Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 4

BLOK MANAJEMEN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

GENAP 2017/2018

Oleh Kelompok Tutorial VIII :


Tutor : drg. Lusi Hidayati, M.Kes
Anggota :
Arifah Khoirianti (Nim:151610101024)
Jovanna Andhara A. (Nim:151610101067)
Muhammad Idris K. (Nim:151610101072)
Widy Jatmiko (Nim:151610101075)
Nurina Dyah Ayu N. (Nim:151610101083)
Devita Titania N. (Nim:151610101084)
Putri Nila Kharisma (Nim:151610101091)
Rizqi Apriliani (Nim:151610101092)
Falah Yudana Fahmi (Nim:151610101096)
Yolanda Eka Putri (Nim:151610101098)
Alifia Wandansari (Nim:151610101101)
Intan Maulia Cahya H. (Nim:151610101103)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2017

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbilalamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah skenario ketiga blok Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat yang
berjudul Teknik Sampling. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi
hasil diskusi tutorial kelompok VIII pada skenario kedua.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. drg. Lusi Hidayati, M.Kes selaku pembimbing dalam jalannya diskusi tutorial
yang dilakukan kelompok VIII Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
dan telah membantu dan memberi masukan yang bermanfaat untuk
tercapainya tujuan belajar.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.

Penulisan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan-
perbaikan agar kedepannya dapat tercipta kesempurnaan dalam laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 23 Mei 2017

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................1


KATA PENGANTAR ..................................................................................2
DAFTAR ISI ................................................................................................3
SKENARIO...................................................................................................4
STEP 1...........................................................................................................5
STEP 2...........................................................................................................6
STEP 3...........................................................................................................7
STEP 4...........................................................................................................9
STEP 5..........................................................................................................10
STEP 7..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................25

3
SKENARIO II
PENDEKATAN MASALAH KESEHATAN

Tingkat ekonomi masyarakat Kecamatan Rejo Agung tergolong menengah


keatas. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas sudah memadai, termasuk
sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Dokter gigi yang bertugas disana
sering menemukan pasien dengan tingkat karies yang tinggi, bahkan pada usia
remaja banyak pasien yang sudah kehilangan gigi cukup banyak. Pola makan
masyarakat Rejo Agung cenderung menyukai makanan yang siap saji, yang
banyak mengandung karbohidrat. Untuk mengetahui masalah kesehatan gigi yang
ada dan menyelesaikanny, perlu menggunakan pendekatan masalah kesehatan,
pendekatan yang bisa digunakan adalah pendekatan Blum, Wheel, Jaring Sebab
Akibat Dan Segitiga Epidemiologi. Apakah pendekatan masalah kesehatan yang
tepat untuk kasus di atas?

4
STEP 1

1. Pendekatan Masalah Kesehatan:


Upaya/cara/proses memecahkan masalah kesehatan. Bisa dari dampak
sesuatu yang salah dari masalah kesehatan. Digunakan untuk memilih
salah satu strategi memecahkan masalah. Gabungan dari upaya preventif
dan kuratif dengan mencari faktor etiologi kemudian menganalisis dan
memecahkan
2. Segitiga epidemiologi:
Merupakan model hubungan antara penyebab dan faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan suatu wilayah. Terdiri atas 3 faktor,
yaitu host, agen dan wilayah.
3. Pendekatan Wheel:
Metode menyelesaikan masalah dimana ada 2 faktor yaitu manusia dan
lingkungan (biologi, social, fisik). Memiliki sumbu yakni genetic.
Berbentuk seperti cakram dimana lingkaran tengah (dalam adalah
manusia).
4. Jaring sebab akibat:
Merupakan pendekatan epidemiologi yang melibatkan hubungan sebab
akibat bukan hanya dari 1 faktor melainkan banyak sebab. Kekurangan
dari metode ini adalah tidak bisa menentukan faktor utama.
5. Pendekatan Blum:
Pendekatan dengan melihat 4 faktor:
- Gaya hidup
- Lingkungan
- Pelayanan kesehatan
- Genetik

5
STEP 2

1. Puskesmas sudah memadai, namun mengapa tingkat karies masih tinggi?


2. Apa hubungan karies yang tinggi dengan makanan cepat sajji dan
hubungan tingkat ekonomi menengah keatas dengan karies?
3. Apa fungsi dilakukan pendekatan masalah kesehatan?
4. Apa saja jenis pendekatan masalah kesehatan?
5. Bagaimana cara memilih teori pendekatan yang cocok sesuai dengan
berbagai masalah kesehatan?
6. Pendekatan apa yang cocok untuk skenario?

6
STEP 3

1. Ada beberapa faktor yang berperan dalam metode pendekatan Blum,


yakni:
- Fasilitas kesehatan yang kurang memadai
- Gaya hidup yang kurang baik
- Lingkungan (fisik, social, ekonomi, biologi)
- Kesibukan masyarakat yang tinggi
- Kurangnya promosi layanan kesehatan
- Pengonsumsian fastfood yang kaya akan karbohidrat
- Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang rendah
- Pengetahuan masyarakat yang minim akan kesehatan

2. Masyarakat menengah keatas cenderung sibuk sehingga akan memilih


makanan cepat saji sebagai santapan. Makanan cepat saji yang kaya akan
karbohidrat akan menyebabkan karies. Masyarakat yang sibuk juga akan
memiliki tingkat kesadaran kesehatan yang rendah, karena cenderung
kurang memiliki waktu untuk pergi ke fasilitas kesehatan.

3. Fungsi dilakukan pendekatan masalah kesehatan diantaranya:


Mengetahui faktor etiologi
Mengetahui faktor kebiasaan/pendukung
Mengatahui cara memecahkan masalah kesehatan tersebut
Memudahkan paramedic untuk memecahkan masalah kesehatan
dengan tepat

4. Macam Pendekatan Masalah Kesehatan dan faktor yang mempengaruhi


adalah:
Pendekatan Blum
- perilaku masyarakat
- tingkat pengetahuan masyarakat
- tenaga medis yang ada

7
Pendekatan Wheel
- Manusia (genetic)
- Lingkungan (biologi, social, fisik)
Pendekatan Epidemiologi
- Berbagai sebab multifactor (host, agent, lingkungan)

5. Untuk memilih pendekatan masalah kesehatan masyarakat dengan


berbagai permasalahan, yang harus dikatahui adalah faktor dari masing-
masing metode kesehatan yang cocok dengan masalah kesehatan yang
ditemui. Juga dengan melakukan tahapan berikut:
Identifikasi masalah kesehatan (kegawatan penyakit dan faktor
yang mempengaruhinya)
Identifikasi besar masalah dan distribusinya (data primer dan
sekunder)
Identifikasi sumber daya manusia (kuantitas dan kualitas tenaga
medis)

6. Pendekatan yang cocok untuk skenario ini adalah pendekatan Blum


Faktor yang mempengaruhinya adalah:
Lingkungan
Menengah keatas (sosial-ekonomi)
Genetik
Usia remaja memiliki tingkat karies yang tinggi
Pelayanan kesehatan
Promosi kesehatannya bagaimana, harus ditinjau
Perilaku
Makanan cepat saji

8
STEP 4

Masalah Kesehatan

Identifikasi Masalah
Kesehatan

Macam-macam
Pendekatan Masalah
Kesehatan

Mencari Penyebab

Penyelesaian Masalah
(Metode yang
Digunakan)

9
STEP 5

1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan cara


identifikasi masalah kesehatan
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan macam
pendekatan masalah kesehatan
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan pendekatan
masalah kesehatan yang sesuai dengan skenario
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan penyelesaian
masalah kesehatan yang sesuai dengan skenario

10
STEP 7

LO 1. Mahasiswa Mampu Mengetahui Dan Memahami Serta Menjelaskan


Cara Pendekatan Masalah Kesehatan Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program
kesehatan diperlukan proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana
yang menyeluruh (komprehensif dan holistik). Langkah-langkah perencanaan
yang dilakukan adalah analisis situasi, identifikasi masalah dan menetapkan
prioritas, menetapkan tujuan, melakukan analisis untuk memilih alternatif
kegiatan terbaik, dan menyusun rencana operasional.
Masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah
gangguan kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi
kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan, dan pelayan
kesehatan). Menurut definisi, masalah adalah terdapatnya kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah
kalau perumusan masalah tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan.
Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara
kuantitatif.
Identifikasi dan dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari
proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur
terkait, termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk
ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada,
masyarakat dapat berperan aktif didalamnya.
Perencanaan pada hakikatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan
masalah. Oleh sebab itu langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan. Sumber masalah kesehatan
masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain :
a. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada
b. Surveilans epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit
c. Survey kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan
perencanaan kesehatan

11
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi.
Dalam menemukan masalah kesehatan diperlukan ukuran-ukuran. Ukuran-
ukuran yang paling lazim dipakai adalah angka kematian (mortalitas) dan angka
kesakitan (morbiditas). Masalah kesehatan harus diukur karena terbatasnya
sumber daya yang tersedia sehingga sumber daya yang ada betul-betul
dipergunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang penting dan memang bisa
diatasi.

Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah


kesehatan, yakni:
1) Pendekatan Logis
Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur
mortalitas, morbiditas dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada
dalam masyarakat.

2) Pendekatan Pragmatis
Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang
ditimbulkan penyakit/kecelakaan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu
masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk
memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang berobat ke suatu
fasilitas kesehatan.

3) Pendekatan Politis
Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-orang
penting dalam suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).

12
LO 2. Mahasiswa Mampu Mengetahui Dan Memahami Serta Menjelaskan
Macam Pendekatan Masalah Kesehatan Masyarakat

A. Pendekatan H. L. Blum

Paradigma hidup sehat H. L Bloom menjelaskan 4 faktor utama yang dapat


mempengaruhi derajat kesehatan individu /masyarakat. Keempat factor tersebut
merupakan factor determinan (penentu) timbulnya masalah kesehatan pada
seorang individu atau kelompok masyarakat

Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku individu atau


kelompok masyarakat, faktor lingkungan (sosial ekonomi, politik, fisik), faktor
pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetic
(keturunan). Keempat faktor tersebut berinterakis secara dinamis yang
mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan kelompok
masyarakat. Diantara keempat faktor tersebut, factor perilaku manusia merupakan
factor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul
dengan faktor lingkungan.

Faktor genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau
masyarakat . Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan terjadi secara
evolutif dan paling sukar dideteksi. Faktor genetic perlu mendapat perhatian di
bidang pencegahan penyakit. Misalnya : seorang anak lahir dari orang tua
penderita DM akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak yang
lahir bukan dari penderita DM. Untuk upaya pencegahan , anak yang lahir dari
penderita DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadai factor genetic yang
diturunkan dari orangtuanya. Oleh karenanya ia harus selalu mengatur dietnya,
teratur berolah raga dan upaya pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang
factor genetiknya berkembang menjadi factor resiko terjadinya DM pada
dirinya.Jadi dapat diumpamakan , genetic adalah peluru (bullet) tubuh manusia
adalah pistol (senjata), dan lingkungan/perilaku manusia adalah pelatuknya
(trigger)

13
Faktor pelayanan kesehatan
Ketersediaannya sarana pelayanan, tenaga kesehatan, dn pelayanan kesehatan
yang berkualitas akan berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat.
Pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan yang diimbangi dengan
kelengkapn saran dan prasarana serta dana akan menjamin kualitas pelayanan
kesehatan. Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok
masyarakat.

Faktor perilaku masyarakat.


Faktor ini terutama di Negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap
munulnya gangguan kesehatan atau masalah kesehatan di masyarakat.
Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health service) tanpa disertai perubahan
perilaku (peran serta) masyarakat akan mengakibatkan masalah kesehatan tetap
potensial berkembang di masyarakat.

Faktor lingkungan.
Lingkungan yang terkendali, akibat sikap hidup dan perilaku masyarakat yang
baik akan dapat menekan berkembangnya masalah kesehatan. Untuk
menganalisis program kesehatan di lapangan H.L Blum dapat dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah sesuai dengan factor-
faktor yang berpengaruh pada status kesehatan masyarakat

B. Pendekatan Wheel

14
Merupakan pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan antara manusia
dan lingkungan. Roda terdiri daripada satu pusat (pejamu atau manusia) yang
memiliki susunan genetik sebagai intinya. Disekitar pejamu terdapat lingkungan
yang dibagi secara skematis ke dalam 3 sektor yaitu lingkungan biologi, sosial
dan fisik. Besarnya komponen-kompenen dari roda tergantung kepada masalah
penyakit tertentu yang menjadi perhatian kita. Untuk penyakit-peyakit bawaan
(herediter) inti genetik relatif lebih besar. Untuk kondisi tertentu seperti campak,
inti genetik relatif kurang penting oleh karena keadaan kekebalan dan sektor
biologi lingkungan yang paling berperanan.
Pada model roda, mendorong pemisahan perincian faktor pejamu dan
lingkungan, yaitu suatu perbedaan yang berguna untuk analisa epidemiologi.
Unsur Penyebab (agent), terdiri daripada:
Unsur penyebab biologis
Unsur penyebab nutrisi
Unsur penyebab kimiawi
Unsur penyebab fisika
Unsur penyebab psikis
Unsur Pejamu (host)

Manusia sebagai makhluk biologis, mempunyai sifat biologis: umur, jenis


kelamin, ras, keturunan, bentuk anatomis tubuh, fungsi fisiologis, keadaan
imunitas, status gizi, status kesehatan secara umum.
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai: adat, kebiasaan, agama,
hubungan keluarga, hubungan masyarakat, kebiasaan hidup

Unsur Lingkungan (Environment)


Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam
menentukan proses terjadinya interaksi antara pejamu dan agent dlaam proses
terjadinya penyakit, secara garis besar, unsur lingkungan dapat dibagi 3:
1. Lingkungan Biologis :
Segala flora dan fauna yang ada disekitar manusia, yaitu: microorganisme yang
patogen dan yang tidak patogen, berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat

15
mempengaruhi kehidupan manusia, fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai
vektor penyakit tertentu terutama penyakit menular.

2. Lingkungan Fisik :
Udara, keadaan cuaca, geografis dan geologis, air, unsur kimiawi lainnya, radiasi.

3. Lingkungan Sosial :
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi, serta
institusi/ peraturan yang berlaku, pekerjaan, urbanisasi, bencana alam,
perkembangan ekonomi.
Sama seperti model jaring jaring penyebab, model roda memberikan
penekanan akan perlunya mengidentifikasi faktor etiologis multiplle suatu
penyakit tanpa menitik beratkan pada agen penyakit. Contoh : binatang yang
menjadi pembawa (reservoir) virus rabies lebih diperhatikan daripada virus rabies
itu sendiri. Model roda memberikan batasan yang jelas faktor penjamu dengan
faktor lingkungan, batasan ini tidak terlalu jelas dalam model jaring- jaring
penyebab kesehatan lainnya.

C. Pendekatan Segitiga Epidemiologi

Model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi yang


dikemukakan oleh Gordon dan La Richt (1950), menyebutkan bahwa timbul atau
tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu host,
agent, dan environment. Gordon berpendapat bahwa:
1. Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan
manusia (host).
2. Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent
dan host.
3. Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi
tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan
(lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan biologis).

Host

Host adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya suatu perjalanan penyakit. Faktor faktor yang memegang peranan
penting dalam proses kejadian penyakit pada host adalah:

16
1. Faktor keturunan, ada beberapa penyakit keturunan yang dapat diturunkan
dari kedua orang tuanya.
2. Mekanisme kekbalan tubuh/imunitas, daya tahan tubuh seseorang tidak sama
namun faktor imunitas sangat berperan penting dalam proses kejadian
penyakit pada sesorang.
3. Usia, terdapat penyakit pada usia tertentu.
4. Jenis Kelamin, terdapat penyakit yang menyerang jenis kelamin tertentu.
5. Ras (Perbedaan cara, nilai sosial, dan faktor genetika).
6. Sosial ekonomi (Cara hidup, tingkat pendidikan, dan ekonomi)
7. Status perkawinan
8. Gaya hidup yang berhubungan dengan sosial ekonomi

Agent

Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau


ketidakberadaannya diikuti kontak efektif pada manusia dapat menimbulkan
penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Macamnya berupa
golongan biotis (unsur hidup) dan golongan a-biotis (unsur mati). Golongan biotis
terdiri dari:
a. Mikroorganisme (virus, bakteri)
b. Non-mikroorganisme (protozoa)
c. Tumbuhan (fungi atau jamur)

Environment (Lingkungan)

Environment adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang


mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Lingkungan terbsgi dalam
tiga macam yaitu,
a. Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berada di sekitar manusia yang
meliputi kondisi udara, musim, cuaca, kondisi geografi, dan geologinya yang
dapat mempengaruhi kerentanan host.
b. Lingkungan biologi adalah lingkungan yang berada di sekitar manusia namun
jenisnya berasal dari golongan biotis (hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme).
c. Lingkungan non-fisik adalah lingkungan sebagai akibat dari interaksi
manusia yang meliputi sosial budaya, norma, dan adat istiadat.

Untuk menggambarkan interaksi antara faktor-faktor egen, pejamu dan


lingkungan, John Gordon menganalogikan sebagai timbangan pengumpil

17
(pengungkit) dengan lingkungan sebagai titik tumpunya. Pada dasarnya selalu
terjadi hubungan dan pengaruh timbal balik antara faktor-faktor pejamu, agen dan
lingkungan, yang berusaha mencapai suatu keadaan keseimbangan. Perubahan
dari keseimbangan dapat dilihat dari contoh-contoh berikut ini.
Gambar segitiga epidemologi :

Timbangan tersebut menggambarkan tercapainya keseimbangan, sehingga


baik agent maupun host tidak ada yang dirugikan dan pada keadaan ini tedapat
suasana hidup berdampingan secara damai antara agent dan host.

Keadaan tersebut menggambarkan peningkatan peningkatan proporsi


kerentanan dari populasi manusia, misalnya karena menurunnya imunitas dari
host itu sendiri. Misalnnya pada saat musim pancaroba, seringkali imunitas
manusia itu menurun sehingga lebih rentan terserang berbagai penyakit. Sehingga
walaupun jumlah agent normal namun dapat pula terjadi penyakit bila imunitas
host sendiri mengalami penurunan.

18
Perubahan lingkungan dapat pula menyebabkan pergeseran titik tumpu ke
arah host sehingga menggambarkan bahwa perubahan lingkungan tersebut
merangsang penyebaran agen yang menyebabkan peningkatan kemampuan agen
untuk menginfeksi. Misalnya pada suatu desa tertentu pada awalnya memiliki
sumber air yang bersih, tetapi kemudian terjadi banjir yang membawa berbagai
macam mikroorganisme penyebab penyakit sehingga mengkontaminasi air minum
di desa tersebut, maka terjangkitlah wabah penyakit pada desa tersebut oleh
karena air minum yang sudah terkontaminasi.

Disamping itu, perubahan lingkungan dapat pula menyebabkan perubahan


kerentanan pejamu (host), sehingga terjadi pergeseran titik tumpu ke arah agent.
Keadaan ini terjadi misalnya pada perkembangan daerah industri yang pesat
menyebabkan konsentrasi zat-zat pencemar di udara meningkatkan kerentanan

19
(memudahkan terserang penyakit) pada manusia, terutama infeksi saluran
pernafasan.

D. Pendekatan Jaring-jaring Sebab Akibat

Merupakan salah satu dari 3 konsep dasar epidemiologi (segitiga


epidemiologi, jaring-jaring sebab akibat, roda) yang memberikan gambaran
tentang hubungan sebab akibat yang berperan dalam terjadinya penyakit dan
masalah kesehatan lainnya.

Pada model jaring-jaring sebab akibat terdapat berbagai macam sebab;


sesuatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan
sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan akibat.

Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah
keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertambah atau berkurangnya
penyakit yang bersangkutan. Dengan demikian timbulnya penyakit dapat dicegah
atau dihentikan dengan cara memotong rantai pada berbagai titik.

Dengan model jaringan sebab akibat hendaknya ditunjukkan bahwa


pengetahuan yang lengkap mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya penyakit
tidaklah diperuntukkan bagi usaha-usaha pemberantasan yang efektif. Oleh karena
banyaknya interaksi-interaksi ekologis maka seringkali kita dapat mengubah
penyebaran penyakit dengan mengubah aspek-aspek tertentu dari interaksi
manusia dengan lingkungan hidupnya tanpa intervensi langsung pada penyebab
penyakit.

Kekurangan dari model ini, peneliti tidak dapat mengidentifikasi / sulit


menentukan penyebab utama. Namun dapat dilakukan pencegahan dari berbagai
arah. Sedangkan, kelebihan dari model ini, peneliti dapat mengetahui dan
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berperan dalam timbulnya suatu
penyakit / masalah kesehatan lainnya.

Berikut ini contoh pendekatan jaring-jaring sebab akibat :

20
PENDIDIKAN
PENGETAHUAN GIZI RENDAH
RENDAH

PRODUKSI BAHAN MAKANAN RENDAH

KEMISKINAN

PENYAKIT KURANG GIZI

KONSUMSI MAKANAN TDK MEMADAI

DAYA BELI RENDAH

LO 3. Mahasiswa Mampu Mengetahui Dan Memahami


DAYA TAHAN Serta
TUBUH Menjelaskan
& PENYERAPAN GIZI TERGANGGU
KESEHATAN KURANG
FASILITAS KESEHATANKURANG
Pendekatan Masalah Kesehatan Yang Sesuai Dengan Skenario

Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat


kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku,
fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik
dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah,
air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan,
ekonomi, dan sebagainya

2. Perilaku

21
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di
samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat
pada dirinya.

3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan
dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit,
pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan
pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat
dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan,
informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh
pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
4. Keturunan
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia
yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti
diabetes melitus
Faktor lingkungan/Environment

Contoh : Akses terhadap air bersih, Jamban/ tempat BAB, Sampah, Lantai
Rumah, Breeding places, Polusi, Sanitasi tempat umum, Bahan Beracun
Berbahaya (B3), Keber
sihan TPU (Tempat Pelayanan Umum)
Faktor perilaku / Life styles

Contoh : alkohol, rokok, promiscuity: tempat-tempat berisiko, narkoba, olah raga


dan Health seeking behavior : Kalau tidak sakit parah tidak akan pergi ke
puskesmas
Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

22
Contoh : ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan (balai pengobatan) maupun
rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga, peralatan kesehatan bersumberdaya
masyarakat; Kinerja/cakupan serta pembiayaan /anggaran
Faktor Herediter atau Kependudukan / Heredity

Contoh : Penyakit-penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi sumberdaya


masyarakat, Jumlah penduduk dan Pertumbuhan penduduk serta jumlah kelompok
khusus/rentan: bumil, persalinan, bayi, dll.

LO 4. Mahasiswa Mampu Mengetahui Dan Memahami Serta Menjelaskan


penyelesaian masalah sesuai skenario
1. Dokter gigi lebih meningkatkan pelayanannya seperti melayani dengan
ramah dan lebih peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
2. Dokter gigi meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti seminar dan
pelatihan
3. Dokter gigi memberikan DHE pada saat pasien mengunjungi pelayanan
kesehatan
4. Penyuluhan perlunya mengunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali
5. Penyuluhan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menjelaskan
cara menyikat gigi yang benar dan kapan sebaiknya menyikat gigi
6. Mengontrol kadar yodium dan fluor pada masyarakat
7. Melakukan TAF pada masyarakat dengan enamel gigi yang kurang
sempurna

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul, DR. MPH. 1988. Administrasi Kesehatan. Jakarta : Bina Rupa
Aksara

2. Heru, Subari, dkk. 2004. Manajemen epidemiologi. Yogyakarta : Media


Pressindo

3. Kusnopranoto, Haryono. 1986. Kesehatan lingkungan. Jakarta: Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

4. Maidin, Alimin, dr.MPH. 2010. Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan


Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kota Padang. Padang : Dinas
Kesehatan Kota Padang

5. Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan : Edisi 2. Jakarta : EGC

6. Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu


Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta

7. Reinke A, William. 1994. Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan


Efektifitas Manajemen. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

24

Anda mungkin juga menyukai