PENDAHULUAN
basis
gigi
tiruan
resin
akrilik
memiliki
sifat
yang
kedokteran gigi digunakan untuk Pembuatan basis gigi tiruan, Resin akrilik
cross-linked untuk gigi tiruan, tambalan, inlay dan laminate (resin komposit),
Peralatan ortodonsia dan pedodonsia, Mahkota dan jembatan (resin akrilik
atau resin komposit), Protesa maksilofasial (obturator pada celah palatal) serta
masih banyak yang lainnya. Dari banyaknya aplikasi dari resin akrilik dalam
Kedokteran Gigi ini sehingga sangat diperlukan pengetahuan dari segala aspek
tentang
1.4 MAPPING
RESIN AKRILIK
KLASIFIKASI
SIFAT
KOMPOSI
benda padat amorf atau semi padat yang sangat mudah terbakar dan larut
dalam air, sedangkan beberapa jenis larut dalam etanol dan yang lainnya
larut dalam karbon tetraklorida, eter, dan minyak yang mudah menguap.
Sebagian besar lunak dan lengket, tetapi mengeras jika terpajan pada suhu
dingin. (Dorland : 2002)
2.1
Klasifikasi resin
Berdasarkan asalnya resin dapat dibedakan menjadi resin alami dan
sintetik. Resin alami merupakan bahan yang disekresikan oleh tumbuhan
dan serangga tertentu, misalnya rosin (Harty, 1987). Sedangkan resin
sintetik terdiri dari campuran bahan-bahan kimia dengan struktur kimia
yang mengacu pada resin alami.
Dari sifat termalnya, resin dibagi lagi menjadi resin termoplastik
dan termosetting. Resin termoplastik, seperti kompoun cetak dan akrilik,
melunak ketika di panaskan melebihi temperatur transisi kaca (Tg),
kemudian dapat dibentuk dan dengan pendinginan akan mengeras dalam
bentuk tersebut. namun, pada pemanasan ulang bahan dapat melunak
kembali dan dapat dibentuk kembali bila diperlukan. Setelah itu, resin
termosetting, merupakan resin yang menjadi keras secara permanen bila
dipanaskan melebihi temperatur kritis dan tidak melunak kembali pada
pemanasan ulang (Phillips, 1996).
Sesuai dengan skenario, resin akrilik merupakan resin sintetik
termoplastik. Resin akrilik sendiri memiliki beberapa klasifikasi
berdasarkan cara polimerisasinya:
1
2.2
Biologis : tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak toksik, dan tidak
mengiritasi jaringan rongga mulut, tidak boleh larut dalam saliva
atau cairan lain yang dimasukkan ke dalam mulut, dan tidak dapat
ditembus cairan mulut.
selama
penanganan
dan
manipulasi,
mudah
diaduk,
2.3
Polimer
Secara umum polimer resin akrilik terdiri dari poli (metil metakrilat),
initiator (0.2-0.5% benzoil peroksida), pigmen (merkuri sulfat, cadmium
selenit, ferric oxide), plasticizer (dibutil ptalat), opacifiers (zinc atau
titanium oxide), bahan tambahan berupa serat sintetis organik (serat nilon
atau serat akrilik) dan anorganik (serat kaca, zirkonium silikat). Untuk
resin akrilik jenis self cured , ada bahan tambahan aktivator berupa amin
tersier,
sedangkan
pada
light
cured
terdapat
aktivator
berupa
camphoroquinone.
Monomer
Monomer resin akrilik terdiri dari metil metakrilat, stabilizer (0.003
0.1% metil ether hydroquinone untuk mencegah terjadinya proses
polimerisasi selama penyimpanan), plasticizer (dibutil pthalat), bahan
untuk memacu ikatan silang (cross-linking agent) yaitu etilen glikol
dimetakrilat (EGDMA). Cross-link agent ini berpengaruh pada sifat fisik
polimer dimana polimer yang memiliki ikatan silang bersifat lebih keras
dan tahan terhadap pelarut (Chanaka, 2010)
2.4
klinis yang baik. Secara umum, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam memanipulasi resin akrilik, antara lain:
1
Pencampuran
Polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar
dicampurkan dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan beberapa
menit sampai mencapai fase dough.( SK Khindria ,2009) . Pada
saat pencampuran ada empat tahapan yang terjadi, yaitu:
1
Sandy
stage
adalah
terbentuknya
campuran
yang
Pengisian
Tahap ini disebut juga dengan packing, yaitu tahap penuangan
resin kedalam mould. Pada proses manipulasi yang perlu
diperhatikan pada tahap pengisian ini adalah ketepatan bahan
mengisi rongga mould. dengan pengisian pada rongga mould
secara bertahap. Pada tahap selanjutnya setelah dilakukan
pengisian pada rongga mould adalah dilakukannya press dengan
pada kuvet. Kekuatan press yang diberikan pada kuvet sebesar
1000 psi selama 5 menit kemudian sebesar 2200 psi selamat 5
menit juga. Selama proses press ini biasanya ditemukan flash,
yaitu adanya kelebihan bahan. Flash ini harus dibersihkan dan
dipisahakan dengan bagian resin yang mengisi mould. Setelah
dilakukan ini tahap berikutnya adalah dilakukannya curing.
Curring.
Proses curring adalah proses terjadinya pengerasan, dimana
setiap jenis resin akrilik memiliki spesialisasi tersendiri.
2.5
banyak aplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi tiruan, pelat ortodonsi,
sendok cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan dengan hasil
9
memuaskan, baik dalam hal estetik maupun dalam hal fungsinya. Selain itu resin
digunakan untuk reline dan perbaikan prostesa, gigi palsu parsial. Resin juga telah
digunakan untuk retainer ortodontik dan perangkat removable gigi , pelindung
mulut dari bruxism, mahkota gigi. (philis, 2003)
Resin akrilik digunakan sebagai bahan restorasi karena memilki kelebihan
yaitu daya alir tinggi, aplikasi mudah setting dengan light-cured selama 10 menit,
dan menghasilkan permukaan yang sangat halus dan mengkilat. Digunakam
sebagai sendok cetak karena dibuat untuk menyesuaikan lengkung tertentu
sehingga sering disebut sendok cetak individual. Sebagai alat ortodonsi lepasan
karena dipakai sebagai plat dasar alat ortodontik lepasan yang berupa lempengan
plat akrilik berbentuk melengkung mengikuti permukaan palatum atau permukaan
lingual lengkung mandibula. Jenis resin yang dipakai adalah heat curing dan cold
curing. Bahan dari cold curing memiliki berat molekul lebih rendah sehingga
pengkerutannya lebih sedikit namun memiliki porositas lebih banyak sehingga
kekuatannya lebih rendah.Sebagai reparasi yaitu bahan yang biasa digunakan
adalah jenis self-cured dan heat-cured. Bias juga digunakan sebagai relining,
Relining adalah mengganti permukaan protesa yang menghadap jaringan. Bahan
yang biasa digunakan adalah self-cured. Namun juga digunakan resin yang
diaktivasi dengan energy panas, sinar, atau gelombang mikro yang nantinya akan
menghasilkan panas yang cukup besar dan distorsi basis protesa cenderung
terjadi. Tahap awal dari relining itu membersihkan permukaan yang menghadap
jaringan untuk meningkatkan perlekatan antara resin yang ada dengan bahan
relining. Lalu resin yang tepat dimasukkan dan dibentuk dengan teknik molding
tekanan.Dan yang terakhir digunakan untuk rebasing, rebasing adalah mengganti
keseluruhan basis protesa. Bahan yang biasa digunakan adalah sel-cured. Caranya
adalah bahan self-cured dicampur sampai konsistensi encer lalu dimasukkan ke
daerah yang kan direparasi. Polimerisasi yang timbul akan lebih sedikit apabila
polimerisasi dilakukan di bawah tekanan hydrolic hingga sebesar 250 kN/m pada
suhu 40-50oC. (Philips,2003)
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
11
3.2
12
3.2.1
Sifat Mekanis
Sifat mekanis adalah respons yang terukur, baik elastis maupun
plastis, dari bahan bila terkena gaya atau distribusi tekanan. Sifat mekanis
bahan basis gigi tiruan terdiri atas kekuatan tensil, kekuatan impak,
fatique, crazing dan kekerasan.
a. Kekuatan Tensil
Kekuatan tensil resin akrilik polimerisasi panas adalah 55 MPa.
Kekuatan tensil resin akrilik yang rendah ini merupakan salah satu
kekurangan utama resin akrilik.
b. Kekuatan Impak
Kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas adalah 1 cm
kg/cm. Resin akrilik memiliki kekuatan impak yang relatif rendah dan
apabila gigi tiruan akrilik jatuh ke atas permukaan yang keras
kemungkinan besar akan terjadi fraktur.
c. Fatique
Resin akrilik memiliki ketahanan yang relatif buruk terhadap
fraktur akibat fatique. Fatique merupakan akibat dari pemakaian gigi
tiruan yang tidak didesain dengan baik sehingga basis gigi tiruan
melengkung setiap menerima tekanan pengunyahan. Kekuatan fatique
basis resin akrilik polimerisasi panas adalah 1,5 juta lengkungan sebelum
patah dengan beban 2500 lb/in2 pada stress maksimum 17 MPa.
d. Crazing
Crazing kadang-kadang muncul berupa kumpulan retakan pada
permukaan gigi tiruan resin akrilik yang dapat melemahkan basis gigi
tiruan. Retakan-retakan ini dapat timbul akibat salah satu dari tiga
13
gigi
tiruannya
dan
membiarkannya
kering,
siklus
3.2.2
14
organisme
tertentu
untuk
berkembang
pada
15
umum,
resin
Walaupun
akrilik
demikian,
polimerisasi
beberapa
panas
pasien
sangat
mungkin
Sifat Fisis
Sifat fisis adalah sifat suatu bahan yang diukur tanpa diberikan
tekanan atau gaya dan tidak mengubah sifat kimia dari bahan tersebut.
Sifat fisis terdiri atas massa jenis, ekspansi termal, porositas dan kekasaran
permukaan.
a. Massa Jenis
Resin akrilik memiliki massa jenis yang relatif rendah yaitu sekitar
1,2 g/cm3. Hal ini disebabkan resin akrilik terdiri dari kumpulan atomatom ringan, seperti karbon, oksigen dan hidrogen.
16
b. Ekspansi Termal
Koefisien ekspansi termal resin akrilik polimerisasi panas adalah
sekitar 80 ppm/oC. Nilai ini merupakan angka yang cukup tinggi dari
kelompok resin. Umumnya hal ini tidak menimbulkan masalah, namun
terdapat kemungkinan bahwa anasir gigi tiruan porselen yang tersusun
pada basis gigi tiruan dapat menjad i longgar dan lepas akibat perbedaan
ekspansi dan kontraksi.
c. Porositas
Adanya gelembung atau porositas di permukaan dan di bawah
permukaan dapat mempengaruhi sifat fisis, estetik dan kebersihan basis
gigi tiruan. (Gambar) Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigi
tiruan yang lebih tebal. Porositas dapat diakibatkan penguapan monomer
yang tidak bereaksi dan berat molekul polimer yang rendah, disertai
temperatur resin akrilik selama kuring mencapai atau melebihi titik didih
bahan tersebut.
abcd
Gambar 4 : Porositas di permukaan dan di dalam basis gigi tiruan
a : porositas di permukaan basis gigi tiruan
b : porositas di permukaan basis gigi tiruan dilihat dengan mikroskop elektron
c : porositas di dalam basis gigi tiruan
d : porositas di dalam basis gigi tiruan dilihat dengan mikroskop elektron
17
18
19
2. Monomer:
a. Metil metakrilat
b. Stabilizer: hydroquinone untuk mencegah terjadinya proses
polimerisasi spontan.
c. agen cross linked: dimethacrylate
d. organic amine accelerator dan dyed synthetic fibers ( untuk estetik).
3.4
20
Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage). Pada tahap ini lebih
banyakmonomer
yang
menguap,
terutama
pada
melakukan
pengisian
ke
dalam
cetakan
pelu
diperhatikan :
- Cetakan terisi penuh.
- Sewaktu dipress terdapat tekanan yang cukup pada cetakan, ini
dapat dicapaidengan cara mengisikan dough sedikit lebih banyak
21
diselipi kertasselofan.
Pengepresan dilakukan
lagi
seperti
di
atas,
tetapi
tekanan
Kemudiantemperaturnya
ditingkatkan
hingga
1000C
23
24
25
f. Mengenai sifat-sifat rheologinya; bahan heat cured lebih baik dari self
curedkarena bahan self cured menunjukkan distorsi yang lebih besar
dalampemakaian. Pada pengukuran creep bahan poly (polymethyl
methacrylate),polimer heat cured mempunyai deformasi awal yang lebih
kecil, juga lebihsedikit creep, dan lebih cepat kembali dibandingkan
dengan bahan self cured.
g. Stabilitas warna bahan self cured jelek, bila dipakai activator amina
tertier dapat terjadi penguningan setelah beberapa lama. (E. Combe 1992)
26
3.5
membutuhkan
adanya
radikal
bebas,
yaitu
27
3.6
28
3.7
29
3.8.1
3.8.2
Bahan Restorasi
Resin akrilik digunakan sebagai bahan restorasi karena daya alir
tinggi, aplikasi mudah setting dengan light curing selama 10 menit, halus
dan mengkilap.
3.8.3
3.8.4
3.8.5
3.8.6
Relining
Relining adalah mengganti permukaan protesa yang menghadap
jaringan. Tahapannya diawali dengan membersihkan permukaan yang
menghadap jaringan sebagai tempat perlekatan, lalu resin dibentuk dengan
teknik molding tekan. Resin akrilik heat cured dapat digunakan untuk
pengaplikasian ini.
3.8.7
Rebasing
Rebasing adalah mengganti keseluruhan basis protesa yang
dicampur hingga menjadi encer lalu dimasukkan ke daerah yang
direparasi. Resin akrilik self cured dapat digunakan untuk pengaplikasian
ini.
3.8.8
Die Lepasan
30
3.8.9
BAB IV
PENUTUP
31
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari tutorial ini adalah :
1. Resin merupakan campuran asam-asam karboksilat, minyak essensial, dan
terpenting, yang terdapat sebagai eksudat pada berbagai pohon atau
tanaman semak atau yang diproduksi secara sintetis. Resin.akrilik adalah
rantai polimer yang terdiri dari unit metil metakrilat. Resin akrilik
termasuk resin sintetik termoplastik.
2. Berdasarkan asalnya, resin dibagi menjadi 2 yaitu resin alami dan resin
sintetik. Sedangkan berdasarkan sifat termal, resin dibagi menjadi 3 jenis
yaitu Heat Cured, Self Cured, dan Light Cured.
3. Komposisi resin akrilik terdiri dari bubuk polimer poli metil metakrilat
dan airan monomer metil metakrilat.
4. Aplikasi resin akrilik di bidang kedokteran gigi adalah dalam pembuatan
basis gigi tiruan, bahan restorasi, penambah dust dam pada full denture,
sebagai alat ortodonti lepasan, sebagai individual tray, pelindung mulut
untuk atlet, dan die lepasan.
DAFTAR PUSTAKA
Munadziroh, Elly. 2000. Biokompatibilitas Bahan Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik.
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2000:7(Edisi Khusus):116-120
32
Powers JM, Wataha JC. 2008. Dental materials properties and manipulation. 9th
Ed. St Louis: Mosby Elsevier
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
Jakarta: EGC.
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta :
Balai Pustaka
Craig, Robert G, and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material: 11th
Edition. United State of America : Mosby
33