USAHA
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Nurdin Bukit, S.Si, M.Si
OLEH :
Kelompok 1
FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini dengan
judul “USAHA”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua sumber yang telah menjadi panduan saya
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini selalu bermanfaat
bagi semua pihak.
Penyusun,
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengertian usaha dalam fisika hampir sama dengan pengertian usaha dalam kehidupan sehari-
hari, keduanya merupakan kegiatan dengan mengerahkan segala tenaga. Adapun energi
merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. Dalam hal ini energi adalah tenaga yang kita
keluarkan untuk mendorong mobil tersebut. Istilah “usaha” dan “energi” sudah tidak asing lagi
terdengar di telinga kita dalam kehidupan sehari-hari. Usaha memiliki kaitan yang erat dengan
energi. Hanya benda yang memiliki energi yang dapat melakukan suatu usaha. Pada saat usaha
dilakukan terjadilah perubahan energi. (Giancolli (2001).
Namun, usaha dan energi mempunyai konsep tersendiri menurut pandangan fisika. Sebagai
contoh, pada saat kita mendorong sebuah meja dengan gaya tertentu, ternyata meja tersebut
bergerak. Akan tetapi, ketika kita mendorong tembok dengan gaya tertentu, ternyata tembok
tetap diam. Dalam kehidupan sehari-hari, keduanya disebut usaha tanpa memerhatikan benda
tersebut bergerak atau tidak. Berkaitan dengan usaha dan energi sering muncul pertanyaan,
apakah seseorang yang mendorong tembok dapat dikatakan melakukan suatu usaha? Terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut, orang sering mengatakan bahwa seseorang yang mendorong
tembok dapat dikatakan melakukan suatu usaha karena orang tersebut telah mengeluarkan
sejumlah energi, hal tersebut terbukti setelah mendorong tembok orang tersebut merasa lelah dan
berkeringat. (Santyasa & Sujanem, 2009: 45).
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa itu usaha ?
2. Apa saja proses – proses pada termodinamika?
1.3.Tujuan
1. Mengetahui pengertian usaha
2. Mengetahui proses – proses pada termodinamika
i
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Usaha – Jika diartikan secara general, usaha merupakan setiap aktivitas yang
dilakukan manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Jika diartikan secara khusus, istilah
usaha dapat diartikan ke dalam banyak makna dan sangat bergantung dengan di mana istilah
usaha ini digunakan. Di bidang bisnis misalnya, usaha biasanya identik dengan aktivitas bisnis,
sedangkan di dunia fisika, usaha merupakan faktor dari perpindahan dengan gaya.
Menurut Budi Prasodjo, usaha (dalam ilmu fisika) merupakan hubungan gaya dengan aktivitas
perpindahan benda.
2. Kamajaya
Menurut Kamajaya, pengertian usaha (dalam ilmu fisika) adalah perpindahan energi melalui
gaya yang membuat benda menjadi berpindah.
3. Efrizon Umar
Menurut Efrizon Umar, usaha (dalam ilmu fisika) dapat diartikan sebagai resultan gaya yang
bekerja pada benda yang menyebabkan pergerakan dan perpindahan posisi benda.
4. Aip Saripudin
Menurut Aip Saripudin, usaha (dalam ilmu fisika) merupakan setiap gaya yang diberikan pada
benda.
Menurut Tetty Yulliawati dan Denny Indra Sukry, pengertian usaha (dalam ilmu fisika) adalah
besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut mengalami aktivitas
perpindahan (posisi).
i
2.2. TURUNAN RUMUS USAHA
𝑣
1. Asal rumus dari W = ∫𝑣 2 𝑝 𝑑𝑣
1
Jawab :
Ketika gas ideal di dalam tabung dipanaskan,gas tersebut memuai sehingga piston berpindah
sejauh Δs.
Ketika gas tersebut dipanaskan, piston akan berpindah sejauh Δs karena gas di dalam tabung
memuai dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2. Gaya yang bekerja pada piston adalah F
= pA. Jika luas penampang piston (A) dan tekanan gas dalam tabung (P) berada dalam keadaan
konstan, usaha yang dilakukan oleh gas dinyatakan dengan persamaan
W = pA ds
Oleh karena A Δs = ΔV, persamaan usaha yang dilakukan gas dapat ditulis menjadi :
𝑣
W = ∫𝑣 2 𝑝 𝑑𝑣 (1–1)
1
atau
dengan:
p = tekanan gas (N/m2),
ΔV = perubahan volume (m3), dan
W = usaha yang dilakukan gas (joule).
i
Nilai W dapat berharga positif atau negatif bergantung pada ketentuan berikut.
a. Jika gas memuai sehingga perubahan volumenya berharga positif, gas (sistem) tersebut
dikatakan melakukan usaha yang menyebabkan volumenya bertambah. Dengan demikian,
usaha W sistem berharga positif.
b. Jika gas dimampatkan atau ditekan sehingga perubahan volumenya berharga negatif, pada
gas (sistem) diberikan usaha yang menyebabkan volume sistem berkurang. Dengan
demikian, usaha W pada tersebut sistem ini bernilai negatif.
pV = konstan
atau
p1V1 = p2V2
Dalam proses ini, tekanan dan volume sistem berubah sehingga persamaan W = p ΔV tidak dapat
langsung digunakan. Untuk menghitung usaha sistem dalam proses isotermal ini digunakan cara
integral. Misalkan, pada sistem terjadi perubahan yang sangat kecil sehingga persamaan
usahanya dapat dituliskan sebagai
i
dW = pdV (1–3)
dW = pdV
Dari persamaan keadaan gas ideal diketahui bahwa p = nRT/V. Oleh karena itu, integral dari
Persamaan (9–3) dapat dituliskan menjadi :
dW = (nRT / V)
W = nR T (lnV2 – lnV1)
W = n RT ln (V2/V1)
atau
W = n RT ln (p2/p1) (1–4)
Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume tetap.
i
Menurut Hukum Gay-Lussac proses isokhorik pada gas dapat dinyatakan dengan persamaan :
p/T = konstan
atau
p1/T1 = p2/T2
Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Menurut Hukum Charles, persamaan keadaan gas pada proses isobarik dinyatakan dengan
persamaan :
V/T = konstan
Atau V1/T1 = V2/T2
Oleh karena volume sistem berubah, sedangkan tekanannya tetap, usaha yang dilakukan oleh
sistem dinyatakan dengan persamaan
i
d. Turunan persamaan kerja pada proses adiabatik
p Vγ = konstan
atau
Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka Persamaan (9–4) dapat
ditulis :
dengan γ = CP/CV = konstanta Laplace, dan CP/CV > 1. CP adalah kapasitas kalor gas pada
tekanan tetap dan CV adalah kalor gas pada volume tetap. Perhatikan diagram p – V pada
Gambar
i
Oleh karena sistem tidak melepaskan atau menerima kalor, pada kalor sistem proses adiabatik Q
sama dengan nol. Dengan demikian, usaha yang dilakukan oleh sistem hanya mengubah energi
dalam sistem tersebut. Besarnya usaha pada proses adiabatik tersebut dinyatakan dengan
persamaan berikut.
i
BAB III
KESIMPULAN
Usaha adalah gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga menyebabkan benda
tersebut berpindah.
Proses – proses pada termodinsmika
1. Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
2. Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume tetap.
3. Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
4. Proses adiabatic adalah proses yang muncul tanpa perpindahan panas dan massa antara
system dan lingkungannya
i
DAFTAR PUSTAKA
i
SOAL LATIHAN:
1. Tabung tertutup berdinding logam tipis bervolume VB berisi gas pada tekanan tinggi,Pipa
kapiler dengan krannya disambungkan ke tabug ini.Jika kran dibuka sedikit,gas bocor
perlahan-lahan ke dalam silinder yang dilenkapi dengan piston bebas gesekan yang tidak
bocor,yang tekanannya tetap pada tekanan atmosfer Po.
(a) Tunjukan bahwa setelah sebanyak mungkin gas itu bocor,sejumlahkerja
W = - Po (Vo-VB)
telah dilakukan,dengan Vo menyatakan volum gas ada tekanan dan temperature atmosfer.
(b) Berapa jumlah kerja yang dilakukan jika gas itu bocor langsung ke dalam atmosfer ?
2. Hitung kerja yang dilakukan oleh 1 mol gas dalam poses pemuaian isotherm kuari-statik dari
volum awal Vi ke volum akhir Vf bila persamaan keadaannya ialah.
(a) P(v-b)=R𝜃 (R,b=tetapan).
(b) Pv=R𝜃(1-B/v) [R=tetapan;B=f(𝜃)]
3. Dalam pemuaian adiabat gas ideal kuasi-statik,tekanannya pada setiap saat memenuhi
persamaan
PV = K
Dengan 𝛾 dan K tetapan.Tunjukan bahwa kerja yang dilakukan untuk permuaian dari
keaadaan(PtVt)ke keadaan(Pf,Vf) ialah
𝑃𝑖𝑉 −𝑃𝑓𝑉𝑓
𝑖
W=- 𝛾−1
Jika tekanan dan volum awalnya 106 Pa dan 10-3 m3,dan harga akhrnya 2 × 105 Pa dan 3,16 ×
10-3 m3,berapa joule kerja yang dilakukan oleh gas dengan 𝛾 = 1,4 ?
3. Tekanan pada 0,1 kg logam dinaikkan secara isoterm dan kuarsi-statik dari 0 hingga 108
Pa.Dengan mengandalkan ketermampatan isoterm dan kerampatannya tetap yaitu 6,75 × 10-12
Pa-1 dan 104 kg/m3,hitunglah kerjanya dinyatakan dengan joule.
Jawaban:
𝑊 = − 𝑃 ⃘ (VB)
i
𝑉𝑜
𝑊 = − 𝑃 ⃘ ∫ dV
𝑉𝐵
𝑊 = − 𝑃 ⃘ (Vo - VB)
𝑉𝑓 𝑉𝑓
2. a) 𝑊 = − ∫𝑉𝑖 𝑃 𝑑𝑣 b) 𝑊 = − ∫𝑉𝑖 𝑃 𝑑𝑣
𝑃(𝑣 − 𝑏) = 𝑛 𝑅 𝜃 𝐵
𝑃𝑉 = 𝑅𝜃 (1 − )
𝑃(𝑣 − 𝑏) = 𝑅 𝜃 𝑉
𝑅𝜃
𝑃= 𝑓(𝜃)
(𝑣 − 𝑏) 𝑃𝑉 = 𝑅𝜃 (1 − )
𝑉
𝑉𝑓
𝑅𝜃 𝑅𝜃𝐵
𝑊= − ∫ 𝑑𝑣 𝑃𝑉 = 𝑅𝜃 (1 − )
𝑣−𝑏 𝑉
𝑉𝑖
𝑅𝜃 − 𝑅𝜃𝐵
𝑉𝑓 𝑃=
−𝑅𝜃 𝑑𝑣 𝑉²
𝑊= ∫ 𝑉𝑓
−𝑏 𝑣
𝑉𝑖
𝑊 = − ∫ 𝑃 𝑑𝑣
𝑉𝑓
𝑉𝑖
𝑅𝜃 𝑑𝑣
𝑊= ∫ 𝑉𝑓
𝑏 𝑣
𝑉𝑖 𝑅𝜃 − 𝑅𝜃𝐵
𝑊= − ∫ 𝑑𝑣
𝑅𝜃 1 𝑉²
𝑉𝑖
𝑊=
𝑏 (𝑉𝑓 − 𝑉𝑖) 𝑉𝑓
1
𝑅𝜃 𝑊 = −(𝑅𝜃 − 𝑅𝜃𝐵) ∫ 𝑑𝑣
𝑊= 𝑉2
𝑏(𝑉𝑓 − 𝑉𝑖) 𝑉𝑖
1
𝑊 = −𝑅𝜃 + 𝑅𝜃𝐵
(𝑉𝑖 − 𝑉𝑓)2
−𝑅𝜃 + 𝑅𝜃𝐵
𝑊=
𝑉𝑖² − 2 𝑉𝑖𝑉𝑓 + 𝑉𝑓²
−𝑅𝜃(1 − 𝐵)
𝑊=
𝑉𝑖² − 2 𝑉𝑖𝑉𝑓 + 𝑉𝑓²
𝑉𝑓
3. 𝑊 = − ∫𝑉𝑖 𝑃 𝑑𝑉
P1 V1ɣ = P2 V2ɣ
𝛾 > 1,
i
perbandingan kapasitas kalor gas pada
P = konstan.
PVɣ = k
𝑘
P = 𝑉ɣ
= k V-ɣ
𝑉𝑓
𝑊 = − ∫ 𝑃 𝑑𝑉
𝑉𝑖
𝑉𝑓
𝑊 = − ∫ 𝑘 𝑉 ɣ 𝑑𝑉
𝑉𝑖
𝑉𝑓
𝑊 = −𝑘 ∫ 𝑉 ɣ 𝑑𝑉
𝑉𝑖
𝑘 −𝛾 −𝛾
𝑊=− (𝑉𝑓 − 𝑉𝑖 )
1−𝛾
−𝑘
𝑊=
1−ɣ
−𝛾 −𝛾
Karena 𝑃𝑖 𝑉𝑖 = 𝑃𝑓 𝑉𝑓 =𝑘
−𝛾 −𝛾
maka 𝑘𝑉𝑓 = 𝑃𝑓 𝑉𝑓
−𝛾 −𝛾
dan 𝑘𝑉𝑖 = 𝑃𝑖 𝑉𝑖
sehingga
1
𝑊=− (𝑃 𝑉 − 𝑃𝑖 𝑉𝑖 )
1−𝛾 𝑓 𝑓
𝑃𝑓 𝑉𝑓 − 𝑃𝑖 𝑉𝑖
𝑊=−
1−𝛾
(−𝑃𝑓 𝑉𝑓 + 𝑃𝑖 𝑉𝑖 )
𝑊=−
−1 + 𝛾
i
(𝑃𝑖 𝑉𝑖 − 𝑃𝑓 𝑉𝑓 )
𝑊=−
𝛾−1
𝛾 = 1,4
maka
𝑃𝑖 𝑉𝑖 − 𝑃𝑓 𝑉𝑓
𝑊= −
𝛾−1
= − 920 𝐽
mκ
4. Diketahui : m = 0.1 kg W= ( Pf2 – Pi2 )
2𝜌
Pi = 0 Pa
0.1( 6.75 𝑥 10−12 )
W= ( (108)2 – 0 )
8 2 (104 )
Pf = 10 Pa
6.75 𝑥 10−13 )
κ = 6.75 x 10-12 Pa-1 W= ( 1016 )
2 𝑥 104
ρ = 104 kg / m3
W = 0.3375 Joule
i
4. Jika diketahui
P1 = 5 X 105 PA
P2 = 8 X 105 PA
V1 = 2,5 m2/Kmol
Tentukan
a. Nilai Tq
b. Nilai V2
c. Nilai I pada titik b dan c
PENYELESAIA N
P=VXT 𝑃 = 𝑉2 − 𝑇
2 × 105 8 × 105
=𝑇 𝑉2 =
2,5 2 × 105
5 × 105
T= = 4 m2/Kmol
25 ×10−1
= 2× 105