Dosen : Asrin, MN
Organisasi Selluler
Sel merupakan struktur terkecil organisme yang dapat mengatur aktivitas kehidupan sendiri
Sel terdiri: membran plasma, sitoplasma, nukleus dan nukleoplasma
Didalam sitoplasma terdapat organel dengan fungsi spesifik
Fungsi Organel
Membran plasma: memberi bentuk sel, melekatkan sel pada sel lain.
Fungsi membran plasma sebagai:
Pintu gerbang transport selektif makanan dan produk buangan ke dalam dan ke luar sel
Membangkitkan potensial membran
Bekerja sebagai saluran komunikasi untuk kontrol sinyal dari sekitar tubuh
Nukleus mengandung genom DNA, yang mengkode (memberi perintah) untuk sintesa protein
Retikulum endoplastik dan Aparatus Golgi bersama sama mensintesa protein dibawah kontrol RNA didalam
ribosom, menurut perintah DNA
Mitokondria tempat metabolisme sel, merubah makanan menjadi ATP
Lisosom tempat sintesa enzim pencernakan
Efek pertama sel yang cedera adalah: lesi biokimia → yaitu perubahan reaksi kimia / metabolik didalam sel
Kerusakan biokimia dapat menyebabkan gangguan fungsi sel (fisiologi)
Kelainan biokimia dan fungsional dapat menyebabkan perubahan morfologik (anatomi)
Serangan pada sel tidak selalu mengakibatkan gangguan fungsi, umumnya ada mekanisme adaptasi seluler
terhadap stimulus
Misal otot yang mendapat tekanan → adaptasinya hipertropi (misal pada hipertensi → pembesaran jantung)
Perubahan pada sel yang mengalami cedera awalnya biokimia → fungsional (fisiologi) → morfologik (lesi)
Jika sel diserang tetapi tidak mati (sub letal) → sering terjadi perubahan morfologik yang reversibel
Jika stimulus hilang sel dapat kembali sehat, jika stimulus tidak hilang sel akan mati
Perubahan subletal pada sel secara alami disebut: degeneratif
Kematian Selluler
Jika pengaruh buruk pada sel hebat dan berlangsung lama → sel tidak mampu lagi beradaptasi → proses
ireversibel → kematian sel (nekrosis)
Nekrosis adalah kematian sel ireversibel yang terjadi ketika sel cedera berat dalam waktu lama dimana sel
tidak mampu beradaptasi lagi atau memperbaiki dirinya sendiri (hemostasis)
Piknosis → inti sel menyusut, batas tidak teratur, berwarna gelap (inti piknotik)
Karioreksis → inti hancur, membentuk fragmen kromatin yang menyebar (inti kariorektik)
Kariolisis → inti tidak dapat diwarnai, dan inti hilang
Macam Nekrosis
Nekrosis koagulatif: sel nekrotik bentuknya tetap, akibat sel litik dihambat kondisi lokal → pada jantung,
ginjal, limpa
Nekrosis liquefaktif: sel nekrosik mengalami pencairan akibat kerja enzim → pada otak dan medulla spinalis
Nekrosis kaseosa: sel nekrotik hancur, tetapi pecahanya tetap berada disekitarnya → pada paru
Gangren: nekrosis koagulatif akibat kekurangan aliran darah dan disertai tumbuhnya bakteri safrofit yang
berlebihan (gangren kering pada tungkai, gangren basah pada usus)
Nekrosis lemak enzimatis (pankreatik) → nekrosis terjadi akibat enzim pankreas mengalir diluar duktus →
pada pankreas
Indikator Nekrosis
Kematian Somatik
Peradangan
Peradangan atau inflamasi adalah reaksi lokal pada vaskuler dan unsur unsur pendukung jaringan terhadap
cedera yang mengakibatkan pembentukan eksudat kaya protein
Peradangan merupakan respon protektif sistem imune non spesifik yang bekerja untuk melokalisasi,
menetralisir atau menghancurkan agent pencedera dalam persiapan untuk proses penyembuhan
Tanda Peradangan
Eksudasi: aliran cairan yang cepat melalui dinding pembuluh darah ke jaringan yang mengalami peradangan.
Sistem limfatik membuang segala kelebihan cairan yang tersisa didalam ruang interstitial
Marginasi (pavementing): akibat aliran darah lambat dan viskositas yang tinggi, leukosit bergerak kebagian
perifer dari arus (menempel pada dinding vaskuler)
Emigrasi atau diapedesis: gerak leukosit keluar dari pembuluh darah melewati celah antara dua endotel,
dengan pseudopodia
Kemotaksis: gerakan leukosit menuju sasaran karena “sinyal” kimia
Media Peradangan
Sel yang terlibat dalam proses peradangan adalah: leukosit fagositik (neutrofil atau PMN, makrofag atau
eosinofil) trombosit dan limfosit
Keluarnya sel dari pembuluh darah: neutrofil (PMN) mendominasi pada awal pembentukan eksudat,
kemudian didominasi sel makrofag (monosit)
Limfosit dan sel plasma → ditemukan dalam peradangan kronis
Pola Peradangan
Penyembuhan Luka
Resolusi: proses penyembuhan normal yaitu jaringan diperbaiki dengan sel jenis yang sama (regenerasi) atau
penggantian jaringan parut atau keduanya
Penyembuhan primer: penyembuhan dengan jaringan parut minimal, biasanya pada luka insisi bedah (tepi
rata)
Penyembuhan sekunder: penyembuhan dengan banyak jaringan parut, pada luka dengan tepi kasar dan
bercelah
Luka insisi