1 PRIOR SURYA
KATA SULIT :
1. Generasi bonding
JAWAB : Bahan bonding adalah bahan yang berguna untuk menciptakan ikatan
antara permukaan gigi dengan resin komposit dan membentuk hybrid layer pada
dentin.
3. Apa alasan dokter menggunakan generasi bonding pd kasus tsb? Dan generasi bonding ke
berapa yg cocok utk kasus diskenario? Renan▶️adit
JAWAB :
4. Sebutkan apa saja jenis resin komposit dan alasan mengapa dokter memilih resin
komposit mikrohibrid utk kasus diskenario? Marsha▶️Fatati
JAWAB :
1) Resin Komposit Makrofil/ Tradisional
Resin komposit tradisional adalah resin komposit yang berasal dari resin
akrilik yang ditambah dengan filler anorganik seperti glass, quartz, dan,
bahan dengan ukuran partikel rata-rata 10-40 μm. Resin komposit
tradisional memiliki derajat keausan yang sangat tinggi karena matriks
resin yang lunak cenderung terlepas dari partikel keras yang lebih resisten
Sifat fisik resin komposit tradisional adlah keras dan kuat, tetapi sulit
dipolis karena partikel fillernya berukuran besar sehingga menghasilkan
permukaan mikroskopis yang kasar pada restorasi dan akan terlihat serta
terasa berbeda dari gigi asli
2) Resin Komposit Mikrofiller
Jenis resin komposit mikrofill mempunyai ukuran partikel filler yang lebih
kecil dari makrofill, dengan ukuran partikel rata-rata 0,02 μm. Bahan filler
resin komposit ini adalah senyawa anorganik silika koloidal dengan
komposisi sekitar 50% dai total resin komposit. Resin komposit tersebut
mudah dipolis sampai sangat halus dan berkilau sehingga memiliki
kualitas estetik baik
Kekuatan kompresif resin komposit mikrofill baik tetapi secara keseluruhan
sifat fisik dan mekanis bahan ini masih tidak baik untuk aplikasi di daerah
tekanan oklusal berat
3) Resin Komposit Hibrid
Resin komposit dinamakan hibrid karena mengandung partikel filler
berukuran 15-20 μm dan 0,01-0,05 μm. Komposit hibrid menghasilkankan
permukaan yang halus dan estetis yang kompetitif dengan komposit
mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior
4) Resin Komposit Mikrohibrid
Komposit mikrohibrid mengandung dua atau lebih bentuk yg tidak teratur,
tapi diameter yang agak seragam,. Distribusi tersebut membuat volume
komposit mikrohibrid terisi 60 % sampai 70 % filler, yang diterjemahkan
secara kasar meningkat menjadi 77% volume dan 84% berat. Restorasi
resin mikrohibrid umumnya bertahan selama 10 tahun dan
warnanya stabil. Resin mikrohibrid merupakan bahan klinis yang sangat
baik karena kekuatan, warna, kemampuan polis dan metamorfosisnya.
Selain resistensi yang sangat baik, bahan ini juga mudah dipolis dan
resisten terhadap plak dan stain
5) Resin Komposit Nano
Kategori terbaru dari resin komposit adalah resin komposit tipe nanofilled
composite. Resin komposit ini mengandung dua jenis partikel filler yaitu
nanomer dan nanocluster. Partikel nanomer mengandung silika dengan
ukuran yang sangat kecil yaitu 25 – 70 nm dengan penambahan silane
dan secara sempurna dapat berikatan dengan matriks resin, dan partikel
nanocluster berukuran 0,4 – 1 μm. Kombinasi kedua partikel dapat
mengurangi celah interstitial dari partikel filler sehingga dapat
meningkatkan muatan filler
6) Polimerisasi Resin Komposit
Polimerisasi adalah reaksi kimia yang terjadi ketika monomer- monomer
resin dengan berat molekul rendah bergabung untuk membentuk rantai
panjang yaitu polimer yang memiliki berat molekul tinggi. Proses
polimerisasi dimulai oleh aktivator (kimia atau sinar) yang menyebabkan
molekul inisiator membentuk radikal bebas (pengisian molekul yang
memiliki elektron tidak berpasangan)
8.Mengapa dokter memilih restorasi resin komposit utk kasus diskenario dan
Kenapa penggunaan komposit harus memperhatikan pemilihan bonding yang tepat? bulan ▶️
septa
JAWAB : Karena resin komposit mempunyai kelebihan yaitu Bahan resin komposit
merupakan bahan yang paling umum digunakan untuk merestorasi gigi insisif yang
mengalami fraktur. Bahan ini ideal untuk merestorasi gigi anterior karena secara estetik
memuaskan dan tahan lama, warna menyerupai gigi asli, tidak mudah larut oleh saliva,
tidak terlihat batas antara restorasi dengan gigi, serta dapat menahan beban kunyah dan
juga mempunyai daya lekat yang baik terhadap jaringan gigi. Sedangkan kalsium
hidroksida efektif dalam membentuk dentin skunder yang membantu melindungi pulpa
dan bersifat bakterisid.
9. Apa saja perbedaan masing2 generasi bonding dan tujuan pengalikasiannya? Septa ▶️
JAWAB :
Perbedaan bonding generasi V dan VII
1) Generasi I
Generasi pertama sistem bonding dentin dikembangkan di akhir tahun
1950 dan awal tahun 1960, tersusun atas surface-active co-monomer
NPG GMA (N-phenylglycine glycidyl methacrylate) (N-penylglisin glisidil
metakrilat). Komonomer ini dapat berikatan dengan kalsium di permukaan
gigi, membentuk ikatan kimia yang tahan air. NPG-GMA adalah molekul
bifungsi atau agen ganda. Ini berarti bahwa salah satu ujung molekul
berikatan dengan dentin sedangkan yang lainnya (berpolimerisasi)
berikatan dengan resin komposit. Kekuatan ikat material ini dengan dentin
hanya berkisar 2-3 MPa (megapaskal). Secara in vitro, hasilnya tidak
memuaskan terutama saat merestorasi lesi servikal non karies. Bahan ini
direkomendasikan terutama untuk kavitas kecil, seperti kelas III dan kelas
V.
2) Generasi II
Generasi kedua adhesif dentin adalah material fosfat-ester (phenyl P dan
hydroxyethyl methacrylate (hidroksietil metakrilat) [HEMA] dalam etanol).
Produk generasi ini diperkenalkan pertama kali di Jepang dengan nama
Clearfil Bond System FC pada tahun 1978. Mekanisme perlekatan ini
mengandalkan reaksi antara gugus fosfat yang bermuatan negatif dengan
ion kalsium yang bermuatan positif di smear layer. Kekuatan ikat generasi
ini hanya berkisar 1-5 MPa (megapaskal), masih jauh dari nilai klinis yang
diharapkan, yaitu: 10 MPa (megapaskal). Generasi ini tidak membasahi
dentin dengan baik, tidak berpenetrasi di smear layer secara menyeluruh
sehingga tidak mencapai permukaan dentin guna membentuk ikatan ion
ataupun resin tags di tubulus dentin. Pengujian in vitro selama 6 bulan
mengecewakan.
3) Generasi III
Sistem generasi ketiga mulai dikenalkan sekitar tahun 1980-an. Prinsip
generasi ketiga adhesif dentin adalah tidak menghilangkan seluruh smear
layer tetapi memodifikasinya sehingga monomer asam (phenyl P atau
PENTA) dapat berpenetrasi. Hasil uji laboratoris memuaskan, namun hasil
uji klinis tidak memuaskan. Ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA)
dalam generasi ini digunakan dalam perkembangannya, untuk
menghilangkan smear layer. Adapun kendala penggunaannya adalah
EDTA dapat menghilangkan zat anorganik, namun tidak dapat
menghilangkan zat organik di smear layer.
4) Generasi IV
Smear layer tidak hanya berfungsi sebagai ”diffusion barrier” untuk
mengurangi permeabilitas dentin, namun juga berfungsi sebagai
penghalang bagi penetrasi bahan adhesif di dentin. Generasi keempat
adhesif dentin menggunakan etsa asam dentin untuk menghilangkan
smear layer. Generasi ini dikenal dengan teknik “total-etch” atau etch-and-
rinse. Teknik ini terdiri atas 3 (tiga) tahap, yaitu: penggunaan gel asam
fosfat, aplikasi primer yang berisi monomer hidrofilik reaktif yang terlarut
dalam etanol/aseton/air, aplikasi bahan bonding resin yang mengandung
atau tidak mengandung filler. Pelarut etanol/aseton/air dalam primer
bertujuan menggantikan cairan yang berasal dari matriks dentin dan
membawa monomer ke jaringan dentin yang telah didemineralisasi dan
jaring-jaring kolagen. Bahan bonding mengandung monomer yang bersifat
hidrofobik, seperti: Bis-GMA, dikombinasikan dengan molekul hidrofilik,
seperti: HEMA Teknik untuk bonding dentin ini popular di tahun 1990-an
hingga saat ini.
5) Generasi V
Mulai dikenalkan pada pertengahan tahun 1990-an. Sistem bonding ini
bertujuan untuk menyederhanakan prosedur klinis dengan mengurangi
langkah aplikasi bonding dan mempersingkat waktu kerja. Generasi
kelima ini dikembangkan untuk membuat penggunaan bahan bonding
lebih dapat diandalkan bagi para praktisi. Generasi ini dikenal dengan
istilah two-step etch-and-rinse adhesives atau sistem “one bottle”. Istilah
“one bottle” digunakan karena primer dan bahan bonding ada dalam satu
botol. Etsa tetap diperlukan dan digunakan terpisah. Kekuatan ikatan
terhadap dentin hampir mendekati ikatan terhadap email secara in vitro,
sehingga penelitian terarah untuk menyederhanakan prosedur adhesif.
6) Generasi VI
Mulai dikenalkan pada akhir tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an,
yang dikenal dengan istilah two-step self-etch systems atau self-etching-
primer (SEP). Self-etching-primer mengkombinasikan etsa dan primer,
memungkinkan monomer resin menembus (penetrasi) substrat dentinal
melalui smear layer tanpa membilas etsa dan pengeringan, sehingga
mengurangi kemungkinan over-wetting atau over-drying yang
berpengaruh terhadap adhesi. Air merupakan komponen SEP, penting
bagi monomer asam untuk mengionisasi dan demineralisasi. Oleh karena
itu, dentin tetap lembab ketika aplikasi SEP dan kolapsnya kolagen fibril
dapat dihindari. Kelembaban dentin terjaga namun SEP rentan terhadap
degradasi hidrolitik.
Komposisi SEP antara lain: monomer ester asam fosfat (10-MDP), 4-
META dan phenyl-P. Self-etching-primer berbeda dengan asam fosfat
dalam mendemineralisasi email dan kekuatan ikatannya secara klinis tidak
sekuat etsa asam fosfat. Teknik ini tidak sesensitif etch-and-rinse. Tipe
adhesif tidak berkorelasi dengan sensitifitas post-operatif.
7) Generasi VII
Generasi ini diperkenalkan di akhir tahun 2002 dan dikenal dengan istilah
one-step self-etch adhesives atau “all-in-one”. Generasi ini
mengkombinasikan etsa, primer dan bahan bonding dalam satu larutan
agar aplikasinya mudah. All-in-one adhesives mengandung uncured ionic
monomers sehingga dapat berkontak dengan restorasi resin komposit
secara langsung. Tipe ini bersifat seperti membran semi permiabel
sehingga dapat memicu degradasi hidrolitik ikatan resin-dentin. Beberapa
monomer resin yang digunakan terlalu bersifat hidrofilik sehingga rentan
terhadap degradasi.
8) Generasi VIII
Perkembangan nanoteknologi di bidang kedokteran gigi memicu
penemuan nanokomposit dan nano-adhesif yang mengandung nanofillers.
Bahan nano-bonding adalah larutan yang berisi nanofillers guna
memperkuat ikatan terhadap email dan dentin, absorbsi stres dan waktu
penyimpanan yang lebih lama. Jenis bahan adhesif ini dikenal sebagai
generasi ke delapan. Generasi ini mengandung partikel silica berukuran
nano dan bersifat dual-cure. Pada tahun 2010, Voco America
memperkenalkan VOCO, Futurabond DC, suatu bahan adhesif nano-
reinforced, self-cured, light-cured dan dual-cured one-step, self-etch dalam
satu sistem. Pabrik mengungkapkan bahwa kekuatan adhesif mencapai
lebih dari 30 MPa (megapaskal), baik di dentin dan email terhadap resin
komposit.
Fibriyanto, E. 2020. Bahan Adhesif Restorasi Resin Komposit. Jurnal
Kedokteran Gigi Terpadu. 2(1)