Anda di halaman 1dari 9

Selasa 3 Agustus 2021 – PROMOSI KESEHATAN P.2 – Dosen : Ratifah, SST. M.

Kes

AREA TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN

PENDAHULUAN

 Derajat Kesehatan merupakan salah satu kelompok penting dari Indikator Indonesia Sehat, atau merupakan
indikator hasil dari suatu proses.
 Gambaran ttg Derajat Kesehatan meliputi indikator: Mortalitas (Kematian), Morbiditas (Kesakitan) dan Status
Gizi

Menurut Bloom, Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:

1. Perilaku/ Gaya hidup/ life style


2. Lingkungan (Sosekpolbud)
3. Pelayanan Kesehatan
4. Genetik/Keturunan (Herediter)
Oleh karena itu, maka upaya Kesehatan hrs ditujukan pada ke 4 faktor tersebut diatas.

Upaya Promosi Kesehatan pd hakekatnya adalah Upaya intervensi yg di tujukan:

 Pada faktor Perilaku


Namun pd kenyataannya 3 faktor yg lainnya (Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Genetik ) jg perlu
dilakukan intervensi yg sama, spt faktor Perilaku, karena ke 3 faktor tsb juga berperan/ saling mempengaruhi
antara satu dengan yg lainnya.
 Sebagai Ilustrasi:
Lingkungan baik, fasyankes tersedia dng baik & perilaku/ sikap masy baik, maka fasyankes tsb akan
dimanfatkan oleh masy dng baik, tetapi walaupun lingk baik, fasyankes tersedia dng baik, namun pelilaku masy
tdk/ kurang baik, maka...akan muncul situasi yg tdk kita inginkan dlm bidang kes, masy tidak kooperatif bahkan
bisa menolak terhdp upaya yang kita lakukan.
O/k itu, maka perlu adanya Pendidikan atau Promosi Kesehatan Untuk mempengaruhi masy, agar perilaku
nya sesuai dng nilai-nilai kes atau perilaku hidup sehat.

 Promosi kesehatan adalah: “Kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, & organisasi
u/ mendukung kegiatan-kegiatan & kondisi-kondisi hidup yg menguntungkan kesehatan bagi
individu,kelompok, atau komunitas”. (Green dan Kreuter, 2005).
 Promosi Kesehatan adalah: Suatu proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta
pengembangan lingkungan sehat. Atau dng kata lain: bhw Promosi Kesehatan adalah upaya memperbaiki
status kesehatan individu dan populasi secara keseluruhan.

AREA TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN

I. Membangun Kebijakan Kesehatan Publik


1. Kebijakan Kesehatan :
 Merupakan sgl yg mempengaruhi faktor-faktor dlm sektor kesehatan shg dpt meningkatkan kualitas
kesmasy.
 Kebijakan tsb merupakan keputusan yg di buat dari pihak yg ber.tj dlm bidang kes, o/k nya perlu
melakukan analisis & melaksanakan program kes khususnya u/ KIA.
2. Empat (4) Tingkatan Kebijakan kesehatan
a) Tingkat Sistemik:
Corak utamanya yaitu membentuk sistem kesehatan secara keseluruhan. Contohnya: Dalam peran
publik atau swasta, keterlibatan institusi publik & hubungan kesehatan dng sektor lainnya (Lintas
Sektor).
b) Tingkat Program, adalah:
Memutuskan prioritas u/ layanan kes, program-program kes yg nyata & cara yg ditempuh dimana
sumberdaya hrs dialokasikan (operasional kegiatan).
c) Tingkat Organisasi yaitu:
Merujuk pd cara yg ditempuh agar sumber daya bisa digunakan scr produktif & dpt menyediakan
Yankes yg bermutu tinggi kpd masy.
d) Tingkat Instrumental, adalah:
Tingkatan dlm mengembangkan instrumen yg baik, spt dlm pengembangan sistem SDM & sistem
informasi (dukungan pelayanan).
3. Penguatan Kebijakan Kesehatan yg Berbasis Bukti (data) untuk Masalah Prioritas (KIA, Stunting, Penyakit
Kardiovaskuler & Kanker)
Hingga saat ini, ada 4 masalah kesehatan prioritas, yaitu: KIA, Stunting, Penyakit Kardiovaskuler &
Kanker) yg msh menjadi tantangan bagi sistem Kes. baik di Tkt Pusat maupun di Tkt Kab.
Kemenkes melalui berbagai Direktorat terkait, tlh mengimplementasikan berbagai kebijakan &
Prog.Kes u/ menangani masalah prioritas tsb. Namun dmk msh diperlukan analisis lbh lanjut Bgmn agar
kebijakan & program kes tsbt lbh dpt dikembangkan sesuai dng konteks lokal spesifik.

Berawal dari kebutuhan tsb, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM
mengembangkan upaya u/: memperkuat penyusunan kebijakan & pengambilan keputusan yg berbasis bukti a/data
& salah satu upaya yg saat ini dilaksanakan adalah: Dng membangun dialog u/ menganalisis masalah scr
kontekstual, menganalisis kebijakan yg terkait & mencari pilihan kebijakan yg sesuai dng konteks.

Upaya tsb diharapkan dpt memfasilitasi pengembangan kebijakan u/menangani masalah KIA, stunting,
penyakit jantung & kanker, baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kabupaten. PKMK menginisiasi rangkaian
kegiatan Penguatan Kebijakan Kesehatan yg Berbasis Bukti u/ Masalah Prioritas, yaitu: KIA, Stunting, Penyakit
Kardiovaskular & Kanker).

Kegiatan dilakukan pd Agustus 2020 hingga April 2021. Hasil yg diharapkan diantaranya adalah:

1) Diperoleh hasil analisis masalah prioritas berdasarkan data yg ditampilkan dalam DaSK,
2) Diperoleh hasil analisis kebijakan yg berkaitan dng masalah prioritas (KIA, stunting, penyakit jantung dan
kanker) di tingkat Pusat & Kabupaten yg akan dipresentasikan pd forum nasional JKKI 2020 serta
3) Diperoleh usulan kebijakan yg disusun berdasarkan hasil analisis pd poin 2 & selama proses dialog kebijakan.

Terkait permasalahan kesehatan yg ada, mulai dari angka Stunting yg tinggi, kasus TBC (tertinggi ke 3 di
Dunia), hingga defisit Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yg diselenggarakan BPJS Kesehatan, Center for
Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) merekomendasikan 3 kebijakan nasional kesehatan di Th
2020.

1) Rekomendasi Pertama: Perbaikan sistem kesehatan scr menyeluruh.


Kata Ketua Dewan Pembina CISDI, Dian Saminarsih dlm CISDI Health Outlook 2020 di Jakarta Pusat,
Selasa (17/12/2019). "Kita hrs melihat Kes sbg sebuah kesisteman, tidak terkotak-kotak, shg ketika
menyelesaikan sebuah masalah kes itu sbg suatu sistem,“
2) Rekomendasi Kedua: Penguatan pelayanan kesehatan primer seperti Puskesmas.
Menurut CISDI: perlu adanya reformasi kesehatan dengan pelayanan kesehatan primer sebagai titik utama
perubahan. Kata Diah: "Saya berharap Puskesmas bagi mereka yg kelahiran 90-an, 2000-an berbeda dng saya
yg lahir 1970-an. Puskesmas yg sekarang, hrs diisi oleh kepempimpinan yg terbuka, pengobatan yg
berkualitas, obat yg baik.
3) Rekomendasi ketiga: Perlunya kerja sama,.
Pemerintah tak bisa kerja sendiri. Pemerintah Harus Berkolaborasi, baik bersama Swasta maupun bersama
masyarakat. Dengan kolaborasi yang ada, pemerintah dapat memetakan permasalahan kesehatan yg lalu. Kata
Diah: "Tantangan kesehatan tidak dapat selesai jika pemerintah bergerak sendiri. Pemerintah harus terbuka
dengan pendekatan-pendekatan baru dan keterlibatan orang lain.

II. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Kesehatan

Ruang Lingkup Area Promosi Kesehatan. Cakupan dalam Promosi kesehatan dapat dilihat dari 3 Dimensi

A. Ruang Lingkup berdsrkan Aspek Kesehatan. Yankesmas mencakup 4 Aspek pokok,yaitu: Promotif,
Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif.

Namun Ahli lain hanya membagi menjadi 2 Aspek saja, yaitu:

1) Aspek Promotif : Sasarannya adalah: Kelp orang sehat. Kelp ini ber jmlh sekitar 80-85 % dari populasi, shg
pendidikan kes pd kelp ini perlu mendapatkan perhatian atau dibina scr terus menerus agar tetap sehat a/ lbh
meningkat lagi derajat kesehatannya. Hal ini krn derajat kesehatan seseorang bersifat dinamis shg
pembinaannyapun hrs dilakukan scr terus menerus.
2) Aspek Pencegahan & Penyembuhan/ Preventif & Kuratif. Aspek ini mencakup 3 upaya atau kegiatan,
yaitu:
a. Pencegahan Tkt I/ Primary Prevention
Sasarannya adalah: Kelp masy yg berisiko tinggi (High Risk), misal: Kelp Bumil & Ibu Menyusui.
Perokok, Obesitas, Pekerja seks pria & wanita
Tujuannya adalah: Agar supaya kelp ini tdk jatuh sakit a/ terkena penyakit.
b. Pencegahan Tkt II/ Secondary Prevention
Sasarannya: Para pend peny kronis, spt: Asma, DM, TBC, Rematik, TD Tinggi
Tujuannya adalah: Agar pend pada kelp ini mampu mencegah peny nya untuk tdk menjadi lbh berat
c. Pencegahan Tkt III/ Tertiary Prevention
Sasarannya: Kelp pend yg baru sembuh (Recovery) dari suatu peny.
Tujuannya adalah: Menolong pend agar tdk menjadi cacat atau mengurangi kecacatan semaksimal
mungkin agar cacatnya dpt diminimalkan.

B. Ruang Lingkup berdasarkan Tatanan/Setting Pelaksanaan Promosi Kes. Ruang Lingkup ini dpt
dikelompokkan menjadi:

1) Promkes Pada Tatanan Kelg (RT),

Kelg/ RT adalah merupakan unit terkecil, o/k itu u/ mencapai PL masy yg sehat hrs dimulai dari masing-masing
kelg, krn didlm kelg lah mulai terbentuk PL-PL masy.

Sasaran: Orang tua (Ayah & Ibu) k/ orang tua terutama ibu merupakan peletak dasar PL termasuk didlm nya
adalah PL Kes bagi anak-anak mrk.

2) Promkes pada tatanan Sekolah

Sekolah merpkan perpanjangan tangan kelg u/ Pendidikan kesehatan bagi para muridnya. Sekolah/ Guru
umummya lbh dipatuhi para murid-muridnya, kunci Penddk kes di sekolah adalah guru, oleh sbb itu PL guru hrs
menjadi contoh bagi murid-muridnya dan hrs dikondisikan melalui pelatihan-pelatihan kes, seminar, lokakarya,
dsb shg info kes yg baru akan didptkannya.
Lingkungan Sekolah yang sehat: baik lingk fisik maupun lingk sosial, akan sngt berpengaruh terhdp PL sehat bagi
para murid-muridnya.

3) Promosi Kesehatan di Tempat Kerja:

Tempat kerja merpkan tempat orang dewasa memperoleh nafkah u/ kelg nya. Lingk kerja yg sehat: baik fisik
maupun non fisik akan mendukung kes pekerja a/ karyawannya & akhirnya akan menghslkan/ produktivitas yg
optimal.

Sebaliknya lingk kerja yg tdk sehat serta rawan kecelakaan kerja akan menurunkan derajat kes pekerjanya &
akhirnya kurang produktif. Pimpinan/ manajer di institusi kerja termasuk perkantoran mrpkan sasaran Promkes
shg mrk peduli terhdp kes pekerjanya & mengembang kan Unit Pendidikan di tempat kerja.

4) Promosi Kesehatan di Tempat Umum

Tempat-tempat umum disini mencakup: Pasar, Terminal bus, Bandar Udara,Tempat-tempat pembelanjaan,
Tempat-tempat OR, taman-taman kota dsb

Tempat umum yg sehat: Kebersihan dan fasilitas yg diperlukan hrs tersedia sesuai standar kesehatan, misal hrs
tersedia: Toilet, Air bersih, melakukan himbauan menggunakan pengeras suara ttg kebersihan & kes serta di
lengkapi dng poster & leaflet.

5) Promosi Kesehatan di Fas Kes Umum

Faskes ini mencakup: RS, Puskesmas, Poliklinik & RB. Kadang sangat ironis, dimana ada bbrpa Fasyankes yg tdk
menjaga Kebersihan lingkungannya. Misal: Kotor, bau dan tdk tersedia air bersih, serta tdk tersedia tempat
sampah.

Sasaran pd Promosi ini adalah: Pimpinan/ Manajer Fasyankes & mrk ber TJ atas kondisi Fasyankes yg
dipimpinnya. Para Pimpinan/ manajer diperlukan Advokasi, & karyawannya diperlukan pelatihan-pelatihan.

III. Pemberdayaan masyarakat (emporwement) & pengembangan kemampuan personal yang berorientasi
pada layanan kesehatan

1. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat pd prinsipnya adalah:


 Menumbuhkan kemampuan masyarakat dari dalam diri masyarakat itu sendiri
 Pemberdayaan masyarakat bukan sesuatu yg ditanamkan dari luar
 Pemberdayaan masyarakat adalah proses memampukan masyarakat dari,oleh dan untuk masyarakat itu
sendiri berdasarkan kemampuan yg dimilikinya.

Adapun proses Pemberdayaan Masyarakat ini adalah:

a. Menumbuh kembangkan potensi masyarakat yg ada


b. Mengembangkan gotong royong masyarakat.
c. Menggali kontribusi masyarakat
d. Menjalin kemitraan
e. Desentralisasi
o Memfasilitasi masy dlm kegiatan-kegiatan a/ program-program pemberdayaan dlm hal kes.
o Memotivasi masyarakat u/ bekerjasama dlm kegiatan-kegiatan yg ada hubungannya dng kes.

Pemberdayaan ini ditujukan langsung kpd masyarakat sbg sasaran primer/ utama dlm promosi kesehatan.
Pemberdayaan ini dpt diwujudkan dng berbagai kegiatan,spt:

 Penyuluhan kesehatan
 Pengorganisasian & pembangunan masy, mis: Koperasi, pelatihan ketrampilan (menjahit, bercocoktanam,
pertukangan, peternakan). Masyarakat memiliki kemampuan u/ memelihara & meningkatkan kesehatan mrk
sendiri (self relince in health). Bentuk kegiatan ini lbh pd kegiatan penggerakan masy u/ kes, spt: penggalangan
dana sehat, adanya pos obat desa, adanya gotong royong u/Kes.

2. Tujuannya: Agar masy memiliki kemampuan dlm memelihara & meningkatkan derajat kesehatan
mrk sendiri
3. Ciri Pemberdayaan Masyarakat
Suatu program a/ kegiatan dpt dikatagorikan ke dalam Pemberdayaan Masyarakat apabila:
 Kegiatan tsb tumbuh dari bawah & bukan intruktif
 Dapat memperkuat, meningkatkan atau mengembangkan potensi masy setempat, guna mencapai tujuan yg
diharapkan.
4. Bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat tsb al:
 Tokoh atau Pimpinan Masyarakat
 Organisasi masyarakat
 Pendanaan Masyarakat
 Material Masyarakat
 Pengetahuan Masyarakat/ Community Knowledge
 Teknologi Masyarakat/ Community Technologi.

Contoh Pemberdayaan Masyarakat

 Pemberdayaan Kelg di bidang gizi


 Pemberdayaan Masy di bid Gizi
 Pemberdayaan Masy yg berhubungan dng kesehatan Ibu & Anak, Penyakit menular (TBC), PTM
 Pemberdayaan Petugas
 Adanya subsidi silang.

5. Indikator Keberhasilan meliputi:


a. Indikator Input
b. Proses
c. Out Put
d. Dampak, misalnya:
o Penurunan angka kesakitan (Angka TBC dan Penyakit Jatung serta kejadian Stunting turun)
o Penurunan angka kematian (Terutama AKI)
o Penurunan angka kelahiran (Cakupan KB tinggi)
o Peningkatan status Gizi
o Peningkatan Cakupan Persalinan di Fasyankes.

Selasa 10 Agustus 2021 – PROMOSI KESEHATAN P.3 – Dosen : Ratifah, SST. M.Kes (LANJUTAN)

IV. Meningkatkan Tanggung Jawab Sosial terhdp Kesehatan.

Sbg salah satu Program dlm rangka mewujudkan Indonesia Sehat, Kemenkes bekerjasama dng Dunia Usaha dlm
menggalakkan kampanye Program sehat, diantaranya ialah lewat:
1. CSR di bidang Kes.
CSR (Corporate Social Responsibility) secara harafiah adalah: Respon sosial a/ tanggung jawab sosial terhdp
lingk. sekitar yg dilakukan o/ sebuah perusahaan dlm bentuk berbagai kegiatan.

Bentuk Kegiatan tsb, misal: Menjaga lingk sekitar perusahaan, membangun fasilitas umum, meningkatkan
kesejahteraan masy. sekitar, memberikan bantuan beasiswa kpd anak yg dirasa kurang mampu, hingga
memberikan bantuan dana u/ kesejahteraan masy. sekitar.

Selama periode 2015-2019 Fokus kegiatan CSR Kes yaitu: Program prioritas di bid. Kes. yg salah satunya adalah
Kampanye program pencegahan Stunting yg dilakukan di berbagai daerah. Dan di th 2019 sendiri yaitu fokus pd
GERMAS, Stunting, & KIA.

Kemenkes juga memberikan penghargaan kpd Dunia Usaha yg tlh berhasil melaksanakan kegiatan CSR bidang
Kesehatan melalui:

Program Kemenkes CSR Awards yg dilaksanakan setiap 2 thn sekali.

Program ini merupakan Program sinergi pemerintah dng perusahaan dlm mewujudkan Indonesia Sehat, yg
diharapkan: Dpt meningkatkan partisipasi Dunia Usaha dlm mewujudkan rakyat Indonesia yg sehat, makmur&
sejahtera.

Kegiatan CSR yg baik adalah: Kegiatan yg terus berkelanjutan, & efek positifnya dpt langsung dirasakan o/ masy.

2. Tanggung Jawab Sosial Bidang Ketenagakerjaan,Kesehatan & Keselamtan Kerja

a) Praktik Ketenagakerjaan
 Perusahaan merealisasikan berbagai program pemenuhan hak & kewajiban karyawan sesuai perundang-
undangan & peraturan perusahaan sbg kebijakan ketenagakerjaan.
 Perhatian & komitmen tinggi dilaksanakan dng memperhatikan:
o Aspek kesetaraan & keadilan seluruh karyawan,
o serta berbagai program prioritas utama peningkatan kesadaran karyawan terhdp pentingnya
keselamatan & kesehatan kerja.
 Praktik pengelolaan ketenagakerjaan terbaik, ditunjukkan: Dng menciptakan lapangan kerja yg terus
bertumbuh, tkt perputaran karyawan yg rendah, & peningkatan alokasi dana pelatihan karyawan.
 Praktik ketenagakerjaan senantiasa: Selaras dng kebijakan & peraturan yg berlaku meliputi hubungan
ketenagakerjaan; kondisi kerja & jaminan sosial; dialog ketenagakerjaan; serta pengembangan SDM &
pelatihan yg lebih baik,
 Perusahaan senantiasa menyelenggarakan program pelatihan, pengembangan karyawan & manajemen.
b) Jaminan Sosial dan Kesehatan
 Seluruh pegawai hendaknya diikut sertakan sbg peserta jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) melalui
BPJS Ketenagakerjaan.
 Bbrp Program yg bs diikuti adalah:
o Program Jaminan Hari Tua (JHT),
o Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan
o Program Jaminan Kematian (JK),
 Hal ini bertujuan u/: Menjamin adanya keamanan & kepastian bagi karyawan terhadap risiko-risiko sosial
ekonomi seperti: saat terjadi peristiwa kecelakaan kerja, cacat, hari tua & meninggal dunia, yg mengakibatkan
berkurangnya a/ terputusnya penghasilan tenaga kerja.
 “Risiko sosial ekonomi yg ditanggulangi o/program tsb terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan kerja, cacat,
hari tua & meninggal dunia, yg mengakibatkan berkurangnya a/ terputusnya penghasilan tenaga kerja &/atau
membutuhkan perawatan medis.”
 Kesehatan karyawan merupakan salah satu kunci utama dari tercapainya kinerja karyawan scr individu &
Perusahaan scr keseluruhan. O/k nya, upaya menjaga kesehatan karyawan menjadi tanggung jawab bersama.
 Perusahaan memfasilitasi karyawan dng bbrp kegiatan yg diharapkan dpt membangkitan kesadaran & motivasi
dlm menjaga kesehatan masing-masing.

Adapun kegiatan yg bisa fasilitasi yaitu berupa:

 Pemerikaan kesehatan secara berkala meliputi fasilitas Medical Check Up;


 Pengobatan yaitu jaminan penggantian biaya rawat inap di RS, rawat jalan stlh keluar dari RS, biaya persalinan,
biaya perawatan gigi, penggantian kacamata, alat bantu dengar, pemeriksaan lab & pengobatan medis lainnya yg
direkomendasikan dokter pasca rawat inap.
 Selain itu perusahaan juga bisa mengikutsertakan pegawai & keluarganya dng asuransi kesehatan yg
diselenggarakan o/ BPJS Kesehatan.
Fasilitas ini bertujuan u/: Memberikan proteksi & biaya pertanggungan asuransi saat menjalani pemeriksaan kes.
a/ perawatan di RS termasuk jaminan bagi karyawati & istri karyawan yg menjalani persalinan.

Program kesehatan kerja yang diselenggarakan Perusahaan tsb termasuk promosi kesehatan, diantara meliputi:

 Penyuluhan Kesehatan Kerja


 Poster Kesehatan Kerja
 Pemasangan poster kesehatan kerja dilakukan di papan pengumuman yang tersedia di Perusahaan.

c) Kesehatan dan Keselamatan Kerja


 Setiap karyawan wajib scr aktif mencegah & menghindari terjadi kecelakaan kerja, musibah kebakaran,
pencurian & keadaan lain yg membahayakan keselamatan karyawan, kerusakan aset Perusahaan, &
lingkungan.
 Setiap karyawan wajib scr aktif menanggulangi bila terjadi kecelakaan kerja, musibah kebakaran,
kebanjiran, pencurian & kejadian lain yg membahayakan dan/ atau perusakan aset
 Perusahaan. Karyawan yg bertugas di luar kantor dng kendaraan roda 2 wajib menggunakan helm sbg
pelindung keselamatan.
Aspek Keselamatan Kerja merupakan salah satu hal yg jadi perhatian manajemen suatu Perusahaan.

Perusahaan berupaya u/:


 Menciptakan lingk kerja yg aman & nyaman
 Mendukung terciptanya kinerja Perusahaan yg optimal
Shg Perusahaan dituntut menciptakan lingk kerja yg sehat, bebas cedera & melakukan kegiatan operasional sesuai
kaidah yg berlaku.

V. Meningkatkan Investasi Kesehatan & Ketidak adilan Sosial

Indonesia adalah satu dari banyak negara yg berusaha u/ meningkatkan akses layanan kesehatannya bagi
masyarakat yg kurang beruntung, sebagai bagian dari komitmen WHO u/ “tidak mengabaikan siapapun,” dlm
mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yg berisi 17 Tujuan & 169 Target yg diharapkan dpt
dicapai pd th 2030.

Diantara nya SDGs 3: Fokus dlm memastikan kehidupan yg sehat bagi seluruh masyarakat di semua usia,
sementara SDGs 10: Fokus terhadap pengurangan ketimpangan di dlm & antar negara.

Banyak negara yg tlh membuat kemajuan dlm meningkatkan kesehatan masyarakat mereka secara keseluruhan
dlm berbagai bentuk, rata-rata kesehatan nasional tidak dpt menunjukkan semuanya.
Sekelompok masyarakat dpt kekurangan layanan kesehatan krn beberapa alasan, spt: Jenis kelamin mereka, di
mana mereka tinggal, berapa penghasilan mereka, pendidikan mereka, serta alasan sosial & budaya lainnya.

Negara berkembang masih kesulitan melakukan pemerataan kesehatan khususnya di lokasi-lokasi terpencil.

WHO mengambil contoh Indonesia, yg masih sulit memberi akses kesehatan yg baik kpd warganya di Papua
Barat. Perangkat kesehatan WHO yg disebut HEAT Plus diujicoba di Indonesia, membuat negara tsb mampu
mengembangkan laporan kesehatan nasional pertamanya terkait ketimpangan kesehatan negara

Kelahiran dpt menjadi hal yg berbahaya, krn kondisi yg tidak higienis dpt menambah ancaman kematian terhadap
ibu & bayinya, dng risiko terpapar tetanus.

Tetanus dpt dicegah dng vaksin yg tdk mahal, namun para wanita yg miskin a/ yg tinggal di wilayah terpencil
kerap kekurangan akses u/ mendptkan pelayanan penting spt imunisasi, shg memiliki risiko terserang tetanus yg
lebih besar.

Hal tsb terjadi di Indonesia pd th 2012. Program imunisasi tlh berhasil memberantas tetanus di 3 dari 4 wilayah
kepulauan terbesar di Indonesia. Namun rendahnya tkt vaksinasi di wilayah termiskin Papua Barat, menunjukkan
bahwa penyakit ini masih menjadi ancaman di Indonesia.

Stlh dilakukan berbagai usaha o/ pemerintah Indonesia u/ meningkatkan akses terhdp layanan kesehatan di
wilayah terpencil, & u/meningkatkan tkt vaksinasi di wilayah-wilayah kurang beruntung, Indonesia
mengumumkan th lalu bhw Indonesia sdh bebas tetanus, yg berarti kurang dari 1 kasus tetanus terjadi pd bayi yg
baru lahir dari 1000 kelahiran di setiap wilayah.

Berhasil memberantas tetanus adalah: “Pencapaian besar bagi Indonesia”

 Tetanus yang dialami bayi yang baru lahir menunjukkan ketimpangan kesehatan.
 Hal ini terjadi pada masyarakat miskin dan yang tinggal di wilayah yang tidak ter edukasi.”

VI. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerja sama bidang Kes. serta membangun Infrastruktur
yg kuat berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
5 butir rumusan strategi promosi kesehatan yg dihasilkan pd saat Konferensi Internasional Promkes di Ottawa
Canada th 1986, yaitu:

1) Kebijakan berwawasan Kesehatan (Health Publik Policy)


Hal ini ditujukan kpd para pembuat keputusan a/ penentu kebijakan, shg kebijakan-kebijakan yg dikeluarkan/
dikembangkannya berwawasan kesehatan.

Kebijakan pembangunan di bidang apa saja selalu mempertimbangkan dampak kesehatan bagi masyarakat,
misal: sblm mendirikan pabrik/ industri sblmnya dilakukan analisis dampak lingk, sejauh mana lingk akan
tercemar o/ limbah pabrik tsb.

2) Lingkungan yg mendukung (Supportive Environment)


Yaitu kegiatan u/ mengembangkan jaringan kemitraan & membangun suasana yg mendukung promosi kesehatan.
Kegiatan ini ditujukan kpd para pemimpin Ormas serta pengelola tempat-tempat umum (public places).

Semua kegiatan yg dilakukan hrs memperhatikan dampak nya terhadap lingkungan baik lingk fisik maupun
non fisik yg mendukung / membuat kondusif terhdp kesehatan masyarakat

3) Reorientasi pelayanan kesehatan ( Reorient Health Service)


Kesehatan masyarakat bukanlah hanya masalah pihak pemberi pelayanan ( provider) baik pemerintah maupun
swasta saja, tetapi hal ini merupakan masalah masyarakat itu sendiri ( konsumer).
O/ sbb itu berdsrkan hal tsb maka penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat jg merupakan tanggung
jawab bersama antara provider dan konsumer.

Melibatkan manyarakat dlm pelayanan kesehatan berarti memberdayakan masyarakat dlm memelihatra &
meningkatkan kesehatannya sendiri.

Bentuknya sangat bervariasi, misal: Membentuk lembaga Swadaya masyarakat (LSM) yg peduli terhdp
kesehatan, Posyandu, Forum Masyarakat Madani (FMM) yg konsen peduli KIA, Warga Peduli HIV/AIDS
(WPA), Komunitas Manyarakat Peduli TBC (KMP).

4) Ketrampilan Individu (Personal Skill)


Ketrampilan/ Kemampuan Skill Individu ini sangatlah penting. Tiap-tiap invidu yg berada di tengah masyarakat
mempunyai pengetahuan & ketrampilan yg baik dlm memelihara kesehatannya, mengenal penyebab
penyakit,mencegah,meningkatkan kesehatannya, mampu mencari pertolongan/ pengobatan yg layak bila mana
mereka a/ setiap anggotanya ada yg sakit.

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yg terdiri dari: Individu, kelompok & masyarakat. Kesehatan
masyarakat akan terwujud jika kesehatan individu a/ kelomp terwujud terlbh dahulu.

5) Gerakan Masyarakat (Community Action)


Perwujudan Derajat Kesehatan masyarakat akan menjadi lbh efektif jika unsur-unsur yg ada di masyarakat
melakukan kegiatan bersama-sama. Dengan perkataan lain: bhw meningkatan kegiatan-kegiatan masyarakat dlm
mengupayakan peningkatkan kesehatan masyarakat sendiri adalah: Wujud dari Gerakan Masyarakat.

VII. Sentralisasi & Desentralisasi Kebijakan Nasional


1. Promosi Kesehatan diselenggarakan dlm rangka Desentralisasi kearah otonomi daerah bid.Kes u/ menuju
Indonesia Sehat 2030
2. Promosi Kesehatan tdk berdiri sendiri ttp terpadu dng Program-Program Kes sejak dari garis depan Tkt
Kab/ Kota, Propinsi, Nasional, yg tercermin dlm koordinasi penyusunan anggaran
3. Promosi Kesehatan hrs berlandaskan: Paradigma Sehat
4. Promosi Kesehatan hrs didukung o/ kebijakan & per UU an, Keterjangkauan & Mutu pelayanan Kes,
JPKM, Subsidi, DLL.
5. Strategi Dasar hrs mengandung kemitraan
6. Dinkes Kab/ Kota: Melakukan koordinasi, Tingkatkan & bina Pemberdayaan Masy o/ Puskesmas, RS,
Sarana kesehatan lain, bina suasana & Advokasi tkt Kab/ Kota.
7. Pusat Promkes: Kembangkan Kebijakan Nas, Pedoman & Standar, Fasilitas & Koordinasi Promkes Daerah,
Bina suasana &Advokasi Tkt Nasional
8. Kemitraan adalah dlm rangka Good Governance
9. Promkes hrs berdasar fakta yg berdasarkan pendayagunaan data dlm perencanaan & Desain
10. Profil Promkes merupakan sarana penyedia data & Benchmarking
11. Peningkatan kemampuan promkes dilakukan scr bertahap
12. Peningkatan Promkes: dng kembangkan SDM & infrastruktur, krn tenaga ujung tombak hrs ditingkatkan
baik jmlh maupun mutunya
13. Pengembangan SDM Promkes scr profesionalisme

Anda mungkin juga menyukai