
3.2 Saran ............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk menciptakan berbagai produk yang
terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat,
contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang
Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang
terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat.
Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat yang
luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan
bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan
dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan.
Karena bidang-bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang
tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik.  Terminologi komposit memunculkan
beberapa permasalahan, satunya ialah komposit. Komposit selalu dibentuk untuk
meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap korosi, sifat-sifat listrik, atau sekedar
penampilannya.
Menurut definisinya, komposit adalah struktur yang di buat dari bahan-bahan yang
berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk sepenuhnya.
Perkembangan dibidang teknologi dan sciences belakangan ini mendorong material komposit
banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi produk. Secara global material komposit
dikembangkan untuk menggantikan material logam yang banyak digunakan sebelum
berkembangnya material komposit sebagai pembuat komponen-komponen.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Komposit ?
2. Apa yang dimaksud dengan komposit mikroskopis, komposit makroskopis dan
komposit serat bertulang ?
3. Sebutkan bahan-bahan pembentuk komposit ?
4. Bagaimana karakteristik dan kegunaan dari material semikonduktor ?
5. Bagaimana karakteristik dan kegunaan dari material biomaterial ?

3
1.3. Tujuan
Adapun tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari Komposit.
2. Mengetahui pengertian dari komposit mikroskopis, komposit makroskopis dan
komposit serat bertulang.
3. Mengetahui bahan-bahan pembentuk komposit.
4. Mengetahui bagaimana karakteristik dan kegunaan dari material semikonduktor.
5. Mengetahui bagaimana karakteristik dan kegunaan dari material biomaterial.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Komposit
Kata komposit dalam pengertian bahan komposit berarti dua atau lebih material/bahan
yang digabung atau dicampur secara makroskopis untuk mendapatkan kekuatan yang
spesifik. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
material sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan
karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya.
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam, kekakuan jenis
(modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih tinggi dari logam. Beberapa lamina
komposit dapat ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda, gabungan lamina ini
disebut sebagai laminat.
 Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu : Penguat
(reinforcement), yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi lebih rigid serta lebih
kuat, dalam laporan ini penguat komposit yang digunakan yaitu dari serat alam.
 Matriks, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dan rigiditas yang lebih
rendah.

2.2. Klasifikasi Komposit


Kebanyakan material komposit dibuat dan dikembangkan untuk meningkatkan dan
memperbaiki sifat-sifat mekaniknya. Mekanisme penguatan komposit tergantung sekali pada
geometri penguatnya, sehingga dalam mengklasifikasikan material komposit juga berbasis
pada geometri penguatnya.
Komposit makroskopis ini yaitu penggabungan material dimana masih dapat dilihat
sifat-sifat unsur-unsur pembentuknya. Komposit mikroskopis merupakan alloy dimana
penggabungan dua material atau lebih namun tidak dapat dilihat sifat-sifat unsur-unsur
pembentuknya. Sedangkan Komposit serat bertulang merupakan jenis komposit yang hanya
terdiri dari satu lamina atau satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat atau fiber.

Komposit diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :


1. Komposit Partikel (Particulate composite)
Komposit yang tersusun atas matrik kontinyu dan penguat (reinforced) yang
diskontinyu berbentuk partikel atau serat pendek disebut komposit partikel, secara umum

5
penguat partikel kurang efektif dalam mempertahankan ketahanan patah, berbeda dengan
komposit berpenguat serat yang bagus dalam mempertahankan ketahanan patah namun
matrik berpenguat partikel ini memiliki sifat ulet yang bagus untuk mengurangi beban patah
mendadak, fungsi dari partikel-partikel ini adalah membagi beban agar terdistribusi merata
dalam material dan menghambat deformasi plastis, partikel-partikel tersebut bisa berupa
logam maupun bukan logam.

Gambar : Komposit partikel (Particulate composite).

2. Komposit Serat (Fibrous composite)


Komposit serat merupakan jenis komposit yang menggunakan serat sebagai penguat.
Serat yang digunakan biasanya berupa serat gelas, serat karbon, serataramid dan sebagainya.
Komposit ini tersusun atas matrik kontinyu polimer atau logam, serat- serat ini terikat oleh
matrik, biasanya berbentuk multifilamen panjang yang digulung. Diameter serat biasanya
antara 3 sampai 30 mikrometer. Serat ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi
tertentu bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman. Oleh karena
itu serat harus mempunyai tegangan tarik dan modulus elastisitas yang lebih tinggi dari pada
matrik penyusun komposit.

Gambar : Komposit serat (Fibrous composite)

3. Komposit Lapis (Laminate composite)


Komposit lapis atau komposit laminat ini terdiri dari beberapa lapisan komposit lapis
berpenguat serat, berpenguat komposit partikel atau kombinasi lapisan komposit tipis dengan
material berbeda dimana lapisan tersebut saling terikat didalam satu matriks.

6
2.3. Bahan - Bahan Pembentuk Komposit
Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam
sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing.
Sebagai bahan utama yaitu erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, sedangkan sebagai
bahan finishing antara lain : aseton, PVA, mirror, cobalt, dan dempul.
1. Aerosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih. Berfungsi
sebagai perekat mat agar fiberglass menjadi kuat dan tidak mudah patah (pecah).
2. Pigment
Pigmen adalah zat pewarna sebagai pencampur saat bahan fiberglass dicampur.
Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna
untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.
3. Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening. Berfungsi
untuk mencairkan atau melarutkan sekaligus juga mengeraskan semua  bahan yang akan
dicampur. Biasanya bahan ini dijual dalam literan atau dikemas dalam kaleng.
4. Katalis
Zat ini berwarna bening dan berfungsi sebagai pengencer. Zat kimia ini biasanya
dijual bersamaan dengan resin, dan dalam bentuk pasta. Perbandingannya adalah resin 1 liter
dan katalisnya 1/40 liter.
5. Talk
Sesuai dengan namanya bahan  ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu.
Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.
6. Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model
anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi
sebagai pelapis campuran adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut
bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass menjadi
kuat dan tidak  getas.
7. Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya seperti katalis yaitu untuk
mencairkan  resin. Zat ini digunakan apabila adonan terlalu kental yang akan mengakibatkan
pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.
8. PVA

7
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk
melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fiberglass. Tujuannya adalah agar kedua
bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan
mudah dari master mal atau cetakannya.
9. Mirror
Sesuai namanya, manfäatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek
licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam macam.
10. Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan. Berfungsi sebagai bahan aktif pencampur
katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu encer.
Bahan ini dapat dikategorikan sebagai bahan penyempurna, sebab tidak semua bengkel
menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang
digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis.
Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.
11. Dempul fiberglass
Setelah  hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak
rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan. Tujuannya agar permukaan
fiberglass  hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengerjaan
lebih lanjut.

2.4. Karakteristik Material Komposit


a) Sifat-Sifat Material Komposit
Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu pengkombinasian optimum dari
sifat-sifat bahan penyusunnya untuk mendapatkan sifat-sifat tunggal sangat diharapkan.
Beberapa material komposit polymer diperkuat serbuk yang memiliki kombinasi sifat-sifat
yang ringan, kaku, kuat dan mempunyai nilai kekerasan yang cukup tinggi. Disamping itu
juga sifat dari material komposit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu material yang
digunakan sebagai bentuk komponen dalam komposit, bentuk geometri dari unsur-unsur
pokok dan akibat struktur dari sistem komposit, cara dimana bentuk satu mempengaruhi
bentuk lainnya.
Menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan komposit
mempunyai cirri-ciri yang berbeda dan komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang
mempunyai sifat dan cirri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya.
Disamping itu konstituen asal masi kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.

8
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari fasa
yang tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalu terdiri dari serat atau bahan
pengukuh, manakalah yang berterusannya terdiri dari matriks.

b) Propertis Material Komposit


Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan
komposit. Perkembangan bidang sciences dan teknologi mulai menyulitkan bahan
konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Bidang angkasa lepas,
perkapalan, automobile dan industri  pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang
memerlukan bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar. Dalam
kebanyakan bahan konvensional seperti keluli, walaupun kuat ia mempunyai density yang
tinggi dan rapuh. Sifat maupun karakteristik  dari komposit ditentukan oleh :
1. Material yang menjadi penyusun komposit. Karakteristik komposit ditentukan
berdasarkan karakteristik material penyusun menurut rule of mixture sehingga akan
berbanding secara proporsional.
2. Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun. Bentuk dan cara penyusunan
komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit.
3. Interaksi antar penyusun. Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan
sifat dari komposit.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Material Komposit


a) Kelebihan Material Komposit
Material komposit mempunyai beberapa  kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional  seperti  logam.  Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa
sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal dan biaya. Seperti yang diuraikan
dibawah ini :
 Sifat-sifat mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan  peranan  penting
dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat
menghasilkan komposit  yang  mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari
bahan konvensional seperti keluli.
 Biaya

9
Faktor biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
perkembangan  industri  komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan suatu
produk yang seharusnya  memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan mentah,
pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya.

b) Kekurangan Material Komposit


Kekurangan tersebut pada umumnya sebagai berikut :
 Tidak tahan terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan dengan
metal.
 Kurang elastis
 Lebih sulit dibentuk secara plastis.

2.6. Karakteristik dan Kegunaan dari Material Semikonduktor


Kebanyakan konponen-komponen elektronik dibuat dari kristal khusus yang disebut
Semikonduktor. Empat peralatan semikonduktor yang paling umum digunakan adalah diode,
transistor, tirister, dan rangkaian terintegrasi (Integrated Circuit, IC).
Semikonduktor juga digunakan untuk sensor panas (termistor) dan sensor cahaya
(light-sensing). Istilah Semikonduktor digunakan untuk menjelaskan bahwa karakteristik
material tersebut berada diantara isolator dan konduktor. Semikonduktor murni dapat bekerja
sebagai konduktor atau sebagai isolator, tergantung pada temperatur sekelilingnya. Material
semikonduktor yang paling umum digunakan adalah silikon (Si) dan germanium (Ge), dan
diantara keduanya silikon lebih banyak digunakan karena lebih murah dan lebih mudah
didapatkan.
Atom dibentuk oleh 3 partikel bebas, yaitu elekron (bermuatan negatif), proton
(bermuatan positif), dan neutron (netral). Proton dan neutron menempati inti, sedang elektron
berada pada shell-shell mengelilingi inti. Sifat suatu material ditemtukan oleh jumlah elektron
pada shell terluarnya. Atom semikonduktor memiliki 4 elektron pada shell terluarnya.
Atom-atom semikonduktor dalam bentuk padatan tersusun secara teratur mengikuti
pola tertentu yang disebut kristal atau struktur latis (lattice structure). Atom paling stabil bila
memiliki 8 elektron pada shell terluar atau 2 elektron pada shell terluar bila atom hanya
memiliki 1 shell. Elektron yang menempati shell terluar disebut juga elektron valensi. Dalam
kristal silikon/germanium murni, agar memiliki konfigurasi elektron yang stabil, atom-

10
atomnya akan cenderung saling meminjamkan elektronnya membentuk suatu ikatan yang
disebut ikatan kovalen.

2.7. Karakteristik dan Kegunaan dari Material Biomaterial


Biomaterial adalah material yang mengalami kontak langsung dengan sistem biologis
pada makhluk hidup, material tersebut diharuskan memiliki beberapa persyaratan, antara lain
tidak menimbulkan pengaruh buruk pada tubuh, memiliki ketahanan terhadap korosi dan
memiliki kekuatan yang baik terutama kekuatan fatik dan ketangguhan.
Biomaterial digunakan sebagai material dasar yang digunakan untuk kepentingan
medis, salah satunya sebagai implan. Implan bertujuan untuk memperbaiki, memelihara atau
mengganti bagian tulang yang rusak akibat terkena penyakit, kecelakaan atau trauma. Jenis-
jenis biomaterial antara lain biokeramik, biopolimer, biokomposit, dan biologam yang dapat
digunakan untuk meningkatkan fungsi tubuh. Masing-masing jenis biomaterial mempunyai
sifat yang berbeda sesuai dengan fungsi atau kegunaannya. Jenis biokeramik misalnya
hydroxyapatite (HA) dan dan Tri-Calcium Phosphate (TCP), banyak diaplikasikan pada
tulang sebagai implan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kata komposit dalam pengertian bahan komposit berarti dua atau lebih material/bahan
yang digabung atau dicampur secara makroskopis untuk mendapatkan kekuatan yang
spesifik. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
material sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan
karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya.
Komposit makroskopis ini yaitu penggabungan material dimana masih dapat dilihat
sifat-sifat unsur-unsur pembentuknya. Komposit mikroskopis merupakan alloy dimana
penggabungan dua material atau lebih namun tidak dapat dilihat sifat-sifat unsur-unsur
pembentuknya. Sedangkan Komposit serat bertulang merupakan jenis komposit yang hanya
terdiri dari satu lamina atau satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat atau fiber.
Bahan-bahan pembentuk komposit atau pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari
11 macam bahan, 6 macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing.
Sebagai bahan utama yaitu erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, sedangkan sebagai bahan
finishing antara lain aseton, PVA, mirror, cobalt, dan dempul.
Semikonduktor juga digunakan untuk sensor panas (termistor) dan sensor cahaya
(light-sensing). Istilah Semikonduktor digunakan untuk menjelaskan bahwa karakteristik
material tersebut berada diantara isolator dan konduktor. Semikonduktor murni dapat bekerja
sebagai konduktor atau sebagai isolator, tergantung pada temperatur sekelilingnya. Material
semikonduktor yang paling umum digunakan adalah silikon (Si) dan germanium (Ge), dan
diantara keduanya silikon lebih banyak digunakan karena lebih murah dan lebih mudah
didapatkan.
Biomaterial adalah material yang mengalami kontak langsung dengan sistem biologis
pada makhluk hidup, material tersebut diharuskan memiliki beberapa persyaratan, antara lain
tidak menimbulkan pengaruh buruk pada tubuh, memiliki ketahanan terhadap korosi dan
memiliki kekuatan yang baik terutama kekuatan fatik dan ketangguhan. Biomaterial
digunakan sebagai material dasar yang digunakan untuk kepentingan medis, salah satunya
sebagai implan.

12
3.2. Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan
Tugas Makalah ini. Bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai komposit
mikroskopis, komposit makroskopis dan komposit serat bertulang, karakteristik dan
kegunaan dari material semionduktor dan biomaterial tersebut, penulis mengharapkan agar
para pembaca, membaca buku-buku lainnya atau membuka situs-situs internet yang berkaitan
dengan judul Makalah ini yaitu “Komposit Mikroskopis, Komposit Makroskopis Dan
Komposit Serat Bertulang, Karakteristik Dan Kegunaan Dari Material Semionduktor Dan
Biomaterial”.

13
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Hanung Bayu. (2017). Analisis Teknis Komposit Serat Daun Gebang (Corypha

Utan L.) Sebagai Alternatif Bahan Komponen Kapal Ditinjau Dari Kekuatan Tekuk

Dan Impak. Jurnal Teknik Perkapalan. Vol. 5, No. 2. ISSN : 2338-0322. 456-464

Sulistijono. (2012). Material Komposit. Surabaya : IT Press

14

Anda mungkin juga menyukai