,MH
Partisipasi masyarakat merupakan suatu bentuk peran serta atau keterlibatan masyarakat dalam program
pembangunan. Partisipasi masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat merasa terlibat dan merasa bagian dari
pembangunan. Hal ini akan sangat berdampak positif terhadap keberhasilan pelaksanaan suatu program
pembangunan (Soetomo, 2006).
Mikkelsen (2003),mengatakan bahwa pembangunan pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dan
perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan
salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan prilaku tersebut.
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat dalam suatu proyek pembangunan, tetapi mereka tidak
ikut terlibat dalam pemgambilan keputusan.
2. Partisipasi adalah proses untuk membuat masyarakat menjadi lebih peka untuk meningkatkan kemauan
menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek pembangunan.
3. Partisipasi adalah suatu proses aktif, yang bermakna bahwa orang ataupun kelompok terkait mengambil
inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan sesuatu.
4. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara komunitas lokal dan pihak penyelenggara,pengimplementasian,
pemantauan, dan pengevaluasian staf agar dapat memeperoleh informasi tentang konteks sosial ataupun
dampak sosial.
5. Partsisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukan oleh dirinya
sendiri.
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.
Partisipasi adalah keadaan dimana individu, keluarga, maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab
terhadap kesehatan diri, keluarga ataupun kesehatan lingkungannya. Dalam suatu masyarakat bagaimanapun
sederhananya, selalu ada suatu stimulus. Mekanisme ini disebut pemecahan masalah atau proses pemecahan
masalah (Depkes, 2006).
Partisipasi adalah peran serta aktif anggota masyarakat dalam berbagai jenjang kegiatan. Dilihat dari konteks
pembangunan kesehatan, partisipasi adalah keterlibatan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk menjalin
kemitraan diantara berbagai aktivitas program kesehatan, mulai dari pendidikan kesehatan, kemandirian dalam
kesehatan, sampai dengan mengontrol perilaku masyarakat dalam menanggapi teknologi dan infrastrusktur
kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Ramli (1993), Pengertian partisipasi adalah sangat kompleks, sehingga tidak mudah untuk
mendefinisikannya secara lengkap. Hal ini terlihat dari pengertian yang di kemukakan beberapa ahli berikut ini:
1. Partisipasi adalah suatu konstribusi suka rela dari masyarakat terhadap program pemerintah yang dapat
menunjang pembangunan nasional tanpa turut serta dalam pembuatan program itu sendiri atau mengeritik
tetang isinya.
2. Partisipasi dalam arti yang luas ialah menyadarkan masyarakat dan meningkatkan kepekaan dan kemampuan
untuk memberikan respons terhadap program pembangunan dan juga mendorong prakarsa setempat.
3. Partisipasi meliputi keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program,
mengambil bagian dalam hasilnya serta terlibat dalam evaluasi program tersebut.
4. Partisipasi dalam keterlibatan secara aktif dalam pengambilan keputusan sejauh hal-hal yang berkaitan
dengan mereka
5. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat yang berhak dan wajib ikut serta dalam memecahkan masalah
(kesehatan), lebih bertanggung jawab dalam memperoleh kebutuhan (kesehatan), mengerahkan sumber-
sumber lokal dan mengusulkan pemecahan masalah baru, juga menciptakan dan mempertahankan organisasi
setempat.
6. Partisipasi adalah suatu proses aktif, artinya bahwa orang atau kelompok yang bersangkutan mengambil
prakarsa dan memastikan kewenangannya (otonomi) untuk melakukan hal tersebut.
7. Partisipasi adalah upaya yang terorganisasi untuk menguasai (mengendalikan) sumber-sumber daya dan
kelembagaan yang mengatur di dalam situasi sosial tertentu, bagi kelompok atau gerakan mereka yang selama
ini tersisihkan dari penguasaan/pengendalian tersebut.
Bagaimanapun luasnya interpretasi tentang partisipasi itu, suatu hal yang pasti ialah bahwa sebahagian besar dari
kita sependapat bahwa partisipasi itu sesuatu hal yang baik dan merupakan strategi penting untuk pembangunan.
Partisipasi masyarakat adalah suatu pendekatan atau jalan yang terbaik untuk pemecahan masalah-masalah
kesehatan dinegara-negara yang sedang berkembang, karena hal-hal berikut (Notoatmodjo, 2007):
1. Partisipasi masyarakat adalah cara paling murah. Dengan ikut berpartisipasi masyarakat dalam program-
program kesehatan, itu berarti diperoleh sumber daya dan dana dengan mudah untuk melengkapi fasilitas
kesehatan mereka sendiri.
2. Bila partisipasi itu berhasil, bukan hanya salah satu bidang saja yang dapat dipecahkan, tetapi dapat
menghimpun dana dan daya.
3. Partisipasi masyarakat membuat semua orang bertanggung jawab untuk kesehatannya sendiri.
4. Partisipasi masyarakat didalam pelayanan kesehatan adalah rangsangan dan bimbingan dari atas, bukan sesuatu
yang dipaksakan dari atas. Ini adalah suatu pertumbuhan yang alamiah, bukan yang semu.
5. Partisipasi masyarakat akan menjamin suatu perkembangan yang langsung, karena dasarnya adalah kebutuhan
dan kesadaran masyarakat.
6. Melalui partisipasi, setiap anggota masyarakat dirangsang untuk belajar berorganisasi, mengambil peran yang
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Faktor –Faktor Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Menurut Cary dalam Notoatmodjo (2005), mengatakan
bahwa partisipasi dapat tumbuh jika tiga kondisi berikut terpenuhi:
1. Merdeka untuk berpartisipasi, berarti ada kondisi yang memungkinkan anggota masyarakat untuk
berpartisipasi.
2. Mampu untuk berpatisipasi, adanya kapasitas dan kompetensi anggota masyarakat sehingga mampu untuk
memerikan sumbangan saran yang kontruksif untuk program.
3. Mau berpartisipasi, kemauan atau kesediaan anggota masyarakat untuk berpatisipasi dalam program.
Ketiga kondisi ini harus hadir secara bersama-sama. Apa bila orang mau dan mampu tetapi tidak merdeka
untuk partisipasi, maka orang tidak akan berpatisipasi.
Menurut Ross dalam Notoatmodjo(2005), terdapat tiga prakondisi tumbuhnya partisipasi, yaitu :
1. Mempunyai pengetahuan yang luas dan latar belakang yang memadai sehingga dapat mengidentifikasi masalah,
prioritas masalah dan melihat permasalahan secara komprehensif.
2. Mempunyai kemampuan untuk belajar cepat tentang permasalahan, dan belajar mengambil keputusan.
3. Kemampuan mengambil tindakan dan bertindak efektif.
Menurut Notoatmodjo(2005), yang mengutip pendapat Chapin, partipasi dapat diukur dari tinggi rendah sampai
yang tertinggi, yaitu:
Menurut Mikkelsen (2003), rendahnya partisipasi masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Adanya penolakan secara internal dikalangan anggota masyarakat dan penolakan eksternal terhadap pemerintah
2. Kurang dana
3. Terbatasnya informasi, pengetahuan atau pendidikan masyarakat; dan
4. Kurang sesuai dengan kebutuhan
Faktor-faktor yang Memengaruhi Partisisipasi Masyarakat Mikkelsen (2003) mengemukanan bahwa faktor-
faktor yang memegaruhi patisipasi masyarakat itu yaitu:
1. Faktor sosial yaitu dilihat adanya ketimpangan sosial masyarakat untuk berpartisipasi
2. Faktor budaya yaitu adanya kebiasaan atau adat istiadat yang bersifat tradisional statis dan tertutup terhadap
pembaharuan
3. Faktor politik yaitu apabila prosespembangunanyang dilaksanakan kurang melibatkan masyarakat pada awal
dan akhir proses pembangunan sehingga terkendala untuk berpatisipasi dan pengambilan keputusan
Menurut Depkes (1991) partisipasi masyarakat adalah di mana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut
serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga atau kesehatan masyarakat dilingkungannya.Pentingnya
partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan bukan semata-mata karena ketidakmampuan pemerintah
dalam upaya pembangunan, melainkan memang disadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk
mengenal dan memecahkan masalah kesehatan yang dihadapinya, mengingat sebagian besar masalah kesehatan
disebabkan perilaku masyarakat itu sendiri.
Dengan kata lain partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat
dalam memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan masyarakat.
Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya. Partisipasi masyarakat dalam bidang
kesehatan didasarkan kepada beberapa hal:
1. Community felt need apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, berakti masyarakat itu
memerlukan pelayanan tersebut, artinya pelayanan kesehatan bukanlah berdasarkan kebutuhan penguasa tapi
benar-benar kebutuhan masyarakat itu.
2. Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan partisipasi masyarakat adalah salah satu bentuk
pengorganisasian masyarakat, ini berakti fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.
3. Pelayanan kesehatan akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri, artinya tenaga dan penyelenggaranya akan
ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri yang didasarkan sukarela (Notoatmodjo,2007).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi partisipasi masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan
masyarakat adalah terciptanya suatu pelayanan untuk masyarakat dan oleh masyarakat.
Untuk Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions) promosi kesehatan bekerja
melalui kegiatan komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan,
merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah
memberdayakan komunitas –-kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka. Pengembangan
komunitas menekankan pengadaan sumber daya manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan
kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi
publik dalam masalah kesehatan.
Gerakan masyarakat dalam hal ini adalah upaya untuk memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar
berkembang kesadaran, kemauan dan kemampuannya di bidang kesehatan dengan kata lain agar masyarakat
secara proaktif mempraktikkan hidup bersih dan sehat secara mandiri. Gerakan masyarakat untuk kesehatan harus
mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, maka tidak akan terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan,
misalnya: jimpitan beras untuk mendukung kegiatan kebersihan di masyarakat, pos pelayanan terpadu untuk
mendukung kesehatan ibu hamil, bayi serta balita dan sebagainya.
5. Sosiological promotion
Pemasaran sosial merupakan aplikasi atau penerapan teknik dan strategi pemasaran komersial melalui tahapan
analisis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi aneka program yang dirancang untuk secara sengaja
mempengaruhi perilaku target subyek sasaran dalam upaya memperbaiki kesejahteraan perorangan dan
kesejahteraan masyarakat.
Pemasaran sosial adalah penerapan dan teknik pemasaran untuk menghasilkan manfaat sosial. Contohnya program
imunisasi menawarkan perlindungan terhadap penyakit campak, maka orang tua akan mengukur dan
membandingkan biaya dan keuntungan produk serta menentukan pilihan setuju atau tak setujukah memilih
perilaku “ membeli imunisasi “. Sukses diukur via jumlah cakupan orang yang telah diimunisasi.
1) Meningkatkan kualitas atau nilai upaya kesehatan yang diselenggarakan puskesmas, yang disesuaikan dengan
kebutuhan setiap segmentasi sasaran atau sasaran program kesehatan
2) Meningkatkan kepercayaan dan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang diselenggarakan
puskesmas.
3) Meningkatkan kualitas upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan puskesmas.
4) Meningkatkan nilai perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.
5) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran program terhadap ide atau perilaku hidup bersih dan
sehat yang di promosikan.
TIDAK ADA KEMAMPUAN. TIDAK ADA KEMAUAN. Tidak Pernah mencoba. Pernah - ada perilaku lain
yang terasa lebih menguntungkan/nyaman. Beri imbalan lebih bila melakukan perilaku yang dianjurkan. Pelatihan.
Apakah dilakukan dengan cara yang tepat. Praktek dengan umpan balik. Tidak. Perilaku yang dianjurkan terlalu
kompleks, mahal dan sulit. Perlu pelatihan. Apakah ada perilaku lain yang sesuai dan dapat dilakukan?. Sudah
tepat? Ya. Belum. Sudah.
Manajemen
Pesan/kampanye terarah pada konsumen
Segmentasi konsumen
Identitas produk atau positioning;
Manfaat dapat dirasakan oleh konsumen;
Biaya yang harus dibayar untuk berubah perilaku;
Ketersediaan produk
Saluran komunikasi diminati kelompok sasaran (segmen konsumen yang disasar);
Pemantauan & Evaluasi dalam rangka menyempurnakan produk (layanan dan kampanye)
Perubahan kognitif : Setelah pemberian informasi secara terus menerus maka kelompok sasaran tersebut paham
dan mengganti konsepnya yang selama ini keliru diganti dengan konsep baru.
Perubahan perilaku : Perubahan perilaku di pengaruhi oleh interest atau tujuan dari individu dan kemauan
individu tersebut untuk mengimplementasikan pengetahuannya & Perubahan yang diharapkan dari pemasaran
sosial.
Perubahan nilai : Perubahan yang paling diharapkan dalam perubahan perilaku karena individu tersebut tidak
akan kembali ke perilaku lama yang telah ditinggalkan.
Aspek sosial
Isu sosial
Kependudukan
Tingginya angka kelahiran
Pendekatan teknologi
Variasi alat kontrasepsi
Pendekatan ekonomi
Pil KB gratis, pemberian kredit pada akseptor KB
Pendekatan edukasi
Penyuluhan, brosur, leaflet, billboard tentang Keluarga Berencana
Pendekatan legal/hukum
Peraturan gaji --- anak ke-3 dst tidak ditanggung
PEMASASARAN SOSIAL KESEHATAN PERKOTAAN Seksi Promosi Kesehatan Sub Dinas PKPL Dinas
Need DemandWant Kons : Constan pasif Variant pasif Variant aktif Nilai : Perkiraan kapasitas produk dapat
memuaskan sasaran Kepuasan : Biaya : Pengorbanan konsumen untuk memperoleh produk yang dibutuhkan,
yang bisa dinilai dengan uang Perbandingan antara harapan dengan kenyataan yang didapatkan oleh sasaran
Pasar (Market) : - Sekelompok sasaran potensial (customer)
Mau dan mampu melakukan pertukaran
Jumlah orang dalam kelompok = besar pasar Manajemen Pemasaran : Suatu proses perencanaan dan penetapan
konsep, harga, promosi dan pendistribusian barang, layanan dan idea dalam upaya mewujudkan suatu proses
pertukaran dengan target kelompok yang memberi kepuasan konsumen serta tercapainya tujuan organisasi.
Filosofi Dasar Pemasaran : Proses pencapaian tujuan, yaitu terjadinya suatu pertukaran. Dilakukan secara
efisien, efektif dan bertanggung jawab Manfaat : PROVIDER CUSTOMER OWNER
SEMBILAN ELEMEN INTI PEMASARAN
Penting untuk mengarahkan masyarakat pada pilihan layanan yang “tepat” sehingga “customer” terpelihara dan
Puskesmas Perkotaan mampu bersaing dan survive bahkan sangat mungkin berkembang Kunci :
1. Sesuai permintaan masyarakat, mampu memberi solusi terhadap masalahnya
2. Customerized for individual
3. Efektif tetap dengan biaya yang efisien
4. Harus tetap memperhatikan kepentingan masyarakat banyak (berpihak kepada rakyat).
HEALTH SERVICES
a. Bentuk layanan kesehatan di Puskesmas Perkotaan berikan dalam bentuk Basic Health Services Promosi
Kesehatan Pencegahan penyakit termasuk imunisasi Perbaikan Gizi Masyarakat Kesehatan Ibu dan Anak serta
Keluarga berencana Kesehatan Lingkungan Pengobatan dasar Bentuk layanan kesehatan ini harus mencakup 2
jenis layanan, yaitu :
o Layanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Services)
o Layanan Kesehatan Individu Layanan Portfolio (Portfolio Services)
o Kumpulan jenis layanan kesehatan yang dianggap sebagai SBU.
b. Dasar-dasar pendekatan perubahan sosial
o legal approach pendekatan advokasi (loue 2006) GRASS ROOT APPROACH (PENDEKATAN AKAR
RUMPUT) TOP DOWN APPROACH (PENDEKATAN DARI ATAS KE BAWAH DENGAN
KEKUASAAN).
STRATEGI ADVOKASI
Tujuan advokasi yang baik dan terencana sering tidak tercapai atau tidak memenuhi harapan karena salah dalam
memilih strategi dalam mencapai tujuan
STRATEGI ADVOKASI (Loue, 2006):
Advokasi melalui media
Advokasi melalui pengadilan
Adokasi menggunakan jejaring
Advokasi melalui legislasi, perundangan dan peraturan
STRATEGI ADVOKASI (Martuti dkk, 2010):
Berdasarkan kekuatan apa yg ditonjolkan (fisik atau non fisik) ---Advokasi dng kekerasan----Advokasi non
violence
Berdasar pendekatan pada Pengambil Keputusan----Strategi konfrontatif----Strategi kooperatif
Berdasar aktifitas Pekerja Advokasi---Advokasi yang PROAKTIF (proaktif mempengaruhi kebijakan)----
Advokasi yang REAKTIF (mempengaruhi kebijakan ses kebijakan diundangkan/ ditetapkan secara hukum)
ADVOKASI PROAKTIF
o Lobby (lobi)
o Public hearing (dengar pendapat)
o Kampanye
Lobby atau Lobi (Oxford Disc): Kegiatan utk mendorong dan meloloskan suatu tujuan dng mempengaruhi
pegawai/ pejabat pemerintah atau anggota dewan sebelum kebijakan diputuskan 6 langkah lobi:
a. Bangun hubungan dan jadi sumber informasi
b. Prioritaskan isu, tdk minta terlalu bnyk
c. Datang dng tawaran solusi berdasar riset
d. Kumpulkan informasi secara intelijen
e. Siapkan kontak, materi brifing dan argumen pendukung/ bantahan
f. Lakukan kontak personal dan kelembagaan
Kiat lobi:
1. Bawa alat lobi berupa informasi terkait isu (latar belakang, data dan fakta, telaah ketimpangan kebijakan dan
arah yg diinginkan)
2. Fact sheet, Booklet atau Position paper
3. Datang dengan konsep rumusan solusi masalah terkait kebijakan yg matang dan jelas
5 PRINSIP LOBI:
ADVOKASI REAKTIF :
Demonstrasi
Legal standing (tuntutan hukum)
Class Action (gugatan perwakilan)
Boikot
Revolusi
DEMONSTRASI (1)
Apa tujuan demo? Siapa yg terlibat, berapa jumlahnya, adakah kemampuan utk kendalikan agar tidak anarkis,
apa dampak yg ditimbulkan?
Siapa pemimpin demo? jika ada penangkapan atau pelanggaran hukum siapa yg bertanggungjawab? Siapa yg
akan membela secara hukum (pengacara), “ijin” demo.
DEMONSTRASI (2)
Menjadi pressure dan menarik pers utk publikasi isu
Beaya relatif mahal
Beaya sosial tinggi bila tak terkendali
Pertimbangkan baik utk Demo.
LEGAL STANDING : Tuntutan hukum di pengadilan oleh indivdu atau kelomp/organisasi yg bertindak utk
mewakili kepentingan publik tanpa harus didasarkan pd kepentingan hukum tuntutan, tanpa penderita atau kuasa
hukum yg menderita.
CONTOH LEGAL STANDING : Tahun 1988 yaitu kasus gugatan Yayasan WALHI thd 5 instansi pemerintah
dan PT HU di pengadilan negri Jakarta.
CLASS ACTION
Hak kelompok kecil masy untuk bertindak mewakili masy dlm jmlh besar yg dirugikan atas dasar kesamaan
permasalahan, fakta hukum dan tuntutan yg ditimbulkan
Biasanya terkait tuntutan perdata terkait ganti rugi.
CONTOH CLASS ACTION
Masih jarang dipraktekkan di Indonesia pada hal cepat, praktis, murah
Tuntutan ganti rugi pemadaman listrik PLN oleh LBH Jkt dan YLKI
Tuntutan ganti rugi korban Lapindo.
BOIKOT
Melakukan pembangkanngan atau penolakan melaksanakan kebijakan pemerintah
Bentuk konfrontasi tanpa kekerasan
Contoh: boikot pajak kendaraan bermotor, biasanya diawali deklarasi lalu diikuti kampanye.
REVOLUSI (1)
Sebuah perubahan cepat, fundamental dan domestik dlm nilai nilai yg dominan dr suatu masy dlm lembg politik,
struktur sosial, kepemimpinan dari aktifitas pemerintah dan politik (Huntington dan Tilly (1978).
REVOLUSI (2)
Kegiatan utk merubah sistem politik yg ada secara cepat dan radikal
Melalui collective action baik cara damai maupun kekerasan
Merupakan pilihan strategi terakhir bila cara cara lain tidak berhasil.
DISKUSI KELOMPOK
Dalam mengantisipasi kebijakan kenaikan BBM, kelompok mhs bermaksud lakukan Demo
Pengguna botol gas Elpiji menjadi korban ledakan dan klp mhs ingin menuntut pembuat kebijakan
Strategi yg mana? Kepada siapa? Kenapa dipilih? Alternatif lain? Bila memilih demo perundangan &
prosedur apa terkait uraikan singkat?
Presentasi Kelompok.
Pendekatan medical Pendekatan yang melibatkan kedokteran untuk mencegah atau meringankan kesakitan,
dengan menggunakan metode persuasive maupun peternalistik
Startegi pendekatan => advokasi Advokasi adalah suatu cara yang digunakan guna mencapai suatu tujuan yang
merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan
dalam kebijakan public secara bertahap maju.
Dukungan Sosial (social support) Dukungan social adalah ketersdiaan sumber daya yang memberikan
kenyamanan fisik dan psikologis sehingga kita dapat melaksanakan kehidupan dengan baik, dukungan social ini
adalah orang lain yang berinteraksi dengan petugas. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih
kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pendekatan Perilaku Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu masyarakat,
sehingga mereka mengambil gaya hidup “ sehat’’. Contohnya antara lain mengajarkan orang bagaimana
menghentikan merokok, pendidikan tentang minum alkohol “wajar “,mendorong orang untuk melakukan latihan
olahraga, memelihara gigi, makan makanan yang baik dan seterusnya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan
ini akan merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat’’ merupakan hal paling baik bagi kliennya dan akan melihatnya
sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat
yang menguntungkan.
Education Promosi Kesehatan di bidang Education (pendidikan)lebih di tekankan pada perubahan/perbaikan
perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.
STRATEGI :
Pemberdayaan Warga Sekolah dan Masyarakat Lingkungan Sekolah dalam Membangun Lingkungan Sekolah
yang Sehat
Penggalangan Kemitraan untuk Meningkatkan Upaya Promosi Kesehatan di Sekolah
Memberikan Pendidikan Kesehatan bagi Anak
Pengkajian/Penelitian untuk Meningkatkan Program Promosi Kesehatan di Sekolah
Memberikan Akses Pelayanan Kesehatan yang Bersifat Promotif dan Preventif bagi Peserta Didik
Berperan Aktif dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
HASIL YANG DIHARAPKAN :
Anak Sekolah Menjadi Kader Kesehatan Bagi Keluarganya
Sekolah Menjadi Lembaga Pembelajaran Dlm Promkes
Para Guru Menjadi Mitra Pengembangan Promkes Di Sekolah
Anak Sekolah Tumbuh Sehat & Berprestasi
Contoh Promosi Kesehatan yang dapat dilakukan di bidang Pendidikan (sekolah)
Pentingnya Cuci Tangan yang benar
Tata cara gosok Gigi yang benar menurut kesehatan
Tata cara gosok Gigi yang benar menurut kesehatan
Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat membantu merekamengidentifikasi apa yang
ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat keputusandan pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan
dan nilai mereka. Peran promotorkesehatan adalah bertindak sebagai fasilitator, membantu orang
mengidentifikasike pedulian-kepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan serta ketrampilan yangmereka
butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan. Pemberdayaan diri sendiri kliendilihat sebagai central dari tujuan
ini. Klien dihargai sama yang mempunyaipengetahuan, ketrampilan dan kemampuan berkontribusi dan siapa yang
mempunyai hak absolute untuk mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri.
Perubahan sosial
1. Definisi perubahan sosial : selo soemarjan. Perubahan sosial adalah segala perubahan- perubahan pada
lembaga- lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
dalam nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku diantaranya kelompok- kelompok dalam masyaraka
2. Kingsley davis. Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat.
3. Gillin. Perubahan- perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena
perubahan –perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisis penduduk, ideologi, maupun karena
penemuan baru dalam masyarakat.
Koentjaraningrat, dalam bukunya Pengantar Athropologi (1996). Menjelaskan bahwa perubahan sosial budaya
yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu :
Adapun tujuannya adalah untuk melakukan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi supaya
mendukung keadaan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.
Pendekatan perubahan sosial, pendekatan ini memberikan nilai penting bagi hak demokrasi untuk mengubah
masyarakat agar mempunyai komitmen pada kesehatanya. Orang – orang yang menerapkan pendekatan ini dapat
melakukan aksi politik atau sosial untuk mengubah lingkungan fisik dan sosial yangmendukung kesehatan.
Contoh : ibu hamil minum air yang berasal dari tanah yang tercemar limbah pabrik dalam waktu lama maka akan
menyebabkan gangguan kehamilan dan janin ; untuk mencegah agar air tanah tidak tercemar limbah pabrik
banyak aksi sosial yang dilakukan untuk mendukung supaya air tanah tidak tercemar dan sebagainya.