Anda di halaman 1dari 12

Selasa, 31 Agustus 2021 – PROMOSI KESEHATAN P.6 – Dosen : Mukhadiono, SST.

,MH

Partisipasi pendidikan kesehatan

 Partisipasi masyarakat merupakan suatu bentuk peran serta atau keterlibatan masyarakat dalam program
pembangunan. Partisipasi masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat merasa terlibat dan merasa bagian dari
pembangunan. Hal ini akan sangat berdampak positif terhadap keberhasilan pelaksanaan suatu program
pembangunan (Soetomo, 2006).
 Mikkelsen (2003),mengatakan bahwa pembangunan pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dan
perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan
salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan prilaku tersebut.

Ada enam tafsiran dan makna berbeda tentang partisipasi yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat dalam suatu proyek pembangunan, tetapi mereka tidak
ikut terlibat dalam pemgambilan keputusan.
2. Partisipasi adalah proses untuk membuat masyarakat menjadi lebih peka untuk meningkatkan kemauan
menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek pembangunan.
3. Partisipasi adalah suatu proses aktif, yang bermakna bahwa orang ataupun kelompok terkait mengambil
inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan sesuatu.
4. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara komunitas lokal dan pihak penyelenggara,pengimplementasian,
pemantauan, dan pengevaluasian staf agar dapat memeperoleh informasi tentang konteks sosial ataupun
dampak sosial.
5. Partsisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukan oleh dirinya
sendiri.
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

 Partisipasi adalah keadaan dimana individu, keluarga, maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab
terhadap kesehatan diri, keluarga ataupun kesehatan lingkungannya. Dalam suatu masyarakat bagaimanapun
sederhananya, selalu ada suatu stimulus. Mekanisme ini disebut pemecahan masalah atau proses pemecahan
masalah (Depkes, 2006).
 Partisipasi adalah peran serta aktif anggota masyarakat dalam berbagai jenjang kegiatan. Dilihat dari konteks
pembangunan kesehatan, partisipasi adalah keterlibatan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk menjalin
kemitraan diantara berbagai aktivitas program kesehatan, mulai dari pendidikan kesehatan, kemandirian dalam
kesehatan, sampai dengan mengontrol perilaku masyarakat dalam menanggapi teknologi dan infrastrusktur
kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
 Menurut Ramli (1993), Pengertian partisipasi adalah sangat kompleks, sehingga tidak mudah untuk
mendefinisikannya secara lengkap. Hal ini terlihat dari pengertian yang di kemukakan beberapa ahli berikut ini:
1. Partisipasi adalah suatu konstribusi suka rela dari masyarakat terhadap program pemerintah yang dapat
menunjang pembangunan nasional tanpa turut serta dalam pembuatan program itu sendiri atau mengeritik
tetang isinya.
2. Partisipasi dalam arti yang luas ialah menyadarkan masyarakat dan meningkatkan kepekaan dan kemampuan
untuk memberikan respons terhadap program pembangunan dan juga mendorong prakarsa setempat.
3. Partisipasi meliputi keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program,
mengambil bagian dalam hasilnya serta terlibat dalam evaluasi program tersebut.
4. Partisipasi dalam keterlibatan secara aktif dalam pengambilan keputusan sejauh hal-hal yang berkaitan
dengan mereka
5. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat yang berhak dan wajib ikut serta dalam memecahkan masalah
(kesehatan), lebih bertanggung jawab dalam memperoleh kebutuhan (kesehatan), mengerahkan sumber-
sumber lokal dan mengusulkan pemecahan masalah baru, juga menciptakan dan mempertahankan organisasi
setempat.
6. Partisipasi adalah suatu proses aktif, artinya bahwa orang atau kelompok yang bersangkutan mengambil
prakarsa dan memastikan kewenangannya (otonomi) untuk melakukan hal tersebut.
7. Partisipasi adalah upaya yang terorganisasi untuk menguasai (mengendalikan) sumber-sumber daya dan
kelembagaan yang mengatur di dalam situasi sosial tertentu, bagi kelompok atau gerakan mereka yang selama
ini tersisihkan dari penguasaan/pengendalian tersebut.

Bagaimanapun luasnya interpretasi tentang partisipasi itu, suatu hal yang pasti ialah bahwa sebahagian besar dari
kita sependapat bahwa partisipasi itu sesuatu hal yang baik dan merupakan strategi penting untuk pembangunan.

Nilai-Nilai Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah suatu pendekatan atau jalan yang terbaik untuk pemecahan masalah-masalah
kesehatan dinegara-negara yang sedang berkembang, karena hal-hal berikut (Notoatmodjo, 2007):
1. Partisipasi masyarakat adalah cara paling murah. Dengan ikut berpartisipasi masyarakat dalam program-
program kesehatan, itu berarti diperoleh sumber daya dan dana dengan mudah untuk melengkapi fasilitas
kesehatan mereka sendiri.
2. Bila partisipasi itu berhasil, bukan hanya salah satu bidang saja yang dapat dipecahkan, tetapi dapat
menghimpun dana dan daya.
3. Partisipasi masyarakat membuat semua orang bertanggung jawab untuk kesehatannya sendiri.
4. Partisipasi masyarakat didalam pelayanan kesehatan adalah rangsangan dan bimbingan dari atas, bukan sesuatu
yang dipaksakan dari atas. Ini adalah suatu pertumbuhan yang alamiah, bukan yang semu.
5. Partisipasi masyarakat akan menjamin suatu perkembangan yang langsung, karena dasarnya adalah kebutuhan
dan kesadaran masyarakat.
6. Melalui partisipasi, setiap anggota masyarakat dirangsang untuk belajar berorganisasi, mengambil peran yang
sesuai dengan kemampuan masing-masing.

 Faktor –Faktor Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Menurut Cary dalam Notoatmodjo (2005), mengatakan
bahwa partisipasi dapat tumbuh jika tiga kondisi berikut terpenuhi:
1. Merdeka untuk berpartisipasi, berarti ada kondisi yang memungkinkan anggota masyarakat untuk
berpartisipasi.
2. Mampu untuk berpatisipasi, adanya kapasitas dan kompetensi anggota masyarakat sehingga mampu untuk
memerikan sumbangan saran yang kontruksif untuk program.
3. Mau berpartisipasi, kemauan atau kesediaan anggota masyarakat untuk berpatisipasi dalam program.
Ketiga kondisi ini harus hadir secara bersama-sama. Apa bila orang mau dan mampu tetapi tidak merdeka
untuk partisipasi, maka orang tidak akan berpatisipasi.

Menurut Ross dalam Notoatmodjo(2005), terdapat tiga prakondisi tumbuhnya partisipasi, yaitu :

1. Mempunyai pengetahuan yang luas dan latar belakang yang memadai sehingga dapat mengidentifikasi masalah,
prioritas masalah dan melihat permasalahan secara komprehensif.
2. Mempunyai kemampuan untuk belajar cepat tentang permasalahan, dan belajar mengambil keputusan.
3. Kemampuan mengambil tindakan dan bertindak efektif.

Menurut Notoatmodjo(2005), yang mengutip pendapat Chapin, partipasi dapat diukur dari tinggi rendah sampai
yang tertinggi, yaitu:

1. Kehadiran individu dalam pertemuan-pertemuan


2. Memberikan bantuan dan sumbangan keuangan
3. Keanggotaan dalam kepanitiaan
4. Posisi kepemimpinan.

Menurut Mikkelsen (2003), rendahnya partisipasi masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Adanya penolakan secara internal dikalangan anggota masyarakat dan penolakan eksternal terhadap pemerintah
2. Kurang dana
3. Terbatasnya informasi, pengetahuan atau pendidikan masyarakat; dan
4. Kurang sesuai dengan kebutuhan

Faktor-faktor yang Memengaruhi Partisisipasi Masyarakat Mikkelsen (2003) mengemukanan bahwa faktor-
faktor yang memegaruhi patisipasi masyarakat itu yaitu:

1. Faktor sosial yaitu dilihat adanya ketimpangan sosial masyarakat untuk berpartisipasi
2. Faktor budaya yaitu adanya kebiasaan atau adat istiadat yang bersifat tradisional statis dan tertutup terhadap
pembaharuan
3. Faktor politik yaitu apabila prosespembangunanyang dilaksanakan kurang melibatkan masyarakat pada awal
dan akhir proses pembangunan sehingga terkendala untuk berpatisipasi dan pengambilan keputusan

Partisipasi Masyarakat dalam Bidang Kesehatan

Menurut Depkes (1991) partisipasi masyarakat adalah di mana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut
serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga atau kesehatan masyarakat dilingkungannya.Pentingnya
partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan bukan semata-mata karena ketidakmampuan pemerintah
dalam upaya pembangunan, melainkan memang disadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk
mengenal dan memecahkan masalah kesehatan yang dihadapinya, mengingat sebagian besar masalah kesehatan
disebabkan perilaku masyarakat itu sendiri.

Dengan kata lain partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat
dalam memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan masyarakat.

Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya. Partisipasi masyarakat dalam bidang
kesehatan didasarkan kepada beberapa hal:

1. Community felt need apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, berakti masyarakat itu
memerlukan pelayanan tersebut, artinya pelayanan kesehatan bukanlah berdasarkan kebutuhan penguasa tapi
benar-benar kebutuhan masyarakat itu.
2. Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan partisipasi masyarakat adalah salah satu bentuk
pengorganisasian masyarakat, ini berakti fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.
3. Pelayanan kesehatan akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri, artinya tenaga dan penyelenggaranya akan
ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri yang didasarkan sukarela (Notoatmodjo,2007).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi partisipasi masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan
masyarakat adalah terciptanya suatu pelayanan untuk masyarakat dan oleh masyarakat.

4. Gerakan Masyarakat(Community Action)


Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak
bersama-sama. Dari kutipan piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: Promosi Kesehatan adalah upaya yang
dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan sendiri. Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik
pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehat, masyarakat
perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu
berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan
derajat setinggi-tingginya, ternyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan.
Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini
sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya”.

Untuk Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions) promosi kesehatan bekerja
melalui kegiatan komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan,
merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah
memberdayakan komunitas –-kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka. Pengembangan
komunitas menekankan pengadaan sumber daya manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan
kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi
publik dalam masalah kesehatan.

Gerakan masyarakat dalam hal ini adalah upaya untuk memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar
berkembang kesadaran, kemauan dan kemampuannya di bidang kesehatan dengan kata lain agar masyarakat
secara proaktif mempraktikkan hidup bersih dan sehat secara mandiri. Gerakan masyarakat untuk kesehatan harus
mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, maka tidak akan terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan,
misalnya: jimpitan beras untuk mendukung kegiatan kebersihan di masyarakat, pos pelayanan terpadu untuk
mendukung kesehatan ibu hamil, bayi serta balita dan sebagainya.

5. Sosiological promotion
Pemasaran sosial merupakan aplikasi atau penerapan teknik dan strategi pemasaran komersial melalui tahapan
analisis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi aneka program yang dirancang untuk secara sengaja
mempengaruhi perilaku target subyek sasaran dalam upaya memperbaiki kesejahteraan perorangan dan
kesejahteraan masyarakat.

Pemasaran sosial adalah penerapan dan teknik pemasaran untuk menghasilkan manfaat sosial. Contohnya program
imunisasi menawarkan perlindungan terhadap penyakit campak, maka orang tua akan mengukur dan
membandingkan biaya dan keuntungan produk serta menentukan pilihan setuju atau tak setujukah memilih
perilaku “ membeli imunisasi “. Sukses diukur via jumlah cakupan orang yang telah diimunisasi.

Tujuan Pemasaran Sosial dalam upaya promkes di Puskesmas

1) Meningkatkan kualitas atau nilai upaya kesehatan yang diselenggarakan puskesmas, yang disesuaikan dengan
kebutuhan setiap segmentasi sasaran atau sasaran program kesehatan
2) Meningkatkan kepercayaan dan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang diselenggarakan
puskesmas.
3) Meningkatkan kualitas upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan puskesmas.
4) Meningkatkan nilai perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.
5) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran program terhadap ide atau perilaku hidup bersih dan
sehat yang di promosikan.

Manfaat pemasaran sosial dalam upaya promosi kesehatan di puskesmas.

1) Kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan terpenuhi.


2) Upaya promosi kesehatan dapat dilakukan secara efisien, efektif dan bertanggung jawab.
3) Perilaku hidup bersih dan sehat mempunyai value di masyarakat.
4) Meluruskan atau mengatasi rumor yang terlanjur beredar di masyarakat terkait dengan pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat.
5) Membangun “smart providers” dan “ smart clients” terkait upaya kesehatan yang diselenggarakan puskesmas.
Tantangan dalam pemasaran sosial

 Produk yang ditawarkan bukan hal yang dibutuhkan (negative demand)


 Merupakan isu yang sensitive
 Keuntungan atau benefit yang akan diperoleh tidak jelas
 Sulit untuk divisualisasikan karena produk tidak nyata /intangible
 Perubahan membutuhkan waktu yang lama
 Adanya konflik budaya
 Adanya pengamatan publik
 Keterbatasan dana
 Mencakup banyak sarana (multiple public)
 Tidak adanya “pola pikir dan naluri pemasaran” (marketing mindset)
 Kecil kemungkinan untuk memodifikasi produk yang akan ditawarkan.

Tidak adanya perhatian/minat terhadap perilaku STRATEGI


baru, karena:
 Penyadaran
 Ketidak-tahuan (ignorance)  Membangkitkan minat
 Dianggap tidak relevan  Merubah nilai yang menghambat.
 Tidak sesuai dengan nilai/prinsip
TIDAK BERPERILAKU YANG DIANJURKAN

 Kurangi kerugian tersebut


 Secara langsung terasa ada kerugian
 Apakah tahu tentang perilaku tersebut
 Tingkatkan kesan terhadap konsekwensi yang positif
 TIDAK : Tidak menunjukkan hasil secara langsung &Beri informasi
 TAHU : Jelaskan konsekwensi positif dapat melakukannya?
o Dapat, tapi tidak mau melakukan
o Tidak, tingkatkan imbalan bila melakukan
o Terasa lebih menguntungkan bila tidak melakukan,
o Tidak diberi imbalan bila tidak melakukan

TIDAK ADA KEMAMPUAN. TIDAK ADA KEMAUAN. Tidak Pernah mencoba. Pernah - ada perilaku lain
yang terasa lebih menguntungkan/nyaman. Beri imbalan lebih bila melakukan perilaku yang dianjurkan. Pelatihan.
Apakah dilakukan dengan cara yang tepat. Praktek dengan umpan balik. Tidak. Perilaku yang dianjurkan terlalu
kompleks, mahal dan sulit. Perlu pelatihan. Apakah ada perilaku lain yang sesuai dan dapat dilakukan?. Sudah
tepat? Ya. Belum. Sudah.

Elemen pemasaran sosial dalam upaya promosi kesehatan di puskesmas.

1. Strategi pemasaran sosial, mempunyai 3 (tiga) elemen inti yaitu :


 Segmentasi sasaran (segmentation)
 Pentargetan (targeting)
 Pemosisian (positioning)
2. Taktik pemasaran sosial, mempunyai 3 (tiga) elemen inti, yaitu:
 Diferensiasi (differentiation)
 Bauran pemasaran (marketing mix)
 Penjualan (selling)
Strategi Awal Pemasaran Sosial Taktik Pemasaran Sosial

 Segmentasi sasaran promosi kesehatan/ KIE  Diferensiasi


(komunikasi informasi edukasi)  Bauran pemasaran (marketing mix)
 Menetapkan target sasaran utama  Penjualan (selling)
 Pemosisian pesan (Positioning)
Faktor penentu pemasaran sosial dalam upaya promosi kesehatan

 Manajemen
 Pesan/kampanye terarah pada konsumen
 Segmentasi konsumen
 Identitas produk atau positioning;
 Manfaat dapat dirasakan oleh konsumen;
 Biaya yang harus dibayar untuk berubah perilaku;
 Ketersediaan produk
 Saluran komunikasi diminati kelompok sasaran (segmen konsumen yang disasar);
 Pemantauan & Evaluasi dalam rangka menyempurnakan produk (layanan dan kampanye)

Perubahan yang diharapkan dari pemasaran sosial

 Perubahan kognitif : Setelah pemberian informasi secara terus menerus maka kelompok sasaran tersebut paham
dan mengganti konsepnya yang selama ini keliru diganti dengan konsep baru.
 Perubahan perilaku : Perubahan perilaku di pengaruhi oleh interest atau tujuan dari individu dan kemauan
individu tersebut untuk mengimplementasikan pengetahuannya & Perubahan yang diharapkan dari pemasaran
sosial.
 Perubahan nilai : Perubahan yang paling diharapkan dalam perubahan perilaku karena individu tersebut tidak
akan kembali ke perilaku lama yang telah ditinggalkan.

CONTOH INTERVENSI PADA PROGRAM KELUARGA BERENCANA

 Aspek sosial
 Isu sosial
 Kependudukan
 Tingginya angka kelahiran
 Pendekatan teknologi
 Variasi alat kontrasepsi
 Pendekatan ekonomi
 Pil KB gratis, pemberian kredit pada akseptor KB
 Pendekatan edukasi
 Penyuluhan, brosur, leaflet, billboard tentang Keluarga Berencana
 Pendekatan legal/hukum
 Peraturan gaji --- anak ke-3 dst tidak ditanggung

PEMASASARAN SOSIAL KESEHATAN PERKOTAAN Seksi Promosi Kesehatan Sub Dinas PKPL Dinas

 Kesehatan Provinsi Jawa Tengah


 Pemasaran ? Proses sosial & manajemen untuk mencapai tujuan yang diinginkan dua belah fihak melalui
penciptaan penawaran dan pertukaran nilai suatu produk/layanan
 P. Bisnis : Orientasi keuntungan uang/materi
 P.Sosial : Orientasi keuntungan sosial - perilaku sehat - sadar gizi - tingkat kesehatan masyarakat Tidak menutup
kemungkinan materi sbg hasil akhir
 Proses Pertukaran dalam Layanan Kesehatan Layanan prima Biaya terjangkau Cepat dilayani Aman dan Sukses
Tarif wajar Cash and Carry Kepatuhan pasien Word of mouth Pemberi Layanan Kesehatan Konsumen/ Sasaran
Nilai Cost Satisfactory 1 2

 Need DemandWant Kons : Constan pasif Variant pasif Variant aktif Nilai : Perkiraan kapasitas produk dapat
memuaskan sasaran Kepuasan : Biaya : Pengorbanan konsumen untuk memperoleh produk yang dibutuhkan,
yang bisa dinilai dengan uang Perbandingan antara harapan dengan kenyataan yang didapatkan oleh sasaran
 Pasar (Market) : - Sekelompok sasaran potensial (customer)
 Mau dan mampu melakukan pertukaran
 Jumlah orang dalam kelompok = besar pasar Manajemen Pemasaran : Suatu proses perencanaan dan penetapan
konsep, harga, promosi dan pendistribusian barang, layanan dan idea dalam upaya mewujudkan suatu proses
pertukaran dengan target kelompok yang memberi kepuasan konsumen serta tercapainya tujuan organisasi.

 Filosofi Dasar Pemasaran : Proses pencapaian tujuan, yaitu terjadinya suatu pertukaran. Dilakukan secara
efisien, efektif dan bertanggung jawab Manfaat : PROVIDER CUSTOMER OWNER
 SEMBILAN ELEMEN INTI PEMASARAN

1.Strategi : Segmentasi sasaran, Pentargetan, Pemosisian


2.Taktik : Diferensiasi, Markerting Mix (bauran pemasaran), Selling
3.Nilai/Value : Merek (Brand), Layanan (service), Proses.

MENGAPA P.S. PENTING UNT PUSK. KOTA ?


1. Lingkungan sasaran yang selalu berubah : Tehnologi, Hukum dan Politis, Sosio Kultural, Market, Ekonomi
Setiap perubahan di “repon” secara tepat agar Pasar tetap terpelihara.
2. T untutan layanan (service) yang customized.
3. Biaya kesehatan yang semakin membubung.

Penting untuk mengarahkan masyarakat pada pilihan layanan yang “tepat” sehingga “customer” terpelihara dan
Puskesmas Perkotaan mampu bersaing dan survive bahkan sangat mungkin berkembang Kunci :
1. Sesuai permintaan masyarakat, mampu memberi solusi terhadap masalahnya
2. Customerized for individual
3. Efektif tetap dengan biaya yang efisien
4. Harus tetap memperhatikan kepentingan masyarakat banyak (berpihak kepada rakyat).

HEALTH SERVICES

a. Bentuk layanan kesehatan di Puskesmas Perkotaan berikan dalam bentuk Basic Health Services Promosi
Kesehatan Pencegahan penyakit termasuk imunisasi Perbaikan Gizi Masyarakat Kesehatan Ibu dan Anak serta
Keluarga berencana Kesehatan Lingkungan Pengobatan dasar Bentuk layanan kesehatan ini harus mencakup 2
jenis layanan, yaitu :
o Layanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Services)
o Layanan Kesehatan Individu Layanan Portfolio (Portfolio Services)
o Kumpulan jenis layanan kesehatan yang dianggap sebagai SBU.
b. Dasar-dasar pendekatan perubahan sosial
o legal approach pendekatan advokasi (loue 2006) GRASS ROOT APPROACH (PENDEKATAN AKAR
RUMPUT) TOP DOWN APPROACH (PENDEKATAN DARI ATAS KE BAWAH DENGAN
KEKUASAAN).
STRATEGI ADVOKASI

 Tujuan advokasi yang baik dan terencana sering tidak tercapai atau tidak memenuhi harapan karena salah dalam
memilih strategi dalam mencapai tujuan
STRATEGI ADVOKASI (Loue, 2006):
 Advokasi melalui media
 Advokasi melalui pengadilan
 Adokasi menggunakan jejaring
 Advokasi melalui legislasi, perundangan dan peraturan
STRATEGI ADVOKASI (Martuti dkk, 2010):
 Berdasarkan kekuatan apa yg ditonjolkan (fisik atau non fisik) ---Advokasi dng kekerasan----Advokasi non
violence
 Berdasar pendekatan pada Pengambil Keputusan----Strategi konfrontatif----Strategi kooperatif
 Berdasar aktifitas Pekerja Advokasi---Advokasi yang PROAKTIF (proaktif mempengaruhi kebijakan)----
Advokasi yang REAKTIF (mempengaruhi kebijakan ses kebijakan diundangkan/ ditetapkan secara hukum)

ADVOKASI PROAKTIF

o Lobby (lobi)
o Public hearing (dengar pendapat)
o Kampanye
Lobby atau Lobi (Oxford Disc): Kegiatan utk mendorong dan meloloskan suatu tujuan dng mempengaruhi
pegawai/ pejabat pemerintah atau anggota dewan sebelum kebijakan diputuskan 6 langkah lobi:
a. Bangun hubungan dan jadi sumber informasi
b. Prioritaskan isu, tdk minta terlalu bnyk
c. Datang dng tawaran solusi berdasar riset
d. Kumpulkan informasi secara intelijen
e. Siapkan kontak, materi brifing dan argumen pendukung/ bantahan
f. Lakukan kontak personal dan kelembagaan

Kiat lobi:

1. Bawa alat lobi berupa informasi terkait isu (latar belakang, data dan fakta, telaah ketimpangan kebijakan dan
arah yg diinginkan)
2. Fact sheet, Booklet atau Position paper
3. Datang dengan konsep rumusan solusi masalah terkait kebijakan yg matang dan jelas

5 PRINSIP LOBI:

1. Jangan emosional atau arogan


2. Jangan menguasai forum dialog dan jangan biarkan lawan kuasai forum (seimbang)
3. Jangan memaksakan kehendak dan merasa paling Benar
4. Jangan mengemis, posisikan sebagai pelobi yg punya posisi tawar
5. Jangan datang lobi tanpa bawa konsep dan alat lobi

HEARING (Dengar Pendapat- RDP):

 Hearing pd pengambil keputusan (biasanya sdh termasuk bagian dari lobi)


 Hearing kepada publik (public hearing) dng tujuan mensosialisasikan gagasan dan mencari masukan dan
menyerap aspirasi masyarakat sekitar isu tsb.
 Dapat dilakukan dengan diskusi, debat terbuka atau seminar, sarasehan dsb
KAMPANYE
 Kegiatan utk sosialisasikan ide, wacana, pandangan thd suatu kebijakan dg tujuan mendapat dukungan publik.
 “Proses terorganisir utk membentuk pendapat publik”
ALAT KAMPANYE
 Media massa
 Media cetak: leaflet, booklet, poster, koran, majalah, siaran pers, artikel, feature
 Media elektronik: radio, tv, dialog interaktif
 Media moderen: FB, Twitter
5 PRINSIP BEKERJA DENGAN PERS
 PERS mitra, bukan musuh
 PERS bisa bermanfaat (how to)
 Beri informasi yg Benar (jaga kredibilitas)
 PERS tidak mentah mengutip info dari kita (akan cek kebenaran dan bandingkan dng sumber lain)
 Berikan pemahaman menurut perspektif kita (Pers akan ambil sikap sendiri
SYARAT BEKERJA DENGAN PERS
 Mempunyai kemampuan dasar menulis
 Dapat berkomunikasi dng baik
 Mengenal secara pribadi beberapa reporter atau wartawan atau editor
 Siap membagi informasi dng Pers (punya Press release)
 TAHU kapan gunakan pers dan selalu mengecek apa kegiatan organisasi dimuat atau tidak.

ADVOKASI REAKTIF :
 Demonstrasi
 Legal standing (tuntutan hukum)
 Class Action (gugatan perwakilan)
 Boikot
 Revolusi
DEMONSTRASI (1)
 Apa tujuan demo? Siapa yg terlibat, berapa jumlahnya, adakah kemampuan utk kendalikan agar tidak anarkis,
apa dampak yg ditimbulkan?
 Siapa pemimpin demo? jika ada penangkapan atau pelanggaran hukum siapa yg bertanggungjawab? Siapa yg
akan membela secara hukum (pengacara), “ijin” demo.
DEMONSTRASI (2)
 Menjadi pressure dan menarik pers utk publikasi isu
 Beaya relatif mahal
 Beaya sosial tinggi bila tak terkendali
 Pertimbangkan baik utk Demo.
LEGAL STANDING : Tuntutan hukum di pengadilan oleh indivdu atau kelomp/organisasi yg bertindak utk
mewakili kepentingan publik tanpa harus didasarkan pd kepentingan hukum tuntutan, tanpa penderita atau kuasa
hukum yg menderita.
 CONTOH LEGAL STANDING : Tahun 1988 yaitu kasus gugatan Yayasan WALHI thd 5 instansi pemerintah
dan PT HU di pengadilan negri Jakarta.

CLASS ACTION
 Hak kelompok kecil masy untuk bertindak mewakili masy dlm jmlh besar yg dirugikan atas dasar kesamaan
permasalahan, fakta hukum dan tuntutan yg ditimbulkan
 Biasanya terkait tuntutan perdata terkait ganti rugi.
CONTOH CLASS ACTION
 Masih jarang dipraktekkan di Indonesia pada hal cepat, praktis, murah
 Tuntutan ganti rugi pemadaman listrik PLN oleh LBH Jkt dan YLKI
 Tuntutan ganti rugi korban Lapindo.
BOIKOT
 Melakukan pembangkanngan atau penolakan melaksanakan kebijakan pemerintah
 Bentuk konfrontasi tanpa kekerasan
 Contoh: boikot pajak kendaraan bermotor, biasanya diawali deklarasi lalu diikuti kampanye.
REVOLUSI (1)
 Sebuah perubahan cepat, fundamental dan domestik dlm nilai nilai yg dominan dr suatu masy dlm lembg politik,
struktur sosial, kepemimpinan dari aktifitas pemerintah dan politik (Huntington dan Tilly (1978).
REVOLUSI (2)
 Kegiatan utk merubah sistem politik yg ada secara cepat dan radikal
 Melalui collective action baik cara damai maupun kekerasan
 Merupakan pilihan strategi terakhir bila cara cara lain tidak berhasil.
DISKUSI KELOMPOK
 Dalam mengantisipasi kebijakan kenaikan BBM, kelompok mhs bermaksud lakukan Demo
 Pengguna botol gas Elpiji menjadi korban ledakan dan klp mhs ingin menuntut pembuat kebijakan
 Strategi yg mana? Kepada siapa? Kenapa dipilih? Alternatif lain? Bila memilih demo perundangan &
prosedur apa terkait uraikan singkat?
 Presentasi Kelompok.

Macam-macam perubahan sosial

Pendekatan medical Pendekatan yang melibatkan kedokteran untuk mencegah atau meringankan kesakitan,
dengan menggunakan metode persuasive maupun peternalistik

Startegi pendekatan => advokasi Advokasi adalah suatu cara yang digunakan guna mencapai suatu tujuan yang
merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan
dalam kebijakan public secara bertahap maju.

Dukungan Sosial (social support) Dukungan social adalah ketersdiaan sumber daya yang memberikan
kenyamanan fisik dan psikologis sehingga kita dapat melaksanakan kehidupan dengan baik, dukungan social ini
adalah orang lain yang berinteraksi dengan petugas. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih
kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.

Menurut Piagam Ottawa, kegiatan-kegiatan promosi kesehatan berarti:


a. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (build healthy public policy)
b. Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments)
c. Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions)
d. Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills)
e. Bergerak ke masa depan (moving into the future)

Pendekatan Perilaku Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu masyarakat,
sehingga mereka mengambil gaya hidup “ sehat’’. Contohnya antara lain mengajarkan orang bagaimana
menghentikan merokok, pendidikan tentang minum alkohol “wajar “,mendorong orang untuk melakukan latihan
olahraga, memelihara gigi, makan makanan yang baik dan seterusnya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan
ini akan merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat’’ merupakan hal paling baik bagi kliennya dan akan melihatnya
sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat
yang menguntungkan.
Education Promosi Kesehatan di bidang Education (pendidikan)lebih di tekankan pada perubahan/perbaikan
perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.

Tujuan diadakannya promosi kesehatan di sekolah yakni untuk :


a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di kalangan masyarakat sekolah
c. Meningkatkan lingkungan sekolah yang sehat, aman dan nyaman.
d. Meningkatkan pendidikan kesehatan di sekolah
e. Meningkatkan akses (kesempatan) untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah
f. Meningkatkan peran aktif peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah
g. Meningkatkan penerapan kebijakan sehat dan upaya di sekolah untuk mempromosikan kesehatan

STRATEGI :
 Pemberdayaan Warga Sekolah dan Masyarakat Lingkungan Sekolah dalam Membangun Lingkungan Sekolah
yang Sehat
 Penggalangan Kemitraan untuk Meningkatkan Upaya Promosi Kesehatan di Sekolah
 Memberikan Pendidikan Kesehatan bagi Anak
 Pengkajian/Penelitian untuk Meningkatkan Program Promosi Kesehatan di Sekolah
 Memberikan Akses Pelayanan Kesehatan yang Bersifat Promotif dan Preventif bagi Peserta Didik
 Berperan Aktif dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
HASIL YANG DIHARAPKAN :
 Anak Sekolah Menjadi Kader Kesehatan Bagi Keluarganya
 Sekolah Menjadi Lembaga Pembelajaran Dlm Promkes
 Para Guru Menjadi Mitra Pengembangan Promkes Di Sekolah
 Anak Sekolah Tumbuh Sehat & Berprestasi
Contoh Promosi Kesehatan yang dapat dilakukan di bidang Pendidikan (sekolah)
 Pentingnya Cuci Tangan yang benar
 Tata cara gosok Gigi yang benar menurut kesehatan
 Tata cara gosok Gigi yang benar menurut kesehatan
 Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
 Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
 Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah

Berpusat Pada KLien

Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat membantu merekamengidentifikasi apa yang
ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat keputusandan pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan
dan nilai mereka. Peran promotorkesehatan adalah bertindak sebagai fasilitator, membantu orang
mengidentifikasike pedulian-kepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan serta ketrampilan yangmereka
butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan. Pemberdayaan diri sendiri kliendilihat sebagai central dari tujuan
ini. Klien dihargai sama yang mempunyaipengetahuan, ketrampilan dan kemampuan berkontribusi dan siapa yang
mempunyai hak absolute untuk mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri.

Perubahan sosial

1. Definisi perubahan sosial : selo soemarjan. Perubahan sosial adalah segala perubahan- perubahan pada
lembaga- lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
dalam nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku diantaranya kelompok- kelompok dalam masyaraka
2. Kingsley davis. Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat.
3. Gillin. Perubahan- perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena
perubahan –perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisis penduduk, ideologi, maupun karena
penemuan baru dalam masyarakat.

Koentjaraningrat, dalam bukunya Pengantar Athropologi (1996). Menjelaskan bahwa perubahan sosial budaya
yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu :

1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat,


2. Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil dan perubahan yang besar pengaruhnya,
3. Perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan.

Adapun tujuannya adalah untuk melakukan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi supaya
mendukung keadaan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.

Pendekatan perubahan sosial, pendekatan ini memberikan nilai penting bagi hak demokrasi untuk mengubah
masyarakat agar mempunyai komitmen pada kesehatanya. Orang – orang yang menerapkan pendekatan ini dapat
melakukan aksi politik atau sosial untuk mengubah lingkungan fisik dan sosial yangmendukung kesehatan.
Contoh : ibu hamil minum air yang berasal dari tanah yang tercemar limbah pabrik dalam waktu lama maka akan
menyebabkan gangguan kehamilan dan janin ; untuk mencegah agar air tanah tidak tercemar limbah pabrik
banyak aksi sosial yang dilakukan untuk mendukung supaya air tanah tidak tercemar dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai